Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUMBUH KEMBANG ANAK

Oleh :
1. Khofifah Khusnul Khusnun
2. Elma Triana Rosanti
3. Kunti Masruroh
4. Rita Julianti
5. M. Fachrul Irawan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Anak


Topik : Tumbuh Kembang Anak
Sub Topik : Mengasuh dan Membimbing Anak sesuai dengan Tahap
Perkembangan
Sasaran : Keluarga di lingkungan posyandu langsat
Hari/Tanggal : Selasa, 04 Mei 2021
Jam : 15.00 WITA – selesai
Tempat : Jl. Batu Cermin

1. Tujuan
1.1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak pada
keluarga An. M selama 30 menit, diharapkan keluarga dapat lebih
memahami pentingnya perkembangan dan pertumbuhan anak serta dapat
mengasuh dan membimbing anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
1.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
dapat :
1) Menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan dengan benar.
2) Menyebutkan kembali faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang.
3) Menyebutkan minimal 2 dari fase perkembangan dan pertumbuhan anak.
4) Menyebutkan hal yang perlu diperhatikan dalam mengasuh dan
membimbing anak.
5) Menyebutkan prinsip dalam mengasuh dan membimbing anak.

2. Materi
Terlampir
3. Media
1) Materi SAP
2) Leaflet
4. Metode
1) Penyuluhan
2) Tanya jawab

5. Uraian Tugas
1) Membuka acara penyuluhan, kemudian memperkenalkan diri kepada
pasien dan keluarga.
2) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal pasien selama proses
penyuluhan
4) Memotivasi pasien dan keluarga untuk bertanya.
5) Mengevaluasi tentang kejelasan materi penyuluhan.
6) Kegiatan pembelajaran :

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien


1 5 menit Pembukaan 1) Menjawab
1) Memberi salam salam
2) Menjelaskan tujuan 2) Mendengarkan
penyuluhan 3) Menyimak
3) Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan
disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan 1) Mendengarkan
Menjelaskan materi 2) Menyimak
penyuluhan : 3) Menanyakan
1) Menjelaskan
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
anak.
2) Menjelaskan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
tumbuh kembang.
3) Menjelaskan fase
perkembangan dan
pertumbuhan anak.
4) Menjelaskan hal
yang perlu
diperhatikan dalam
mengasuh dan
membimbing anak.
5) Menjelaskan
prinsip dalam
mengasuh dan
membimbing anak.
3 5 menit Evaluasi 1) Mendengarkan
1) Mengevaluasi tentang 2) Menjawab
kejelasan materi 3) Menanyakan
penyuluhan.
4 5 menit Penutup 1) Menjawab
1) Mengucapkan salam
terima kasih.
2) Mengucapkan
salam.
6. Evaluasi
1) Evaluasi Proses
a. Keluarga antusias dengan materi penyuluhan.
b. Keluarga mengikuti paparan penyuluhan sampai selesai.
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan dijawab dengan tepat.
2) Evaluasi Hasil
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami materi
yang telah disampaikan.
Lampiran

MATERI
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh


sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan
berat badan.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih


sempurna dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu


meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi
antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan
sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama
dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


a. Faktor Genetik
Faktor keturunan sangat menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Contoh : jenis kelamin, suku bangsa.
b. Faktor Lingkungan
 Prenatal (Sebelum Hamil)
Gizi ibu waktu hamil, obat-obatan yang dikonsumsi, penyakit yang
diderita saat hamil, trauma (cedera) yang pernah dialami ketika hamil, contoh :
terjatuh/kecelakaan stress, pekerjaan yang terlalu berat.
 Post Natal (Setelah Lahir)
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis,
cuaca dan musim, sanitasi, kebersihan rumah, stimulasi, motivasi orang tua,
cara mendidik dan sosok keluarganya.
3. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
Dari lahir – 1) Belajar mengangkat kepala.
3 bulan 2) Belajar mengikuti objek dengan matanya.
3) Melihat ke wajah orang dengan tersenyum.
4) Bereaksi terhadap suara/bunyi.
5) Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak.
6) Menahan barang yang dipegangnya.
3 – 6 bulan 1) Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada
dengan tangan.
2) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam
jangkauannya atau di luar jangkauannya.
3) Menaruh benda-benda di mulut.
4) Berusaha memperluas lapangan pandangan.
5) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak
bermain.
6) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
6 – 9 bulan 1) Dapat duduk tanpa dibantu.
2) Dapat tengkurap dan berbalik sendiri.
3) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati
seseorang.
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain.
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
9 – 12 bulan 1) Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
2) Dapat berjalan dengan dituntun.
3) Menirukan suara.
4) Mengulang bunyi yang didengarnya.
5) Belajar mengatakan satu atau dua kata.
6) Mengerti perintah sederhana dan larangan.
12 – 18 1) Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah.
bulan 2) Menyusun 2 atau 3 kotak.
3) Dapat mengatakan 5-10 kata.
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
18 – 24 1) Naik turun tangga.
bulan 2) Menyusun 6 kotak.
3) Menunjuk mata dan hidungnya.
4) Menyusun dua kata.
5) Belajar makan sendiri.
6) Menggambar garis di kertas atau pasir.
2 – 3 tahun 1) Belajar meloncat, memanjat, melompat, dengan satu
kaki.
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak.
3) Mampu menyusun kalimat.
4) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti
kata-kata yang ditujukan kepadanya.
3 – 4 tahun 1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.
2) Berjalan pada jari kaki.
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
4) Menggambar garis silang.
5) Menggambar orang hanya kepala dan badan.
6) Mengenal 2 atau 3 warna.
7) Bicara dengan baik.
8) Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya.
9) Banyak bertanya.
4 – 5 tahun 1) Melompat dan menari.
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.
3) Menggambar segi tiga dan segi empat.
4) Pandai bicara.
5) Dapat menghitung jari-jarinya.
6) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu.
7) Dapat mencuci tangan tanpa bantuan.

4. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengasuh dan Membimbing


Anak
Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oleh
faktor bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan
dalam mengasuh anak.
1. Faktor bawaan
Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :
o Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara,
cerdas, bodoh, dll
o Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang
berkulit hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll
Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan
pengaruh faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak
ada satu anak pun yang persis sama. Dalam mengasuh dan
membimbing anak, kita tidak boleh membandingkan perkembangan
anak yang satu dengan yang lainnya, tanpa memperhatikan sifat
mereka masing-masing.
2. Faktor lingkungan
Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan
dalam keluarga dan hal lain yang berpengaruh dalam perkembangan
anak, seperti sarana dan prasarana yang tersedia, misalnya alat
bermain, lapangan bermain atau televisi.
Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi
tertentu dari anak, shingga mempercepat perkembangan anak. Namun,
faktor lingkungan juga dapat mmeperlambat atau mengganggu
kelangsungan perkembangan anak. Peran orangtua adalah
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak ke
arah yang positif.

5. Prinsip dalam Mengasuh dan Membimbing Anak


1. Mengasuh dan Membimbing Anak Umur 0 – 1,5 Tahun
a. Ciri dan tuntutan perkembangan
o Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan merupakan
dasar yang penting dalam hubungan anak dengan lingkungannya
o Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang
menyenangkan dengan ibunya dan sesedikit mungkin mengalami
hal-hal yang kurang menyenangkan
b. Sikap orangtua
o Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan
menimbulkan perasaan aman serta percaya pada bayi
o Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga
menimbulkan rasa aman dan percaya pada bayi
o Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu ketat
dengan jadwal pemberian makanan, karena setiap bayi mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda
o Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi
minum ASI, yaitu dengan cara memeluknya
o Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya.
Tangisan tidak selalu berarti bayi lapar.
o Angkat dan peluklah bayi anda serta gendonglah berkeliling
rumah/halaman sambil menunjukkan benda-benda yang ada di
sekitarnya
o Sering-seringlah berbicara kepada bayi anda setiap hari, pada saat
memakaikan pakaian, memberinya makan, memandikan, atau ketika
melakukan kesibukan rumah tangga lainnya. Bayi tidak pernah
terlalu muda untuk diajak berbicara
o Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah
gerakan, mimik, dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan
kegiatan anda pula.
o Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan,
sehingga ia akan tertidur dengan nyaman.
o Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan
warna. Hal ini akan mempercepat perkembangan bayi anda.
Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam
hubungan ibu dan anak pada tahap ini akan menyebabkan
terganggunya pembentukan rasa aman dan percaya. Hal ini
menyebabkan goyahnya tahap perkembangan berikutnya. Anak
diliputi rasa tidak aman dan tidak percaya.
c. Gagguan/penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini
o Kesulitan makan
o Mudah terangsang, marah, tersinggung (Irritabilitas)
o Menolak segala sesuatu yang baru
o Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan
menolak lingkungan
Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada
masa dewasa kemungkinan besar akan timbul kelainan jiwa yang
bercorak ketergantungan yang kuat seperti :
o Depresi (rasa murung, sedih, dan perasaan tertekan)
o Adiksi obat (ketergantungan obat)
o Skizofrenia (gangguan jiwa dengan kepribadian terpecah)
2. Mengasuh dan Membimbing Anak Umur 1,5 – 3 Tahun
a. Ciri dan tuntutan perkembangan
o Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan kemauannya
sendiri, sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat
dilakukannya
o Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak
ia kehendaki
o Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan
mengatur badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi
dasar terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian
hari
b. Sikap orangtua

o Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan


hal-hal yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan
menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas
untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat
belum diimbangi oleh kemmapuan untuk melaksanakannya secara
wajar dan rasional
o Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan
demikian ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan.
Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau berhubungan
dengan orang lain, anak masih bersifat egoistis, yaitu
mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang lain sebagai
obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri
o Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang
mudah dimengerti
o Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan
doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat
atau dengar
o Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat
lainnya
o Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain,
membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan
pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk
bertanggung jawab.
o Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan
buang air besar pada tempatnya, namun jangan terlalu ketat
o Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan
ajaklah ia makan bersama keluarga
o Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak
mau bermain balok-balok atau menggambar
o Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun
jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan
tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan
mengajaknya berbicara.
c. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan


o Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)
o Tingkah laku kejam
o Tingkah laku menentang dan keras kepala
o Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai
oleh sikap menyerang
3. Mengasuh dan Membimbing Anak Umur 3 –5 Tahun
a. Ciri dan tuntutan perkembangan

o Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan


meniru kegiatan di sekitarnya.
o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan
menunjukkan inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak
mementingkan hasilnya. Pengalaman dalam melakukan aktivitas
ini amat penting artinya bagi anak.
o Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan
meninggalkan tugas yang diberikan kepadanya untuk melakukan
yang lain. Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu
bertentangan dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga
anak mengalami kekecewaan
o Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi
anak, dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting
baginya. Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-
ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya, dan
anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya
o Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang,
benci, irihati, persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula
perasaan takut dan cemas.
o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui
tahap ini. Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu
sangat penting
o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan
mau dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih
sayang yang sama, baik terhadap anak perempuan ataupun anak
laki-laki
o Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak
wanita akan beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki
dengan ayahnya (identitas seksual maupun identitas diri)
o Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah
tangga, sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen)
baik secara lahiriah maupun kejiwaan, maka akan terjadi
identifikasi (proses meniru) yang salah. Anak laki-laki akan
beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih mengembangkan
sikap kewanitaan dan sebaliknya
o Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-
kadang, ia terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak
laki-laki memegang alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan
dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi
dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada usia 6 tahun.
b. Sikap orangtua

o Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya,


sehingga ia mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan
belajar dari kesalahan tersebut
o Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu,
berbelanja ke pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang
rusak
o Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat
cemas, karena pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat
kelaminnya (kastrasi), sedangkan pada anak perempuan timbul rasa
iri hati.
o Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh
anak
o Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak
o Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah
perlu lebih akrab dengan anak laki-lakinya
o Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau
menunda jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya
adik keluar dari perut mama, jawablah bahwa keluarnya melalui
jalan lahir, jangan katakan dibelah dari perut. Hal ini akan
menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif pada jiwanya
o Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng.
Kemudian diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa
pertanyaan kepada anak
o Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan
saudara tanpa ditemani.
o Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak.
Dengarkanlah ia dan tunjukkanlah bahwa anda mengerti
pembicaraannya dengan mengulangi apa yang dikatakannya. Pada
saat ini janganlah menggurui, mencaci dan menyepelekannya
o Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta
tata tertib dan sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat
o Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak
bermain bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi
anak
o Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak
merasa bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan
sesuatu, serta serba salah dalam bergaul
c. Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan belajar
o Masalah sekolah
o Masalah pergaulan dengan teman
o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif
DAFTAR PUSTAKA

Markum A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 1995
Whaley & Wong, Nursing Care of Infant’s and Children, Fifth Edition, Mosby
Company, Missouri, 1995
Martono, Lydia Herlina, Mengasuh dan Membimbing Anak Dalam Keluarga,
Edisi I, PT Pustaka Antara, Jakarta, 1996

Anda mungkin juga menyukai