Nama: Muhammad Handy Mahendra NRP: 25-2016-003 Kelas: TL-A Jawaban UAS LET (Limbah Dan Energi Terbarukan)
Nama: Muhammad Handy Mahendra NRP: 25-2016-003 Kelas: TL-A Jawaban UAS LET (Limbah Dan Energi Terbarukan)
NRP: 25-2016-003
Kelas: TL-A
Jawaban UAS LET (Limbah dan Energi Terbarukan)
Jawab:
Pada bagan ini menjelaskan aliran material dari sampah perkotaan yang kemudian akan diolah
sesuai dengan jenis dari sampah tersebut, dan terdapat beberapa pengolahan limbah yang perlu
dilakukannya proses insinerasi menggunakan insinerator. Pengolahan sampah domestik rumah
tangga dapat dilakukan menggunakan dua cara yaitu:
Jika sampah dipilah secara langsung dari sumber, maka aka nada proses pungumpulan yang
dapat memisahkan sampah sesuai dengan jenis dan karakteristiknya terutama untuk limbah B3.
Pengumpulan untuk limbah B3 masih belum optimal dikarenakan masih sering dilakukannya
pengumpulan limbah B3 tercampur dengan limbah domestik rumah tangga. Jika sudah
tercampur, maka ada beberapa tipe sampah yang perlu dilakukannya proses insinerasi dan ada
beberapa tipe sampah yang masih layak untuk dilakukannya daur ulang.
Jawab:
Asumsi:
Air yang digunakan adalah air bersih, maka dianggap tidak menganggu VS
Volume digester
OLR yang didapat dari perhitungan akan dibandingan dengan OLR kriteria desain yaitu <2kg
VS/m3 hari
Laju aliran substrat = volume sampah yang diolah + volume air yang ditambah
kg = 1 liter
12.8 kg VS
Konsentrasi substrat yang masuk = ) × 1000 liter = 45,71 kg VS/m3
280liter
liter VS
180 ×45.71 kg
Maka OLR = hari m3 = 1.14 kg VS/m3 hari
7200 liter
Oleh karena itu, OLR perhitungan < OLR kriteria desain, maka volume reactor AD 7.2 m3 dapat
diterima
Digester tipe fixed-dome didesain dengan perbandingann ukura 75% dari total volume digester
yang digunakan untuk pemprosesan substrat dan 25% dari total volume digester digunakan
sebagai penampung gas yang terbentuk. Pada kasus ini, volume dibutuhkan adalah 7,2 m 3, maka
ruang penampung gas yang diperlukan sebesar 1.8 m3, sehingga total volume yang dibutuhkan
adalah 9 m3
Diasumsikan nilai produksi biogas dari sampah adalah 0,67 m3/kg VS. Jika kandungan metana
pada biogas sebesar 60% maka dalam 1 hari:
60 m3 m3
Produksi gas metana = ×0.67 = 0.4
100 kg VS kg VS
m3
Volume gas metana = 0.4 ×12.8 kg VS = 5,12 m3
kg VS
m3
Volume biogas = 0.67 ×12.8 kg VS = 8,58 m3
kg VS
Penggunaan Biogas
Diasumsikan bahwa penggunaan biogas digunakan sebagai bahan bakar memasak. Rata
konsumsi oleh kompor sebanyak 0.4 m3 biogas perjam. Jika produksi biogas dalam sehari adalah
6,4 m3 maka jumlah sebanyak itu dapat digunakan untuk menyalakan satu buah kompor selama
16 jam atau 4 buah kompor selama 4 jam
3). Jelaskan mengenai pola di sebuah Insinerator skala kota yang ditampilkan pada
gambar berikut.
Jawab:
Truk sampah mengeluarkan sampah yang sudah terkumpul di tipping hall yang selanjutnya
dibuang ke suatu bunker, setelah truk sampah sudah mengeluarkan seluruh sampahnya kemudian
diangkut menggunkan alat bantu yaitu waste crane, sampah yang diangkut menggunakan crane
dipindahkan ke suatu tempat yaitu tempat penerima sampah atau waste feeding chute. Sampah
yang berada pada feeding chute didorong menggunakan ram feeder untuk masuk ke unit
pembakaran sampah atau incineration grate, setelah sampah masuk ke proses insinerasi
diberikan oksigen tambahan oleh suatu unit yaitu primary air fan, hal ini bertujuan untuk suplai
oksigen agar pembakaran terjadi secara sempurna. Kemudian abu sisa pembakaran dikumpulkan
ke dalam bottom ash bunker, pada bottom ash bunker mengeringkan sampah basah yang
diakibatkan dari percampuran sampah organik dan anorganik. Selanjutnya abu hasil pembakaran
yang masih panas diangkat menggunakan bottom ash crane. Secondary air fan menyuplai udara
agar abu tidak mengandung partikel yang berbahaya bagi lingkungan. Uap panas hasil abu
ditangkap dan digunakan untuk proses lain pada alat steam boiler. Pada boiler safety valve dapat
menggunakan uap yang sudah ditangkap dan dapat digunakan pada proses lain. Pada proses
insinerator ini memiliki beberapa alat pengendalian pencemaran udara seperti:
4). Menurut pandangan anda, permasalahan lingkungan apakah yang dapat ditimbulkan
dalam penggunaan teknologi termal untuk mengolah sampah lalu bandingkanlah
permasalahan yang timbul jika menggunakan teknologi lain (selain teknologi termal)
untuk mengolah sampah.
Jawab:
Menurut pandangan saya, permasalahan pada teknologi termal untuk mengolah sampah secara
termal adalah:
Gas buang dari proses pembakaran berpotensi mencemarkan lingkungan dikarenakan
kandungan bahan beracun
Membutuhkan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui
Jumlah energi yang dihasilkan berpotensi kurang maksimal
Membutuhkan staff yang ahli dalam insinerator
Membutuhkan lahan yang besar
Pengolahan Anaerobic
Parameter Pengolahan Secara Termal
Digestion
Gas buang dari proses pembakaran berpotensi mencemarkan Terlepasnya gas metana ke
lingkungan lingkungan
Permasalaha
n Membutuhkan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui Pencemaran Air Tanah
Jumlah energi yang dihasilkan berpotensi kurang maksimal Pencemaran Air
Membutuhkan staff yang ahli dalam mengoperasikan
Potensi Bau
insinerator
Jika disimpulkan, kedua pengolahan ini dapat berbahaya bagi lingkungan, sehingga
dibutuhkannya pengoperasian dan perawatan yang rutin agar permasalahan yang dicantum tidak
dapat terjadi.
5.) Sudah banyak negara yang menerapkan penggunaan teknologi termal untuk
mengolah sampah dan menghasilkan energi, berikan contoh salah satu negara yang
mengaplikasikannya dan berikan penjelasan teknologi yang lengkap serta hasil yang
dicapai dengan penggunaan teknologi tersebut.
Jawab:
Negara yang sukses menggunakan teknologi termal untuk mengolah sampah dan menghasilkan
energi yang saya jadikan contoh adalah Finlandia. Finlandia memiliki Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah Riikinvoima Ekovoimalaitos yang berlokasi di dekat Kota Varkaus di Finlandia
Timur. PLTSa ini beroperasi sejak bulan Oktober tahun 2016. Setiap harinya, PLTSa ini
menerima 145 ribu ton sampah setiap tahunnya sebagai bakan bakar sampah, dan sampah
tersebut menghasilkan 180 GWh panas kota dan listrik sebesar 90 GWh untuk dialirkan ke
beberapa wilayah. Teknologi yang digunakan pada PLTSa ini adalah pengolahan secara termal
dengan mengikuti metode yaitu grate bed dan fluidized bed. Circulating fluidized bed (CFB)
teknologi dipilih karena menggunakan uap tinggi yang berasal dari boiler.
Hasil yang dicapai dari penggunaan teknologi yang diterapkan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah Riikinvoima Ekovoimalaitos adalah mengalirkan listrik 180 GWh panas kota dan listrik
sebesar 90 GWh yang bermanfaat bagi aktivitas sehari-hari di Kota Varkaus, Finlandia Timur.