Anda di halaman 1dari 13

Nama : Admi Susilowati, S.E.

NDH : 23
Kelompok 2 Angkatan 10 Kabupaten Bogor
Tugas Individu 3 Agenda I
RENCANA AKSI BELA NEGARA PESERTA LATSAR CPNS GOLONGAN III
ANGKATAN X
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2021

Instansi Peserta : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor

Unit Kerja : Sub Bagian Program dan Pelaporan

Nama Peserta : Admi Susilowati. S.E.


Angkatan / NDH : X / 23

Nama Mentor : DR.DRS.Dudung Abdullah Pasteur, MM.Pd


Tempat : Saat distance learning (on campus)

NILAI BELA INDIKATOR SIKAP PENANGGUNG JAWAB PARAF


TEMPAT DAN WAKTU MENTOR
NO NEGARA DAN PERILAKU AKSI AKSI
PELAKSANAAN

1 Cinta Tanah mencintai, menjaga dan 1. Menjaga kebersihan Di semua tempat dan Admi Susilowati
Air melestarikan lingkungan lingkungan waktunya terus
2. Membuang sampah pada menerus
tempatnya
3. Merawat tanaman hias
4. Menghemat kertas
5. Mengurangi penggunaan
plastik
2 Kesadaran menghargai dan 1. Tidak diskriminasi dalam Di semua tempat dan Admi Susilowati
berbangsa menghormati memberikan bantuan waktunya terus
dan bernegara keanekaragaman suku, 2. Membantu tetangga yang menerus
agama, ras dan golongan sedang sakit
3. Memakai pakaian batik
daerah lain
4. Belajar Bahasa dari suku
yang lain
5. Mengingatkan teman untuk
beribadah

3 Setia kepada Meyakini Pancasila 1. Melakukan musyawarah Di semua tempat dan Admi Susilowati
Pancasila sebagai dasar negara serta mufakat pada setiap diskusi waktunya terus
sebagai menjadikan Pancasila dalam mengambil keputusan menerus
ideologi sebagai pemersatu bangsa yang disepakati.
bangsa dan negara 2. Membuat komitmen belajar
dalam rangka menciptakan
suasana kelas yang
koundusif untuk menjaga
dan memelihara
kekompakan di kelas.
3. Melaksanakan aturan-aturan
yang sudah ada di
lingkungan kerja
4. Mentaati peraturan lalu
lintas
5. Mengikuti kegiatan kerja
bakti
4. Rela Berkorban menyumbangkan tenaga, 1. Melakukan pekerjaan Di tempat kerja Admi Susilowati
untuk Bangsa pikiran, kemampuan dengan ikhlas
dan Negara untuk kepentingan mengabdi
masyarakat, kemajuan 2. Membantu teman
bangsa dan negara kerja yang kesulitan
3. Memberikan pelayanan
public secara gratis
4. Bekerja sama dengan
bidang lain dalam melayani
masyarakat

5. Memiliki senantiasa menjaga 1. Melakukan olahraga Di semua tempat dan Admi Susilowati
kemampuan kesehatan sehingga secara teratur waktunya terus
awal bela negara memiliki kesehatan fisik 2. Menjaga pola hidup menerus
& mental yang baik sehat
3. Menjalankan prokes
5M
4. Melakukan vaksinasi covid
19

Cibinong, Juni 2021


Peserta Latsar CPNS Golongan III
Angkatan X,

Admi Susilowati, S.E.


NIP. 199207052020122012
LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : X

Nama Mata Pelajaran : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela


Negara

Analisa Isu Kontemporer

Kesiapsiagaan Bela Negara

Nama Peserta : Admi Susilowati, S.E.

Nomor Daftar Hadir : 23

Lembaga : BPSDM Jawa Barat


Penyelenggara
Pelatihan

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

A. Pokok Pikiran
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran
terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan
negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera. Ada 4 konsensus dasar negara yaitu Pancasila, UUD
1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Bendera, bahasa, dan
lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang
menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana
diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaanyang
berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam
keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari 23
dalam negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan
Pancasila dan mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa. Dalam berbagai bentuk ancaman,
peran kementerian/lembaga Negara sangat dominan. Sesuai dengan
bentuk ancaman dibutuhkan sinergitas antar kementerian dan
lembaga Negara dengan keterpaduan yang mengutamakan pola kerja
lintas sektoral dan menghindarkan ego sektoral, dimana salah satu
kementerian atau lembaga menjadi leading sector, sesuai tugas
pokok dan fungsi masing-masing, dibantu kementerian atau
lembaga Negara lainnya. Sebagai contoh : dalam menghadapi
ancaman bencana alam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(disingkat BNPB), sebagai leading sector sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, dan dalam pelaksanaannya juga dibantu
kementerian/lembaga lainnya.
Dalam konteks kesehatan masyarakat dikenal Sistem Kewaspadaan
Dini KLB. Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan
kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan tekonologi
surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk sikap tanggap
kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan
penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Kewaspadaan dini diimplementasikan dengan kesadaran temu dan
lapor cepat (Tepat Lapat) yang mengandung unsur 5W+1H (When,
What, Why, Who, Where dan How) kepada aparat yang berwenang.
Setiap potensi ancaman di tengah masyarakat dapat segera
diantisipasi segera apabila warga Negara memiliki kepedulian
terhadap lingkungannya, memiliki kepekaan terhadap fenomena
atau gejala yang mencurigakan dan memiliki kesiagaan terhadap
berbagai potensi ancaman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman. Negara membutuhkan warga negara,
sedangkan warga negara membutuhkan negara, sehingga saling
membutuhkan, saling melengkapi, dan saling mengisi
(komplementer). Negara akan kuat apabila warga negaranya bersatu
padu dan kompak membela negara. nilai dasar Bela Negara meliputi
: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada
Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan
negara, dan kemampuan awal Bela Negara. Kesetiaan pada
Pancasila sebagai ideologi Negara, sebagai dasar Negara yang
mempersatukan bangsa yang majemuk dengan kebhinekaanya.
Pancasila telah terbukti mampu menjaga integrasi dan integritas
bangsa. Sebagai ideologi, Pancasila telah menjadi landasan idiil
dalam penyelenggaraan Negara, yang berarti menjadikan dasar
berpikir, dasar bersikap dan dasar bertindak semua warga Negara
terutama para penyelenggara Negara. Memisahkan Pancasila dari
kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadikan bangsa dan
Negara melemah dan mengarah pada kehancuran. pengabdian
sesuai profesi masing, kompetensi menjadi awal dari terbentuknya
kemampuan untuk membela Negara menghadapi berbagai bentuk
ancaman, bahkan sejak ancaman tersebut masih berupa potensi
ancaman. Dengan kompetensi masing masing dan sesuai dengan
profesi seluruh warga Negara berhak dan wajib untuk menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman.
Contoh kasus : Adanya isu disintegrasi di wilayah Papua dan Aceh
merupakan salah satu ancaman dari dalam negeri yang
menimbulkan perpecahan di Indonesia. Ketidakmerataan
pembangunan di Papua dibandingkan dengan wilayah lain di
Indonesia menyebabkan Papua menjadi wilayah yang rawan dengan
radikalisme. Keinginan untuk memisahkan diri dari Indonesia
dikarenakan banyaknya ketimpangan yang telah terjadi serta kasus
korupsi yang merajalela dalam system pemerintahannya. Papua
merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam namun tidak
diimbangi dengan kesejahteraan penduduknya. Kurangnya
pemahaman masyarakat tentang ideologi Pancasila dan kurangnya
rasa cinta tanah air menyebabkan negara menjadi terpecah belah.
Maka dari itu diperlukan berbagai cara untuk menumbuhkan
Kembali nilai-nilai ideologi Pancasila di wilayah rawan perpecahan
seperti Papua dan Aceh.

B. Penerapan

Nilai-nilai Bela Negara dapat dilakukan oleh semua masyarakat


Indonesia, tidak terkecuali sebagai ASN yang bekerja di lingkungan
pemerintah. Sebagai Analis Perencaan di Sub Bagian Program dan
Pelaporan banyak cara untuk menerapkan nilai-nilai Bela Negara
antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan kerja sebagai
wujud cinta tanah air. Melakukan rapat-rapat koordinasi untuk
kepentingan bersama sebagai wujud sadar berbangsa dan
bernegara. Saling membantu dan menghargai satu sama lain sebagai
wujud setia kepada Pancasila. Mencintai profesi kita serta ikhlas
mengabdi untuk negeri sebagai wujud rela berkorban untuk bangsa
dan negara. Rajin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat sebagai
wujud kemampuan awal bela negara.

2. Analisis Isu Kontemporer

A. Pokok Pikiran

Adanya arus globalisasi dan pasar bebas yang sudah terjadi saat ini
menuntut seluruh masayarakat Indonesia mau tidak mau harus
mengikuti arus perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan yang
terjadi baik secara local, nasional, bahkan internasional harus
diimbangi dengan keselarasan dengan kondisi mental seluruh
masyarakat. Mereka yang sudah siap untuk berubah maka
merekalah yang akan bertahan ditengah arus globalisasi ini.
Sedangkan mereka yang tidak mau berubah maka akan selamanya
tertinggal dan bahkan tidak mampu bertahan dalam menjalani
kehidupan. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan-
perubahan dalam aspek lingkungan strategis yang bertujuan ke
arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dibutuhkan modal insani
dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang meliputi
modal intelektual, emosional, social, ketabahan, dan etika atau
moral. Hal ini merupakan dasar dalam mempersiapkan diri
menghadapi berbagai macam perubahan-perubahan yang akan
terjadi serta diperlukan pengetahuan tentang isu-isu strategis
kontemporer yang sedang berkembang saat ini.
Isu-isu strategis kontemporer meliputi korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan
lain sebagainya. Ada tiga jenis isu yaitu isu saat ini (current issue),
isu berkembang (emerging issue), dan isu potensial. Terdapat 3 (tiga)
kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi
dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental
Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis. Setelah
menemukan isu dari hasil scanning issu maka dilakukan penilaian
isu dengan tujuan untuk memilih satu isu yang dianggap paling
penting dan mendesak. Alat bantu dalam memilih isu yaitu
menggunakan AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan
Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, and Growth).
Selanjutnya dari hasil penilaian isu maka dicarikan gagasan
pemecahan masalah dari isu tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan
masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang.
Contoh kasus : Adanya bencana nasional yaitu pandemic covid 19
yang sedang melanda seluruh dunia dan khususnya di Indonesia
menyebabkan terjadinya perubahan secara mendasar yang
mengatur tatanan kebiasaan dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Banyaknya peraturan pemerintah dalam upaya mencegah
penularan virus ini merupakan gagasan-gagasan yang timbul dari
adanya isu tersebut. Adanya pola hidup dengan kebiasaan yang
baru juga merupakan cara dalam merespon perubahan-perubahan
akibat adanya virus yang mematikan ini. Seluruh masyarakat
Bersatu dan berjuang Bersama melawan musuh yang tidak terlihat
ini dengan mematuhi seluruh anjuran pemerintah serta mengikuti
program vaksinasi.

B. Penerapan

Adanya berbagai isu yang ditemukan di lingkungan kerja mendorong


agar segera dilakukan identifikasi isu, penilaian isu, dan mencari
gagasan kreatif untuk memecahkan permasalahan tersebut. Sebagai
seorang staf di Sub Bagian Program dan Pelaporan maka ditemukan
beberapa isu yang dapat dijadikan daftar isu yang sedang
berkembang. Dari beberapa isu tersebut ditentukan satu isu yang
paling penting dan mendesak menggunakan teknik USG yaitu belum
adanya penyimpanan soft file secara online. Maka setelah
melakukan study banding dengan instansi lain dan ditemukan
gagasan berupa media penyimpanan online menggunakan dropbox.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

A. Pokok Pikiran

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang


dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Banyaknya ancaman baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri mengharuskan suatu negara memiliki kemampuan
untuk mencegah atau melawannya. Sebagai warga negara yang baik
sudah harus mengetahui apa saja yang menjadi indicator
kemampuan awal bela negara serta melakukan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan kesiapsiagaan bela negara.

Beberapa diantaranya meliputi menjaga kesehatan baik jasmani


maupun rohani. Mempelajari etika. moral, dan menjaga kearifan
local. Selain itu dapat diperlukan adanya rencana aksi bela negara
yang berisi nilai-nilai bela negara beserta indicator dan rencana aksi
dalam kegiatan sehari-hari. Rencana aksi bela negara ini dapat
dijadikan pedoman kita agar senantiasa ikut turut serta melakukan
bela negara secara sederhana. Kegiatan kesiapsiagaan bela negara
yang lain dapat dilakukan dengan mempelajari baris berbaris, tata
upacara, keprotokolan, serta kewaspadaan dini.

Contoh kasus:

Adanya bencana nasional berupa pandemic covid 19 mengharuskan


adanya kesiapsiagaan bela negara yaitu kewaspadaan dini terkait
dengan KLB (Kejadian Luar Biasa). Pemerintah sudah membentuk
Tim Satuan Tugas Covid 19. Hal ini merupakan bentuk
kewaspadaan dini untuk mencegah terjadinya penularan virus covid
19. Para tenaga kesehatan berjuang di garda depan dalam upaya
bela negara untuk melindungi bangsanya.

B. Penerapan

Dalam lingkungan kerja sebagai ASN di Dinas Arsip dan


Perpustakaan Kabupaten Bogor berusaha untuk melaksankan
setiap aksi bela negara yang sudah disusun dalam rencana aksi bela
negara. Kegiatan tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan yang
akan terus dilakukan dimanapun berada. Nilai-nilai bela negara
akan selalu menjadi dasar di setiap pekerjaan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai