Anda di halaman 1dari 15

LEARNING JOURNAL NILAI NILAI DASAR ASN (ANEKA)

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : X

Nama Mata Pelajaran : Nilai-Nilai Dasar ASN (ANEKA)


- Akuntabilitas
- Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
Nama Peserta : Admi Susilowati, S.E.

Nomor Daftar Hadir : 23

Lembaga Penyelenggara : BPSDM Jawa Barat


Pelatihan

1. AKUNTABILITAS

A. POKOK PIKIRAN

Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau


institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya
yaitu menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas berbeda
dengan responsibilitas dimana akuntabilitas merupakan kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan responsibilitas
merupakan kewajiban bertanggung jawab. Akuntabilitas memiliki
aspek-aspek yaitu meliputi :

- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, hubungan dua pihak


antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.

- Berorientasi pada hasil, hasil diharapkan yaitu mewujudkan


aparatur pemerintah yang bertanggung jawab dan professional.

- Membutuhkan laporan, meliputi laporan kinerja dan LAKIP

- Membutuhkan konsekuensi baik berupa sanksi atau penghargaan

- Adanya perbaikan kinerja dalam melayani masyarakat


Fungsi utama dari akuntabilitas yaitu peran demokratis, peran
konstitusional, dan peran belajar. Akuntabilitas public terdiri dari
pertanggungjawaban kea rah otoritas yang lebih tinggi (akuntabilitas
vertical) dan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas
(akuntabilitas horizontal). Tingkatan akuntabilitas dari yang terendah
sampai teratas meliputi: akuntabilitas personal, akuntabilitas individu,
kelompok, organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

Mekanisme akuntabilitas memiliki dimensi yang meliputi :

- Akuntabilitas kejujuran dan hukum yaitu terkait dengan kepatuhan


terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

- Akuntabilitas proses terkait dengan prosedur yang digunakan dalam


melakukan kegiatan pelayanan public

- Akuntabilitas program terkait dengan kesesuaian program yang


digunakan untuk mencapai tujuan instansi

- Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban


pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan
masyarakat

Alat yang digunakan sebagai indicator pencapaian akuntabilitas yaitu


meliputi Rencana Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja
(LAKIP).

Tujuan dari memahami tentang akuntabilitas adalah untuk


menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel dimana terdapat nilai-
nilai akuntabilitas yang harus diterapkan yaitu meliputi:
kepemimpinan, transparansi, tanggung jawab, integritas, professional,
kepercayaan, dan kejelasan target.

Menjadi ASN yang akuntabel yaitu ASN yang mampu mengambil


pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat
dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.

Contoh kasus :

https://youtu.be/jxIkOUC40Pc

Adanya kasus korupsi dana bantuan sosial oleh pejabat Kemensos


menunjukkan tidak adanya nilai-nilai akuntabilitas pada sisi
kepemimpinan, kejelasan, tanggung jawab, dan kepercayaan.
B. Penerapan
Sebagai seorang Analis Perencanaan terdapat banyak kegiatan yang
berkaitan dengan program dan anggaran. Contoh pelaksanaan nilai-
nilai akuntabilitas di lingkungan kerja meliputi kegiatan penyusunan
Laporan Evaluasi Kinerja yang melibatkan seluruh unsur internal.

Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Akuntabilitas

Menyusun Laporan Koordinasi dengan atasan terkait penentuan target dan


Evaluasi Kinerja pelaporan evaluasi kinerja tujuan (kejelasan)

Menyusun format laporan evaluasi kejelasan dalam system


kinerja pelaporan evaluasi kinerja

Melakukan print out format format laporan dapat


evaluasi kinerja dipahami (kejelasan)

Mengedarkan format laporan transparansi inovasi yang


evaluasi kinerja ke setiap bagian dimiliki, berbagi ide

Mengisi format laporan evaluasi terisinya laporan evaluasi


kinerja (soft file) di komputer kinerja untuk realisasi
berdasarkan data dari masing- (tanggung jawab)
masing bagian

Melakukan print out hasil laporan yang dibuat sudah


pengisian laporan evaluasi kinerja benar (integritas)

Menyerahkan kepada atasan penyampain data yang


akurat (tanggung jawab)
2. NASIONALISME

A. POKOK PIKIRAN

Nasionalisme merupakan suatu sikap politik dari masyarakat suatu


bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta
kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu
bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam
terhadap bangsa itu sendiri. Prinsip-prinsip nasionalisme meliputi
Hasrat untuk mencapai kesatuan, kemerdekaan, keaslian, dan
kehormatan bangsa, ASN harus memiliki wawasan kebangsaan dan
nasionalisme yang kuat yang menjadi dasar dalam menjalankan
fungsinya sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public dan
perekat pemersatu bangsa. Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai
Pancasila yaitu Sila 1 (ketuhanan), sila ke 2 (Kemanusiaan), sila ke 3
(persatuan), sila ke 4 (kerakyatan), dan sila ke 5 (keadilan). Wujud
dari aktualisasi nilai-nilai Pancasila menghasilkan sosok ASN yang
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai nasionalisme dalam
menjalankan profesinya sebagai pelayan public yang berintegritas.

Fungsi ASN yaitu :

- Pelaksana kebijakan public yang senantiasa mementingkan


kepentingan public.

- Pelayan public, ASN yang professional dalam melayani dan


berintegritas

- Perekat dan pemersatu bangsa yang mendahulukan kepentingan


bangsa dan negara diatas kepentingan lainnya

Nilai-nilai Nasionalisme bagi ASN:

- Sila ke 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) contoh: Jujur dan


mempunyai integritas, hormat pada hak orang lain, hormat pada
aturan & hukum masyarakat, punya etika, sebagai prinsip dasar
dalam kehidupan sehari-hari, tidak korupsi dan tingkah laku
koruptif lainnya, sabar, jiwa besar, dan berprasangka baik.

- Silai ke 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab) contoh: Toleran,


tidak Dzalim, sopan/santun, dan saling tolong menolong.

- Sila ke 3 (Persatuan Indonesia) contoh : rukun & damai, menjaga


keutuhan bangsa, menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan
negara.

- Sila ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan) contoh : mau mendengar
pendapat orang lain, siap menang, tetapi juga siap kalah, sportif,
selalu sesuai aturan main/mematuhi undang-undang yang
berlaku, bertanggung jawab, tolong menolong, dan tidak anarkis.

- Sila ke 5 (Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia), contoh:


Tidak serakah, tepat waktu, mau bekerja keras, saling membantu,
dan suka menabung & investasi.

Profil tokoh :
Andi Rabiah adalah seorang suster puskesmas di pulau-pulau
terpencil di wilayah Nusa Tenggara Timur. Tak tanggung-tanggung,
pulau yang dijadikan tempatnya mengabdi berjumlah sepuluh pulau.
Untuk mobilitasnya, Rabiah harus mengarungi lautan dengan sebuah
perahu kecil. Karena hal inilah, Rabiah dikenal dengan sebutan suster
apung. Karena ditugaskan di daerah terpencil yang jauh dari
pembangunan dan arus teknologi, Rabiah harus dihadapkan pada
kenyataan pahit saat awal-awal dia mengabdi. Dia ditolak oleh
masyarakat sekitar karena pada saat itu masyarakat lebih percaya
dukun dibandingkan suster sepertinya.
Namun penolakan itu tak menyurutkan semangatnya. Dia tetap
berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar hingga lambat
laun dia dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan.

Karena ditugaskan di daerah terpencil yang jauh dari pembangunan


dan arus teknologi, Rabiah harus dihadapkan pada kenyataan pahit
saat awal-awal dia mengabdi. Dia ditolak oleh masyarakat sekitar
karena pada saat itu masyarakat lebih percaya dukun dibandingkan
suster sepertinya.

Namun penolakan itu tak menyurutkan semangatnya. Dia tetap


berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar hingga lambat
laun dia dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan.

B. PENERAPAN

Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Nasionalisme

Menyusun Laporan Koordinasi dengan atasan terkait sila ke empat, bertukar


Evaluasi Kinerja pelaporan evaluasi kinerja pendapat agar mencapai
tujuan

Menyusun format laporan evaluasi membuat format laporan


kinerja sesuai dengan hasil diskusi
Bersama atasan (sila ke 4)

Melakukan print out format evaluasi Format laporan dibuat untuk


kinerja kepentingan Bersama (sila ke
3)

Mengedarkan format laporan evaluasi Tidak membedakan format


kinerja ke setiap bagian laporan bagian satu dengan
yang lain (sila ke 2)

Mengisi format laporan evaluasi Mengisi format sesuai dengan


kinerja (soft file) di komputer hasil koordinasi (sila ke 4)
berdasarkan data dari masing-masing
bagian

Melakukan print out hasil pengisian Menggunakan fasilitas untuk


laporan evaluasi kinerja kepentingan public (sila ke 3)

Menyerahkan kepada atasan Menunjukkan hasil kinerja


kepada atasan (sila ke 2)

3. ETIKA PUBLIK
A. POKOK PIKIRAN
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Kode Etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis.
Kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:

- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi.
- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
- Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
- Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
- Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
- Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
- Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-


Undang ASN, yakni sebagai berikut:

- Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


- Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
- Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. 4)
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
- Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
- Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
- Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
- Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
- Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
- Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
- Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
- Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
- Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
- Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

Reformasi Birokrasi ada 8 area perubahan yang harus dilakukan oleh


seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia yakni: Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan
Perundang-undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan
Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan
Akuntabilitas, Penguatan Pengawasan, dan Peningkatan Pelayanan
Publik.
Bentuk-Bentuk Kode Etik dan Implikasinya :
- Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah
Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
- Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil
- Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Contoh kasus :
https://youtu.be/DH204nu8_2U
Karaoke di jam kerja, puluhan PNS dihukum push up dan squat
jump. Hal ini tidak mencerminkan PNS yang memiliki nilai-nilai etika
public seperti nilai kesopanan, taat aturan, taat perintah, dan
tanggung jawab.

B. PENERAPAN

Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Etika Publik

Menyusun Laporan Koordinasi dengan atasan terkait Menjaga etika berbicara


Evaluasi Kinerja pelaporan evaluasi kinerja dan konsultasi dengan
atasan (kesopanan).

Menyusun format laporan evaluasi Bertanggung jawab dalam


kinerja melaksanakn tugas
(tanggung jawab)

Melakukan print out format format laporan sesuai


evaluasi kinerja dengan arahan atasan
(taat perintah)
Mengedarkan format laporan tetap menjaga etika dan
evaluasi kinerja ke setiap bagian moral saat memberi
informsi (kesopanan).

Mengisi format laporan evaluasi sopan dalam meminta


kinerja (soft file) di komputer berkas/softfile
berdasarkan data dari masing-
masing bagian

Melakukan print out hasil laporan dibuat untuk


pengisian laporan evaluasi kinerja memenuhi kewajiban
instansi (tanggung jawab).

Menyerahkan kepada atasan menyampaikan laporan


dengan sopan

4. KOMITMEN MUTU
A. POKOK PIKIRAN
Komitmen berkaitan dengan individu/kelompok, janji, dan perbuatan.
Mutu berkaitan dengan standar, kelayakan, ciri/sifat. Komitmen
mutu merupakan janji individu/kelompok dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan standar/kelayakan. Nilai-nilai dasar
komitmen mutu meliputi:

- Efektivitas : Sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang


ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakan.
Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang
dihargai oleh pelanggan.
- Efisiensi : Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung
sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
barang atau jasa.
- Inovasi : Cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan
persaingan.
- Mutu : Apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Manajemen Mutu : terdiri atas kegiatan perbaikan berkelanjutan yang


melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang
terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja.
Inovasi dapat dimunculkan dalam bentuk produk, layanan, metode
kerja, dan sumberdaya.

Contoh kasus:
https://youtu.be/4CRzFpUKBdg
Kota Surabaya, kembali mendapat apresiasi. Kali ini, 3 inovasi
pelayanan publik yang digagas Pemerintah Kota, masuk dalam
nominasi top 99 sinovik, sistem inovasi pelayanan publik, yang
diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, dan
Reformasi Birokrasi. 3 inovasi tersebut diantaranya 6 in 1, pahlawan
ekonomi, dan "tahu panas".

B. PENERAPAN

Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Komitmen Mutu

Menyusun Laporan Koordinasi dengan atasan terkait Peran atasan dan staf
Evaluasi Kinerja pelaporan evaluasi kinerja untuk menjaga mutu

bekerja sesuai dengan SOP


Menyusun format laporan evaluasi
kinerja

Melakukan print out format menyelesaikan tugas


evaluasi kinerja dengan efektif dan efisien

Mengedarkan format laporan Adanya keseragaman


evaluasi kinerja ke setiap bagian format laporan

Mengisi format laporan evaluasi pengisian laporan secara


kinerja (soft file) di komputer efektif dan efisien
berdasarkan data dari masing-
masing bagian

Penggunaan fasilitas
Melakukan print out hasil
dengan efisien
pengisian laporan evaluasi kinerja

hasil laporan dapat menjadi


Menyerahkan kepada atasan
penilaian kinerja instansi

5. ANTI KORUPSI
A. POKOK PIKIRAN
Berdasarkan pemahaman dan dimensi baru mengenai kejahatan yang
memiliki konteks pembangunan, pengertian korupsi tidak lagi
diasosiasikan dengan penggelapan keuangan negara saja. Tindakan
bribery (penyuapan) dan kickbacks (penerimaan komisi secara tidak sah)
juga dinilai sebagai sebuah kejahatan. Korupsi berasal dari bahasa latin
coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk,
dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi
berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja
maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.
Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi antara lain: Kerugian Keuangan Negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Ciri-ciri korupsi antara lain:
- Dilakukan oleh lebih dari satu orang

- Merahasiakan motif / Ada keuntungan yang diraih

- Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu

- Berlindung dibalik pembenaran hukum

- Melanggar kaedah kejujuran dan norma hukum

- Mengkhianati kepercayaan

Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri


dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros. h.
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i.Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

Contoh kasus :

https://youtu.be/-keam1ZgP_U

Terbukti korupsi alat Kesehatan, Ratu Atut divonis 5,5 tahun penjara.
Majelis hakim Pengadilan Tipikor memvonis mantan Gubernur Banten
Ratu Atut Chosiyah dengan pidana 5 tahun penjara dan denda Rp 250
juta dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan rumah sakit
Banten. Ratu Atut dinyatakan sah dan terbukti bersalah melakukan
tindak pidana korupsi.

B. PENERAPAN

Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Anti Korupsi

Menyusun Laporan Koordinasi dengan atasan terkait bertanggung jawab


Evaluasi Kinerja pelaporan evaluasi kinerja menjalankan hasil
konsultasi

Menyusun format laporan evaluasi menyelesaikan tugas


kinerja dengan mandiri dan
disiplin

Melakukan print out format membuat format dengan


evaluasi kinerja mandiri dan disiplin

Mengedarkan format laporan bertanggung jawab sesuai


evaluasi kinerja ke setiap bagian kewajiban

laporan yang dihasilkan


Mengisi format laporan evaluasi
sesuai data yang
kinerja (soft file) di komputer
sebenarnya
berdasarkan data dari masing-
masing bagian

hasil laporan dapat menjadi


Melakukan print out hasil
acuan untuk evaluasi
pengisian laporan evaluasi kinerja
kinerja setiap seksi

Menyerahkan kepada atasan hasil evaluasi akurat


dengan bukti

Anda mungkin juga menyukai