MANAJEMEN KEPERAWATAN
OLEH :
NPM : 12114201180184
KELAS: A
SEMESTER VI
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat serta
Karunia-nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan TUGAS MANAJEMEN
KEPERAWATAN ini dengan baik. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun saya
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yaitu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan,
selain itu keperawatan merupakan armada terbesar dalam pelayanan kesehatan di suatu rumah
sakit sehingga pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dan salah faktor utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga keperawatan yang efektif dan
efisien sebagai sumber daya manusia.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang oleh pemberian
asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu
kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga
keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan
tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga
keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari
manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu unit rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara perhitungan jumlah tenaga dalam suatu
sift ?
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan
setiap sift ?
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peningkatan kualitas Ketenagaan yang efektif
?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus
memperhatikan beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit; fasilitas dan tipe
pelayanan yang ditawarkan; jenis dan jumlah peralatan dan frekuensi pemakaiannya;
kompleksitas penyakit; usia pasien dan lamanya waktu tinggal di rumah sakit; pemberian
cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar; keterbatasan anggaran; turn
over (mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran; pelayanan dan perawatan
kesehatan 24 jam dan lain-lain.
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout keperawatan, fasilitas
dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik,
pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan
dan pengembangan.
Keterangan :
2. Metode Ilyas
Metode ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995. Metode ini berkembang
karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa metode Gillies
menghasilkan jumlah perawat yang terlalu kecil, sehingga beban kerja perawat tinggi,
sedangkan PPNI menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar sehingga tidak
efisien.
Keterangan :
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
365 = jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x ¾
= 255 hari
Jam kerja/hari = 6 jam, didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) : 7 hari
Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadwal kerja perawat dirumah
sakit yang dihitung dari setiap empat hari kerja efektif, dimana perawat mendapat libur
satu hari setelah jadwal jaga malam. Uraiannya sebagai berikut hari pertama perawat
masuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga malam dan hari keempat perawat mendapat
libur satu hari.
3. Metode Swansburg
Formula perhitungannya adalah sebagai berikut;
a. Total jam perawat /hari :
= jumlah rata-rata pasien / hari x jumlah jam kontrak perawat – pasien / hari
Jam kerja / hari
Keterangan :
A. Pengertian
Alokasi adalah penentuan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat
(Pembeli dan sebagainya) penjatahan. Atau penentuan banyaknya biaya yang disediakan
untuk suatu keperluan.
Salah satu layanan dalam rumah sakit adalah layanan rawat inap. Di dalam layanan
ini terdapat alur tranformasi kegiatan, mulai dari tahap penelitian terhadap pasien.,
diagnosis hingga tahap penyembuhan. Layanan rawat inap dalam rumah sakit tersebut
membutuhkan penjadwalan yang optimal. Optimal artinya keutungan harus sebesar-
besarnya dan kerugian harus sekecil-kecilnya (Suyadi 2005 dalam setiawan dkk).
Penentuan jadwal diperlukan peranan penting pihak management terutama kepala
bidang keperawatan, dalam prosesnya menggunakan cara manual. cara seperti ini
membutuhkan waktu yang lama. Pihak management harus membuat penjadwalan
perawat setiap unit ruang rawat inap (setiawan dkk 2014).
B. Permasalahan Penjadwalan
Agar tujuan tercapai seperti yang diinginkan oleh semua manajemen perusahaan
maka perlu Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien. Masalah penjadwalan
tenaga kerja memiliki karakteristik yang spesifik, antara lain kebutuhan karyawan yang
berfluktuasi, kapasitas tenaga kerja yang tidak bisa disimpan, dan faktor kenyamanan
pelanggan. Berbagai permasalahan pasti akan dihadapi setiap perusahaan dalam membuat
jadwal untuk memenuhi semua kebutuhan jam kerja sesuai dengan jumlah pekerja yang
ada. Terlebih lagi jika dalam suatu organisasi atau perusahaan jumlah pekerja sangat
banyak, jumlah jam kerja sangat panjang (misal 24 jam dalam sehari, dan 7 hari dalam
seminggu) dan variasi pekerjaan banyak. Contoh nyata yang dapat diambil pada kasus ini
adalah penjadwalan perawat dan penjadwalan dokter yang ada di sebuah rumah sakit.
Banyaknya jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan sangat kontras
dengan jumlah perawat dan dokter yang ada pada rumah sakit. Hal ini mengakibatkan
pihak rumah sakit perlu melakukan pengaturan jadwal yang efisien untuk setiap sumber
daya manusia yang ada (termasuk perawat dan pasien) agar semua pasien dapat terlayani
dengan baik.(Atmasari 2014)
C. Penjadwalan perawat
perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat adalah salah satu hal yang paling
penting yang harus di buat di dalam keputusan rumah sakit, Ada tiga hal yang berkaitan
dengan proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan
perawat yaitu:
a. Staffing Decision Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat
prakualifikasinya.
b. Scheduling decisión Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga shift. Shift kerja
untuk setiap harinya sepanjang periode penjadwalan dalam rangka memenuhi kebutuhan
3 mínimum tenaga perawat yang harus tersedia.
Pengaturan jam kerja dalam sistem shift di atur dalam UU No 13 tahun 2003 mengenai
ketenaga kerjaan yaitu di atur dalam pasal-pasal sebagai berikut:
a. Jika jam kerja dilingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya di tentukan 3
shift, pembagian dan setiap shift adalah maksimum 8 jam per hari, termaksud istirahat
antar jam kerja (Pasal 79 ayat 02 Huruf a UU No 13 tahun 2003).
b. Jumlah jamkerja secaraa kumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari 40
jam/minggu (Pasal 77 ayat 02 UU No13 tahun 2003).
c. Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja 8 jam / hari per shift atau
melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40jam/minggu, harus sepengetahuan dan
dengan surat perintah dari pimpinan perusahaan yang di perihitungkan sebagai waktu
kerja lembur ( pasal 78 ayat 02 UU No 13 Tahun 2003).
a. Coverage
Jumlah perawat dengan berbagai tingkat yang akan ditugaskan sesuai jadwal
berkenaan dengan pemakaian minimum personel perawat tersebut.
b. Quality
c. Stability
Bagaimana agar seseorang perawat mengetahui kepastian jadwal libur masuk untuk
beberapa hari mendatang dan supaya mereka mempunyai pandangan bahwa jadwal
ditetapkan oleh suatu kebijaksanaan yang stabil dan konsisten, seperti weekend
policy, rotation policy.
d. Flexibility
e. Fairness
Alat untuk menyatakan bahwa tiap-tiap perawat akan merasa diberlakukan sama.
f. Cost
Rumah sakit merupakan instansi yang memiliki kesibukan kerja yang sangat tinggi.
Kesibukan ini akan lebih tampak pada ruangan dimana pada ruangan ini pengaturan
seluruh sumber daya yang meliputi dokter, perawat, kendaraan ambulan, obat-obatan
sampai pengaturan shift jaga harus dioptimalkan. Misalkan pada ruang rawat di sebuah
rumah sakit waktu jaga perawat dalam sehari dibagi kedalam 3 shift, yaitu shift pagi, sore
dan shift malam. Penjelasan untuk masing-masing shift adalah sebagai berikut :
1. Shift pagi
kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja dan durasi waktu = antara pukul 7.00 pagi s.d
14.00 sore
2. Shift sore
Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja dan Durasi waktu = antara pukul 14.00 sore s.d
21.00 malam.
3. Shift malam
kebutuhan dalam 1 hari = 10 jam kerja dan Durasi waktu = antara pukul 21.00 malam s.d 7.00
pagi dihari berikutnya.
Pada UU No. 36 tentang Tenaga Kesehatan Tahun 2014 telah diatur perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan tenaga profesi, registrasi dan perizinan tenaga kesehatan, dan
penyelenggaraan profesi tenaga kesehatan dalam hal ini termasuk profesi keperawatan.
Namun terkait mengenai pengaturan institusi pendidikan keperawatan secara spesifik
belum dijelaskan, sehingga institusi pendidikan keperawatan berlomba-lomba
menyelenggarakan program pendidikan keperawatan dengan berbagai jenjang baik DIII,
Sarjana, bahkan DIV keperawatan. Di Indonesia, selama ini pengaturan mengenai
pendirian dan penyelenggaraan pendidikan keperawatan masih belum tegas dan jelas,
sehingga banyak sekali berdiri institusi pendidikan keperawatan yang kualitasnya masih
diragukan.
Peningkatan kualitas dan kompetensi ini menjadi lebih penting saat dunia kesehatan
memasuki situasi global yang memungkinkan terjadi persaingan. Kualitas menjadi titik
penting bagi peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat.Tanpa kualitas memadai
sulit rasanya kita mengharapkan terjadi perubahan terhadap indeks kesehatan masyarakat
di Bumi Marunting Batu Aji ini. Maka upaya untuk terus mencetak tenaga kesehatan
yang berkualitas, baik itu dokter, bidan, dan perawat harus menjadi prioritas utama. Uji
sertifikasi, uji kompetensi, pelatihan, magang, tugas lapangan dan lainnya bisa menjadi
alat ukur kualitas dan kompetensi tenaga kesehatan. Selain itu, pengakuan terhadap
profesi tenaga kesehatan seperti perawat misalnya akan menjamin kenyamanan dan
kualitas kerja dari SDM kesehatan tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah
tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini
dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang ketenagaan.
Perencanaan ketenagaan ini harus benar benar diperhitungkan sehingga tidak menimbulkan
dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan kualitas pelayanan akan
menurun. Dan bila dibiarkan akan menyebabkan angka kunjungan klien ketempat pelayanan
kesehatan akan menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga akan menurun. Seorang menajer
keperawatan harus mampu membuat perencanaan ketenagaan dengan baik, yaitu dengan
memanfaatkan hasil perhitungan yang didasarkan pada data-data kepegawaian. sesuai dengan
yang ada di rumah sakit tersebut. Dalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di
rumah sakit, kita dapat menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada
prinsipnya hampir sama akan tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu dari
sistem pemberian layanan asuhan keperawatan kepada klien.
B. Saran
Penulis berharap agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dengan baik,
tentang cara perhitungan jumlah tenaga dalam suatu sift, Alokasi dan penjadwalan tenaga
keperawatan setiap sift, dan peningkatan kualitas Ketenagaan yang efektif dalam
keperawatan agar menjadi pedoman kita sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Suprianto 2005. Manajemen Keperawatan. Pengelolaan Tenaga Keperawatan.
Jakarta EGC.