Anda di halaman 1dari 8

Materi LCE Modul Periodonsi

 Anatomi Gingiva dll (59)


- Jaringan periodontal terbagi menjadi 4 komponen :
a. Gingiva
Tanda klinis gingiva yang sehat yaitu
warna pink coral, konsistensi kenyal
meluas dari margin gingiva sampai
mucogingival line. Interdental gingiva
berbentuk piramidal. Terdapat stippling
(seperti kulit jeruk) di area attached
gingiva. Kedalaman sulkus normal
berkisar antara 0,5 – 3 mm.
In clinically healthy human gingiva,
a sulcus of some depth can be found.
The depth of this sulcus, as determined
in histologic sections, has been reported
as 1.8 mm, with variations from 0 to 6
mm; other studies have reported 1.5 mm
and 0.69 mm.
a. Sementum
b. Ligament periodontal
Lebar ligament periodontal kurang lebih sebesar 0,1 – 0,2 mm
c. Tulang alveolar
Puncak tulang alveolar terletak kurang lebih 0,,5 – 1,5 mm lebih apikal dari CEJ.

 Penyakit periodontal
Kelainan pada jaringan periodontal oleh karena infeksi bakteri yang ditandai
dengan adanya inflamasi yang menetap, keruskan jaringan ikat, dan destruksi tulang
alveolar.
a. Gingivitis
Inflamasi pada gingiva oleh dental plaque  gingival enlargement 
periodontitis
b. Periodontitis
Inflamasi kronis pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh dental plak
(kolonisasi bakteri dalam sulkus gingiva) dan diperparah oleh respon imun tubuh
yang kurang bagus.

 116 : periodontitis
- Peridontitis
 Periodontitis didefinisikan sebagai penyakit inflamasi jaringan pendukung
gigi disebabkan karena microorganisme spsifik yang menghasilkan
kerusakan yang progresif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar
dengan peningkatan “probing depth”, resesi atau keduanya
 Tanda klinis periodontitis adalah adanya inflamasi gingiva, pembengkaan
papilla interdental, kerusakan tepi gingiva, resesi gingiva, serta pada
gambaran radiologis terdapat kerusakan tulang alveolar
 Etiologi primer dari periodontitis seperti porphyromonas gingivalis,
prevotella intermedia, bacteriodes forsytus dan actinobacillus
actinomycetemcomitans
- Jenis jenis
 Periodontitis juga dapat di klasifikasikan berdasarkan keparahan bentuk
(localized dan generalized) dan karakteristik ringan, sedang hingga berat
- Bentuk Localized : <30% jaringan yang terlibat
- Bentuk generalized : >30% jaringan yang terlibat
- Ringan : 1-2 mm kehilangan perlekatan
- Sedang : 3-4 mm kehilangan perlekatan
- Berat : >5mm kehilangan perlekatan

 704 : pocket dan jenis jenisnya


- Pocket dan Jenis-jenis pocket
o Poket Periodontal merupakan kondisi dimana terdapat penambahan
kedalaman sulkus gingiva secara patologis.
o Klasifikasi poket:
 Poket gingiva: terbentuk dari enlargement gingiva tanpa adanya
kerusakan pada jaringan periodontal yang berada dibawahnya. Sulkus
semakin dalam karena adana penambahan dari gingiva.
 Poket periodontal: adanya kerusakan apda jaringan periodontal
pendukung, sehingga mengakibatkan adanya kegoyahan gigi.
migration of junctional epithelium, accompanied by attachment loss,
it is referred to as a periodontal pocket.

o Jenis poket periodontal:


 Suprabony: terjadi saat dasar poket lebih ke arah korona dari tulang
alveolar yang berada dibawahnya.
 Infrabony: terjadi saat dasar poket berada lebih ke apikal
dibandingkan tulang alveolar yang berdekatan. Pada jenis poket ini,
dinding lateral poket berada di antara gigi dan tulang alvelolar.
o Poket periodontal berisi debris yang terdiri dari mikroorganisme dan
produknya (enzim, endotoksin, dan produk metabolik lainnya), gingival fluid,
sisa makanan, sel epitel yang terkelupas, dan leukosit. Nanah (pus) sering
ditemukan pada penyakit periodontal, tetapi hanya sebagai tanda sekunder.
Nanah tidak mengindikasikan kedalaman atau keparahan yang terjadi pada
jaringan pendukung.
o Tanda Klinis
1. Margin gingiva yang menebal dan berwarna merah kebiruan.
2. Munculnya perdarahan dan nanah pada gingiva.
3. Mobilitas gigi .
4. Diastema formation
5. Pasien merasakan gejala seperti: rasa nyeri yang terlokalisir atau nyeri
yang terasa di dalam tulang.
6. Satu-satunya tanda yang bisa diandalkan pada metode untuk
menentukan lokasi poket periodontal dan perluasannya adalah dengan
melakukan probing pada gingival margin disepanjang permukaan gigi.
Patogenesis
Pembentukan poket dimulai dari adanya perubahan agen inflamasi pada
dinding jaringan ikat di sulkus gingiva. Agen inflamasi ini muncul sebagai respon
akibat adanya serangan bakteri. Beberapa bakteri yang dilaporkan terdapat pada
poket yaitu, Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, dan Actinobacillus
actinomycetemcomitans. Cairan dan sel eksudat inflamasi dilepaskan dengan
tujuan untuk merusak dan menghilangkan bakteri dan sel nekrotik. Tetapi hal ini
juga dapat menimbulkan degenerasi dari jaringan ikat sekitar termasuk serat
gingiva. Pada bagian apikal dari epitel junction, terdapat kerusakan serat
kolagen, sehingga pada area ini ditempati oleh sel inflamasi dan edema.
 766 : chronic periodontitis dan aggresive periodontitis
Aggressive periodontitis usually results in attachment and bone loss around
incisors and first molars, particularly in cases where the disease is observed in
teenagers. Although such bone loss is usually horizontal in nature around incisors, a
vertical or angular pattern of alveolar bone destruction is found around the first
molars in aggressive periodontitis. The cause of the localized bone destruction
associated with this type of periodontal disease is unknown
 852 : mengukur probing depth dll

 912 : treatmen planing


 1310 : kuretase
o Kuretase adalah pengikisan jaringan lunak yang meradang pada dinding
poket lateral dan epitel junction. Kuretase memiliki tujuan untuk
mengeliminasi poket serta membentuk perlekatan baru. Namun kuretase
tidak dapat mengeliminasi penyebab dari inflamasi (seperti bakteri pada
plak). Oleh karena itu, kuretase harus selalu diawali dengan scaling dan root
planning.
o Dapat dilakukan sebagai tindakan untuk membentuk perlekatan baru pada
kasus poket infrabony yang terletak pada area yang mudah dijangkau.
o Sebagai prosedur nondefinitif untuk mereduksi inflamasi saat tindakan bedah
(ex. Flap) merupakan kontraindikasi karena usia, masalah sistemik, masalah
psikologis, dan lain-lain.
o Prosedur Kuretase :
1. Asespsis intraoral dan ekstra oral
2. Melakukan tindakan anstesi infiltrasi
3. Scaling dan root planing
4. Tahapan kuret dimulai dengan memegang kuret dg cara pen grasp, dimasukan
kedalam poket hingga dasar pocket dengan sisi tajam kuret menghadap gingiva
u/ menghilangkan jar.granulasi
5. Lakukan kuretase dengan gerakan horizontal stroke, dg permukaan luar dinding
pocket ditahan dengan menggunakan jari
6. Membuat perlukaan baru dengan menempatkan kuret lebih ke apikal dari
epithelium junction
7. Ulangi beberapa kali hingga jaringan granulasi terangkat ditandai dengan
keluarnya darah segar
8. Irigasi menggunakan saline
9. Kontrol perdarahan
10. Adaptasi jaringan gingiva ke permukaan gigi dengan menggunakan jari dengan
tekanan ringan
11. Kontrol 2 minggu kemudian

 Proses Penyembuhan pada Jaringan Periodontal


Tujuannya adalah memperbaiki jaringan periodontal yang rusak, perawatan
yang tepat dapat menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman, radang pada gingiva,
mengurangi atau menghilangkan pocket periodontal, menghilangkan infeksi,
mengatasi kerusakan pada gingiva/tulang alveolar, mengurangi bahkan
menghilangkan kegoyahan gigi.
Proses healing terjadi saat fase antara setelah dilakukan perawatan sampai
terjadinya perbaikan kerusakan jaringan. Dasar dari proses healing adalah
penghilangan bakteri dan jaringan nekrotik dan penggantian kembali jaringan yang
rusak (regenerasi dan repair) tetapi belum tentu mendapatkan perlekatan kembali.
Perlekatan kembali adalah kondisi jaringan periodontal yang sehat dimana
terbentuk kembali struktur jaringan periodontal yang baru.

a. Regenerasi
Proses terbentuknya struktur jaringan baru akibat regenerasi sel (sesuai
dengan tipe jaringan yang sama dengan yang mengalami kerusakan oleh
prekusornya) dan substansi interseluler.
Merupakan proses fisiologis yang kontinyu : adanya aktifitas mitotik dari
epitel gingiva dan jaringan ikat, pembentukan tulang baru, deposisi sementum.
- Epitel gingiva : jaringan epitel, jaringan ikat (underlying connective tissue)
- Ligament periodontal : jaringan ikat (connective tissue)
- Tulang alveolar : jaringan ikat (undifferentiated connective tissue) -
osteoblast
- Sementum : jaringan ikat (undifferentiated connective tissue) –
sementoblast

b. Repair
Merupakan proses perbaikan, mengembalikan sulkus gingiva yang normal
dengan dasar sulkus tetap berada pada dasar pocket yang ada sebelumnya
(healing by scar) yaitu mampu menghambat proses kerusakan tulang namun
tidak bisa mendapatkan level attachment/ perlekatan kembali.
Untuk mendapatkan hasil level attachment dan perbaikan tulang yang
maksimal baik sebagian ataupun keseluruhan dibutuhkan teknik dan material
khusus (periodontal flap + bone graft)
Proses repair melibatkan regenerasi dan mobilisasi dari sel epitel dan sel
jaringan ikat meningkatkan local mitotic divisions.

c. New Attchment / Perlekatan Baru


Perlekatan antara serabut ligament periodontal dengan sementum yang
baru, terbentuk tulang baru dan terjadi perlekatan antara epitel dan jaringan
ikat (re-attachment) gingiva yang mengalami kerusakan.

 Kegagalan Proses Penyembuhan


Berhubungn dengan kurangnya kontrol infeksi, debridement lesi, fase
maintainance yang kurang adekuat.
a. Faktor Lokal
- Yang memperlambat proses Penyembuhan :
1. Manipulasi berlebihan pada jaringan selama perawatan
2. Trauma pada jaringan
3. Benda asing
4. Prosedur perawatan yang berulang-ulang (mengganggu aktivitas sel)
- Yang Mempercepat proses Penyembuhan :
1. Debridement yang adekuat (penghilangan bakteri dan jaringan
nekrotik)
2. Imobilisasi
3. Perlindungan terhadap área luka post tindakan (periodontal pack)

b. Faktor Sistemik
- Pasien dengan penyakit sistemik, kondisi sistemiknya harus stabil terlebih
dahulu agar proses healing tidak terganggu dan terapi berjalan efektif.
- Usia : perubahan kondisi pembuluh darah (atherosclerotic) : sirkulasi darah
kurang lancar : nutrisi buruk
- Infeksi general, penyakit DM, dan Penyakit autoimun.
- Kurangnya nutrisi dalam tubuh : gangguan metabolisme, kekurangan
vitamin C, protein dll.
- Hormon glukokortikosteroid (kortison) menghalangi proses repair dengan
cara menghambat pembentukan fibroblast, produksi kolagen, dan
pembentukan sel endotel.
- Stress, testosterone, ACTH (AdrenoCorticoTropic Hormone) dan estrogen
yang berlebihan menekan pembentukan jaringan granulasi dan
menghambat penyembuhan.
- Progesteron meningkatkan dan memicu vaskularisasi jaringan granulasi
yang immature serta meningkatkan kepekaan gingiva terhadap jejas :
melebarkan pembuluh darah pada marginal gingiva.]

Penyembuhan pasca kuretase


Ø Segera setelah kuretase, gingiva akan mengalami perdarahan dan berwarna merah
terang.
Ø Setelah 1 minggu:
Ø Terjadi reduksi tinggi gingiva sebagai akibat dari perpindahan posisi apikal
dari margin gingiva.
Ø Warna gingiva menjadi lebih tua dibandingkan hari sebelumnya.
Ø Setelah 2 minggu, apabila didukung dengan pemeliharaan OHI yang baik:
Ø Gingiva akan tampak normal, baik warna, konsistensi, tekstur, dan kontur.
Ø Margin gingiva juga sudah berdaptasi dengan baik pada permukaan gigi.

Anda mungkin juga menyukai