Anda di halaman 1dari 18
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN LANJUTAN HOTEL PRAKTEK POLITEKNIK PARIWISATA BALI TAHUN ANGGARAN 2021 KERANGKA ACUAN KERJA KONSULTAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN LANJUTAN HOTEL PRAKTEK POLITEKNIK PARIWISATA BALI LATAR BELAKANG Dengan melihat tantangan pengembangan pendidikan tinggi dimasa mendatang yang semakin tepat sejalan dengan pesatnya pengembangan ilmu dan teknologi. Tuntutan tethadap kualitas sumberdaya manusia menjadi lebih kompetitif mengharuskan sumber daya manusia yang dihasilkan oleh perguruan tinggi menjadi lebih berkualitas. Sebagai penghasil sumber daya manusia berkualitas dan memiliki kompetensi penyelenggaraan pendidikan tinggi harus mampu menjadi pendorong bahkan sebagai motivator maka perlu adanya sarana yang mendukung untuk praktek, sebagai penunjang dan studi yang telah ditempuh dalam perkuliahan. Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:22/PRT/M/2018tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, tahapan pembangunan Gedung Pasca Sarjana dan Pembanguna Lanjutan Hotel Praktek STP Bali tahun 2020 merupakan kegiatan pembangunan bangunan gedung Negara dengan Klasifikasi tidak sederhana yang penyelenggarannya dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bali sebagai Satker Kementerian Pariwisata melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan pembangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan bangunan gedung yang pembangunan adalah kegiatan mendirikan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung. Penyedia jasa manajemen konstruksi digunakan untuk pekerjaan konstruksi: a. bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai; dan/atau b. bangunan dengan luas total di atas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi); dan/atau . bangunan khusus; dar/atau d. yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa perencanaan maupun pelaksana konstruksi; dan/atau fe. yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyear project). Konsultan manajemen konstruksi tidak dapat merangkap sebagai penyedia Jasa perencanaan konstruksi untuk pekerjaan yang bersangkutan dan bertugas sejak ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) mulai dari tahap perencanaan teknis sampai serah terima akhir pekerjaan konstruksi fisik, dan berfungsi melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan teknis dan tahap pelaksanaan Konstruksi, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional. Konsultan manajemen konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. Mengingat pekerjaan konstruksi Lanjutan Pembangunan Gedung Pasca Sarjana, Hotel Praktek dan Lansekap Politeknik Pariwisata Bali ini merupakan bangunan bertingkat lebih dari 4 (empat) lantai dan luas total bangunan lebih dari 5.000 m2 (lima ribu meter persegi), serfa mengacu pada Peraturan Menteri PU Nomor 22/KPTS/M/2018 tentang Bangunan Gedung Negara maka dipandang perlu untuk ‘mengadakan Konsultan Manajemen Konstruksi yang akan mengelola serta mengawasi kegiatan ini agar dapat berjalan lancar, tepat waktu, tepat mutu dan biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan 2 bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan, Sesuai Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 dan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah No. 9 Tahun 2018, selama pelaksanaan pekerjaannya, konsultan manajemen konstruksi akan bertindak sebagai pelaksana fungsi Direksi Teknis/wakil Pejabat Pembuat Komitmen selama pelaksanaan_ pekerjaan Konstruksi berjalan sampai dengan dilakukan serah terima kedua. MAKSUD DAN TUSUAN Maksud pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan kegiatan jasa Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Hotel Praktek di Politeknik Pariwisata Bali ‘Adapun tujuan dari pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah dalam rangka pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib. administrasi dalam kegiatan Pembangunan mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, sampai dengan masa pemeliharaan, Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan manajemen konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas schingga dapat ‘menghasilkan keluaran yang diharapkan oleh Pengguna Jasa, SASARAN Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Hotel Praktek Politeknik Pariwisata Bali ini adalah: a, Terarahnya secara teknis pelaksanaan konstruksi Pembangunan Lanjutan Hotel Praktek di Politeknik Pariwisata Bali mulai dari SPMK Konstruksi, Serah Terima Pekerjaan Pertama, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Kedua; b. Terkendalikannya pelaksanaan konstruksi Pembangunan Lanjutan Hotel Praktck Politeknik Pariwisata Balimulai dari SPMK. Konstruksi, Serah Terima Pekerjaan Pertama, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Kedua yang berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta diselenggarakan secara tertib administrasi; c. Terpenuhinya persyaratan perijinan bangunan gedung negara yang diperlukan sesuai peraturan yang berlaku, terpenuhinya pernyataan tentang kehandalan bangunan dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) LOKASI PEKERJAAN Lokasi Pekerjaan terdiri secara umum dilaksanakan di Politeknik Pariwisata Bali yang meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut a. Pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan penyelesaian pembangunan gedung yang dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi; b. Pelaksanaan pengurusan perijinan bangunan gedung negara yang diperlukan sesuai peraturan yang berlaku, terpenuhinya pernyataan tentang kehandalan bangunan dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dilaksanakan di Pemerintah Daerah setempat. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN A.BIAYA Untuk pelaksanaan_ pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Gedung Pasca Sarjan, Hotel Praktekdan Lansekap ini diperlukan biaya kurang lebih sebesar Rp. 3,282,943,000,- (Tiga Milyar Dua Ratus Delapan Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah); dan mengikuti 3 pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 22/PRT/M/2018 perihal tentang Bangunan Gedung Negara yaitu 1) Besarnya biaya konsultan manajemen konstruksi merupakan biaya tetap dan pasti 2) Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian (kontrak) harga satuan yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Sekolah Tinggi Pariwisata Bali dengan penyedia jasa manajemen konstruksi pasca proses tender/seleksi. Biaya pekerjaan konsultan manajemen konstruksi dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan manajemen konstruksi sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari 1) Honorarium Tenaga Abli, Tenaga Pendukung dan Tenaga Penunjang 2) Materi dan penggandaan laporan, 3) Pembelian bahan dan ATK, 4) Pembelian dan/atau sewa peralatan; 5) Sewa kendaraan; 6) Biaya rapat-rapat; 7) Perjalanan (lokal maupun luar kota); 8) Jasa, biaya over time/lembur, overhead 9) Alokasi biaya untuk pengawasan tahap pemeliharaan sampai dengan Serah Terima Kedua Pekerjaan Konstruksi ; 10) Asuransi/pertanggungan (indemnity insurance); 11)Pajak dan iuran daerah lainnya. Tata cara pembayaran konsultan manajemen konstruksi akan diatur dalam Syarat- syarat Khusus Kontrak (SSKK). B. SUMBER PENDANAAN Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan/kegiatan jasa konsultansi_manajemen konstruksi ini akan dibebankan pada DIPA Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Tahun Anggaran 2021 6. NAMA ORGANISASIT Pengguna Jasa_: Politeknik Pariwisata Bali Alamat J, Dharmawangsa Kampial, Kel. Benoa, Kec. Kuta Selatan 7. DATA DASAR a. Kerangka Acuan Kerja merupakan data awal yang harus dipenuhi atau dipethatikan, Setiap pengadaan data dan informasi harus diupayakan oleh Konsultan/Penyedia Jasa. Pengguna jasa akan menyediakan data-data dasar sepanjang tersedia setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja yang meliputi 1) Laporan Master Plan STP Bali; 2) Dokumen Perencanaan; 3) Dokumentasi kondisi eksisting bangunan; 4) Tahapan proses pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Politeknik Pariwisata Bali; b. Penyedia jasa diwajibkan melakukan eksplorasi dari data dasar yang tersedia termasuk data sekunder lainnya yang dilakukan baik oleh instansi yang ada di pusat maupun yang ada di daerah untuk sinkronisasi pelaksanaan kegiatan, standar teknis dan standar profesi yang berlaku termasuk semua peraturan terkait baik di pusat maupaun di daerah yang terbaru. ¢. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Manajemen Konstruksi harus mencari sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan Pemberi Tugas dalam KAK/Pengarahan Penugasan ini 4. Konsultan Manajemen Konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun yang dicari sendiri. Kesalahan pengendalian dan pengawasan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi. STANDAR TEKNIS Standar dan pedoman yang dijadikan acuan selama pelaksanaan tugas konsultan ‘manajemen kontruksi mengacu kepada peraturan teknis baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Lembaga yang berlaku. Khusus untuk peraturan teknis bidang pekerjaan umum antara lain namun tidak terbatas pada’ a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara; b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; ¢. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/SE/M/2018 tentang Pemberlakuan Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan Jasa Konstruksi dalam Rangka Lelang Dini di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Tahun Anggaran 2019; 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 06/PRT/M/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung; fe. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung, f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum; g Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau; h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 05/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman; i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan Gedung dan Persilnya; j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Setifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung; m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; 10 n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksebilitas pada Gedung dan Lingkungan; ©. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain namun tidak terbatas pada: a, SNI-2837-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan; b, SNI-6897-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan; c. SNI-2839-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan; 4, SNI-3434-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan; . SNI-7394-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan, £ SNI-7395-2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan; g. SNI04-7018-2004 Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga; h. SNI_ 04-7019-2004 Sistem pasokan daya Listrik darurat_menggunakan energi tersimpan (SPDDT), i, RSNIT-15-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter, j. SNI_ 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan; k. SNI 03-2840-2002 Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah; 1. SNI 03-3989- 2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung; ‘m, SNI 03-6386-2000 Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan; n, SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000); 0. SNI03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi; p. SNI 03-3436-1994 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap untuk Bangunan dan Gedung; dan Standar teknis dan standar profesi terkait lainnya STUDI TERDAHULU Konsultan manajemen konstruksi harus memastikan kehandalan bangunan eksisting sebagai bagian dari tahapan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan data dasar yang ada termasuk melakukan studi tambahan dan atau melakukan kajian dengan pendekatan Tenga Ahli untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan penyelesaian pembangunan dapat dilaksanakan REFERENSI HUKUM Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi; Undang-Undang Nomor: 28 Tahun 2002 ‘Tentang Bangunan Gedung; Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan); Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Sebagaimana perubahan kedua dengan Peraturan Pemerintah No, 79 Tahun 2015; aege Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksana Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara; Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/SE/M/2018 tentang Pemberlakuan Standar Dokumen Pemilihan Penadaan Jasa Konstruksi dalam Rangka Lelang Dini di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Tahun Anggaran 2019; |. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 06/PRT/M/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum; |. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 05/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan Gedung dan Persilnya; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Setifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksebilitas pada Gedung dan Lingkungan; ‘Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 01/SE/M/2017 tentang Penentuan Biaya Langsung Personil (Remuneration’Billing Rate) dalam Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, z, Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; . Standar Teknis, Standar Profesi dan Peraturan Terkait 11 LINGKUP PEKERJAAN 11.1Lingkup Kegiatan dan Staf/Tim Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Lingkup Kegiatan; adalah Konsultan manajemen konstruksi mulai dari SPMK Konstruksi, Serah Terima Pekerjaan Pertama, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Kedua serta dukungan pemenuhan persyaratan perijinan bangunan Gedung yang diperlukan. Stafitim teknis pelaksanaan pekerjaan: Pejabat Pembuat Komitmenakanmembentuk tim teknis dan tim pemerikasa hasil pekerjaan sebagai wakilnya untuk melakukan pengendalian, pendampingan teknis, pembahasan dan penilaian laporan_pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi. Untuk pengendalian administrasi kontrak Konstruksi, wakil Pejabat Pembuat Komitmen terdiri dari Direksi Lapangan, ‘Tim Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan dan dalam hal lain yang diperlukan, akan melibatkan Bantuan Tim Pengelola Teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Bali. Terkait dengan perubahan kontrak, wakil Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pantia Peneliti Pelaksanaan Kontrak. 11.2Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, Khususnya Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor. 22/PRT/M/2018 dan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/SE/M/2018, peraturan teknis terkait, standar teknis dan standar profesi yang berlaku. Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan Konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan. Kegiatan Manajemen Konstruksi terdiri atas: 1) Tahap Pelaksanaan a) Bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai penugasannya; b) Menyusun RMK (Rencana Mutu Kontrak) kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku; c) Membantu PPK dalam pelaksanaan rapat persiapan pelaksanaan kontrak PCM; d) Memeriksa dan mengevaluasi dokumen RMK dan RK3K Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi termasuk perubahannya; e) Memfasilitasi dan meneliti penyiapan dokumen untuk proses perizinan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan; £) Bersama dengan penyedia jasa konstruksi melakukan pemeriksaan lapangan bersama, dan melakukan penyesuaian antara gambar, RAB dengan kondisi lapangan dalam rangka MC Nol, memeriksa dan menerbitkan Berita Acara MC- Nol lengkap dengan lampiran teknis; 8) h) ky ) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh kontraktor yang meliputi program-program pencapaian pelaksanaan konstruksi, program pencapaian penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance/Quality Control dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3); Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja; Melakukan evaluasi program tethadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan; Memeriksa dan menyetujui semua dokumen baik administrasi maupun teknis yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi; Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik dan atau yang terkait dengan pemenuan persyaratan perijinan; Memastikan kesesuaian Design for Construction (DFC) dan Shop Drawing pekerjaan pembangunan lanjutan dengan memperhitungkan kondisi eksisting bangunan dan data dasar, m) Melakukan kegiatan pengawasan yang tediri atas: = Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi_ yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan; - Memberikan ijin dan mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi; - Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik; ~ Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi; = Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat- rapat lapangan dan laporan harian/mingguan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi; - Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi; - Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh Kontraktor dan memastikan kesesuaian gambar pelaksanaan dengan kondisi eksisting bangunan; - Memberikan persetujuan terhadap semua gambar dan rencana kerja yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak penyedia jasa konstruksi baik untuk pekerjaan permanen ataupun pekerjaan sementara; - Memberikan persetujuan atas semua gambar perubahan, sesifikasi teknis perubahan dan justifikasi teknis perubahan termasuk menerbitkan pernyataan tidak keberatan (no objection) untuk gambar sementara dan gambar perubahan yang tidak tercantum dalam Kontrak penyedia jasa konstruksi, = Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai persyaratan dalam Kontrak penyedia jasa konstruksi; n) - Menerbitkan surat teguran kepada penyedia jasa konstruksi jika terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak penyedia jasa konstruksi dan melaksanakan rapat pembuktian (show couse meeting), - Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I, - Merekomendasikan kepada Pemberi Tugas terhadap akibat pelaksanaan penyedia jasa untuk melakukan tindakan sanksi sanksi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku; - Melakukan pemeriksaan dan eveluasi perubahan perkejaan sebagai dasar proses Addendum Kontrak oleh Tim Peneliti Kontrak; = Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan; - Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung, = Melakukan pengukuran bersama dilapangan dalam rangka progress capaian pekerjaan dan menerbitkan Berita Acara Progres Kemajuan Pekerjaan/Progres Prestasi Fisik sampai dengan pekerjaan 100% untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi; = Menyusun berita acara persetujuan pemeriksaan pekerjaan pertama dan ‘memastikan pekerjaan terpasang sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis dalam rangka serah terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua pekerjaan Konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi; = Melakukan resting dan commissioning dan meneribtkan berita acara hasil testing dan commissioning sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapakan dalam Kontrak penyedia jasa konstruksi; = Memberikan rekomendasi dilakukan serah pertama pekerjaan pertama dan serah terima perkerjaan kedua; - Membantu pemberi tugas dalam menyusun Dokumen Pendaftaran; = Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung terbangun sesuai dengan IMB; = Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat; - Melakukan evaluasi rencana kerja mingguan konstruksi dan mensosialisasikan kepada pihak terkait di lingkungan lokasi pekerjaan; = Menerbitkan surat penyataan kehandalan bangunan selama umur bangunan sesuai yang dipersyaratkan dalam Kontrak penyedia jasa konstruksi ~ Memberikan laporan pengawasan secara periodik kepada PPK; - Lingkup tugas dan tanggung jawab pengawasan lainnya sebagaimana diatur dalam dokumen Kontrak penyedia jasa konstruksi. Melakukan kegiatan pengawasan pada masa pemeliharaan: = Melakukan pengawasan cacat Kurang secara berkala selama masa pemeliharaan; = Melakukan koordinasi dengan pihak pengelola/pengguna bangunan jika ada kegiatan penggunaan bangunan selama masa pemeliharaan; = Memerintahkan penyedia jasa konstruksi untuk memperbaiki cacat kurang selama masa pemeliharaan sampai dengan serah terima kedua; - Melakukan pemeriksaan pekerjaan kedua untuk memastikan kondisi bangunan sesuai dengan serah terima pertama sebagai dasar serah terima akhir pekerjaan; 10 ©) Menyusun laporan mingguan dilengkapi profil pelaksanaan mingguan, bulanan, dan Akhir, Potret Pelaksanaan (Executive Summary) dan Laporan Pemeliharaan Berkala pekerjaan manajemen konstruksi; p) Memastikan terpenuhinya pedoman pemeliharaan serta petunjuk pengoperasian elemen bangunan terkait dengan fungsi bangunan dalam bentuk manual book yang dibuat oleh pelaksana konstruksi, 11.3 Kriteria Penerimaan 12 Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Konsultan Manajemen Konstruksi harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. Persyaratan Umum Pekerjaan Setiap bagian dari pekerjaan Manajemen Konstruksi harus dilaksanakan secara benar ddan tuntas sampai dengan dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh pengguna jasa. b. Persyaratan Obyektif Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan. ¢. Persyaratan Fungsional Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi. d._ Persyaratan Prosedural Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. KELUARAN DAN PELAPORAN Keluaran yang diminta dari konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah a. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan tethadap Pekerjaan/Manajemen Konstruksi untuk tahapan pelaksanaan dan keluaran hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dan Kontraktor yang menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas. Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi meliputi namun tidak terbatas pada: 1) Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen Konstruksi. 2) Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, Konsekuensi keuangan, keterlambatan penyelesaian _pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis. 3) Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan dari resume kemajuan pekerjaan, tenaga, dan hari kerja. 4) Berita Acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran 5) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan ‘Tambah/Kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan, 6) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I. 7) Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan. 1 13 8) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan II 9) Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing) 10)Laporan rapat di lapangan (site meeting). 11) Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawings), Bar chart dan S curve serta Network Planning yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana, b. Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja, Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PPK 13.1Peralatan dan Material PPK akan memberikan peralatan/material/fasilitas berupa: a. Ruang kerja di Kantor Satker untuk wakil penyedia (Jiassion officer) yang bertugas ‘membantu pemenuhan administrasi, pelaporan dan penyerapan termin; b. Ruangan Kantor di Direksi Kit yang disediakan oleh Kontraktor Pelaksana selama pelaksanaan pekerjaan. 13.2Personil/Wakil Syah PPK 14 15 Selama pelaksanaan pekerjaan konsultan manajemen konstruksi, PPK menunjuktimyang, berasal dari unsur PPK sebagai wakil syah PPK yang terdiri dari a. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan, wakil syah PPK adalah Direksi Lapangan, Tim Teknis/Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala Satker; b. Dalam hal Perubahan Kontrak/Addendum Kontrak, wakil syah PPK. adalah Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala Satker, c. Dalam hal pengelolaan administrasi kontrak dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, wakil syah PPK adalah Direksi Lapangan Pekerjaan Konstruksi yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala Satker, Ketentuan lebih lanjut untuk wakil syah PPK akan diatur lebih lanjut dalam Kontrak konsultan manajemen konstruksi. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA Konsultan manajemen konstruksi wajib menyediakan semua peralatan pendukung selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dokumen Kontrak termasuk menyediakan peralatan pendukung lainnya yang tidak diatur dalam Kontrak, LINGKUP KEWENANGAN a. Konsultan Manajemen Konstruksi Bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai penugasannya; b. Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab secara professional atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik, tata laku profesi yang berlaku. ¢. Secara umum tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi adalah menjaga agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut: 1) Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya anggaran/waktu yang telah ditetapkan 2) Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan 3) Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan yang berlaku. 12 16 4) Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan. Tanggung jawab profesi Mengikat atas hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku. Dalam hal ini pekerjaan yang dilaksanakan harus bisa dipertanggungjawabkan secara teknis dan administratif, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya harus mengacu pada standar, pedoman (baik teknis maupun non teknis), dan ketentuan-ketentuan yang berlaku (baik tingkat pusat maupun daerah) secara profesional. Secara umum tanggung jawab Konsultan/Penyedia Jasa antara lain namun tidak terbatas pada: 1) Keluaran yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pengguna Jasa dan atau pihak terkait, termasuk melalui KAK ini, seperti terdiri dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan; 2) Keluaran yang dihasilkan harus telah memenuhi semua perturan, standar dan pedoman (teknis dan non teknis) yang berlaku baik di pusat maupun di daerah; 3) Keluaran yang dihasilkan merupakan hasil evaluasi dan pembahasan. Tanggung jawab professional manajemen konstruksi tidak hanya penyedia jasa sebagai suatu badan usaha tetapi juga berlaku terhadap semua tenaga abl professional manajemen konstruksi yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu pelaksanaan Konsultan manajemen konstruksi ini akan lakukan dalam ‘waktu 240 hari kalender/8 bulan sejak terbitnya SPMK, terdiri dari waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan waktu pengawasan pada masa pemeliharaan sampai dengan serah terima kedua pekerjaan konstruksi 17, TENAGAAHLI Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dan pendukung dalam suatu struktur organisasi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, Adapun rincian daftar, jumlah, dan kualifikasi tenaga ahli dan tenaga penunjang dapat dijabarkan sebagai berikut: ‘Tabel 1.Struktur Organisasi Tenaga Ahli danTenaga Pendukung Pembangunan Lanjutan Gedung Pasca Sarjana, Hotel Praktekdan Lansekap Politeknik Pariwisata Bali Pengalaman No| Posisi Penugasan | Jumlah/ Pendidikan/Keablian Volume A | Tenagaal T [Team Leader (Abii 1Org 8 Tahun ‘a SiTeknik Sipil/Arsitektur, Manajemen b, Memiliki sertifikasi keahli Konstruksi) (SKA) Abli Utama MK_ yan; dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK. 2 | Ahi Struktur Tore 8Tahun ‘a. SiTeknik Sipil; b. Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung yang dikeluarkan —_olehAsosiasi Profesi_ yang telah disahkan oleh LPJK. 2B ‘Abh Arsitektur TOrg | 8Tahun a. STArsitektur, b. Memiliki, sertifikasi keahlian (SKA) Ahli Madya Arsitektur yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi_yang telah disahkan oleh LPIK. ‘Abhi Mekanikal TOrg | 8Tahun a. StTeknikMesin: b. Memiliki’ sertifikasi keahlian (SKA) Ahli_——Madya Mekanikal/ sistem tata udara dan referigerasi/ plambing dan pompa_—_mekanik/ transportasi dalam gedung yang dikeluarkan oleh ‘Asosiasi Profesi_yang telah disahkan oleh LPJK. ‘Abii Elektrikal TOrg | 8Tahun a. SiTeknik Elektro b, Memiliki sertifikasi keahlian) (SKA) Ahli Madya —tenaga_listrik/ elektronika dan telekomunikasi dalam gedung yang dikeluarkan oleh ‘Asosiasi Profesi_yang telah disahkan oleh LPIK. Ahli Lansekap TOrg ‘STahun ‘a. SlArsitektur Lansekap; b, Memiliki,sertifikasi keahlian (SKA) Ahli Madya Lansekap yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi_yang telah disahkan oleh LPJK. Ali QuantiiftOrg_8Tahun a. SiTeknik Sipil/Arsitektur, uurveyor b. Memiliki sertifikasi _keahlia (SKA) Ahli Madya MK yang dikeluarkan olehAsosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK. ‘Ahi K3 Konsiruksi [Org STahun ‘a. SiTeknik Sipil/Arsitektur/ME; b. Memiliki sertifikasi keablian| (SKA) Ali MadyaMK_ yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK. [TenagaPendukung Tenaga Pengawas | 20rg | 6Tahun | Si Teknik Sipil, Lapangan Sipil (Struktur) “Tenaga Pengawas 301g ‘Tahun ‘Si Arsitektur, LapanganArsitektur Tenaga Pengawas Org_| 6Tahun | SiTeknik Mesin, LapanganMekanikal Tenaga Pengawas | 201 | OTahun | Si Teknik Elektroflistrik, LapanganElektrikal | 3 | Tenaga Pengawas Org 6Tahun ‘Si Arsitektur/Lansekap; LapanganLansekap “Tenaga Pengawas “10g ‘Tahun ‘SI Sipil/Arsitektur/ME, LapanganK3 14 ‘Tenaga Administas] TOrg | 3 Tahun] Minimal SMA, Keuangan | 8 | OperatorKomputer | 2 Or; 3Tahun Minimal SMA; Tenaga Ahli diatas harus memiliki sertifikat tenaga ahli (SKA) dari Asosiasi dengan dilengkapi Curriculum Vitae, Surat Referensi/Keterangan Pengalaman Pekerjaan, dan Ijazah, NPWP dan pelaporan pajak-pajak profesi. 18, JADWAL DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 18.1 Umum Sesuai dengan tugas Pengelola Satuan Kerja, setiap bagian pekerjaan Manajemen Konstruksi yang diselenggarakan oleh konsultan Manajemen Konstruksi untuk ‘menghasilkan keluaran yang dimaksud, dan untuk pemecahan persoalan yang timbul, Konsultan Manajemen Konstruksi memberikan arahan, bimbingan kepada kontraktor pelaksana sepanjang tidak bertentangan dengan kehendak Pejabat Pembuat Komitmen sesuai peraturan yang berlaku. 18.2 Uraian tugas konsultan Manajemen Konstruksi. Konsultan Manajemen Konstruksi (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan Manajemen Konstruksi pelaksanaan yang dihadapi di lapangan) harus merinci sendiri kegiatannya, secara garis besar sebagai berikut: a. Persiapan 1) Menyusun program kerja dan perangkat Administrasi teknis Pengendalian pelaksanaan Administrasi dan pelaksanaan konstruksi, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen Konstruksi; Memeriksa dan selanjutnya diteruskan kepada Pengguna Jasa untuk disetuj mengenai jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh perencana dan kontraktor pelaksana (Time Schedule, Bar Chart, dan S Curve serta Network Planning) sebagai kesepakatan pada saat Pre-Construction Meeting (PCM); 3) Untuk kepentingan pengurusan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dalam hal diperlukan. x b. Pekerjaan Teknis 1) Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun adminsitratif teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan kepada pemberi tugas 2) Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari setiap item pekerjaan atau Komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama_pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau di tempat kerja lain (workshop). 3) Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal 4) Memberikan petunjuk, perintah, persetujuan, penambahan atau pengurangan pekerjaan serta harus menyampaikan dan menyarankan kepada Pengguna Jasa 5) Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak menyangkut pengurangan maupun penambahan biaya dan waktu serta tidak menyimpang dari kontrak dan dapat langsung disampaikan kepada kontraktor pelaksana dengan pemberitahuan kepada Pengguna Jasa 6) Memberikan bantuan dan petunjuk kepada kontraktor pelaksana dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan, 15 ©. Konsultasi 1) Melakukan konsultasi dengan Pengguna Jasa untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa perencanaan dan pembangunan berlangsung, 2) Mengadakan rapat berkala secara rutin setiap minggu, dengan timPengguna Jasa yang ditugaskan, Perencana (jika diperlukan), dan Kontraktor Pelaksana dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, Untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian, an laporan dan rekomendasi kepada Pengguna Jasa mengenai volume prosentase dan nilai bobot sebagian atau seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan dan membandingkan dengan apa yang tercantum dalam dokumen proyek. . Dokumen 1) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana, terutama yang mengakibatkan tambah atau kurangnya pekerjaan dan juga memeriksa perhitungan serta gambar konstruktsi yang dibuat oleh kontraktor pelaksana (shop drawings); 2) Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan serta untuk keperluan pembayaran angsuran; 3) Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran; 4) Mempersiapkan formulir laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir Jainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi dan menyiapkan dokumen proyek £ Pelaksanaan Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi Dalam pelaksanaan tugas, konsultan Manajemen Konstruksi _selalu ‘memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat. g. Program Kerja Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program kerja yang merupakan Rencana Mutu Kontrak (RMK) meliputi: 1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci; 2) Alokasi tenaga yang lengkap (sesuai jumlah dan specifikasi tenaga yang dipersyaratkan), tenaga yang diusulkan konsultan Manajemen Konstruksi harus ‘mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa; 3) Uraian konsepsi konsultan Manajemen Konstruksi atas pekerjaan pengawasan proyek tersebut; 4) Setelah ketiga hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari Pengguna Jasa, maka akan menjadi pedoman penugasan dalam pelaksanaan tugas pengawasan bagi Konsultan Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya, 19. PELAPORAN 19.1 Pelaporan Jenis laporan hasil proses manajemen konstruksi yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Lanjutan Hotel Praktek, antara lain: a, Laporan Pendahuluan; b. LaporanMingguan; 16 19.2 20. 21. Laporan Mingguan ini minimal memuat rekapitulasi progres harian dalam satu minggu dengan memunculkan data yang ada selama melakukan tahapan proses perencanaan sampai pelaksanaan fisik. Dokumen Laporan Mingguan ini diserahkan selambat-lambatnya pada saat pembahasan Laporan Bulanan, dalam format Ad sebanyak 3(tiga) eksemplar, Laporan Bulanan; Laporan Bulanan ini minimal memuat rekapitulasi progres mingguan dalam satu bulan dengan memunculkan data yang ada selama melakukan tahapan proses Pperencanaan sampai pelaksanaan fisik. Dokumen Laporan Bulanan ini diserahkan selambat-lambatnya pada saat pembahasan Laporan Bulanan, dalam format ‘Adsebanyak 3(tiga) eksemplar; Laporan Akhir Laporan Akhir ini minimal memuat ringkasan dari Laporan Pengawasan Pekerjaan Perencanaan (desain), LaporanPelaksanaan Pekerjaan Pembangunan, Draf Laporan Akhir minimal memuat latarbelakang, kajian kebijakan, metode pelaksanaan, Pembangunan Gedung Pasca Sarjana dan Pembangunan Lanjutan Hotel Praktek STP Bali sehingga menghasilkan informasi yang runtut terkait hasil pelaksanaan pekerjaan. Dokumen —Laporan —AKhir_—ini__—_diserahkanselambat- lambatnyapadasaatAkhirPekerjaan_ fisik(PHO),dalamformatAdsebanyak 3 (tiga) eksemplar Kuantitas laporan sesuai dengan Bill of Quantity, RAB Kontrak dan diatur lebih lebih Janjut dalam dokumen Kontrak. Dokumentasi Digital Selain diserahkan dalam bentuk hardcopy, keluaran pekerjaan beserta data-data pendukung lainnya yang dinilai penting dalam pelaksanaan pekerjaan (primer dan sekunder) juga diserahkandalambentuk soficopy(digital) yang dikemaskedalam 1(satu)HardiskEksternal berkapasitas| Tera Byte (1 TB), PRODUKSI DALAM NEGERI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PERSYARATAN KERJASAMA Jika kerja sama dengan penyedia jasa konstruksi lain diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan konsultan manajemen konstruksi maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a b. Dinyatakan memenuhi semua persyaratan sebagaimana ditentukan dalam dokumen pemilihan; ‘Terdapat perjanjian kerjasama operasi yang memuat prosentase dan perusahaan yang ditunjuk wmewakili: Terdiri dari perusahaan nasional; Kerjasama dilakukan dengan pelaku usaha dengan kualifikasi setara atau satu tingkat dibawahnya dan kualifikasi yang ditujuk mewakili setara atau lebih tinggi; Tanggung jawab profesi berlaku bagi semua anggota KSO termasuk bagi seluruh tenaga abli yang terlibat. 7 22. ALIH PENGETAHUAN Jika kerja sama dengan penyedia jasa konstruksi lain diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan konsultan manajemen konstruksi maka harus memenuhi persyaratan, 23. PENUTUP a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka Penyedia Jasa(Konsultansi) hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan ‘masukan lainyang dibutuhkan; b. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh Penyedia Jasa (Konsultansi) sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan; ¢. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, Penyedia Jasa (Konsultansi) menyusun program kerja sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan Pedoman Penugasan; d. Pengguna Jasa dapat melakukan penggantian personil dengan kualifikasi yang sama atau lebih apabila kinerja personil yang bersangkutan tidak mampu memenuhi produk yang diharapkan berdasarkan evaluasi kinerja; ¢. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representative, baik dari jenis kertas, tulisan, sampul, dan lain-lainnya atau minimal mengikuti standar pelaporan yang berlaku dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan ‘Umum dan Perumahan Rakyat 18

Anda mungkin juga menyukai