Anda di halaman 1dari 18

BUPATI SUKABUMI

PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SUKABUMI


NOMOR ……… TAHUN 2021

TENTANG
PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-
KANAK, SEKOLAH DASAR, DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI SUKABUMI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 44 Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara tanggal 8
Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun
2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang
Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/
atau Bakat Istimewa;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72
Tahun 2013 tentang Pendidikan Layanan Khusus (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 822),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1637);
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 107
Tahun 2014 tentang Konversi Nilai Hasil Belajar dan
Matrikulasi Mata Pelajaran Bagi Peserta Didik dari Sistem
Pendidikan Negara Lain atau Sistem Pendidikan
lnternasional ke Dalam Sistem Pendidikan Nasional pada
Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1540);
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 1
tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 6);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 5 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Daerah Tahun ……….. Nomor 5, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 207);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi (Lembaran
Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor
45);
23. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 50 Tahun 2016
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendidikan Kabupaten Sukabumi (Berita Daerah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 51).

Memperhatikan : Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3


Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik
Baru.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA


TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR, DAN SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Sukabumi.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sukabumi.
4. Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut Dinas adalah
Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.
5. Kepala Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukabumi.
6. Peserta Didik adalah warga masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
7. Penerimaan peserta didik baru yang selanjutnya
disingkat PPDB adalah penerimaan peserta didik baru
pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah
Menengah Pertama.
8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
9. Pendidikan Layanan Khusus adalah pendidikan bagi
peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami
bencana alam, bencana sosial, dan yang tidak mampu
dari segi ekonomi.
10. Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat TK,
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak
berusia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun.
11. Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD, adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar.
12. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat
SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) atau bentuk lain
yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SD/MI.
13. Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya.
14. Daya Tampung adalah kapasitas satuan pendidikan
dalam menampung peserta didik yang diterima pada awal
tahun pelajaran.
15. Zonasi adalah penetapan kawasan atau area yang terdiri
dari beberapa wilayah administratif kecamatan yang
disusun dengan memperhatikan sebaran sekolah, data
sebaran domisili calon peserta didik, dan daya tampung
sekolah
16. Rombongan Belajar adalah kelompok Peserta Didik yang
terdaftar pada satuan kelas dalam satu sekolah.
17. Dalam Jaringan yang selanjutnya disingkat Daring
adalah salah satu bentuk komunikasi yang
menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan
dan menerima pesan komunikasi melalui internet yang
terjadi di dunia maya atau cyberspace.
18. Luar Jaringan selanjutnya disingkat Luring adalah salah
satu bentuk komunikasi yang tidak menggunakan
jaringan internet untuk menyampaikan dan menerima
pesan komunikasi dapat dilakukan melalui tatap muka
langsung, atau media lainnya dengan pihak yang terlibat
komunikasi.

Pasal 2
(1) PPDB dilaksanakan secara:
a. objektif;
b. transparan; dan
c. akuntabel.
(2) PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
tanpa diskriminasi kecuali bagi sekolah yang secara
khusus dirancang untuk melayani peserta didik dari
kelompok gender atau agama tertentu.

Pasal 3
(1) PPDB dilaksanakan pada satuan pendidikan jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Satuan pendidikan Pendidikan jenjang Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), terdiri dari:
a. TK;
b. SD; dan
c. SMP.
(3) Satuan pendidikan jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan oleh
masyarakat, dapat menerapkan PPDB sebagaimana yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah sesuai peraturan
perundang-undangan.

BAB II
MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan PPDB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, dilaksanakan pada bulan Mei setiap tahun.
(2) Waktu penyelenggaraan PPDB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat berubah jika terjadi kondisi darurat
yang ditetapkan Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah.
(3) Tahapan penyelenggaraan PPDB meliputi:
a. pengumuman pendaftaran;
b. pendaftaran;
c. seleksi sesuai dengan jalur pendaftaran;
d. pengumuman penetapan peserta didik baru; dan
e. daftar ulang.
(4) Mekanisme penyelenggaraan PPDB dapat dilakukan
secara daring dan/atau luring.
(5) Penyelenggaraan PPDB secara luring sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan, keamanan dan
kenyamanan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme PPDB diatur
dalam Petunjuk Teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas.

Bagian Kedua
Persyaratan Penerimaan Peserta Didik Baru
Pasal 5
Persyaratan calon peserta didik baru pada TK adalah:
a. paling rendah 4 (empat) tahun dan paling tinggi 5 (lima)
tahun untuk kelompok A; dan
b. paling rendah 5 (lima) tahun dan paling tinggi 6 (enam)
tahun untuk kelompok B.

Pasal 6
(1) Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD
berusia:
a. 7 (tujuh) tahun sampai dengan 9 (sembilan) tahun;
atau
b. paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan.
(2) SD memprioritaskan penerimaan calon peserta didik
baru kelas 1 (satu) SD yang berusia 7 (tujuh) tahun.
(3) Persyaratan usia paling rendah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dapat dikecualikan menjadi paling
rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan, bagi calon peserta didik yang memiliki
kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis
yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari
psikolog profesional.
(4) Dalam hal psikolog profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) tidak tersedia, rekomendasi dapat
dilakukan oleh dewan guru sekolah asal yang
bersangkutan.
(5) Ketentuan pada ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan sesuai
dengan batas daya tampung berdasarkan ketentuan
rombongan belajar.

Pasal 7
Persyaratan calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP:
a. berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1
Juli tahun berjalan; dan
b. telah menyelesaikan kelas 6 (enam) SD atau bentuk lain
yang sederajat

Pasal 8
(1) Persyaratan usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
Pasal 6, dan Pasal 7 dibuktikan dengan:
a. Akta kelahiran; atau
b. Surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak
yang berwenang dan dilegalisir oleh lurah/kepala desa
atau pejabat setempat lain yang berwenang sesuai
dengan domisili calon peserta didik.
(2) Persyaratan usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
Pasal 6, dan Pasal 7 dikecualikan untuk sekolah dengan
kriteria :
a. menyelenggarakan pendidikan khusus;
b. menyelenggarakan pendidikan layanan khusus; dan
c. berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Pasal 9
Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
b harus dibuktikan dengan:
a. ijazah; atau
b. dokumen lain yang menyatakan kelulusan.

Pasal 10
(1) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 dan Pasal 8, calon peserta didik baru kelas
7 (tujuh) SMP yang berasal dari luar negeri harus
mendapatkan surat rekomendasi izin belajar.
(2) Permohonan surat rekomendasi izin belajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada direktur
jenderal yang membidangi pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah untuk
calon peserta didik baru SMP.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) berlaku untuk calon peserta didik warga negara
Indonesia dan warga negara asing.

Pasal 11
(1) Bagi sekolah yang menerima peserta didik warga Negara
asing wajib menyelenggarakan matrikulasi pendidikan
Bahasa Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan yang
diselenggarakan oleh sekolah yang bersangkutan.
(2) Dalam hal sekolah yang menerima peserta didik warga
negara asing tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan tertulis.

Pasal 12
(1) Persyaratan pendaftaran PPDB Jalur Afirmasi bagi calon
peserta didik berkebutuhan khusus pada satuan
pendidikan yang menyelenggarakan layanan inklusif,
melampirkan asesmen awal calon peserta didik (asesmen
fisik, psikologis, akademik, fungsional, sensorik, dan
motorik).
(2) Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat menerima
peserta didik berkebutuhan khusus dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang
dimiliki.
(3) Prioritas diberikan kepada peserta didik berkebutuhan
khusus yang tempat tinggalnya paling dekat dengan
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif tanpa
membedakan status ekonomi dan keturunannya.

Pasal 13
Calon peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah
penyelenggara inklusif, dikecualikan dari:
a. Syarat usia sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, Pasal 6,
dan Pasal 7 huruf a; dan
b. Ijazah atau dokumen lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9.

Bagian Ketiga
Jalur Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru
Paragraf 1
Umum

Pasal 14
(1) PPDB untuk TK, SD dan SMP melalui jalur pendaftaran
PPDB.
(2) Jalur pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. zonasi;
b. afirmasi;
c. perpindahan tugas orang tua/wali; dan/atau
d. prestasi.
(3) Jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf d tidak berlaku untuk jalur pendaftaran calon
peserta didik baru pada TK dan kelas 1 (satu) SD.

Pasal 15
(1) Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dikecualikan
untuk sekolah sebagai berikut:
a. sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus;
b. sekolah yang menyelenggarakan pendidikan layanan
khusus;
c. sekolah berasrama;
d. sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar; dan
e. sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia sekolah
tidak dapat memenuhi ketentuan jumlah peserta didik
dalam 1 (satu) rombongan belajar.
(2) Pengecualian ketentuan jalur pendaftaran PPDB bagi
sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan dilaporkan
kepada direktur jenderal yang membidangi pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah untuk jalur pendaftaran PPDB SD dan SMP.

Paragraf 2
Jalur Zonasi
Pasal 16
(1) Jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(2) huruf a terdiri atas:
a. jalur zonasi SD sebanyak 80% (delapan puluh
persen) dari daya tampung sekolah; dan
b. jalur zonasi SMP sebanyak 50% (lima puluh
persen) dari daya tampung sekolah.
(2) PPDB melalui jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (2) huruf a diperuntukkan bagi calon
peserta didik baru yang berdomisili di dalam wilayah
zonasi yang ditetapkan Pemerintah Daerah.
(3) Domisili calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang
diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum tanggal
pendaftaran PPDB.
(4) Dalam hal kartu keluarga sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak dimiliki oleh calon peserta didik karena
keadaan tertentu, maka dapat diganti dengan surat
keterangan domisili.
(5) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
meliputi:
a. bencana alam; dan/atau
b. bencana sosial.

Pasal 17
(1) Surat keterangan domisili sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (4) diterbitkan oleh ketua rukun tetangga
atau ketua rukun warga yang dilegalisir oleh
lurah/kepala desa atau pejabat setempat lain yang
berwenang.
(2) Surat keterangan domisili sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat mengenai keterangan bahwa peserta
didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat
1 (satu) tahun sejak diterbitkannya surat keterangan
domisili.
(3) Bagi calon peserta didik yang tinggal di dalam Pondok
Pesantren yang berasrama surat keterangan domisili
diterbitkan oleh pimpinan pondok pesantren yang
menerangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan
telah berdomisili di asrama pondok pesantren
(4) Sekolah memprioritaskan peserta didik yang memiliki
kartu keluarga atau surat keterangan domisili dalam
wilayah kabupaten.

Paragraf 3
Jalur Afirmasi
Pasal 18
(1) Jalur afirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (2) huruf b sebanyak 15% (lima belas persen) dari
daya tampung sekolah.
(2) PPDB melalui jalur afirmasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b diperuntukkan bagi calon
peserta didik :
a. berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu;
b. anak berkebutuhan khusus.
(3) Peserta didik yang melalui jalur afirmasi merupakan
peserta didik yang berdomisili di dalam dan di luar
wilayah zonasi sekolah yang bersangkutan.

Pasal 19
(1) Peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi
tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (2) huruf a wajib menyertakan:
a. bukti keikutsertaan peserta didik dalam program
penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah; dan
b. surat pernyataan dari orang tua/wali peserta didik
yang menyatakan bersedia diproses secara hukum jika
terbukti memalsukan bukti keikutsertaan dalam
program penanganan keluarga tidak mampu.
(2) Dalam hal terdapat dugaan pemalsuan bukti
keikutsertaan peserta didik dalam program penanganan
keluarga tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, sekolah bersama Pemerintah Daerah wajib
melakukan verifikasi data dan lapangan serta
menindaklanjuti hasil verifikasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Pemalsuan bukti keikutsertaan peserta didik dalam
program penanganan keluarga tidak mampu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi
sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Paragraf 4
Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali

Pasal 20
(1) Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c sebanyak 5%
(lima persen) dari daya tampung sekolah.
(2) PPDB melalui jalur perpindahan tugas orang tua/wali
sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (2) huruf c
diperuntukan bagi calon peserta didik yang mengikuti
perpindahan tempat atau tugas orang tua/wali.
(3) Perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c dibuktikan
dengan surat penugasan dari:
a. instansi;
b. lembaga;
c. kantor; atau
d. perusahaan yang mempekerjakan.
(4) Dalam hal terdapat sisa kuota jalur perpindahan tugas
orang tua/wali, maka sisa kuota dapat dialokasikan
untuk calon peserta didik memiliki orang tua yang
berprofesi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.

Paragraf 5
Jalur Prestasi

Pasal 21
(1) Jalur prestasi SMP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (2) huruf d sebanyak 30% (tiga puluh persen) dari
daya tampung sekolah.
(2) PPDB Jalur prestasi sebagaimana dimaksud pada Pasal
14 ayat (2) huruf d, diperuntukan bagi calon peserta
didik yang berdomisili di luar wilayah zonasi dan
memiliki prestasi berdasarkan:
a. nilai rata-rata rapor kelas IV (empat) semester 1 (satu)
hingga kelas VI (enam) semester 1 dan peringkatnya;
dan
b. hasil perlombaan atau penghargaan kejuaraan di
bidang akademik maupun non-akademik pada tingkat
internasional, tingkat nasional, tingkat provinsi,
tingkat kabupaten/kota, atau tingkat kecamatan.
(3) Bukti atas prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b diterbitkan paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 3 (tiga) tahun sebelum tanggal pendaftaran
PPDB.
(4) Pemalsuan bukti atas prestasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Paragraf 6
Pelimpahan Kuota

Pasal 22
(1) Dalam hal kuota pada jalur Afirmasi dan jalur
perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud pasal 18 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1) tidak
dapat dipenuhi, sisa kuota dapat dilimpahkan pada jalur
zonasi.
(2) Dalam hal kuota pada jalur prestasi sebagaimana
dimaksud pasal 21 ayat (1) tidak dapat dipenuhi, sisa
kuota dilimpahkan dengan prioritas :
a. diperuntukan bagi calon peserta didik yang berdomisili
di dalam wilayah zonasi dan memiliki prestasi
berdasarkan : nilai rata-rata rapor kelas IV (empat)
semester 1 (satu) hingga kelas VI (enam) semester 1
dan peringkatnya dan hasil perlombaan atau
penghargaan kejuaraan di bidang akademik maupun
non-akademik pada tingkat internasional, tingkat
nasional, tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota,
atau tingkat kecamatan.
b. dilimpahkan pada jalur zonasi.

Bagian Keempat
Seleksi
Pasal 23
(1) Seleksi calon peserta didik dilaksanakan jika jumlah
calon peserta didik yang mendaftar melebihi kouta pada
suatu jalur pendaftaran.
(2) Dalam proses seleksi PPDB tidak menggunakan ujian
tertulis atau tes kemampuan akademik.

Pasal 24
(1) Seleksi calon peserta didik pada jalur zonasi, jalur
Afirmasi, dan jalur perpindahan tugas orang tua/wali
dilakukan dengan memprioritaskan jarak terdekat
domisili ke sekolah.
(2) Jarak terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dihitung berdasarkan jarak dari domisili calon peserta
didik menuju ke sekolah dengan menggunakan sistem
teknologi informasi.
(3) Dalam hal jarak terdekat domisili ke sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sama, maka
diprioritaskan calon peserta didik yang berusia lebih tua.

Pasal 25
(1) Seleksi jalur prestasi nilai rapor dilakukan berdasarkan
hasil skoring peringkat dan jumlah nilai rata-rata rapor
kelas IV (empat) semester 1 (satu) hingga kelas VI (enam)
semester 1 yang diurutkan dari nilai terbesar sampai
dengan memenuhi kuota.
(2) Seleksi jalur prestasi hasil perlombaan dilakukan dengan
urutan prioritas berdasarkan hasil skoring kejuaraan
tingkat Internasional, Nasional, Provinsi,
Kabupaten/Kota, atau Kecamatan.

Bagian Kelima
Penetapan Hasil Seleksi

Pasal 26
(1) Penetapan peserta didik yang diterima oleh satuan
pendidikan dilakukan setelap proses seleksi selesai
dilaksanakan.
(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh satuan pendidikan.

Bagian Keenam
Jumlah Rombangan Belajar dan Jumlah Peserta Didik

Pasal 27
Ketentuan jumlah rombongan belajar pada setiap sekolah
sebagai berikut:
(1) untuk SD, paling sedikit 6 (enam) dan paling banyak 24
(dua puluh empat) Rombongan Belajar, dengan masing-
masing tingkat paling banyak 4 (empat) rombongan
belajar;
(2) untuk SMP, paling sedikit 3 (tiga) dan paling banyak 33
(tiga puluh tiga) Rombongan Belajar dengan masing-
masing tingkat paling banyak 11 (sebelas) rombongan
belajar.

Pasal 28
Ketentuan jumlah peserta didik pada setiap rombongan
belajar sebagai berikut:
(1) untuk TK, dalam satu kelas jumlah peserta didik paling
banyak 15 (lima belas) orang.
(2) untuk SD, dalam satu kelas jumlah peserta didik paling
paling banyak 28 (dua puluh delapan) orang.
(3) untuk SMP, dalam satu kelas jumlah peserta didik paling
paling banyak 32 (tiga puluh dua) orang.

BAB III
PENYELENGGARA PPDB

Pasal 29
(1) PPDB pada tingkat Kabupaten dilakukan dengan
membentuk dan menetapkan kepanitian
(2) PPDB pada tingkat satuan pendidikan dilakukan dengan
membentuk dan menetapkan kepanitian di masing-
masing satuan pendidikan dengan memperhatikan
saran/masukan dari Komite Sekolah.
(3) Kepanitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas penanggungjawab, ketua, sekretaris, dan seksi,
sesuai kebutuhan.

BAB IV
PENGADUAN

Pasal 30
(1) Untuk menanggapi dan menindaklanjuti pengaduan
masyarakat dalam penyelenggaraan PPDB, dibentuk tim
penanganan pengaduan PPDB di tingkat:
a. Kabupaten; dan
b. Satuan pendidikan.
(2) Tim penanganan pengaduan PPDB di tingkat Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibentuk
oleh Kepala Dinas.

BAB V
INFORMASI

Pasal 31
(1) Dinas dan satuan pendidikan menyampaikan informasi
kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
PPDB.
(2) Pemberian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan melalui sosialisasi, pengumuman pada
laman resmi Dinas, pemberitaan media massa dan/atau
sarana lainnya.

BAB VI
PELAPORAN

Pasal 32
(1) Satuan pendidikan penyelenggara PPDB melaporkan
pelaksanaan PPDB kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Dinas melaporkan pelaksanaan PPDB kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

BAB VII
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWASAN

Pasal 33
(1) Bupati melakukan pembinaan, pengendalian dan
pengawasan terhadap pelaksanaan PPDB.
(2) Pembinaan pengendalian dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas.

Pasal 34
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah melaksanakan
pengawasan pelaksanaan PPDB sesuai dengan tugas dan
fungsi yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VIII
PERPINDAHAN PESERTA DIDIK

Pasal 35
(1) Perpindahan peserta didik antarsekolah dalam 1 (satu) daerah
kabupaten/kota, antarkabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah
provinsi, atau antarprovinsi dilaksanakan atas dasar
persetujuan kepala sekolah asal dan kepala sekolah yang
dituju.
(2) Perpindahan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan setelah Peserta Didik melaksanakan
pembelajaran paling singkat 1 (satu) semester, kecuali
perpindahan dengan alasan mengikuti tugas orang tua.
(3) Dalam hal terdapat perpindahan peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka sekolah yang bersangkutan
wajib memperbaharui Dapodik.
(4) Perpindahan peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) wajib memenuhi ketentuan persyaratan PPDB
dan/atau sistem zonasi yang diatur dalam Peraturan Bupati
ini.

Pasal 36
(1) Peserta didik setara SD di negara lain dapat pindah ke SD di
Indonesia setelah memenuhi:
a. surat pernyataan dari kepala sekolah asal;
b. surat rekomendasi izin belajar dari direktur jenderal yang
membidangi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah sesuai dengan kewenangan; dan
(2) lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan
sekolah yang dituju.
(3) Peserta didik setara SMP di negara lain dapat diterima di SMP,
di Indonesia setelah:
a. menyerahkan fotokopi ijazah atau dokumen lain yang
membuktikan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah
menyelesaikan pendidikan jenjang sebelumnya;
b. surat pernyataan dari kepala sekolah asal;
c. surat rekomendasi izin belajar dari direktur jenderal yang
membidangi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah untuk calon peserta didik baru
SMP; dan
d. lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan
sekolah yang dituju.

Pasal 37
(1) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal dapat
diterima di SD tidak pada awal kelas 1 (satu) setelah lulus tes
kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh SD
yang bersangkutan.
(2) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal dapat
diterima di SMP tidak pada awal kelas 7 (tujuh) setelah
memenuhi persyaratan:
a. memiliki ijazah kesetaraan program Paket A; dan
b. lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan
oleh SMP yang bersangkutan.

BAB IX
PEMBIAYAAN

Pasal 38
Pembiayaan pelaksanaan PPDB pada :
(1) Tingkat Kabupaten dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.
(2) Tingkat satuan pendidikan dibebankan pada bantuan
operasional sekolah serta sumber pendanaan lain yang
sah dan tidak mengikat.

BAB X
LARANGAN

Pasal 39
Dalam tahapan pelaksanaan PPDB:
a. Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
dan telah menerima bantuan operasional sekolah dilarang
memungut biaya; dan
b. Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah dilarang melakukan pungutan dan/atau
sumbangan yang terkait dengan pelaksanaan PPDB,
perpindahan peserta didik dan melakukan pungutan
untuk membeli seragam atau buku tertentu yang
dikaitkan dengan PPDB.

BAB XI
SANKSI

Pasal 40
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Gubernur
ini, diberikan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Keputusan
Bupati Nomor 421/Kep. … /Disdik/2020 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama Tahun
Pelajaran 2020/2021, (Berita Daerah Tahun 2020 Nomor
…..) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 42
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten

Ditetapkan di Palabuhanratu
pada tanggal …

BUPATI SUKABUMI,

MARWAN HAMAMI
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUKABUMI
NOMOR : …
TANGGAL : …
TENTANG : PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN
KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR, DAN SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA

ZONASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KABUPATEN SUKABUMI

1. Zonasi TK dan SD
Zonasi PPDB TK dan SD adalah wilayah Kecamatan.
2. Zonasi SMP
No Zonasi Wilayah Kecamatan
1 S.01 Cicurug, Cidahu, Parungkuda, Ciambar
Bojong Genteng, Kabandungan, Kalapa
2 S.02
Nunggal, Parakansalak
Caringin, Cibadak, Cicantayan, Cikidang,
3 S.03
Nagrak, Cisaat, Kadudampit, Sukabumi
Gunung Guruh, Bantar Gadung, Cikembar,
4 S.04
Warung Kiara
Kebon Pedes, Sukalarang, Sukaraja,
5 S.05
Cireunghas
Gegerbitung, Nyalindung, Jampang Tengah,
6 S.06
Lengkong, Pabuaran, Purabaya
Cibitung, Ciemas, Ciracap, Jampang Kulon,
7 S.07 Cimanggu, Kalibunder, Surade, Tegalbuleud,
Waluran
Cikakak, Cisolok, Pelabuhan Ratu,
8 S.08
Simpenan
9 S.09 Cidadap, Cidolog, Curugkembar, Sagaranten

BUPATI SUKABUMI,

MARWAN HAMAMI

Anda mungkin juga menyukai