Anda di halaman 1dari 5

 Anisometropia : merupakan gangguan penglihatan akibat adanya perbedaan kekuatan

refraksi lensa sferis atau silinder antara mata kanan dan mati (refraksi tidak terkoreksi)
 Astigmatisme: mata yang menderita astigamatisma memiliki dua garis focus.

Klasifikasi

a. Simple myopic astigmatism: yakni jika satu garis focus berada di depan retina dan yang
lainnya berada di retina.
b. Compound myopic ast : jika kedua garis focus berada di depan retina.
c. Symple hyperopic ast : jika satu garis focus berada di belakang retina dan yang lainnya
berada di retina
d. Compound hyperopic ast: jika kedua garis focus berada di belakang retina.
e. Mixed as: jika satu garis focus berada di depan retina dan yang laiinya berada di
belakang retina.
 Mata Merah Visus Turun
 Keratitis : inflamasi yang terjadi pada kornea mata.
Kornea jernih dan avascular - jadi kalo ada luka biasa tidak sembuh dan
meninggalkan cicatrix dan bisa sembuh 30-50 hari dengan atau tanpa cicatrix.
 Kornea ulcer/abses kornea
Etio : Jamur sering pada petani
+ hipopion: pus dalam COA harus lakukan keratoplasti/ cangkok kornea supya
luka tertutup.
Terapi : menggunakan ofloksasin gol broadspectrum gram +/-
 Endophtalmitis : infeksi intraokuler (di vitreus, lensa). Biasanya karena operasi
intraokuler.
Klasifikasi :
a. endogen
b. eksogen : post operasi katarak dengan veco/SSE
Glaukoma/trabekulektomi
Pasien datang biasanya hari ke 3/5 setelah post operasi katarak. Terapi dengan gol
ofloksasin
Jika hari pertama pasien datang biasanya infeksi krna uveitis bisa di (badan silier,
iris, koroid) Disebut dengan TASS (Toxic Anterior Segmen Sindron) pada TASS
pasien tidak mengeluh nyeri sedangkan pada endoftalmitis sering mengeuh nyeri,
TASS biasanya sering pada bahan-bahan habis pakai karena ngga steril, dan ada
fibrosis, terapi dengan STEROID.
 Uveitis ant : berhubungan dengan imun.
Khas : Pupil tidak bulat karena penempelan antara iris dengan lensa yang disebut
dengan (KINEKIA AKUT). Karena penempelan iris dengan lensa mengganggu
perjalanan humor aqous dan akan terjadi peningkatan tek intraocular.
Tindakan dengan: Obat-obat cyclopegic utk melepas kinekis dan untuk uveitis
berikan steroid oral maupun topical (Metilprednisolon)
 Acute Congestive Glaukoma : Riwayat glaucoma/Glaukoma sekunder (misalnya
katarak yang ngga mau dioperasi)
Gejala: Mata merah, visus turun mendadak, mual-muntah, nyeri mata mendadak
berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar, melihat halo di
sekitar lampu.
Khas : Pupil MID DILATASI
Operasi trabekulektomi
IRREVERSIBLE : PENGOBATAN SEUMUR HIDUP
 Mata Tenang Visus Turun Mendadak
1. Diabetik Retinopati (paling sering) 10-30% : merupakan komplikasi dari diabetes
mellitus berupa mikroangiopati.
Diabetik Retinopati merupakan mikroangiopati yang progresif ditandai dengan
kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh darah retina.
 Tidak ada keluhan buram (jika masih di perifer) selama lesinya belum kena ke
optic nerve dan macula.
 Jadi jika ketemu pasien dengan DM harus priksa funduscopi dan rujuk untuk
screening. Supaya bisa tau dari awal dan bisa lakukan laser atau injeksi
 Pikirkan ada perdarahan pada retina contoh vitreus hemmorarge. Lakukan
pemeriksaan funduskopi : jika ada perdarahan reflex fundus -, perlu PP yaitu USG
mata utk melihat segmen post karena tidak bisa lihat dengan oftalmoskop.
 Selain perdarahan ada buram juga karena kebocoran eksudat atau hard exudat
bentuk seperti cincin dan sudah dipastikan karena diabetes mellitus.
Jadi pada funduskopi ditemukan eksudat di daerah macula. Selain funduskopi
untuk kasus DR karena edem macula bisa dilakukan OCT dan angiography untuk
melihat pembengkakan.
 RD non proliferative ditandai dengan perubahan vaskularisasi intraretina,
sedangkan pada RD proliferative ditemukan neovaskularisasi akibat iskemi.
2. Struk mata (Non arteritic anterioir ischemic optic neuropathy)
 Jika disenterin mata tidak konstrik tapi dilatasi (RAPD/ relative afferent pupil
defect/markus dan pupil). RAPD biasanya ada kelainan di optic nerve bisa karena
NAAION atau Glaukoma atau optic neuropathy, naaion papil batas tidak tegas.
 Ada faktor risk : hipertensi, DM, kolestrol, asam urat tinggi.
 Supply O2 terganggu.
 Naaion waktu tes konfrontasi (mata kanan pasien priksa dengan mata kiri kita)
 Khas : tidak bisa melihat setengah bagian (altitudinal scotoma)
 DD dengan retinal detachment (ada tirai menutup)
 Pemeriksaan funduskopi : Optic Nerve bengkak
 Terapi : Kontrol Faktor Risk
3. Tractional Retinal Detachment (ablasio retina)
Klasifikasi:
a. Rhegmatogenous: ada robekan pada retina (mis: pada riw trauma)
b. Non R: dibagi lagi menjadi 2
Tractional : ada tarikan fibrin pada retina khas pada DM
c. Ada floaters (terlihat benda melayang-layang), flashes (kilatan cahaya), dan
gambaran tirai menutup.
4. Central Serous Retinopathy (CSR)
 Lihat Funduscopi: ada cairan yang melengkung
Penglihatan sentral seperti ada yang menghalangi (sentral schotoma)
 Pemeriksaan menggunakan amstrel grid
 Biasanya pada pasien muda, stress pemakai steroid jangka panjang, fundus ad
makroedem, - DM danhipertensi
5. CRVO-BRVO

 CRVO :
a. Full field visual defect
b. RAPD + seperti struk mata
c. Macular edem
d. 90-100 hari bisa terjadi glaucoma
 BRVO
a. Altitudinal field defect
 Faktor Risk: Hipertensi
 Tretament : Ancillary test dan Treatmen Plant: berikan anti VEGF suntik
dibagian intraocular bertujuan untuk membut hipoksia supaya tidak
merangsang proses neurovaskularisasi.
6. CRAO-BRAO
CRAO: Cherry Red-spot
Terapi: Hiperbarik Oksigen
7. Optic Neuritis-Papilitis
 Peradangan pada nervus opticus, sering disebut juga papilitis.
 Biasanya karena multiple sclerosis dan lebih sering kena pada perempuan
 Pandangan buram mendadak, RAPD (+), papil hyperemis, nyeri gerak bola
mata—Papilitis
 Tapi kalo Funduscopi normal : Pikirkan RETROBULBAR
 Optic Neuritis Treatment/ ONTT : Intravenous methylprednisolone (250 mg,
6 hourly) for 3 days, followed by oral prednisolone (1 mg\kg\d) for 11 days.
 May request MRI brain with contrast to rule out of Multiple sclerosis.
8. Toxic/Nutritional optic athrophy
 Causes: – Ethambutol, rifampicin, vitamin B12 deficiency, thiamine
deficiency, methano
 Painless, symmetric, bilateral loss of vision
 Papil edem, optic disc edem, psuedoedem
 Mata Tenang Visus Turun Perlahan
a. Glaukoma—Peningkatan tekanan intraocular
b. Katarak—
 Leukemia (Kanker Darah)—seri granulosit
 Bisa di DD dengan pertussis (reaksi leukemoid)
 ALL: yang menjadi ganas adalah seri limfoblas. Khas: adanya infiltrasi sum-sum
tulang (nyeri-nyeri tulang)
Gejala: demam, pucat(Hb rendah), perdarahan (ptechiae, purpura), DD dengan
anemia aplastik. Immunokompromais (bisa infeksi sekunder lainnya).
 Limfadenopati, splenomegaly dan hepatosple plg banyak dan demam.
 Hb berkisar di bawah 11 dan 7(berat). Semakin parah hb nya semakin lama
menderita leukemia.
 Kasus parah di bawah 2000 sehingga ketemu ptechi, perdarahan gusi.
 Ketemu limfa yang terbanyak adalah (L1)
 Trombositopenia selalu dtemukan. Apuasan darah tepi ketemu blas.
 Selularitas meningkat dominasi sel blas pada pemeriksaan ssum-sum tulang
 - megakariosit, menyerang CNNS leukemia >5 limfositnya.

Anda mungkin juga menyukai