Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS DISTRIBUSI RESERVOIR

FORMASI TALANGAKAR PADA LAPANGAN JIRAK


CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

TESIS

Oleh

GRACE STEPHANI
NIM: 22012308
(Program Studi Magister Teknik Geologi)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2015
ANALISIS DISTRIBUSI RESERVOIR
FORMASI TALANGAKAR PADA LAPANGAN JIRAK
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung

Oleh

GRACE STEPHANI
NIM: 22012308
(Program Studi Magister Teknik Geologi)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2015
ABSTRAK

ANALISIS DISTRIBUSI RESERVOIR


FORMASI TALANGAKAR PADA LAPANGAN JIRAK
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Oleh

Grace Stephani
NIM: 22012308

Lapangan Jirak adalah lapangan tua yang telah berproduksi sejak tahun 1929 dan
mencapai puncak produksi pada tahun 1940 sebesar 8886 bopd. Walaupun
Lapangan Jirak telah terbukti menghasilkan minyak selama 85 tahun, namun
faktor perolehan minyak (RF) baru mencapai 18%. Salah satu reservoir penghasil
minyak di lapangan ini adalah batupasir lapisan First dari Formasi Talangakar
yang berumur Miosen awal. Sejarah produksi lapisan First yang menunjukkan
sebaran produksi terpola di utara dan selatan lapangan menunjukkan masih
adanya potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Berdasarkan data biostratigrafi di JRK-237 dan data batuan inti dan petrografi di
JRK-228 diketahui bahwa lapisan First berupa batupasir sublitharenite berukuran
butir halus hingga sangat halus dengan struktur sedimen burrows sebagai penciri
endapan intertidal pada Delta Front. Hasil analisis terhadap batuan inti JRK-228
digabungkan dengan interpretasi seismik 2D jalur SB-02 dan peta konfigurasi
batuan dasar menunjukkan bahwa batupasir lapisan First berasosiasi dengan
endapan fluvial-dominated delta bersumber dari timurlaut ke arah baratdaya, dan
terbagi menjadi 3 fasies yaitu distributary channel, distributary mouthbar, dan
shale.

Analisis data produksi dilakukan dengan membuat peta kumulatif produksi


lapisan First dari 97 sumur yang berproduksi sejak 1929 hingga 1 Januari 2015
dengan tujuan untuk melihat kompartementalisasi di lapangan ini. Dugaan semula
bahwa kompartementalisasi disebabkan karena adanya sesar berarah timurlaut –
baratdaya tidak terbukti. Berdasarkan analisis terhadap data produksi dan data
sebaran ketebalan batupasir, fasies, dan nett to gross lapisan First, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat kompartementalisasi di Lapangan Jirak antara bagian
utara dan bagian selatan yang diakibatkan adanya shale barrier di tengah
Lapangan Jirak.

ii
Karena penelitian ini telah dapat menunjukkan penyebaran reservoir dan
kompartementalisasi di Lapangan Jirak, maka diharapkan ini dapat menjadi
pedoman awal dalam merencanakan pengembangan lanjut khususnya dalam
perencanaan waterflood di Lapangan Jirak.

Kata kunci: Lapangan Jirak, distributary channel, kumulatif produksi minyak,


kompartementalisasi

iii
ABSTRACT

ANALYSIS OF RESERVOIR DISTRIBUTION FROM


TALANGAKAR FORMATION, JIRAK FIELD,
SOUTH SUMATRA BASIN

By

Grace Stephani
NIM: 22012308

Jirak Field is one of Pertamina’s old fields that have been producing oil and gas
since 1929. In 1940, Jirak reached its primary peak production of 8886 bopd.
Although Jirak has been proven as a prolific oil and gas reservoir, the oil
recovery factor steel remain of 18%. First zone is one of the producing reservoir
zones in Jirak. It is an early Miocene sandstone and member of Talangakar
Formation. The production history and performance of First zone show a pattern
distribution in north and south area. This is challenging in term of field
development potential.

Based on biostratigraphy analysis result from JRK-237, core and petrography


analyses from JRK-228, it can be determined that First zone consist of
sublitharenite with very fine to fine in grain size and show an abundant burrows
at the upper part. The sedimentary structure give a characteristic of intertidal
environement, associated with delta front. Routine core analysis of JRK-228
combined with seismik interpretation of Jirak 2D seismik line SB-02 and
basement configuration map shows that First zone’s sandstone are building
blocks of fluvial-dominated delta where sediment source from north east to south
west. Sandstone of First zone can be divided into 3 (three) fasies: distributary
channel, distributary mouthbar and shale.

Production data analysis were done by creating an oil cummulative production


bubble map of First zone from 97 producer wells since 1929 until now. Purpose of
this analysis is to recognize the compartmentalization in Jirak field. The
interpretation made before this study stated that a northeast-southwest faults
acting as sealing faults therefore Jirak have compartmentalized into two
compartments. By this study, it can be concluded that compartmentalization in

iv
Jirak was not caused by stuctural but stratigraphy. There were shale barriers in
the middle of the field that seperate north area from south area of Jirak.

The result of this study shows a reservoir distribution and compartmentalization


in Jirak. Hopefully this study can be used as a guideline in planing and
implementing field development scenarios, specifically for waterflooding project
in Jirak.

Key words: Jirak field, distributary channel, oil cummulative production,


compartmentalization.

v
ANALISIS DISTRIBUSI RESERVOIR
FORMASI TALANGAKAR PADA LAPANGAN JIRAK
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Oleh

Grace Stephani
NIM: 22012308
(Program Studi Magister Teknik Geologi)

Institut Teknologi Bandung

Menyetujui

Tim Pembimbing

Tanggal ……………………………..

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Ir Dardji Noeradi) (Ir. I Putu Suarsana M.Sc., Ph.D.)


NIP. 195612111984031002 NIP. 706493

vi
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut


Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta
ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizing pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin


Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

vii
Dipersembahkan kepada Pertamina

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tesis magister di Program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi
Bandung.

Penelitian dengan judul ANALISIS DISTRIBUSI RESERVOIR FORMASI


TALANGAKAR LAPANGAN JIRAK dilakukan untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar Magister (S2) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu
Teknologi dan Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

Penelitian ini membahas hal yang berkaitan dengan distribusi reservoir lapisan
First di Lapangan Jirak, Cekungan Sumatra Selatan, stratigafi sikuen, korelasi,
dan lingkungan pengendapan yang mempengaruhi distribusi reservoir tersebut.
Dalam kaitannya untuk pengembangan lanjut Lapangan Jirak dengan metode
waterflood, hasil penelitian yang menunjukkan pola distribusi reservoir dan
kompartementalisasi di daerah tersebut diharapkan dapat membantu dalam
perencanaan waterflood.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepentingan keilmuan
geologi dan industri minyak dan gas bumi di Indonesia.

Bandung, Juni 2015

(Grace Stephani)

ix
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


dalam penulisan tesis ini. Penulis menyadari tanpa bimbingan dan batuan dari
semua pihak, pelaksanaan dan penyusunan tesis ini tidak mungkin terwujud.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

- PT Pertamina EP untuk data yang telah digunakan penulis dalam


menyelesaikan tesis ini,
- PT Pertamina (Persero) yang telah memberikan dukungan materil kepada
penulis dalam menyelesaikan studi Magister di ITB,
- Dr. Ir. Dardji Noeradi dan Ir. I Putu Suarsana, M.Sc., Ph.D yang telah
menjadi pembimbing dalam penelitian ini,
- Pimpinan, Manajemen, dan rekan-rekan di Grup Enhanced Oil Recovery
(EOR) PT Pertamina EP yang telah mendukung dan membimbing dalam
penyelesaian studi ini,
- Pimpinan, seluruh dosen dan karyawan di lingkungan Program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB,
- Papaku tercinta yang selalu mengasihi, mendoakan, dan mendukung baik
materil maupun moral, doa dan cinta kasihmu adalah segalanya,
- Suami dan anak-anakku tercinta yang dengan penuh kesabaran dan kasih
sayang selalu mendampingi dan mendukung sepenuh hati,
- Serta rekan-rekan seangkatan di Program Studi Magister Teknik Geologi
ITB angkatan 2012.

x
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iv

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1

I.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

I.2 Lokasi Daerah Penelitian ...................................................................... 2

I.3 Perumusan Masalah .............................................................................. 3

I.4 Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................... 3

I.5 Ruang Lingkup dan Sasaran Penelitian ................................................ 4

I.6 Hipotesis ............................................................................................... 4

I.7 Asumsi Kerja Yang Digunakan ............................................................ 4

I.8 Alur Penelitian ...................................................................................... 4

Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6

II.1 Fisiografi Regional ............................................................................... 6

II.2 Tektonik Regional................................................................................. 7

II.3 Stratigrafi Regional ............................................................................... 8

II.3.1 Batuan Dasar ....................................................................................... 10

II.3.2 Formasi Lahat ..................................................................................... 10

II.3.3 Formasi Talangakar ............................................................................ 10

II.3.4 Formasi Baturaja ................................................................................. 10

xi
II.3.5 Formasi Gumai ................................................................................... 10

II.3.7 Formasi Muaraenim ............................................................................ 11

II.3.8 Formasi Kasai ..................................................................................... 11

II.3.9 Formasi Tuff dan Alluvial .................................................................. 11

II.4 Sistem Petroleum ................................................................................ 11

II.4.1 Batuan Induk ....................................................................................... 11

II.4.2 Pemerangkapan dan Reservoir............................................................ 12

II.5 Lingkungan Pengendapan Delta ......................................................... 14

II.5.1 Fluvial-dominated Delta ..................................................................... 16

II.5.2 Mixed fluvial-dominated to wave-dominated delta ............................ 16

II.5.3 Wave-dominated delta ....................................................................... 16

II.5.4 Tide-dominated delta .......................................................................... 18

II.6 Bentuk Bangun Fasies pada Delta ...................................................... 18

Bab III Analisis Data Geologi........................................................................ 21

III.1 Ketersediaan Data ............................................................................... 21

III.2 Analisis Stratigrafi Sikuen .................................................................. 22

III.3 Identifikasi Fasies ............................................................................... 26

III.4 Analisis Elektrofasies ......................................................................... 31

III.5 Korelasi dan Pemetaan........................................................................ 31

III.6 Distribusi Reservoir ............................................................................ 36

Bab IV Analisis Data Produksi ..................................................................... 43

IV.1 Laju Produksi ...................................................................................... 44

IV.2 Analisis Data Produksi........................................................................ 46

IV.3 Penentuan Kompartemen .................................................................... 50

Bab V Kesimpulan ........................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil biostratigrafi berdasarkan foraminifera plangtonik


(Triskati, 2007). ..................................................................... 57
Lampiran 2 Hasil biostratigrafi berdasrkan nannofosil (Trisakti, 2007) ... 58
Lampiran 3 Lingkungan pengendapan berdasarkan analisis foraminifera
plangtonik (Trisakti, 2007) .................................................... 59
Lampiran 4 Deskripsi batuan inti JRK-228 interval kedalaman 221 m
hingga 225,5 m (Lemigas, 2003) ........................................... 60
Lampiran 5 Deskripsi batuan inti JRK-228 interval kedalaman 225,5 m
hingga 228,2 m (Lemigas, 2003) ........................................... 61
Lampiran 6 Deskripsi batuan inti JRK-228 interval kedalaman 228,2 m
hingga 232 m (Lemigas, 2003) .............................................. 62
Lampiran 7 Deskripsi batuan inti JRK-228 interval kedalaman 232 m
hingga 238,83 m (Lemigas, 2003) ......................................... 63
Lampiran 8 Contoh penampang korelasi struktur AA’ yang sejajar sumbu
antiklin. .................................................................................. 64
Lampiran 9 Contoh penampang korelasi struktur BB’ yang sejajar sumbu
antiklin. .................................................................................. 65
Lampiran 10 Contoh penampang korelasi struktur CC’ yang tegak lurus
sumbu antiklin........................................................................ 66
Lampiran 11 Contoh penampang korelasi struktur DD’ yang tegak lurus
sumbu antiklin........................................................................ 67
Lampiran 12 Contoh penampang korelasi struktur EE’ yang tegak lurus
sumbu antiklin........................................................................ 68
Lampiran 13 Data ketebalan dan bentuk kurva log untuk penampang
korelasi sejajar sumbu antiklin............................................... 69
Lampiran 14 Data ketebalan dan bentuk kurva log untuk penampang
korelasi tegak lurus sumbu antiklin (1).................................. 70
Lampiran 15 Data ketebalan dan bentuk kurva log untuk penampang
korelasi tegak lurus sumbu antiklin (2).................................. 71
Lampiran 16 Tabel data produksi lapisan First (hingga 28 Februari 2015) 72

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Lokasi daerah penelitian. Lapangan Jirak terletak pada


Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatra Selatan, ditunjukkan dengan tanda panah.................. 2
Gambar I.2 Bagan alir penelitian. ............................................................... 5
Gambar II.1 Pola struktur utama di Cekungan Sumatra Selatan (Bishop,
2000). ....................................................................................... 7
Gambar II.2 Kolom stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan (Bishop, 2000). 9
Gambar II.3 Paleogeografi pada saat pengendapan Formasi Talangakar di
Cekungan Sumatra Selatan. Gambar kiri adalah paleogeografi
saat pengendapan Formasi Talangakar bagian bawah dan
gambar kanan adalah paleogeografi saat pengendapan Formasi
Talangakar bagian atas. Lapangan Jirak ditandai dengan area
yang diwakili dengan lingkaran merah (Ginger dan Fielding,
2005). ..................................................................................... 13
Gambar II.4 Sistem petroleum Cekungan Sumatra Selatan. Lapangan Jirak
berada pada Tinggian Pendopo dengan reservoir utama berupa
endapan fluvio-deltaik. Arah migrasi ditunjukkan dengan
tanda panah merah (Pertamina, 2001). .................................. 14
Gambar II.5 Klasifikasi delta berdasarkan ukuran butir sedimen dan
mekanisme suplai sedimen (Orton dan Reading, 1993 dalam
Nichols, 2009). ....................................................................... 15
Gambar II.6 Tipe delta berdasarkan pengaruh energi sungai, gelombang
laut, dan pasang-surut air laut. Bagian (a) menunjukkan
marine fan delta yang terbentuk karena alluvial fans yang
menjorok ke arah laut. Bagian (b) menunjukkan tipe-tipe delta
yang dipengaruhi oleh gelombang laut dan pasang-surut air
laut (LE low energy; ME medium energy; HE high energy)
serta input / suplai sedimen (HI, high input; MI, medium
input). Bagian (c) menggambarkan subenvironment dari sistem
delta besar berbentuk lobate dan dipengaruhi oleh gelombang
dan pasang-surut air laut (Einsele, 2000). .............................. 17

xiv
Gambar II.7 Model asosiasi fasies sebuah lobate delta. Bagian (a)
menunjukkan model fasies yang terbentuk saat fase konstruksi
dan bagian (b) menunjukkan model fasies yang terbentuk pada
fase destruksi. Penampang c-g merupakan model fasies
vertikal dari fase konstruksi. .................................................. 20
Gambar III.1 Peta lokasi sebaran data penelitian. ....................................... 21
Gambar III.2 Penentuan batas sikuen berdasarkan biostratigrafi JRK-237
(modifikasi dari Trisakti, 2007). ............................................ 24
Gambar III.3 Interpretasi stratigrafi sikuen pada JRK-237. Lapisan First
berada pada sikuen-4, yaitu di antara SB-4 dan FS. .............. 25
Gambar III.4 Deskripsi sub-fasies Constructive mouthbar sand pada JRK-
228 interval kedalaman 236,30 – 237,20 m. .......................... 27
Gambar III.5 Deskripsi sub-fasies Destructive mouthbar sand pada JRK-228
interval kedalaman 230,00 – 230,90 m. ................................. 28
Gambar III.6 Deskripsi sub-fasies Mouthbar sand yang terendapkan selama
proses delta abandonement pada JRK-228 interval kedalaman
227,30 – 228,20 m. ................................................................ 29
Gambar III.7 Asosiasi fasies lapisan First pada JRK-228. .......................... 30
Gambar III.8 Peta dasar penampang korelasi melewati seluruh sumur Jirak.
................................................................................................ 32
Gambar III.9 Penampang korelasi AA’ berarah utara-selatan yang
memperlihatkan kedudukan struktural masing-masing sumur.
................................................................................................ 33
Gambar III.10 Penampang korelasi stratigrafi AA’ berarah utara-selatan,
digantung pada puncak struktur Lapisan First. ...................... 34
Gambar III.11 Interpretasi struktur Lapangan Jirak dengan bantuan seismik
3D Lapangan Kaya (Pertamina, 2013)................................... 35
Gambar III.12 Peta struktur kedalaman puncak lapisan First. ....................... 36
Gambar III.13 Peta konfigurasi batuan dasar di Sub Cekungan Palembang,
Cekungan Sumatra Selatan. Daerah yang digambarkan dengan
lingkaran merah adalah daerah penelitian yaitu Lapangan Jirak
(Pertamina, 2001). .................................................................. 38

xv
Gambar III.14 Penampang seismik 2D Lapangan Jirak jalur SB-02 berarah
baratlaut-tenggara. Garis berwarna hijau adalah interpretasi
puncak formasi Talangakar, sedangkan garis berwarna merah
adalah interpretasi puncak batuan dasar. Area yang dibatasi
oleh kotak berwarna coklat adalah Lapangan Jirak yang
terletak pada tinggian sebagai akibat dari tektonik inversi yang
berlangsung kala Pliosen (Pertamina, 2013). ......................... 39
Gambar III.15 Peta ketebalan interval MFS4-FS. Peta ini menunjukkan
bahwa dalaman (atau cekungan) berada di baratlaut lapangan
Jirak. ....................................................................................... 40
Gambar III.16 Peta ketebalan lapisan First. Pola ketebalan menunjukkan
adanya 3 (tiga) buah alur channel yang berasal dari timurlaut
ke arah baratdaya dan adanya penipisan lapisan First di
beberapa area di tengah Lapangan Jirak. ............................... 41
Gambar III.17 Peta sebaran fasies lapisan First. ............................................ 42
Gambar IV.1 Grafik sejarah produksi Lapisan First di Lapangan Jirak. Pada
sumbu-y terdapat 4 (empat) grafik yaitu oil rate (hijau), gas
rate (merah), water cut (biru tua) dan daily water injected
(ungu). Pada sumbu-x terdapat 3 (tiga) grafik yaitu tahun,
jumlah sumur produksi minyak (hijau) dan jumlah sumur
injeksi air (biru muda). ........................................................... 44
Gambar IV.2 Peta sebaran kumulatif produksi lapisan First (hingga 28
Februari 2015). ....................................................................... 47
Gambar IV.3 Penampang korelasi untuk pembuktian sesar berarah timulaut-
baratdaya bersifat leaking. ..................................................... 49
Gambar IV.4 Peta distribusi kumulatif produksi (NP) pada peta fasies
lapisan First. Lingkaran berwarna hijau mewakili besaran
kumulatif produksi. Terlihat kumulatif produksi tersebar di
utara dan selatan Lapangan Jirak. .......................................... 51
Gambar IV.5 Peta distribusi kumulatif produksi (NP) pada peta ketebalan
lapisan First. Lingkaran berwarna coklat mewakili besaran
kumulatif produksi. Terlihat kumulatif produksi tersebar di

xvi
utara dan selatan Lapangan Jirak, pada area dengan ketebalan
batupasir cukup tebal. Pada area yang ketebalan batupasirnya
tipis tidak diperoleh produksi yang sebaik di utara dan selatan.
................................................................................................ 52
Gambar IV.6 Peta distribusi kumulatif produksi (NP) pada peta net to gross
lapisan First. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kompartementalisasi Lapangan Jirak terjadi karena adanya
shale barrier........................................................................... 53

xvii

Anda mungkin juga menyukai