Anda di halaman 1dari 5

ALAT UKUR

Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui


terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi
massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi
mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai
satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari
awal pembuatan sampai dengan kontrol kualitas di akhir produksi.

Teknik Pengukuran Pada Proses Produksi

A. Jenis Pengukuran
1. Pengukuran Presisi
Pengukuran ini digunakan untuk mendapatkan ketelitian 0,05, 0,02, 0,01 bahkan
sampai ukuran micron. Alat-alat ukur yang dipakai antara lain :
a. Jangka sorong ketelitian 0,05 mm
b. Jangka sorong ketelitian 0,02 mm
c. Mikro meter ketelitian 0,01 mm
d. Mikro meter ketelitian 0,001 mm
2. Pengukuran tak presisi
Pengukuran ini biasanya menggunakan alat ukur tak langsung atau menggunakan
alat ukur yang mempunyai ketelitian 0,5 mm. misalnya rollmeter, bar meter (mistar
baja). Sedangkan pada pengukuran dimensi tertentu menggunakan alat ukur tak
langsung kemudian untuk mengetahui hasilnya dicocokkkan dengan alat ukur
langsung.
B. Metode Pengukuran
Untuk mendapatkan benda kerja yang presisi. Kemampuan melakukan pengukuran
memegang peranan yang sangat penting. Untuk melihat berbagai ukuran dimensi benda
kerja kita dapat menggunkan beberapa jenis alat ukur. Berdasarkan cara pembacaan skala
ukurnya, alat ukur dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Alat ukur langsung
Yang dimaksud dengan alat ukur langsung adalah jenis alat ukur yang datanya
dapat langsung dibaca pada alat ukur tersebut digunakan. Contoh : jangka sorong,
micrometer, mistar, busur derajat (bevel protector) dan lain-alin. Alat ukur ini
biasanya digunakan untuk mengukur bagianbagian yang mudah diukur dan
dijangkau oleh alat ukur langsung.
2. Alat ukur tak langsung
Yang dimaksud dengan alat ukur tak langsung adalah jenis alat ukur yang
datanya hanya dapat dibaca dengan bantuan alat ukur langsung. Contoh :
telescoping gauge, inside caliper, outside caliper dan lain-lain. Alat ukur ini
dipakai untuk mengukur bagian-bagaian yang tidak dapat dijangkau oleh alat
ukur langsung.
Pada alat ukur langsung memiliki beberapa tingkatan ketelitian. Untuk itu kita
harus dapat menentukan alat ukur jenis apa yang harus kita gunakan berdasarkan
tingkatan toleransi yang ingin kita capai. Disamping kepresisian alat ukur dan
suhu ruang (kuranglebih18º÷20º) yang menentukan kebenaran/ketepatan dari
hasil pengukuran, Faktor lainnya adala posisi dan sikap sewaktu melakukan
pengukuran, antara lain :
a. Lakukan pengukuran dalam keadaan mesin berhenti.
b. Letakkan sensor ukur tegak lurus terhadap bidang ukur.
c. Berilah penerangan yang cukup pada saat melakukan pengukuran.
d. Pembacaan skala nonius harus tegak lurus terhadap skala utama.
e. Untuk jenis pekerjaan yang dituntut dengan kepresisian tinggi,
sebaiknya perlu dilakukan pengukuran beberapa kali. Hal ini untuk
menghindari terjadainya kesalahan pengukuran
C. Jangka Sorong dan Mikrometer
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka
sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin yang dapat
mengukur panjang sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Gambar 4.1. berikut
adalah gambar jangka sorong yang dapat mengukur panjang dengan rahangnya,
kedalaman dengan ekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong
tersebut memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada
juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau dilengkapi penunjuk ukuran
digital. Pengukuran menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara
menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan diukur, (lihat Gambar 4.1.).
Beberapa macam jangka sorong dengan skala penunjuk pembacaan dapat dilihat
pada Gambar 4.3
Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong yang menggunakan jam ukur dilakukan
dengan cara membaca skala utama ditambah jarak yang ditunjukkan oleh jam ukur.
Untuk jangka sorong dengan penunjuk pembacaan digital, hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada monitor digitalnya. Jangka sorong yang menggunakan skala
nonius, cara pembacaan ukurannya secara singkat adalah sebagai berikut :
 Baca angka mm pada skala utama (pada Gambar 4.3. di bawah : 9 mm)
 Baca angka kelebihan ukuran dengan cara mencari garis skala utama yang
segaris lurus dengan skala nonius (Gambar 4.3. di bawah : 0,15)
 Sehingga ukuran yang dimaksud 9,15 .
2. Mikrometer

Hasil pengukuran dengan mengunakan mikrometer (Gambar 4.4.) biasanya lebih


presisi dari pada menggunakan jangka sorong. Akan tetapi jangkauan ukuran
mikrometer lebih kecil, yaitu sekitar 25 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sampai
dengan 0,01 mm. Jangkauan ukur mikrometer adalah 0-25 mm, 25–50 mm, 50-75
mm, dan seterusnya dengan selang 25 mm. Cara membaca skala mikrometer secara
singkat adalah sebagai berikut :
 Baca angka skala pada skala utama/barrel scale (pada Gambar 4.5. adalah 8,5
mm)
 Baca angka skala pada thimble (pada posisi 0,19 mm)
 Jumlahkan ukuran yang diperoleh (pada Gambar 1.6. adalah 8,69 mm).
Beberapa contoh penggunaan mikrometer untuk mengukur benda kerja dapat dilihat
pada Gambar 4.7. Mikrometer dapat mengukur tebal, panjang, diameter dalam,
hampir sama dengan jangka sorong. Untuk keperluan khusus mikrometer juga dibuat
berbagai macam variasi, akan tetapi kepala mikrometer sebagai alat pengukur dan
pembacaan hasil pengukuran tetap selalu digunakan. Beberapa mikrometer juga
dilengkapi penunjuk pembacaan digital, untuk mengurangi kesalahan pembacaan
hasil pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai