Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan keterampilan variasi bukanlah suatu kata yang asing atau suatu
kata baru terutama dalam kegiatan pembelajaran, sebagai guru maupun calon guru harus
mengetahui apa makna ketrampilan mengadakan variasi itu sebenarnya. Berikut pengertian
keterampilan mengadakan variasi:

Menurut Ahmad Sabri dalam bukunya“ Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching” ketrampilan
mengadakan Variasi ialah suatu kegiatan guru dalam mengenal konteks interaksi belajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk sebagai calon
guru perlu melatih agar menguasai keterampilan tersebut agar nantinya menjadi guru yang
profesional yang benar-benar menjalankan tugasnya, sehingga kemajuan pendidika dinegara
Indonesia semakin meninggkat dan tidak tertinggal lagi oleh negara-negara lain.

B. Rumusan Masalah
1.

PENGERTIAN VARIASI

Dalam dunia pendidikan keterampilan variasi bukanlah suatu kata yang asing atau suatu kata
baru terutama dalam kegiatan pembelajaran, sebagai guru maupun calon guru harus mengetahui
apa makna ketrampilan mengadakan variasi itu sebenarnya. Berikut beberapa pengertian
keterampilan mengadakan variasi:

1)   Menurut Ahmad Sabri dalam bukunya“ Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching”
ketrampilan mengadakan Variasi ialah suatu kegiatan guru dalam mengenal konteks interaksi
belajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar
mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk
sebagai calon guru perlu melatih agar menguasai keterampilan tersebut agar nantinya menjadi
guru yang profesional yang benar-benar menjalankan tugasnya, sehingga kemajuan pendidika
dinegara Indonesia semakin meninggkat dan tidak tertinggal lagi oleh negara-negara lain.[1]

2)   Menurut Didi Supardie dan Deni Darmawan dalam bukunya“Komunikasi Pembelajaran”


Keterampilan mengadakan Variasi ialah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
kondisi belajar sehingga pembelajaran selalu menarik dan efektif.[2]

3)   Menurut kamus Bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap
dalam melaksanakan tugas.[3] Sedangkan Variasi berarti selingan.[4] Jadi keterampilan
mengadakan variasi  ialah kecakapan seorang guru dalam kegiatan pembelajaran untuk diketahui
atau dipahami oleh peserta didik dengan cara berseling-seling agar peserta didik lebih mudah
mengetahui atau memahami pembelajaran. maksudnya berseling-seling ialah guru mengunakan
cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan pembelajaran yang tidak monoton dengan satu
cara saja.

4)   Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi


merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan yang
dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi
ialah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru serta diamalkan oleh guru tersebut dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi peserta didik
sehingga peserta didik tertarik dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan mengajar Kejenuhan atau kebosanan sering dialami oleh peserta didik. Ditambah
lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman, guru yang kurang menyejukkan hati peserta didik dan
materi yang diajarkan kurang menarik, hal ini merupakan hal yang tidak diingikan atau
dikehendaki oleh peserta didik, sesuatu yang membosankan merupakan sesutu yang tidak
menyenangkan. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum tentu mengatasi persoalan yang
terjadi, namun dengan bervariasinya kegiatan pembelajaran yang diberikan akan menghilangkan
kejenuhan atau kebosan peserta didik.
B.       TUJUAN DAN MANFAAT KETERAMPILAN MEMBERIKAN VARIASI

Setiap usaha atau upaya yang dilakukan oleh guru pasti meiliki tujuan dan maanfaat. Pengunaan
Variasi dalam mengajar terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi dan belajar siswa.

Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi
kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pembelajaran.[5]

Tujuan penggunaan variasi ditujukan kepada anak didik dan bermaksud :

1.    Meningkatkan dan memelihara anak didik terhadap elevansi proses belajar mengajar

2.    Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan
penyelidikan terhadap situasi yang baru

3.    Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang
bersemangat dan antusias sehingga meningkatkan iklim belajar siswa.

4.    Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.

5.    Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman
yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.[6]

Variasi stimulus itu adalah suaru kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
pembelajaran  yang diajukan  untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses
situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi.

Tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat peserta
didik agar belajar lebih baik. Sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses
pembelajaran adalah:

1.    Menumbuhkan perhatian peserta didik

2.    Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbai kegiatan proses pembelajaran

3.    Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran, maka akan


membentuk sikap positif bagi peserta didik terhadap guru
4.    Dapat meenanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik.

5.    Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-beda.[7]

C.      PRINSIP-PRINSIP KETERAMPILAN MEGADAKAN VARIASI

Dalam keterampilan mengadakan variasi seorang guru harus memperhatikan dan


mempertimbangkan prinsip-prinsipnya yang bertujuan untuk tercapainya sasaran yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi yaitu:

1.    Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relavan dengan tujuan
yang hendak dicapai

2.    Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak
perhatian siswa dan tidak menganggu pelajaran

3.    Direncanakan secara baik dan secara ekplisit dicantumkan dalam RPP.[8]

Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi yang mengajar,
variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi
suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat
dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, pengelihatan, penciuman, peraba dan perasa.
Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu
pembelajaran. Variasi pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.

Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relavan
dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta
kemampuan siswa dilakukan secara wajar dan berlangsung secara berkesinambungan, serara
wajar dan terencana.[9]
Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, disamping
juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi.

Menggunakan variasi secara lancer dan berkesinambungan, sehingga moment proses mengajar
yang utuh tidak rusak dan perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu. Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.[10]

D.      KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

Dalam keterampilan mengadakan variasi guru harus juga memperhatikan komponen-


komponennya, agar guru lebih mudah mengunakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Ada
beberapa komponen didalam keterampilan mengadakan variasi mengajar diantaranya:

a.    Variasi dalam gaya mengajar guru

b.    Variasi dalam pengunaan media dan bahan

c.    Variasi pola interaksi.[11]

Setiap komponen yang ada memiliki peranan dan  pengunaan yang berbeda-beda sesuai dengan
aturannya masing-masing. Berikut uraian dari ketiga komponen tersebut:

a.    Variasi gaya mengajar

Variasi pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas . dari siswa, variasi tersebut dilihatnya sebagai sesuatu yag
energik, antusias,  bersemangat , dan memiliki relevansi dengan hasil belajar . perilaku guru
seperti itu dalam proses intraksi edukatif akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi
antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan baahan
pelajaran, dan memberi stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah sebagai barikut :

1.    Variasi suara

Suara guru dapat berfariasi dalam: intonasi, nada, volume dan kecepatan.

2.    Penekanan
Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru
dapat menggunakan “penekanan secara verbal”

3.    Pemberian waktu

Untuk kegiatan menarik perhatian anak didik dapat dilakukan dengan mengubah suasana
menjadi sepi, dari  suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan/diam, dari akhir bagian berikutnya.

4.     Kontak pandang

Bila  guru berbicara atau berinteriknaksi dengan anak didik, sebaikya mengarahkan pandangnnya
keseluruh kelas menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif
dan menghindari hilangnya kepribadian.

5.    Gerakan anggota badan

Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam
komunikasi.

6.    Pindah posisi

Perpindahan posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik dan
dapat meningkatkan kepribadian guru.

b.    Variasi media dan bahan ajaran

Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun
pengelihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada tiga variasi penggunaan media,
yakni media pandang, media dengar dan media taktil.

1.    Variasi media pandang


Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus
untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV,
gambar grafik, model, demonstrasi, dan lain-lain.

Media yang dapat dilihat ini, pada dasarnya bertujuan untuk manarik  perhatian peserta didik
untuk melihat dan serta untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik pada
penglihatan. Media dan bahan yang dapat
dilihat.                                                                                                

2.    Variasi media dengar

Pada umumnya dalam proses interaksi edukatif dikelas, suara guru adalah alat utama dalam
komunikasi. Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan kombinasi dengan media
pandang dan media  taktil.

Media yang dapat dilihat ini, pada dasarnya bertujuan untuk manarik  perhatian peserta didik
untuk mendengar dan serta untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik pada
pengdengaran. Media dan bahan yang dapat didengar yaitu berupa: Rekaman suara, radio dan
lain sebagainya.

3.    Variasi media taktil

Variasi media taktil adalah penggunan medianyang memberi kesempatan kepada anak didik
untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.

Media dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan ini bertujuan untuk melibatkan
peserta didik  membentuk dan memperagakan kegiatannya. Media dan bahan yang dapat diraba,
dimanipulasi dan digerakkan yaitu berupa: boneka, topeng dan lain sebagainya.[12]

Berdasarkan  variasi penggunaannya media dapat dibagi menjadi tiga :

1.        Media dapat digunakan secara perorangan

2.        Media dapat digunakan secara berkelompok

3.        Media dapat digunakan secara massal[13]


c.    Variasi interaksi

Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didik memiliki rentangan yang bergerak
dari dua kutub, yaitu :

1)   Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru, dan

2)   Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara
kepada anak didik.[14]

Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam
coraknya. Variasi dalam pola interaksi bertujuan untuk menghindari kebosanan dan
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu pola interkasi yang diterapkan guru dalam kelas dapat meningkatkan keterlibatan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Interaksi belajar mengajar dapat digunakan dengan mengunakan strategi yang bervariasi.
Pengunaan variasi pola interaksi harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam variasi dituntut adanya pola hubungan tertentu dengan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.polahubungan tersebut disebut dengan pola interkasi.  Ada tiga macam
pola interaksi yaitu:

a.    Pola guru dengan peserta didik

Dalam pola interkasi ini guru melakukan atau menyelenggarakan dialog dengan seluruh peserta
didik, apabila guru memunculkan pertanyaan, maka pertanyaan tersebut ditujukan kepada
seluruh kelas atau seluruh peserta didik bukan kepada peserta didik secara individu.

b.    Pola guru dengan peserta didik secara individu

Dalam pola interkasi ini baik pertanyaan maupun pernyaan guru langsung ditujukan kepada salah
seorang peserta didik tertentu tidak untuk semua peserta didik, sehingga selanjutnya terjadi
dialog dua arah
c.    Pola peserta didik dengan peseta didik

Setelah guru memberikan pengarahan atau pengantar kemudian dilontarkan permasalahan ke


kelas agar terjadi diskusi antara peserta didik dalam mengupas atau menyelesaikan suatu
permasalahan [15]

E.       KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KETERAMPILAN MENGADAKAN


VARIASI

1.    Kelebihan

Setiap keterampilan yang digunakan oleh guru tentu memiliki kelebihan-kelebihan sehingga guru
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, adapun kelebihan dari keterampilan mengadakan
variasi diantaranya:

ü  Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru maupun bagi peserta didik.

ü  Peserta didik menjadi semangat, penuh perhatian serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.

ü  Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien.

2.    Kekurangan

Selain memiliki kelebihan keterampilan mengadakan variasi tentunya  juga memiliki berbagai


kekurangan-kekurangan. Kekurangan ini sering terjadi karena guru yang kurang terampil atau
kurang mampu menerapkan keterampilan mengadakan variasi, sehingga muncullah
permasalahan-permasalahan diantaranya:
ü  Apabila guru salah atau keliru dalam mengadakan variasi yang dilakukannya, maka peserta
didik juga akan salah penafsirannya dari pesan yang ingin disampaikan oleh guru.

ü  Apabila guru berlebih-lebihan dalam mengadakan variasi, maka pelajaran akan tergangu dan
tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai secara efektif dan efisien.

ü  Tidak semua siswa dapat menerima variasi yang diberikan oleh guru, sehingga kadang siswa
malah binggung dengan adanya variasi.[16]

Anda mungkin juga menyukai