Anda di halaman 1dari 36

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Akuntansi Secara Umum

a. Pengertian Akuntansi

Pengertian Akuntansi menurut Hidayat dalam bukunya (2017:2) adalah seni

pencatatan,penggolongan atau pengikhtisaran, dan pelaporan atas suatu transaksi

dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi, dan berdasarkan standar yang

diakui umum.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dapat disimpulkan bahwa :

1. Seni Pencatatan :

Semua transaksi kegiatan yang terjadi dicatat secara kronologis/berurutan sesuai

dengan tanggal transaski yang terjadi, yang dalam istilah akuntansi dikenal dengan

nama Jurnal Umum.

2. Seni Pengelompokkan atau Pengikhtisaran

Pengelompokkan akun-akun yang sejenis/sama dikelompokan menjadi satu akun

yang dinamakan dengan Buku Besar.

3. Seni Pelaporan

Akun-akun yang sudah dikelompokkan ke dalam Buku Besar disusun dalam suatu

Laporan Keuangan. Laporan Keuangan tersebut digunakan untuk pengambilan

keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
8

b. Persamaan AKuntansi

Persamaan Akuntansi menurut Hidayat (2017:39) adalah persamaan yang

menunjukan jumlah harta kekayaan perusahaan yang selalu sama jumlah liabilitas

dan ekuitas perusahaan tersebut.

Aset = Kewajiban + Ekuitas

c. Standar Akuntansi Keuangan Yang Berlaku Di Indonesia

1. Standar Akuntansi Keuangan International Financial Reporting Standards

Menurut Bahri (2016:7) adalah SAK disusun dengan mengadaptasi dari

Internasional Financial Reporting Standar (IFRS). SAK ini disusun untuk

organisasi yang memiliki akuntabilitas publik. Entitas dianggap memiliki

akuntabilitas publik dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Entitas tersebut adalah badan usaha yang masih berada dalam proses

pendaftaran atau sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Telah mengajukan

penyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada

otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasal

modal.

2) Entitas tersebut meguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia bagi

sekelompok besar masyarakat, sepeti bank, asuransi, dana pensiun, reksa dana

dan bank investasi. Semua entitas tersebut memiliki pertanggungjawaban

kepada publik.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
9

2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Menurut

Syaiful Bahri (2016:8) adalah untuk entitas tanpa akuntabilitas publik digunakan

untuk Enittas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP). SAK ETAP dikeluarkan pada

tanggal 17 juli 2009, penerepan ini efektif pada penyusunan laporan keungan

yang dimulai pada setelah tanggal 1 januari 2011. SAK ETAP menerbitkan

laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal seperti kreditur

dan lembaga pemeringkat kredit. Perusahaan kecil dan menengah akan mampu

untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit, serta

mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya

untuk pengembangan usaha.

3. Standar Akuntansi Keuangan Syariah

Standar Akuntansi Keuangan Syariah menurut Syaiful Bahri (2016:11)

adalah untuk digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik

entitas lembaga syariah maupun nonlembaga syariah. PSAK Syariah

pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis syariah dengan

acuan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Prinsip syariah yang berlaku umum

dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua

pelaku dan stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah.

4. Standar Akuntansi Keuangan Pemerintahan

Standar Akuntansi Keuangan Pemerintahan menurut Syaiful Bahri (2016:12)

adalah Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah membuat

perubahan terhadap pola pengelolaan keuangan pemerintah di Indonesia. Standar

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
10

tersebut dikukuhkan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, dan sekarang telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Standar Akuntansi Pemerintahan

tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja

dan pembiayaan, basis akrual untuk pengakuan aset, serta kewajiban dan ekuitas

dana.

d. Asumsi Dasar

Asusmsi Dasar menurut Hidayat (2017:35), ada beberapa hal yang menjadi

anggapan dasar dalam akuntansi, yaitu :

1. Kesatuan Usaha (Economic Entity)

Suatu perusahaan dipandang sebagai unit usaha yang terpisah dengan

pemiliknya. Perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dengan

pemiliknya atau dengan unit usaha yang lain.

2. Kontinuitas (Going Concern)

Suatu perusahaan dianggap akan hidup terus dalam jangka panjang dan tidak

akan dilikuidasi di masa depan.

3. Penggunaa Unit Moneter (Monetary Unit)

Beberapa pencatatan dalam akuntansi dapat menggunakan unit atau satuan yang

lain. Akan tetapi, karena tidak semua aktivitas dapat menggunakan satuan yang

sama, akuntansi menggunakan satuan moneter sebagai dasar pelaporannya.

4. Periode Waktu (Time Period)

Walaupun perusahaan diasumsikan akan hidup terus dalam jangka panjang,

tetapi dalam proses pelaporan informasi keuangan seluruh aktivitas perusahaan

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
11

dalam jangka panjang dibagi menjadi periode-periode aktivitas selama jangka

waktu tertentu.

e. Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi menurut Hidayat dakam bukunya (2017:18) Siklus Dalam

proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang

berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses. Proses tersebut

dimulai dari mengumpulkan dokumen dasar transaksi, mengklasifikasikan jenis

transaksi, menganalisis, meringkasnya dalam catatan, hingga melaporkannya dalam

bentuk laporan keuangan yang dibutuhkan, seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Siklus Akuntansi

Bukti Jurnal Umum Buku Besar


Transaksi

Neraca saldo

Laporan Junral Jurnal


keuangan Penutup penyesuaian

Sumber : Hidayat (2017:18)

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
12

1) Bukti Transaksi

Transaksi adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan

pengeluaran baik berupa uang maupun barang terekam dalam suatu dokumen

yang mempunyai kekuatan hukum.

2) Jurnal Umum

Jurnal umum adalah buku harian yang digunakan untuk mencatat berbagai jenis

transaksi keuangan pada posisi debit dan kredit yang dicatat berdasarkan urutan

waktu terjadinya transaksi.

3) Buku besar

Buku besar adalah pengelompokan akun yang sejenis dari transaksi yang dicatat

dalam jurnal umum.

4) Neraca Saldo

Neraca Saldo berfungsi untuk mengetahui apakah saldo akun debit dan saldo

akun kredit sudah seimbang dari akun-akun Buku Besar.

5) Jurnal Penyesuaian

Jurnal Penyesuain adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan

saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya.

6) Jurnal Penutup

Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk

menutup akun-akun nominal sementara.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
13

7) Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan yang merupakan

suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku

yang bersangkutan.

f. Tujuan Standar Akuntansi Keuangan

Tujuan Standar Akuntansi Keuangan menurut Syaiful Bahri dalam bukunya

(2016:7), yaitu :

1) Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan

reliabel.

2) Memudahkan penyusunan laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga

meminimalkan bisa dari penyusun.

3) Memudahkan auditor dalam mengaudit.

4) Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan

membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.

5) Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat

menjelaskan kepada masing-masing pengguna.

g. Dasar Akuntansi

Catatan Atas Laporan Keuangan menurut Rahmat Hidayat (2017:25),

menginformasikan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari

keuangan perusahaan. Dalam proses pencatatan hingga penyusunan laporan

keuangan, akuntansi didasarkan pada beberapa prinsip akuntansi. Upaya

mempertemukan atau menandingkan antara pendapatan dan beban, akuntansi dibagi

menjadi 2, yaitu :

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
14

1. Akuntansi Dasar Kas (Cash Basis Accounting)

Yaitu metode menandingkan antara pendapatan dan beban, dimana pendapatan

dilaporkan pada saat uang sudah diterima dan beban dilaporkan pada saat uang

sudah dibayarkan.

Contoh :

Dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp250.000 tunai

Diminta : buatlah jurnal umum dari transaksi di atas

Jawab :

Beban perlengkapan kantor Rp250.000

Kas Rp250.000

2. Akuntansi Dasar Akrual (Accrual Basis Accounting)

Metode menandingkan antara pendapatan dan beban, dimana pendapatan

dilaporkan pada saat terjadinya transaksi dan beban dilaporkan pada saat beban

tersebut diperlukan untuk menghasilkan pendapatan usaha.

Contoh :

Dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp450.000

Diminta : buatlah jurnal umum dari transaksi di atas

Jawab :

Beban perlengkapan Rp450.000

Hutang usaha Rp450.000

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
15

2. Laporan Keuangan dan Unsur-Unsurnya

a. Laporan Laba Rugi

Menurut Rahmat Hidayat (2017:27) Laporan Laba Rugi menginformasikan hasil

usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan Laba Rugi terdiri dari unsur

pendapatan dan beban.

1) Pendapatan

Pendapatan terdiri atas :

1. Pendapatan Usaha

Artinya Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha (Sesuai dengan

pendirian akte notaris).

2. Pendapatan Di Luar Usaha

Artinya pendapatan yang diperoleh di luar usaha perusahaan.

2) Beban atau biaya

Beban atau biaya terdiri atas :

1. Biaya Operasional atau Biaya Usaha

Artinya beban/biaya yang dikeluarkan untuk keperluan operasional kantor.

2. Biaya Di Luar Usaha (operasioanl)

Artinya biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat kegiatan operasional kantor.

b. Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut Hidayat (2017:28) Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan

keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas dalam selama satu periode.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
16

c. Laporan Posisi Keuangan

Menurut Hidayat (2017:28) Laporan posisi keuangan adalah suatu entitas yang

dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukan posisi keuangan pada

entitas tersebut pada akhir periode. Laporan posisi keuangan terdiri unsur Aktiva

dan Passiva (kewajiban dan ekuitas).

1. Aktiva

Aktiva terdiri atas :

a. Aktiva Lancar

Artinya asset yang dimilki dan digunakan perusahaan yang jangka waktunya

kurang dari 1 tahun.

b. Aktiva Tetap

Artinya asset yang dimilki dan digunakan perusahaan yang jangka waktunya

lebih dari 1 tahun dan mempunyai masa manfaat serta mempunyai nilai susut

(nilai kegunaan semakin lama semakin berkurang).

1) Aktiva Tetap Berwujud

Artinya asset yang dimiliki dan digunakan perusahaan yang jangka

waktunya lebih dari 1 tahun dan mempunya nilai wujud dapat disusutkan.

2) Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Artinya asset yang dimiliki dan digunakan perusahaan jangka waktunya

lebih dari 1 tahun dan tidak mempunyai nilai wujud tapi dapat dirasakan

nilai manfaat atau kegunannya.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
17

c. Aktiva Lain-lain

Artinya asset yang dimiliki perusahaan tapi belum sepenuhnya menjadi hak

milik.

2. Kewajiban

Kewajiban adalah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan dalam

rangka untuk melunasi hutang-hutangnya Kewajiban terdiri atas :

a. Kewajiban Lancar

Artinya kewajiban yang masih harus dibayar perusahaan dalam jangka

waktu kurang dari 1 tahun.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Artinya kewajiban yang masih harus dibayar perusahaan dalam jangka

waktu lebih dari 1 tahun.

3. Modal atau ekuitas

Modal atau ekuitas adalah besarnya hak atau kepentingan pemilik pada harta

perusahaan.

4. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijakan akuntansi yang

mempengaruhi posisi keuangan dalam perusahaan.

3. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu

entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
18

keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna

eksternal. SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan

diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK

ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK umum, sebagian

besar menggunakan konsep biaya historis mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP

bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam akuntansi dan relatif tidak berubah selama

beberapa tahun.

3.1 SAK ETAP Bab 1 Ruang Lingkup

a. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Adalah

Entitas

Standar AKuntansi Keuangan Entitas Tanpa AKuntabilitas Publik menurut

Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:1), yaitu :

1) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan

2) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik

yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga

pemeringkat kredit.

b. Entitas Memiliki Akuntabilitas Publik Siginifikan

Entitas Memiliki Akuntabilitas Publik Signifikas menurut Dewan SAK IAI

dalam buku SAK ETAP (2016:1), yaitu :

1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan

pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk

tujuan penerbitan efek di pasar modal.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
19

2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar

masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang, atau pedagang efek, dana

pensiun, reksa dana dan bank investasi.

3.2 SAK ETAP Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

a. Tujuan Laporan keuangan

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:3). Tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan

laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi

dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi

tertentu.

b. Karatekristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:3) Karakterisitik

Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan, yaitu :

1. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk

proses pengambilan keputusan.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
20

3. Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

4. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus

andal.

5. Substansi Mengungguli bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan

substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.

6. Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan

keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan

peristiwa keadaan tersebut melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam

menyusun laporan keuangan.

7. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam

batasan materialitas dan biaya.

8. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode

untuk mengidentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja keuangan.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
21

9. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi para penggunannya.

10. Keseimbangan Antara Biaya Dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya, namun demikian

evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

c. Posisi Keuangan

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:5). Posisi keuangan

suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu waktu tertentu.

Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi

keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Unsur-unsur ini diidentifikasikan

sebagai berikut :

a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan

diperoleh entitas.

b) Kewajiban merupakan masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu,

yang penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

c) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
22

1. Aset

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari

aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak

langsung, terhadap aliran kas dan setara kas kepada entitas.

2. Kewajiban

Karekteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa entitas

mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk

melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban.

d. Kinerja Keuangan

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP(2016:6). Kinerja keuangan

adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebegaimana disajikan

dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau

sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengambilan investasi atau

laba per saham. Penghasilan dan beban didefinisikan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan

kewajiban yang mengakibtkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

2. Beban (expenses) adalah penurunan nilai manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
23

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak dengan

distribusi kepada penanam modal.

e. Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:7) Pengakuan unsur-

unsur Laporan Keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca

atau laporan laba rugi yang memenuhi defenisi suatu unsur dan memenuhi kriteria

sebagai berikut :

1) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut

akan mengalir dari atau ke dalam entitas.

2) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat dikur dengan andal.

Kegagalan untuk mengakui pos yang memenuhi kriteria tersebut tidak dapat

digantikan dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau

catatan.

1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa depan

Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu kepada

pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang

terkait dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari dalam entitas.

2. Keandalan Pengukuran

1) Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya atau nilai

yang dapat diukur dengan andal. Dalam banyak kasus, biaya atau nilai

suatu pos diketahui. Dalam kasus lainnya biaya atau nilai tersebut harus

di estimasi.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
24

2) Suatu pos yang pada saat tertentu tidak memenuhi kriteria pengakuan

dapat memenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibat dari

peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.

3) Suatu pos yang gagal memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu

diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan.

f. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:7) Pengukuran

adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur

suatu aset, kewajiaban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan.

Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar, yaitu :

1) Biaya historis, aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat

perolehan.

2) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau

untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan

memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.

g. Dasar Akrual

Menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP (2016:8) Entitas harus

menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan

dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas,

penghasilan, dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi

dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
25

h. Pengakuan Dalam Laporan Keuangan

Pengakuan Dalam Laporan Keuangan menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK

ETAP (2016:8) terdiri dari, yaitu :

1.Aset

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa

depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya

yang dapat diukur dengan andal.

2.Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya

yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan

kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan

andal.

3.Penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban, penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat

ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau

penurunan kewajiban terlah terjadi dan dapat diukur secara andal.

4.Beban

Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan

kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
26

5.Laba atau Rugi

Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal

tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan

prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

i. Saling Hapus

Saling hapus menurut Dewan SAK IAI (2016:9) adalah tidak diperkenankan

atas aset tetap dengan kewajiban, atau penghasilan dengan beban. Kecuali

disyaratkan atau diizinkan oleh SAK ETAP.

1. Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan merupakan

saling hapus, misalnya penyisihan atas keusangan persediaan dan penyisihan atas

piutang tak tertagih.

2. Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset tidak

lancar (termasuk investasi dan aset operasional), maka entitas melaporkan

keuntugan dan kerugian atas pelepasan aset dengan mengurangi hasil penjualan

dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan yang terkait.

3.3 SAK ETAP Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

a. Penyajian Wajar

Penyajian Wajar menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI dalam

buku SAK ETAP (2016:11). Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar

mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain

yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiaban, penghasilan

dan beban. Penerapan SAK ETAP, dengan pengungkapan tambahan jika

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
27

diperlukan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Pengungkapan tambahan diperlukan ketika

kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai bagi

pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi

lain atas posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

b. Kepatuhan Terhadap SAK ETAP

Kepatuhan Terhadap SAK ETAP menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK

ETAP (2016:11). Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus

membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved

statement) atas kepatuhan tersebut catatan atas laporan keuangan. Laporan

keuangan tidak boleh menyatatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi

semua persyaratan dalam SAK ETAP.

c. Kelangsungan Usaha

Kelangsungan Usaha menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI dalam

buku SAK ETAP (2016:11). Pada saat menyusun laporan keuangan manajemen

entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas

melanjutkan kelangsungan usaha. Entitas mempunyai kelangusungan usaha kecuali

jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi,

atau tidak mempunyai alternatif realisits kecuali melakukan hal-hal tersebut.

Dalam membuat penilalian kelangsungan usaha, jika manajemen menyadari

terdapat ketidakpastian yang material terkait dengan peristiwa atau kondisi yang

mengakibatkan keraguan signifikan terhadap kemampuan entitas untuk

melanjutkan usaha, maka entitas harus mengungkapkan ketidakpastian tersebut.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
28

Ketika entitas tidak menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi

kelangsungan usaha, maka fakta tersebut harus diungkapkan, bersama dengan

dasar penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dianggap

mempunyai kelangsungan usaha.

d. Frekuensi Pelaporan

Frekuensi Pelaporan menurut menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan

IAI dalam buku SAK ETAP (2016:11).Entitas menyajikan secara lengkap laporan

keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu tahun sekali. Ketika

akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan telah

disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dair satu tahun, maka

entitas mengungkapkan :

1) Fakta tersebut.

2) Alasan pengguna untuk periode lebih panjang atau lebih pendek.

3) Fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan yang terkait adalah tidak dapat seluruhnya diperbandingkan.

e. Penyajian Yang Konsisten

Penyajian Yang konsisten menurut Dewan standar akuntansi keuangan IAI

dalam buku SAK ETAP (2016:11), yaitu :

1. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antarperiode harus

konsisten, kecuali :

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
29

a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan

penyajian, pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik

sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.

b. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian.

2. Jika penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan diubah,

maka entitas harus mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali jika reklasifikasi

tidak praktis. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut jika jumlah

komparatif direklasifikasi :

a. Sifat reklasifikasi.

b. Jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang direklasifikasi.

c. Alasan reklasifikasi.

3. Jika reklasifikasi jumlah tidak komparatif tidak praktis, maka entitas harus

mengungkapkan :

a. Alasan reklasifikasi jumlah komparatif tidak dilakukan.

b. Sifat penyesuaian yang telah dibuat jika jumlah komparatif direklasifikasi.

f. Informasi Komparatif

Informasi Komparatif menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP

(2016:12) harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya

kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk dalam laporan keuangan dan

catatan atas laporan keuangan). Entitas memasukan informasi komparatif untuk

informasi naratif dan deskriptif jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan

periode berjalan.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
30

g. Materialistis Dan Agregasi

Materilistis Dan Agregrasi menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP

(2016:12), yaitu :

1. Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan

tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang

sejenis.

2. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat suatu pos

dianggap material jika, baik secara individual maupun bersama-sama, dapat

mempengaruhi pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Besaran dan sifat unsur tersebut dapat menjadi faktor penentu.

h. Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan lengkap menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK ETAP

(2016:12), yaitu :

1. Laporan Keuangan entitas meliputi :

a. Neraca

b. Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukan

1) Seluruh perubahan dalam ekuitas

2) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

3) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
31

2. Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang muncul dari laba atau

rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan

kebijakan akuntansi selama periode laporan keuangan disajikan maka entitas

dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti laporan

laba rugi dan pelaporan perubahan ekuitas.

3. Dalam suatu laporan keuangan lengkap, suatu entitas menyajikan setiap laporan

keuangan dengan keunggulan yang sama.

i. Identifikasi Laporan Keuangan

Identifikasi Laporan Keuangan menurut Dewan SAK IAI dalam buku SAK

ETAP (2016:13). Entitas harus mengidentifikasi secara jelas setiap komponen

laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan. Jika laporan keuangan

merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan harus dibedakan

dari informasi lain dalam laporan tersebut. Disamping itu, informasi berikut ini

disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan :

1. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan periode

terakhir.

2. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih

tepat bagi setiap komponen laporan keuangan.

3. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
32

3.4 SAK ETAP Bab 15 Aset Tetap

a. Pengakuan

Pengakuan menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya SAK ETAP (2016:49).

Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam menentukan aset tetap. Oleh

karena itu, entitas harus mengakui biaya perolehan asset tetap sebagai aset tetap jika

1. Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan

mengalir dari atau ke dalam entitas.

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara

terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.

b. Pengukuran Pada Saat Pengakuan

Pengukuran Pada Saat Pengakuan menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya

SAK ETAP (2016:49) Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar

biaya perolehan, yaitu :

1. Unsur Biaya Perolehan

a) Harga beli, tidak termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan pajak

pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah diskon pembelian dan

potongan lainnya.

b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke

lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan

maksud manajemen.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
33

c) Estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya

restorasi lokasi.

Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan aset tetap dan

harus diakui sebagai beban ketika terjadi :

a) Biaya pembukaan fasilitas baru

b) Biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya aktivitas iklan

dan promosi).

c) Biaya penyelengaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru

(termasuk biaya pelatihan staf).

d) Biaya administrasi dan overhead umum lainnya.

Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan insidential selama

masa konstruksi atau pengembangan asset tetap diakui dalam laporan laba

rugi jika operasional tersebut tidak diperlukan untuk membawa aset tetap

ke lokasi dan kondisi operasi yang dimaksud.

2. Pengukuran Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunainya pada tanggal pengakuan.

3. Pertukaran Aset

Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset tetap nonmoneter atau

kombinasi aset moneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar.

4. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal

Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang umur

manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
34

akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau

peningkatan kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercata aset tetap tersebut

c. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pengukuran Setalah Pengakuan Awal menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya

SAK ETAP (2016:50).

1. Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya

perolehan dikurang akumuluasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan

nilai. Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan resparasi sehari – sehari

(cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai beban dalam laporan laba

rugi pada periode terjadinya.

2. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan

karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau

pertukaran.

3. Surplus revaluasi aset tetap dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo

laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

d. Penyusutan

Penyusutan menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya SAK ETAP (2016:51).

Harus diakui dalam laporan laba rugi, yaitu :

1. Jumlah Dan Periode Penyusutan

a) Enititas harus mengalokasikan jumlah aset yang dapat disusutkan secara

sistematis selama umur manfaatnya.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
35

b) Faktor-faktor seperti perubahan pemakaian aset, perkembangan teknologi,

dan perubahan harga pasar dapat mengindikasikan bahwa umur manfaat

aset telah berubah sejak tanggal periode tahunan paling kini.

c) Penyusutan dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan, misalnya

aset berada di lokasi dan kondisi yang diperlukan sehingga mampu

beroperasi sebagaimana maksud manajemen.

d) Entitas harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan

unsur manfaat suatu aset :

1. Perkiraan daya pakai aset.

2. Perkiraan tingkat keausan fisik, yang bergantung pada faktor

pengoperasian seperti jumlah giliran penggunaan, program pemeliharaan

dan perawatan aset pada saat tidak digunakan.

3. Keusangan teknis dan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau

peningkatan produksi, atau perubahan permintaan pasar produk atau jasa

yang dihasilkan oleh aset tersebut.

4. Pembatasan hukum atau sejenisnya atas penggunaan aset, seperti

berakhirnya waktu sehubungan dengan sewa.

2. Metode Penyusutan

a) Suatu entitas harus memilih metode penyusutan yang mencerminkan

eskpetasi dalam pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset.

Beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode

garis lurus (straight line method), metode saldo menurun, (diminishing

balance method),

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
36

b) Jika terdapat suatu indikasi bahwa telah terjadi perubahan signifikan sejak

tanggal pelaporan tahunan sebelumnya dalam pola penggunaan manfaat

ekonomi masa depan aset, maka entitas harus menelaah ulang metode

penyusutan saat ini dan (jika ekspektasi sekarang berbeda) mengubah

metode penyusutan untuk mencerminkan pola yang baru.

e. Penurunan Nilai

Penurunan Nilai menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya SAK ETAP (2016:52),

yaitu :

1. Pengakuan Dan Pengukuran Penurunan Nilai

Entitas harus menerapkan yang mengacu pada Bab 22 penurunan nilai aset, yaitu

entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bahwa aset

yang turun nilainya. Jika indikasi tersebut ada, entitas harus mengestimasi nilai

wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual aset tersebut. Jika tidak terdapat

indikasi penurunan nilai, tidak diperlukan untuk mengestimasi nilai wajar

dikurangi biaya untuk menjual.

2. Kompensasi Penurunan Nilai

Entitas harus mengakui kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai,

kehilangan, atau pengentian aset tetap dalam laporan laba rugi hanya jika

kompensasi tersebut menjadi terutang.

3. Aset Tetap Menjadi Dimiliki Untuk Dijual

Bahwa rencana untuk melepaskan suatu aset sebelum tanggal ekspektasi

sebelumnya merupakan indikator penurunan nilai yang memicu perhitungan

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
37

jumlah yang dapat dipulihkan dari aset untuk tujuan apakah aset mengalami

penurunan nilai.

f. Penghentian Pengakuan

Penghentian Pengakuan menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya SAK ETAP

(2016:52), yaitu :

1. Entitas harus mengehentikan pengakuan aset tetap pada saat :

a) Dilepaskan

b) Ketika ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari

penggunaan atau pelepasannya.

2. Entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan

aset tetap dalam laporan laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya.

3. Entitas harus menentukan keuntungan atau kerugian yang timbul dari

penghentian pengakuan asset tetap dengan menghitung perbedaan antara hasil

penjualan neto (jika ada) dan jumlah tercatatnya,

g. Pengungkapan

Pengungkapan menurut Dewan SAK IAI dalam bukunya SAK ETAP (2016:53)

Entitas harus mengungkapan untuk setiap kelompok aset tetap :

1. Dasar pengukuran untuk menentukan jumlah tercatat bruto.

2. Metode penyusutan yang digunakan.

3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.

4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi

kerugian penurunan nilai) pada saat dan akhir periode.

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
38

5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan :

a) Penambahan.

b) Pelepasan.

c) Kerugian penurunan nilai yang diakui.

d) Penyusutan.

e) Perubahan lainnya.

6. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan asset tetap yang

dijaminkan untuk utang.

7. Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.

4. Jurnal Akuntansi

a. Contoh 1

Jurnal Pada saat pengakuan

Pada tanggal 1 januari 2016 dibeli mesin, gedung, peralatan secara tunai dengan harga

sebagai berikut :

Mesin Rp50.000.000

Gedung Rp100.000.000

Peralatan Rp5.000.000

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


(Rp) (Rp)
2016. 1 Jan Mesin 50.000.000
Gedung 100.000.000
Peralatan 5.000.000

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
39

Kas 165.000.000

b. Contoh 2

Pengukuran setelah pengakuan awal

Menurut Dwi Martani, Sylvia Veronica Siregar, Ratna Wardhani, Aria Farahmita,

Edward Tanujaya, Akuntansi Keuangan Menengah berbasis PSAK (2016:279),

misalnya PT Berlian membeli peralatan dengan biaya perolehan Rp500.000.000 pada

tanggal 2 Januari 2013. Entitas mengestimasi umur manfaat peralatan tersebut adalah

10 tahun, tanpa nilai sisa. Entitas menggunakan metode penyusutan garis lurus pada

tanggal 31 Desember. Diestimasi terdapat rugi penurunan nilai peralatan sebesar

Rp10.000.000.

Jurnalnya sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

(Rp) (Rp)

2013, 2 Jan
Peralatan
500.000.000
Kas
500.000.000
Beban Penyusutan
Akum. Penyusutan 50.000.000
(500.000.000/10 Tahun
50.000.000
= 50.000.000

Rugi penurunan nilai


Akum. Penyusutan

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
40

10.000.000

10.000.000

Nilai tercatat peralatan per 31 Desember 2013 :

Biaya perolehan 500.000.000

Dikurangi : Akum. Penyusutan (50.000.000)

Dikurangi : Akum. Rugi penurunan nilai (10.000.000)

Peralatan – neto 440.000.000

c. Contoh 3

Sebuah mesin yang diperoleh tahun 2016 nilainya Rp25.000.000 dan masa manfaat

ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp5.000.000. Depressiasi tahun 2016 adalah :

(Rp25.000.000-Rp5.000.000 : 5 Tahun) = Rp4.000.000

Jurnal sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

(Rp) (Rp)

2016. Akumulasi Penyusutan 4.000.000

Beban Penyusutan 4.000.000

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
41

d. Contoh 4

Penghentian Pengakuan

Menurut Dwi Martani, Sylvia Veronica Siregar, Ratna Wardhani, Aria Farahmita,

Edward Tanujaya, Akuntansi Keuangan Menengah berbasis PSAK (2016:287),

misalnya PT Mara membeli mesin pada tanggal 1 Juli 2007 dengan harga perolehan

Rp200.000.000. Aset mempunyai umur manfaat 10 tahun dan nilai sisa Rp40.000.000.

Pada tanggal 1 Januari 2010, entitas menjual tersebut dengan harga Rp162.000.000.

 Penyusutan per tahun = (Rp200.000.000-Rp40.000.000) / 4 Tahun =

Rp16.000.000.

 Akumulasi penyusutan sampai tanggal 1 Januari 2010 = Rp16.000.000 x 2,5

Tahun = Rp40.000.000.

 Nilai tercatat pada tanggal 1 Januari 2010 = Rp200.000.000-Rp40.000.000 =

Rp160.000.000

 Keuntungan penjualan aset tetap = Rp162.000.000-160.000.000 = Rp2.000.000

Jurnal sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

(Rp) (Rp)

2010, 1 Kas 162.000.000

Jan Akumulasi Penyusutan 40.000.000

Mesin 200.000.000

Keuntungan dari penjualan aset 2.000.000

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa
42

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2

Yayasan Pelita
Bangsa

Laporan
Keuangan

SAK IFRS SAK SAK ETAP Bab SAK Syariah SAK EMKM
Pemerintah 15 Aset Tetap

Penerapan,
kesesuaian, dan
pencatatan

Simpulan dan saran

= Fokus Penelitian

= Bukan Fokus Penelitian


= Garis Fungsional

Penerepan akuntansi aset tetap menurut sak etap bab bab 15 pada Yayasan Pelita Bangsa di Kantor Konsultan Pajak Marfen Periode tahun 2017
Muhammad Alif Syahputa

Anda mungkin juga menyukai