Anda di halaman 1dari 7

Proxy WAR: Hantu yang membayangi setiap negara

dan Ancaman Disintegrasi Bangsa

Apa itu Proxy WAR ?

Pengertian proxy war adalah perang terselubung di mana salah satu pihak menggunakan
orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Dengan kata lain, proxy war artinya
perang tidak tampak menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan
mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga.

Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan


Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, dimana negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’
atau kaki tangan. Lebih lanjut Yono mengatakan, Perang Proksi merupakan bagian dari
modus perang asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang
asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan
daerah pertempuran. “Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga
untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan teritorial lawannya”.

Sementara, menurut Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bahwa "Proxy
war adalah perang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perang dalam sebuah
kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, dan semuanya. Yang dilakukan oleh negara lain
tapi dilakukan oleh orang kita, sehingga tidak perlu biaya mahal, tapi bisa kalah".

Definisi proxy war yang dikeluarkan oleh www.reference.com (2017) sebagai berikut: “A
proxy war is a conflict inflicted by a major power or powers that do not become involved in
it directly. Often, proxy wars involve countries fighting their opponents’ allies or helping
their allies fight their opponents.” Senada dengan kamus Oxford online yang menyatakan
bahwa Proxy War adalah “A war instigated by a major power which does not itself become
involved.”

Sungguh menarik, jika kita menilik pada pengertian yang diberikan oleh kamus besar
Oxford yang menyatakan bahwa dalam proxy war terdapat “Major power” yang memainkan
peran besar dalam proxy war tanpa harus secara langsung pada perang tersebut, hal
tersebut dapat kita artikan sebagai suatu negara ataupun suatu bangsa yang memiliki
kepentingan terdapat negara ataupun bangsa lainnya.
Dalam proxy war, negara yang berkepentingan, memanfaatkan potensi konflik di negara
sasaran, misalnya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), ataupun
ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahan ataupun rezim yang berkuasa. Hal ini
melumpuhkan otak dan raga melalui penyebaran narkoba, miras, dan pornografi, serta
maraknya perilaku KKN sehingga terciptanya ketidakadilan menyebabkan timbulnya
kerawanan kesenjangan dan konflik sosial berkepanjangan. Apabila ditelaah lebih dalam
dan jujur, agaknya tidak usah menunggu abad ke-21, sekarang pun dan bahkan
sebelumnya, sebenarnya bangsa Indonesia sudah merupakan korban proxy war.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh adanya Proxy War

Dalam kebudayaan kita sehari – hari Proxy war dapat kita gambarkan dengan cerita
pewayangan dimana disana ada dalang yang selalu menang dan wayang tetap remuk.
Wayang sampai kapanpun akan menuruti kehendak dalang. Apapun yang dialami wayang
adalah produk dari gerakan-gerakan yang dilakukan sang dalang. Wayang bisa saja
dilempar-lempar, dijungkir balik, dihajar-hajar, disabet-sabet, manut apa yang diperbuat
dalang. Lalu, adakah wayang yang menang ??? yang menang tetap dalang, karena ; suara,
gerakan dan skenarionya dalang yang membuat. Wayang tidak diberi wewenang dan hak
untuk mengkritik apalagi menyalahkan dalang. Wayang tidak mempunyai roh dan jiwa, ia
hanya raganya. Dalang begitu sangat luar biasa, selalu saja pegang kendali bagi wayang-
wayangnya. Sehebat-hebatnya wayang tidak bisa apa-apa tanpa dalang.

Cukup banyak hal negatif yang bisa ditimbulkan akibat adanya Proxy War jika berhasil
dilancarkan oleh suatu negara atau bangsa terhadap negara atau bangsa lainnya. Beberapa
dampak yang dapat ditimbulkan antara lain adalah timbulnya kemiskinan, ketimpangan
sosial, ketidakadilan, ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah atau bahkan dapat
berakhir dengan keributan atau chaos yang disebabkan oleh ketidakmampuan pememngku
pemerintahan dalam mengidentifikasi dan menanggapi Proxy War yang dilancarkan oleh
pihak tertentu yang memiliki kepentingan sebagai dalang dalam perang secara tidak
langsung tersebut.

Motif dalam Proxy War

Motif yang seringkali dilakukan oleh negara-negara besar dalam beberapa kasus adalah:

- Kekuasaan atas politik dan isu keamanan (security).


- Ekonomi baik menggunakan hard power dan soft power.
Kepentingan keamanan sangat berkaitan dengan kepentingan politik sehingga proxy yang
dilakukan berkaitan dengan dua isu tersebut (high politics). Pasca perang dingin dimana isu
perang nuklir tidak lagi menjadi isu utama maka, isu ekonomi, teknologi, hak azasi manusia
(lebih tepat lagi dalam perpsektif ilmu hubungan internasional adalah human security), dan
isu lingkungan menjadi bahan bakar alternatif dalam menyulut Proxy War.

Bahkan dewasa ini, struggle for power and the power of influence berlangsung di luar isu
keamanan dan politik walaupun pada akhirnya tetap menyentuh kepentingan keamanan
dan politik internasional maupun politik domestik suatu negara. Sebagaimana dinyatakan
oleh Lord Acton bahwa all politics tend to power. Maka, pada hakikatnya segala bentuk proxy
yang dilakukan oleh kekuatan besar pada suatu negara baik melalui elit politik maupun
Non Governmental Official (NGO) adalah dalam rangka struggle for power ataupun dalam
rangka memperoleh power of influence. Motif utama dari perang ini adalah power/kekuatan.
Baik yang sifatnya hard power maupun soft power.

Power adalah kemampuan negara untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki agar
negara lain mau melakukan apa yang mereka (negara pemilik power) inginkan sekalipun
hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan (Barnett & Duvall 2005: 40). Pada hakekatnya,
power dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: hard power dan soft power.

Hard power merupakan kekuasaan dari suatu negara untuk mencapai kepentingan
nasionalnya melalui kebijakan vital yang bersifat memaksa terhadap negara atau aktor lain.
Pada umumnya hard power ditunjukkan melalui kekuatan militer dan ekonomi. Contoh dari
penerapan hard power adalah penyerangan Israel terhadap Palestina untuk menguasai
wilayah teritorial Palestina. Soft power merupakan kekuasaan suatu negara untuk mencapai
kepentingan nasionalnya melalui pendekatan tanpa bersifat memaksa terhadap negara atau
aktor lain, baik dengan cara mempengaruhi, ajakan bekerja sama, diplomasi atau
sebagainya. Contoh dari penerapan soft power adalah ketika negara menunjukkan pada
dunia bahwa negaranya aman, berkualitas, dan strategis dengan tujuan menarik investor
asing untuk menanamkan modal ekonomi pada negara tersebut.

Pada awalnya, negara – negara di dunia seringkali menggunakan Hard Power untuk
mencapai tujuan – tujuan politik dalam berinteraksi secara Internasional. Namun, dalam
perkembangannya negara – negara di dunia memasuki era baru yang lebih modern
sehingga penggunaan Hard Power mulai bergeser ke arah Soft Power. Hard Power dapat
tercermin pada perang dunia di masa lalu yang memakan banyak korban, dan setelah itu
perang dingin menunjukkan dimulainya penggunaan Soft Power oleh negara – negara di
dunia yang mana setiap sisi saling mempengaruhi blok masing – masing untuk mencari
dukungan.

Bahaya Proxy War yang mungkin terjadi di Indonesia di masa yang akan datang

Dalam sebuah diskusi akademik di Depok, 10 Maret 2014 Mahasiswa Universitas Indonesia
menyampaikan bahwa Proxy Wardapat dilakukan pihak asing terhadap Indonesia dalam
bentuk sebagai berikut:

1. Menjadikan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 200 juta sebagai
pasar untuk menjual hasil komoditas negara musuh.
2. Menghambat pembangunan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia agar kualitasnya tetap rendah.
3. Pelajar Indonesia diberikan beasiswa yang tinggi, dimanjakan dan dilakukan
indoktrinasi untuk selanjutnya secara tidak sadar dijadikan agen untuk kepentingan
negara musuh. Selanjutnya menjadikan agen-agen tersebut sebagai calon pemimpin
bahkan presiden Indonesia yang nantinya dapat dikendalikan oleh negara musuh
untuk kepentingan strategisnya.
4. Melakukan investasi secara masif ke Indonesia sehingga dapat menguasai sektor
srategis di Indonesia.
5. Bekerjasama dengan negara-negara lain membuat fakta perdagangan dan/atau
menciptakan pasar bebas untuk selanjutnya menekan dan mengembargo produk-
produk Indonesia.
6. Melakukan suap dan kolusi terhadap anggota legislatif Indonesia sehingga dapat
mengendalikan dan menggiring setiap keputusan hukum dan politik strategis
Indonesia sesuai kepentingan negara musuh.
7. Menciptakan kelompok-kelompok teroris di Indonesia sehingga Indonesia
8. Dituduh dan dicap sebagai negara teroris. Dengan tuduhan ini, negaranegara
berkepentingan akan mudah untuk mengintimidasi dan masuk ke Indonesia dengan
dalih mengikis terorisme sebagai ancaman peradaban dunia.
9. Membeli dan menguasi media massa, baik media cetak maupun media elektronik
dalam rangka pembentukan opini publik serta menguasai alat komunikasi strategis
seperti satelit sehingga dapat memonitor dan menyadap segala percakapan strategis
pejabat Indonesia.
10. Memecah belah dan menghancurkan generasi muda Indonesia melalui adu domba
dan budaya asing, seperti gaya hidup sex bebas, narkoba
Indikasi adanya Proxy War di Indonesia dan contohnya

Proxy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan
separatis dan lain-lain, antara lain:

A. Gerakan Separatis. Lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan
pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi sampai dengan munculnya
referendum. Selain Timor timur ada GAM di Aceh dan juga ada gerakan separatis
yang masih bergerak sampai sekarang yaitu OPM di Papua yang seringkali
dijadikan isu oleh negara lain dalam merongrong indonesia dalam berbagai
kesempatan di pertemuan PBB
B. Demonstrasi Massa. Beberapa waktu lalu pernah terjadi unjuk rasa besar – besaran
yang melibatkan ribuan umat muslim dalam sebuah aksi Bela Islam. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya ketersinggungan umat islam terhadap rezim pemerintahan
yang sedang berkuasa. Hal tersebut tidak aneh Karena dalam Proxy War selalu
mengeksploitasi hal-hal sensitive
C. Sebuah pasal bahkan sebuah ayat di dalam sebuah UU akan memiliki daya “ledak”
yang melebihi dahsyatnya bom atom. Ketika sebuah UU sudah disyahkan, maka
mau tidak mau harus segera diterapkan. Kita bisa membayangkan apa akibatnya jika
UU tersebut berseberangan dengan kepentingan bangsa Indonesia dan selaras
dengan kepentingan asing.
D. Peredaran Narkoba. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia diyakini memiliki
keterkaitan dengan strategi Proxy War. Upaya penyelundupan narkoba dilakukan
untuk merusak generasi muda Indonesia sehingga bangsa Indonesia dimasa depan
tidak memiliki generasi yang berkualitas tinggi.
E. Bentrok antar kelompok

Strategi dan Cara Menghadapi Peperangan Masa Depan (Proxy War)

Generasi muda adalah regerasi baru yang cepat atau lambat akan menggantikan generasi
sebelumnya. Regenerasi ini terjadi secara alamiah. Generasi muda adalah pelari estafet
berikutnya dalam dunia kompetisi di dunia ini. Setiap generasi punya tantangannya sendiri
karena perubahan struktur sosial, global, dan juga perkembangan teknologi. Generasi muda
Indonesia yang telah berlalu menjawab tantangan jamannya dengan cara mereka. Kita bisa
bilang setuju atau tidak setuju, tapi tindakan mereka yang membuat kita berada disini
dalam kondisi seperti ini. Untuk itu, kita sebagai orang – orang yang tergolong kedalam
generasi muda harus bisa menjadi warrior-warrior proxy war sekaligus mejadi pengawal
bangsa ini dengan bertindak sebagai agen perubahan.

Untuk itu, sekarang waktunya kita generasi muda bangun dari tidur dan melakukan
langkah-langkah konkrit upaya untuk menangkal proxy war melalui beberapa tindakan
dibawah ini:

1. Identifikasi dan kenali masalah. Generasi muda memiliki ketajaman untuk mampu
mengidentifikasi musuh dan kepentingannya
2. Ahli sesuai bidang masing-masing. Jika setiap generasi imuda mempunyai
kontribusi masing – masing, bangsa kita pasti lebih maju dan kompetitif
3. Gerakan pemuda berbasis wirausaha. Isu ekonomi seringkali dijadikan sebagai
bahan bakar Proxy War, maka dari itu kemandirian Ekonomi adalah jawaban untuk
menangkal Proxy War secara efektif
4. Mengadakan komunitas belajar. Adanya ajaran – ajaran sesat dan radikalisme
merupakan bentuk kurangnya edukasi generasi muda terhadap ajaran agama yang
bersifat toleransi dan perlu adanya pembelajaran mengenai hal tersebut
5. Program pembangunan karakter. Dengan adanya generasi muda yang berkarakter
serta mampu Berpikirlah jernih, bijaksana namun serta kritis dalam melihat hal-hal
yang tidak sesuai norma kewajaran terutama dalam bidang teknologi informasi
seperti media sosial dengan melakukan kroscek informasi yang berkembang
dimasyarakat dapat membentuk masyarakat yang tidak mudah terpancing dan
terprovokasi.

Akhir kata, marilah kita membentuk diri kita, sebagai pribadi berintegritas yang mampu
mengidentifikasi dan mengenali masalah dengan baik, Ahli dalam bidang tertentu,
berkemauan untuk terus belajar serta memiliki karakter yang kuat agar kita dapat menjaga
Indonesia dari bahaya Proxy War dan Disintegrasi bangsa.

Referensi:
 Barnett, Michael & Duvall, Raymond (2005) “Power in International Politics”
International Organization, Vol. 59, No. 1; pp. 39-75.
 Anindya, Afra Monica. Kekuatan nasional dalam konsep hubungan internasional.
2013. Diakses secara online. Diakses secara online pada 4 Agustus 2021. http://afra-
monica-fisip13.web.unair.ac.id. Universitas Airlangga
 Widaningsih, Sri. Pengembangan materi proxy war dalam menanamkan cinta tanah
air. Politeknik LP3i. Bandung
 Bahan pembelajaran proxy war. 2020. Balai Diklat Kementerian Pertahanan RI
 Suronokarti. Proxy war melalui Undang-Undang. 2019. Diakses secara online pada 4
Agustus 2021. Proxy war melalui Undang-Undang, AWAS…!! – Pusat Studi
Pancasila UGM . Universitas Gajah Mada
 Wikipedia. Proxy War. Diakses secara online pada 4 Agustus 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_proksi

Anda mungkin juga menyukai