Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN SD

STRATEGI PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Dosen Pengampu : Tika Aprilia, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Anggita Oktavia (19108241112)


2. Fitria Rahmadanti (19108241030)
3. Irwan Nurcholis (19108241068)
4. Martha Novita Anggraeni (19108241099)
5. Rina Cahyani Oktavia (19108241034)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
anugerahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah “Strategi
Pembelajaran Blended Learning” ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Tika Aprilia selaku dosen


pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat lebih memahami
mengenai strategi pembelajaran Blended Learning. Selain itu kami juga
mengucapkan terimakasih atas bimbingan dari Bu Tika selaku dosen yang telah
membantu dan mendampingi kami menyusun makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah terlibat membantu
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah-makalah yang
mungkin nanti akan disusun di lain waktu.

Yogyakarta, 22 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Pengertian Strategi Pembelajaran ............................................................ 3


B. Pengertian Blended Learning ................................................................... 4
C. Karakteristik Blended Learning ............................................................... 5
D. Komponen Blended Learning .................................................................. 7
E. Tujuan Pembelajaran Blended Learning .................................................. 10
F. Manfaat Pembelajaran Blended Learning ................................................ 11
G. Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning ......................................... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era ini perkembangan teknologi infomasi telah berkembnag dengan


pesat. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan akibat perkembangan ini. Salah
satu dampak yang sangat terlihat adalah internet yang dijadikan sumber belajar
tanpa batas ruang dan waktu. Menurut Clark terdapat lima fungsi pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar yakni : (a) media as technologi, (b) media as tutor
or teacher, (c) media as sosializing agents, (d) media as motivators for learning
,and (e) media as problem solving” (Plomp and Ely,1996:69)

Akibat dari perkembangan teknologi yang sangat pesat ini kecenderungan


pembelajaran telah berubah dari pendekatan pembelajaran tradisional kearah
pembelajaran masa depan yang lebih maju yang berbasis teknologi bahka pada
tahun 1989, Bishop G. telah meramalkan bahwa pendidikan di masa depan
cenderung lebih luwes, terbuka, beraneka ragam, terjangkau oleh siapapun yang
ingin belajar tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pengalaman belajar sebelumnya,
dll.

Seiring dengan perkembangan tersebut maka srategi pembelajaran pun juga


bergeser dan muncul berbagai strategi pembelajaran yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi. Mulai dari model e-learning, virtual classroom hingga
blended learning yang mengintegrasikan dua atau lebih metode dan strategi dalam
pembelajaran untuk mncapai tujuan dari proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi pembelajaran ?
2. Apa yang dimaksud blended learning ?
3. Bagaimana karakterristik blended learning ?
4. Apa saja komponen blended learning ?
5. Apa tujuan dari pembelajaran blended learning ?
6. Apa manfaat blended learning ?

1
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan blended learning ?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah strategi pembelajaran SD. Selain itu makalah ini di susun untuk
menambah pengetahuan mengenai strategi pembelajaran blended learning.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini untuk penulis maupun pembaca adalah
untuk meningkatkan pemahaman mengenai :

1. Blended learning dalam pembelajaran di sekolah.


2. Karakteristik blended learning.
3. Kekurangan dan kelebihan blended learning.
4. Manfaat blended learning.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


1. Strategi
Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai „cara menggunakan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan‟. Istilah strategi berasal dari “kata benda”
dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda , strategos
yang merupakan gabungan kata stratos (militer) dan ago berarti
pemimpin. Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).
Karena luasnya makna strategi maka Mintzberg dan Waters
(1983) berpendapat bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan
atau tindakan. Ahli lain yang berpendapt tentang strategi adalah Hardy,
Langley, dan Rose dalam Sudjana (1986) strategi dipahami sebagai
rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan.
Berdasarkan pada beberapa pengertian strategi diatas dapat
disimpulkan bahwa strategi adalah suatau pola yang direncanakan atau
ditetapkan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindan.
2. Pembelajaran

Beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli

a. pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara


disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu. Pembelajaran merupakan subiek khusus dari pendidikan
(Corey, 1986)
b. pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meriputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang
saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Oemar
Hamalik);

3
c. pembelajaran adalah rangkain penstiwa(arcnfs) yang memengaruhi
pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan
mudah (Gagne dan Brigga, 1979).

Dari beberapa pengertian pembelajaran diatas dapat diambil


kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang terencana yang
merangsang seseorang untuk dapat bisa belajar dengan baik.

3. Strategi Pembelajaran

Pengertian strategi pembelajaran menurut pendapat beberapa ahli

a. kemp (1995) strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran


yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan evisien.
b. Kozma dalam Sanjaya (2007) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai sebagai setiap kegiatan yang
dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
c. Wina Sanjaya (2006) berpendapat bahwa strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunakan metode dab pemanfaatan sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran.
d. J.R. David (1976) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


Strategi pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang berisi
rangkaian kegiatan yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.

B. Pengertian Blended Learning


Pengertian blended learning menurut beberapa ahli
1. Driscool & Carliner (2005:234) mendefinisikan: blended learning
integrates –or blends-learning programs in different formats to

4
achieve a common goal. (blenden learning mengintegrasikan atau
menggabungkan program belajar dan format yang berbeda dalam
mencapai tujuan).
2. Kurtus (2004) berpendapat “blended learning is a mixture of the
various learning strategies and delivery methods that will optimize the
learning experience of the user” (blended learning adalah campuran
dari berbagai strategi pembelajaran dan metode penyampaian yang
akan mengoptimalkan pengalaman belajar bagi penggunanya).
3. Elliot, 2002:58 berpendapat bahwa Pelaksanaan strategi blended
learning memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama
yang berbasis web/blog, tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


blended learning adalah percampuran dua atau lebih strategi atau metode
pembelajaran yang bertujuan untuk prngoptimalan hasil belajar yang
diinginkan. Pelaksanaan blanden learning bisa memadukan sumber belajar
online dan ofline atau tatap muka.

C. Karakteristik Blanded Learning


Terdapat 3 dokumentasi pengertian Blended learning yang
dikemukakan oleh Graham, Allen dan Ure dalam Bonk dan Graham
(2006: 4) yaitu :
1) Kombinasi antara strategi pembelajaran.
2) Kombinasi antara metode pembelajaran.
3) Kombinasi antara online learning dengan pembelajaran tatap muka.

5
Perbedaan Model Pembelajaran

Tabel perbedaan model pembelajaran menurut pendapat Allen et al.(2007)

Proporsi
Konten Jenis
Deskripsi
terkirim Pembelajaran
secara online
Konten pembelajaran dikirim tidak secara
0 Tradisional online, disampaikan dalam bentuk tulis
atau lisan.
Pembelajaran menggunakan asilitas web
untuk memfasilitasi sesuatu yang sangat
penting dalam pembelajaran tatap muka.
Difasilitasi Menggunakan sebuah Course
0 sampai 29
web Management System (CMS) atau sistem
pengelolaan perkuliahan atau halaman
web, semisal untuk memoposting silabus,
solal, bahan ajar, dan lain-laim.
Pembelajaran dengan memadukan sistem
online dan tatap muka. Proporsi substansi
Blended / konten menggunakan online, kadang
30 sampai 79
hybrid menggunakan diskusi online kadang
menggunakan tatap muka.

Pembelajaran yang sebagian besar atau


seluruhnya menggunakan sistem online
80 sampai 100 Online
dan tidak menggunakan tatap muka sama
sekali.

Berdasarkai tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik


blended learning merupakan perpaduan antara pembelajaran berbasis online dan
tatap muka dengan presentasi online learning sebesar 30 sampai 79 persen.

6
D. Komponen Blended Learning
Blended learning mempunyai tiga komponen penting yaitu 1)
online learning, 2) pembelajaran tatap muka, 3) belajar mandiri. Melalui
blended learning dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk
terjadinya interaksi antara sesama peserta didik, dan peserta didik dengan
pendidiknya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
1. Online Learning
Menurut Dabbagh (2005:15) online learning adalah sebagai
berikut:
Online learning is an open and distributed learning environment that
uses pedagogical tools, enable by internet and web based
technologies, to facilitate learning and knowledge building through
meaningful action and interaction.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa online learning
merupakan lingkungan belajar terbuka dengan mempertimbangkan
aspek-aspek pembelajaran dan mungkin menggunakan teknologi
internet dan berbasis web untuk memfasilitasi proses belajar dan
membangun pengetahuan yang berarti.
Carliner (1999) dalam anderson dan elloumi (2001:4) mengatakan
online learning adalah sebagai berikut: online learning as educational
material that is presented on a computer. Berdasarkan definisi Carliner,
online learning merupakan materi pendidikan yang ditayangkan
dengan memanfaatkan komputer.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa online
learning adalah lingkungan pembelajaran yang mempergunakan
teknologi intranet dan berbasis web dalam mengakses materi
pembelajaran dan memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran
antara sesama peserta didik atau dengan pengajar dimana saja dan
kapan saja. Online learning merupakan suatu pembelajaran yang
menggunakan teknologi internet, intranet, dan berbasis web dalam
mengakses materi pembelajaran dan memungkinkan terjadinya
interaksi pembelajaran.

7
2. Pembelajaran Tatap Muka ( Face to Face Learning)
Sudirman dan Rusyan (1990) mengatakan pembelajaran tatap
muka merupakan model pembelajaran yang sampai saat ini masih terus
dilakukan dan sangat sering digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran konvensional yang mempertemukan guru dengan murid
dalam satu ruangan untuk belajar. Pembelajaran tatap muka memiliki
karakteristik yaitu terencana, berorientasi pada tempat (place-based)
dan interaksi sosial (Bonk, Graham, 2006: 122).
Pembelajaran tatap muka biasanya dilakukan di kelas dimana
terdapat model komunikasi synchronous, dan terdapat interaksi aktif
antara sesama murid, murid dengan guru, dan dengan murid lainnya.
Pembelajaran tatap muka, guru atau pembelajar akan menggunakan
berbagai macam metode dalam proses pembelajarannya untuk
membuat proses belajar lebih aktif dan menarik. Metode pembelajaran
yang biasanya digunakan adalah:
a. Metode ceramah
Metode yang paling sederhana karena guru hanya
menyampaikan materi pembelajaran melalui kegiatn
berbicara/ceramah di depan kelas dan terkadang menggunakan
media lain untuk menunjang prose pembelajaran
b. Metode penugasan
Metode pembelajaran dengan memberikan penugasan
untuk dikerjakan didalam kelas, melatih kemandirian dan tanggung
jawab siswa.
c. Metode tanya jawab
Metode pembelajaran yang menimbulkan interaksi antara siswa
dengan guru, guru memberikan pertanyaan lalu siswa menjawab
pertanyaan atau sebaliknya.

8
d. Metode tutorial
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang
diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa.

Menurut Gintings (2008: 79-80) metode tutorial sangat cocok


diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada
pembelajaran jarak jauh di mana siswa terlebih dahulu diberi modul
untuk dipelajari. Selain itu, siswa memperoleh pelayanan pembelajaran
secara individual sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya
dapat dilayani secara spesifik pula. Hal ini sejalan dengan model
pembelajaran Blended Learning.

3. Belajar Mandiri (Individualizad Learning)


Ada beberapa istilah yang mengacu pada istilah belajar mandiri
seperti independent learning, self direct learning, dan autonomous
learning. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, karena orang
kadang seringkali salah arti mengenai belajar mandiri sebagai belajar
sendiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan
ataupun tanpa bantuan orang lain dalam belajar.
Wedemeyer (1973) dalam Chaeruman (2007:10) mengatakan
belajar mandiri sebagai pembelajaran yang merubah perilaku,
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar
dalam tempat dan waktu berbeda serta lingkungan belajar yang
berbeda dengan sekolah. Peserta didik yang belajar secara mandiri
mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pelajaran
yang diberikan pengajarnya di kelas. Peserta didik mempunyai
otonomi yang luas dalam belajar.
Kemandirian itu perlu diberikan kepada peserta didik supaya
mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan
mendisplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar

9
atas kemauannya sendiri. Sikap-sikap seperti itu perlu dimiliki oleh
peserta didik karena hal tersebut merupakan ciri kedewasaan orang
terpelajar. Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau instruktur
menjadi fasilitator atau perancang proses belajar dan sebagai
fasilitator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik
mengatasi kesulitan belajar, atau dapat menjadi mitra belajar untuk
materi tertentu pada program tutorial. Tugas perancang proses belajar
mengharuskan guru untuk mengubah materi ke dalam format yang
sesuai dengan pola belajar mandiri.
Pembelajaran Blended Learning memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjadi pembelajar aktif yang memahami kebutuhan
dirinya dan mengupayakan pencapaian pemahaman akan pengetahuan
secara mandiri. Blended Learning memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan individu tanpa
meninggalkan interaksi sosial di dalam kelas, sehingga dengan sistem
ini siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan guru
sebagai fasilitator.
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar mandiri adalah proses belajar diaman peserta didik memegang
kendali atas pengambilan keputusan terhadap kebutuhan belajarnya
dengan sedikit memperoleh bantuan dari guru atau instruktur.

E. Tujuan Pembelajaran Blanded Learning


Pembelajaran berbasis blended learning berkembang sekitar tahun
2000 dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia,
kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan. Melalui blended learning
semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi
orang yang belajar dikembangkan. Tujuan utama pembelajaran blended
adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar
terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat,
sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih
menarik.

10
Pembelajaran blended learning hendaknya memudahkan peserta
didik dan pendidik dalam menjalankan proses pendidikan serta
menjadikan peserta didik dan pendidik bekerja sama guna mencapai tujuan
pendidikan yang saling menguntungkan. Pradnyana (2013) menyebutkan
tujuan dari pembelajaran blended learning adalah:
1) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses
belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
2) Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta
didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus
berkembang.
3) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.
4) Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peserta didik
dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online memberikan
peserta didik dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan
pada setiap saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses
Internet.
5) Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian
melalui penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

F. Manfaat Pembelajaran Blended Learning

Pada era ini, teknologi mengalami perkembangan yang sangat


pesat. Kondisi tersebut akhirnya melahirkan sekolah-sekolah dengan
pembelajaran berbasis e-learning(online). Akan tetapi dalam
penerapannya pembelajaran e-learning ini memiliki banyak kekurangan
karena bagaimanapun juga pembelajaran dengan cara tatap muka masih
sangat diperlukan bagi siswa. Maka dari itu penting untuk melakukan
penggabungan pembelajaran e-learning dengan pembelajaran tatap muka
yaitu dengan pembelajaran pembauran (blended learning).

Blended learning merupakan model yang digunakan untuk


menguatkan masing-masing aktivitas yang ada dan mengurangi segala

11
kekurangan. Metode pembelajaran ini memungkinkan sebuah
pembelajaran yang tidak meninggalkan pakem dasar yakni interaksi dan
teknologi. Secara umum bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran
blended learning ini adalah perpaduan dari manfaat-manfaat pembelajaran
online atau (e-learning) dengan pembelajaran tatap muka (konvensional).

Selain itu, melihat kondisi saat ini pembelajaran tatap muka tidak
bisa dilakukan secara terus-menerus karena mempertimbangkan kesehatan
dan keselamatan peserta didik. Dengan pembelajaran blended learning
siswa tidak harus selalu melakukan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran juga bisa dilakukan dirumah atau dimanapun dan juga
kapanpun asalkan terkoneksi dengan internet.

Selain pembelajaran yang variatif dan menarik peserta didik juga


membutuhkan interaksi baik dengan guru maupun temannya secara
langsung. Ineraksi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sosial
dalam diri anak. Pada pembelajaran blended learning ini tentu saja tetap
menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk terjadinya interaksi
antara sesama peserta didik, dan peserta didik dengan pendidiknya baik
secara langsung maupun virtual.

Secaca garis besar manfaat dari pembelajaran blended learning ini


antara lain yaitu:

1. Tercapainya tujuan pembelajaran secara efisien dan efektif.


2. Aktivitas pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
sehingga waktu bisa lebih efisien.
3. Anggaran untuk pembelajaran bisa lebih hemat karena dalam
aktivitasnya siswa biasanya laporan dengan softfile selain itu
ongkos perjalanan ke lokasi pembelajaran bisa dialokasikan ke
tempat lain.
4. Melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa.
5. Melatih kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi
pembelajaran.

12
6. Siswa menjadi leluasa dalam berfikir dan mencari informasi yang
dibutuhkan.
7. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang tidak monoton
sehingga siswa tidak bosan.
8. Interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru tetap
terjalin dengan baik.
9. Mengurangi kemungkinan terpapar penyakit yang menular.

Salah satu hal yang menarik dengan penerapan model


pembelajaran kombinasi (blended learning) adalah tercapainya tujuan
pembelajaran secara efisien dan efektif karena ketiga model memiliki
keunggulan masing-masing. Model pembelajaran tatap muka dengan
metode konvensional memungkinkan pembelajaran berlangsung secara
interaktif dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi serta metode
pembelajaran sedangkan dengan metode online dapat memberikan materi
secara online tanpa batasan ruang dan waktu, selain itu peserta didik lebih
banyak memperoleh dan mengolah informasi dari berbagai sumber
sehingga hal ini dapat menunjang proses pembelajaran. Kemudian dalam
pembelajaran mandiri siswa menjadi aktif dalam memahami kebutuhan
dirinya dan mengupayakan pencapaian pemahaman akan pengetahuan
secara mandiri.

G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Blended Learning

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa blended learning lebih


efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan sistem
tatap muka maupun dengan sistem e-learning atau pembelajaran online.
Tingkat efektifitas tersebut ditunjang dengan kelebihan yang dimiliki oleh
pembelajaran dengan sistem pembauran (blended learning), sebagai
berikut:

1. Penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan


dimana saja dengan memanfaatkan sistem jaringan internet.

13
2. Peserta didik memiliki keleluasan untuk mempelajari materi atau
bahan ajar secara mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar yang
tersimpan secara online.
3. Kegiatan diskusi berlangsung secara online/offline dan berlangsung
diluar jam pelajaran, kegiatan diskusi berlangsung baik antara
peserta didik dengan guru maupun antara antar peserta didik itu
sendiri.
4. Pengajar dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang
dilakukan siswa diluar jam pelajaran peserta didik.
5. Pengajar dapat meminta kepada peserta didik untuk mengkaji
materi pelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung
dengan menyiapkan tugas-tugas pendukung.
6. Target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesaui dengan
target yang ditetapkan.
7. Pembelajaran menjadi luwes dan tidak kaku.

Tentunya, pembelajaran dengan konsep kombinasi/pembauran


selain memiliki kelebihan-kelebihan di atas juga memiliki kekurangan-
kekurangan, antara lain:

1. Pengajar perlu memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan e-


learning.
2. Pengajar perlu menyiapkan waktu untuk mengembangkan dan
mengelola pembelajaran sistem e-learning, seperti
mengembangkan materi, menyiapkan assesment, melakukan
penilaian, serta menjawab atau memberikan pernyataan pada forum
yang disampaikan oleh peserta didik.
3. Pengajar perlu menyiapkan referensi digital sebagai acuan peserta
didik dan referensi digital yang terintegrasi dengan pembelajaran
tatap muka
4. Tidak meratanya sarana dan prasarana pendukung dan rendahnya
pemahaman tentang teknologi.

14
5. Diperluken strategi pembelajaran oleh pengajar untuk
memaksimalkan potensi blended learning.

Diluar dari kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran blended


learning ini, dalam penerapannya lebih banyak diterapkan pada level
pendidikan tinggi. Padahal pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
solusi untuk mengatasi kejenuhan belajar di kelas yang menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran on-line learning; apalagi
sekarang siswa sudah terbiasa untuk mengakses sumber belajar melalui
internet sehingga perlu pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi
siswa-siswa tersebut (Suhartono, 2016).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pemaparan materi diatas adalah sebagai
berikut :

1. Strategi pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang berisi


rangkaian kegiatan yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
2. blended learning adalah percampuran dua atau lebih strategi atau metode
pembelajaran yang bertujuan untuk prngoptimalan hasil belajar yang
diinginkan. Pelaksanaan blended learning bisa memadukan sumber belajar
online dan ofline atau tatap muka.
3. Blended learning mempunyai tiga komponen penting yaitu : online
learning, pembelajaran tatap muka, belajar mandiri.
4. Tujuan dari blended learning antara lain adalah : membantu peserta didik
untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya
belajar dan preferensi dalam belajar, menyediakan peluang yang praktis
realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk pembelajaran secara
mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang dan juga untuk mengatasi
masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui
penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.
5. Manfaat dari blended learning antara lain adalah : tercapainya tujuan
pembelajaran serta efisien dan efektif, melatih kemandirian dan melatih
kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi pembelajaran.

B. Saran
1. Sebelum menyusun makalah hendaknya penulis memahami materi
yang akan disajikan.

16
2. Seorang calon guru hendaknya memahami strategi pembelajaran
blended learning sebagai salah satu strategi yang akan digunakan saat
mengajar.
3. Masyarakat hendaknya mengerti tentang strategi pembelajaran blended
learning sebagai salah satu strategi pembelajaran di sekolah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Istiningsih, Siti dan Hasbullah. 2015. BLENDED LEARNING, TREND


STRATEGI PEMBELAJARAN MASA DEPAN. Jurnal Elemen. Vol. 1, No. 1: 49-
56

Widiara, I Ketut. 2018. Blended learning Sebagai Alternatif Pembelajaran


di Era Digital. Tersedia pada:
https://media.neliti.com/media/publications/268199-blended-learning-sebagai-
alternatif-pemb-073a6660.pdf

“Blended Learning”. www.tripven.com. 24 Februari 2020. 24 September


2020. https://www.tripven.com/blended-learning/

Hendarita, Yane. “Model Pembelajaran Blended Learning dengan Media


Blog”. Tersedia pada:
https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/penganta
r_3.pdf

https://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning
diakses pada 24 September 2020.

Abdul Majid (2013). Strategi Pembelajaran. Remaja Rosdakarya.

18

Anda mungkin juga menyukai