Anda di halaman 1dari 3

UJI MALINGERING (SIMULASI)

TUJUAN
Orang dapat melakukan simulasi sehingga pemeriksaan menjadi sukar karena tidak
terdapat kooperasi pada waktu dilakukan pemeriksaan.

DASAR
Pemeriksaan tajam pengelihatan pada orang dengan keadaan simulasi memerlukan
cara lain, sehingga terlihat hal yang bertentangan daripada yang umum

TEKNIK 1
● Ditanyakan pada pasien mata mana yang tidak melihat
● Pada mata tersebut (mata buta), diberikan lensa (+) atau (-) enteng (0,25 dioptri)
● Pada mata yang baik diletakkan lensa (+) 10 dioptri
● Pasien diminta membaca untuk jarak jauh (6 m) pada kartu snellen dengan kedua
mata terbuka dan memakai kaca tersebut.

NILAI
● bila pasien dapat membaca huruf terkecil pada kartu snellen berarti pasien simulasi
karena dengan S (+) 10.0 dioptri orang normal tidak dapat membaca membaca
kartu snellen. Dalam keadaan ini pasien melihat dengan mata yang dikatakannya
buta

TEKNIK 2
● pada mata yang dikatakan baik diletakkan prisma dasar kebawah (base down)
● pasien diminta melihat pada sumber lampu
● pasien diminta menyatakan bagaimana atau berapa lampu yang terlihat

NILAI
● bila melihat 2 lampu maka berarti pasien simulasi, karena mata yang sakit ternyata
dapat melihat juga

TEKNIK 3
● pemeriksaan berdiri dibelakang pasien
● mata yang dikatakan oleh pasien buta ditutup
● pada saat yang sama diletakkan prisma 10 derajat dasar kebawah (base down). pada
keadaan ini terjadi diplopia unikuler
● tangan pemeriksa pada mata yang sakit diangkat, pada waktu yang sama prisma
mata yang normal digeser ke atas

NILAI
● bila pasien mengatakan masih adanya diplopia maka terbukti penderta bersimulasi.

TEKNIK 4
● pasien diminta melihat lampu.
● prisma 10 derajat diletakkan pada mata yang buta dengan dasar prima keluar (base
out)

NILAI
● bila terlihat perggerakan mata ke arah dalam berarti terdapat usaha untuk
menghilangkan diplopia maka terbukti mata tersebut tidak buta.

TEKNIK 5
● bila didapatkan kelainan pada kedua mata yang diduga akibat pasien bersimulasi
maka dilakukan pemeriksaan kampus

NILAI
● bila terdapat kontraksi yang konsentrik dan berbentuk spiral pada pemeriksaan
ulang (lama) pada kampus, mungkin pasien ada simulasi.

TEKNIK 6
● pemeriksaan dengan kaca.
● pasien diminta membaca pada kartu snellen dan ditentukan jarak baca dan huruf
yang terbaca. Diletakkan kaca pada jarak tersebut di depan pasien kartu snellen
dipasang di atas kepala pasien menghadap kaca ( dalam bentuk tulisan terbalik ).
pasien diminta membaca huruf yang terbaca sebelumnya.

NILAI
● bila penderita masih dapat melalui kaca huruf yang sama berarti fungsi mata
normal.
UJI LOBANG KECIL
(PINHOLE TEST)

TUJUAN
Pemeriksaan ini bermaksud untuk mengetahui apakah tajam penglihatan turun akibat
kelainan refraksi atau kelainan media penglihatan atau saraf optik.
Dengan pinhole dapat ditentukan dengan cepat dan tepat apakah koreksi yang telah
dilakukan sesuai.

DASAR
Makin kecil diameter pupil makin bertambah dalam pandangan (depth offocus).
kelainan refraksi apapun akan membaik tajam penglihatannya bila diberi pinhole di
depan mata tersebut.

ALAT
1. Lempeng pinhole ( lempeng dengan celah berdiameter 0.75 mm )
2. Kartu Snellen
3. Di kamar ruangan biasa

TEKNIK
● pasien duduk menghadap kartu snellen dengan jarak 6 meter.
● pasein diminta mmbaca huruf terakhir (terkecil) yang masih dapat terbaca pada
kartu Snellen.
● pada mata tersebut dipasang lempng pinhole.
● pasien diminta membaca kembali kartu Snellen.

NILAI
● bila dapat dibaca huruf yang lebih kecil daripada huruf sebelumnya pada kartu
Snellen berarti terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi penuh.
● bila huruf yang terbaca lebih besar daripada huruf yang sebelumnya terbaca pada
kartu Snellen berarti terdapat kelainan pada media penglihatan.

CATATAN
Bila tidak ada perbaikan tajam penglihatan dengan pinhole berarti terdapat kelainan
pada media penglihatan (kornea, lensa, akuos humor, dan badan kaca) atau kelainan
fungsi makula dan saraf optik.

Anda mungkin juga menyukai