Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA TN.

W DENGAN ANSIETAS

Disusun Oleh :

Adisya A. Dg Salae

G3A019192

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN PSIKOSOSIAL

Nama perawat : Adisya dg Salae


Tanggal pengkajian : 23-06-2020
Tempat pengkajian : Dusun Klipang RW 01/RT 02 Kelurahan Sendang Mulyo, Kec. Tembalang
Sumber data : Primer

A. IDENTITAS KLIEN
Initial klien : Tn. W
Umur/TTL : 22 tahun / 23 Juli 1997
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : Tamatan SMA
Pekerjaan : Belum Bekerja
Suku bangsa : Indonesia
Status marital : Belum menikah
Alamat lengkap : Dusun Klipang RW 01/ RT 02 Kel. Sendang Mulyo Kec.
Tembalang

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama penanggung jawab klien : Ny. M


Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat lengkap : Dusun Klipang RW 01/RT 02 Kel. Sendang Mulyo
Kec.Tembalang
Telp yang mudah dihubungi :-
Hubungan dengan klien : Ibu

C. FAKTOR PRESIPITASI (STIMULASI PERKEMBANGAN)


1. Faktor Biologis
a. Imunisasi
ibu klien mengatakan waktu kecil imunisasi klien lengkap.
b. Nutrisi
Nutrisi klien seimbang dilihat dari pengukuran IMT dalam batas normal (IMT klien
18,55), BB 44 kg, TB: 150 cm, Freq makan: 3x sehari, freq: minum 7-9 gelas/hari
c. Latihan Fisik
Latihan fisik klien kurang dikarenakan klien hanya mengurung diri di kamar.
2. Faktor-Faktor Psikologis dan Sosiobudaya
a. Psikoseksual
1) Pemenuhan kepuasan fase oral
Klien makan dan minum secara mandiri
2) Pemenuhan kepuasan fase anal
Klien toileting dan bowel training secara mandiri, tidak ada keluhan
3) Pemenuhan kepuasan fase phalik
Pengenalan identitas kelamin pada klien dan respon dari klien memahami
pengenalan identitas kelamin dan pakaian sesuai dengan jenis kelamin.
4) Pemenuhan kepuasan fase laten
Klien diberi kesempatan untuk mengenal teman sebaya tetapi klien lebih sering
menghabiskan waktu sendiri atau hanya dengan keluarga
5) Pemenuhan kepuasan fase genital
Klien tidak diberikan kesempatan untuk bergaul dengan lawan jenis dari orang
tuanya.

b. Psikososial
1) Membangun Rasa percaya
Selalu membantu klien jika klien meminta pertolongan
2) Meningkatkan otonomi
klien kurang bisa mengeksploitasi lingkungan dengan memperkenalkan lingkungan
pada klien dan sisi positif dari bergaul dengan lingkungan sekitar
3) Merangsang inisiatif
Memberikan respon pada klien dan untuk menumbuhkan sikap inisiatif terhadap
lingkungan dan tempat sekitarnya sehingga klien memiliki rasa kepedulian pada
lingkungan.
4) Mengembangkan percaya diri
Mengikutsertakan klien pada perlombaan dan memberikan kesempatan klien untuk
bermain dengan teman sebaya guna menciptakan interaksi yang baik antar sesama
5) Pembentukan identitas
Memberikan klien kesempatan untuk mengungkapkan cita-citanya dan didapatkan
Klien memiliki cita cita menjadi polisi, klien memiliki idola pada seorang pesepak
bola yaitu pemain yang bernama “kareem Benzema”.
6) Keintiman dengan orang lain
Klien mengatakan dia menyukai seorang gadis waktu masih bersekolah SMA, dan
tidak memikirkan untuk berencana menikah
7) Produktif
Klien belum memiliki pekerjaan yang mapan dan hanya menganggur di rumah.
8) Kepuasan hidup.
Klien merasa puas dengan hidupnya dan masih merasa merasa belum cukup
membahagiakan orang yang disayangi.

c. Kognitif
1) Merangsang sensori pada usia bayi
Waktu bayi klien tidak mengalami gangguan sensori
2) Mengembangan berfikir konkrit
Klien mampu mengidentifikasi tentang perbedaan warna, mampu menulis dengan
baik, klien mampu menggambar tapi berhitung masih sedikit kendala.
3) Formal operasional
Melatih klien untuk berfikir abstrak dan sebab akibat.

d. Moral
1) Mengajarkan nilai-nilai
Mengajarkan kepada klien tentang nilai-nilai dan keyakinan klien terhadap agama.
2) Memberikan hadiah terhadap ketaatan
Klien belum mampu taat terhadap perintah yang diberikan dan sesekali
melanggarnya.
3) Hukuman terhadap pelanggaran
Memberikan hukuman yang sesuai seperti berhitung atau menyebutkan kata-kata
benda sesua dengan abjad yang disebutkan
4) Melatih disiplin diri.
Klien belum mampu menjaga disiplin pada diri.

D. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR


1. Penilaian klien terhadap stressor/stimulasi
Klien selalu menarik diri pada orang asing dan menganggap mereka adalah ancaman
sehingga lebih memilih untuk menyendiri.
2. Perilaku sosial yang tampak pada klien
Klien sering membandingkan dirinya dengan orang lain mengenai kemampuannya, dan
jika stressor yang didapat terlalu berlebihan klien lebih memilih menjauh dari stressor.
3. Persepsi individu terhadap masalah
Klien jika ada masalah sering dipendam dan jarang menceritakan kepada teman sejawat
maupun keluarga, tanggapan keluarga mengenai masalah belum mengetahui
permasalahan yang kongrit pada anaknya.

E. SUMBER KOPING
1. Kemampuan personal
a. Problem solving skill : kurang baik, dikarenakan klien belum mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Semangat : tinggi, klien sangatv bersemangat untuk sembuh
c. Sosial skill : kurang baik
d. Intelegensial :rata-rata
e. Pengetahuan :
 Tumbuh kembang tidak ada masalah
 Sistem pendukung baik
 Koping individu cukup
 Pola asuh cukup
f. Konsep diri : menilai baik tentang dirinya
2. Dukungan sosial
a. Dukungan keluarga/kelompok masyarakat
Keluarga dan masyarakat sangat berkontribusi terhadap masalah yang di hadapi
klien, keluarga selalu mengantar klien untuk kontrol di rumah sakit.
b. Jaringan sosial
Perkumpulan : tidak ada
Organisasi : tidak ada
c. Stabilitas budaya
Klien mengikuti kebudayaan suku jawa dalam menjalani hidup
3. Aset material
a. Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
Keluarga klien serba berkecukupan dan mampu membiayai klien dan saudaranya
b. Kekayaan yang dimiliki
Cukup untuk menghidupi keluarga dan masa depan
c. Pelayanan kesehatan
Terjangkau yaitu dengan kontrol ke RS terdekat
4. Keyakinan
a. Keyakinan dan nilai
Klien meyakini adanya sang pencipta namun nilai nilai agama masih sedikit yang
di jalankan, kadang klien sering lalai dalam rutinitas beragama
b. Motivasi
Klien selalu mendapatkan motivasi dari keluarga terdekatnya
c. Orientasi kesehatan
Kondisi kesehatan klien cukup baik, kebersihan diri cukup, dan selalu kontrol
kesehatan tiap bulan.

F. KEBIASAAN KOPING YANG DIGUNAKAN


Klien memiliki kebiasaan koping jika ada masalah jarang menceritakan pada orang lain
ataupun keluarga dan memilih untuk memendam sendiri.

G. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
1. Ds : klien mengatakan sering Ansietas
susah tidur, jika tidur tidak
nyenyak, tangannya sering
gemetar, klien mudah
tersinggung dan tidak bisa diajak
berkomunikasi, setiap ada
masalah klien selalu mengurung
diri di kamar dan enggan
berbicara dengan orang di
sekitar, klien mengatakan sering
sakit kepala sering tremor dan
berkeringat dingin.

Do:
 roman muka klien tampak
murung dan sedih
 Klien nampak gelisah saat
bercerita
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Initial klien : Tn. W


Umur/TTL : 22 tahun / 23 Juli 1997

TGL DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN


KEPERAWATAN
23/05 Ansietas Setelah dilakukan  Mengenal ansietas Sp 1 klien
/2019 tindakan selama 1 x  Klien mampu  Bina hubungan
60 menit klien dapat melakukan teknik saling percaya
mengurangi rasa relaksasi napas dalam  Eksplorasi perasaan
cemas yang  Klien tidak terganggu cemas klien,
dialaminya dengan cemas yang perlihatkan diri
dialaminya sebagai orang yang
 Klien dapat hangat, menjadi
beristirahat/tidur dengan pendengar yang
waktu yang cukup baik
 Klien mampu mengisi  Bantu pasien
waktu luang dengan mengenal ansietas
beraktivitas sehingga  Bantu pasien untuk
tidak melulu memikirkan mengidentiikasi dan
rasa cemas dan khawatir mengurangi
tentang kondisi ekonomi perasaannya.
keluarga dan tidak bisa  Bantu pasien
melanjutkan studi ke menjelaskan situasi
bangku kuliah. yang menimbulkan
ansietas.
 Bantu klien
menyadari perilaku
akibat ansietas.
 Ajarkan pasien
teknik relaksasi
napas dalam.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Initial klien : Tn. W


Umur/TTL : 22 tahun / 23 Juli 1997

TGL DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

23/05/201 Ansietas  Mengeksplorasi S:


9 perasaan cemas  Klien merasa cemas dan
klien, perlihatkan masih ragu berkomunikasi
diri sebagai orang dengan keluarga dan sering
yang hangat, marah – marah dan
menjadi mengurung diri. ismaw
pendengar yang  Klien mengatakan sudah
baik sedikit lega bisa bercerita ati
tentang perasaan yang
 Membantu klien dialaminya.
mengenali O:
perasaan cemas
 Klien tampak relaks
dan menyedari
 Klien mampu melakukan
nilainya
relaksasi napas dalam saat
 Melakukan datang cemas
komunikasi A:
dengan teknik  Klien mampu mengenal
ansietas
yang tepat dan
 melakukan teknik relaksasi
dimulai dari topic
napas dalam
yang ringan.  Klien tidak terganggu
dengan cemas yang
 Membantu klien
dialaminya
mengidentifikasi  Klien dapat
respon terhadap beristirahat/tidur dengan
stressor. waktu yang cukup
 Klien mampu mengisi
 Mengajarkan waktu luang dengan
klien teknik beraktivitas sehingga tidak
relaksasi napas melulu memikirkan rasa
dalam. cemas dan khawatir
tentang kondisi ekonomi
keluarga dan tidak bisa
melanjutkan studi ke
bangku kuliah.

P : ulangi intervensi ;
Sp 1 klien
 Bina hubungan saling
percaya
 Eksplorasi perasaan cemas
klien, perlihatkan diri
sebagai orang yang hangat,
menjadi pendengar yang
baik
 Bantu pasien mengenal
ansietas
 Bantu pasien untuk
mengidentiikasi dan
mengurangi perasaannya.
 Bantu pasien menjelaskan
situasi yang menimbulkan
ansietas.
 Bantu klien menyadari
perilaku akibat ansietas.
 Ajarkan pasien teknik
relaksasi napas dalam.

Anda mungkin juga menyukai