Oleh:
Yusuf Dermawan
NIM 171910101107
PENDAHULUAN
Gas dan Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui jika digunakan secara terus-menerus (Sulistyono, 2013). Sumber daya
alam Gas dan Minyak bumi dapat dimanfaatkan untuk sarana transportasi
(Sulistyono, 2014)
Indonesia memiliki sumber daya alam Gas dan Minyak bumi yang melimpah
serta cadangan Gas dan Minyak bumi sebesar 97.99 TCSF (Trilliun Standart Cubic
Feet) dan jumlah cadangangas proven mencapai 97.99 MMSCFD (Million
Standart Cubic Feet of gas Per Days) (Susyanto, 2016).
LPG (Liqued petroleum gas) disesuaikan untuk motor berbahan bakar bensin
(Indarto, 2012). Sistem kerja motor yang menggunakan bensin dikonversikan
menjadi sistem gas (Indarto, 2012). Dengan penggunaan bahan bakar gas pada
kendaarab bermotor serta mengatur tingkat pengapian maka akan bekerja lebih
optimal (Mahmud, S., dkk 2013).
1.3.1 Tujuan
2. Untuk mendapat hasil dari emisi gas buang BBG maka sudut pengapian
harus optimal
1.3.2 Manfaat
1. Dari kerja mesin 4 langkah yang maksimal baik dilihat dari torsi,
daya, konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang dengan mengatur
sudut pengapian yang sesuai.
2. Dari alat dan bahan ini untuk melakukan penelitian dengan kondisi standart
dan penggunaan yang optimal.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Hasil dari penggunaan gas sebagai bahan bakar pada sepeda motor,
menunjukkan bahan bakar LPG dengan bahan bakar premium dalam putaran 3000
rpm sampai 8000 rpm. Mendapatkan hasil torsi dan daya mesin LPG rata – rata 5%
lebih rendah dari mesin berbahan bakar premium. (Arijianto dan Usman, 2015)
LPG merupakan bahan bakar gas yang tingkat dampak rumah kaca yang
paling kecil daripada bahan bakar minyak.(Anyon, 2013). Arijanto dan Usman
(2015) melakukan penelitian terhadap emisi gas buang pada mesin berbahan bakar
LPG pada putaran 3000 hingga 8000 rpm dan diperoleh hasil pengurangan gas CO
sebesar 15%, gas CO2, 25 %, dan HC sebesar 50 %.
2.3 Konverter
Konverter merupakan alat yang berfungsi agar motor bisa menggunakan
bahan bakar gas, konverter ini memanfaatkan karburator motor dengan cara
mengubah bagian internal agar bisa menggunakan bahan bahan bakar gas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Hermansyah, H., & Kurniaty, I. (2013). Analisis Pemanfaatan LPG dan CNG
Sebagai Bahan Bakar Kendaran Bermotor Di Wilayah Jawa Barat.
Universitas Indonesia, 1-7.
Indarto. (2012). Pemakaian Bahan Bakar Gas Menjadi Alternatif Bagi Kendaraan
Bermotor Berbahan Bakar Premium. Gema Teknologi, 18-21.
J.Morganti, K., Foong, T. M., J.Brear, M., Silva, G. d., Yang, Y., & L.Dryer, F.
(2013). The Research and Motor Octane Numbers of Liquefied Gas
(LPG). Fuel, 797-811.
Badan Pusat Statistik. 2016. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut
Jenis tahun 1987-2013. Jakarta: BPS Indonesia.
BP Statistical Review. 2016. BP Statistical Review of World Energy June 2016.
London: BP Statistical Review World.
Qodri, M., Maghfurah, F., & Yulianto, S. (2013). Analisa Perbandingan Emisi
Gas Buang Bahan Bakar LGV Dengan Premium Pada Daihatsu Grand
Max Standar. Simposium Nasional RAPI XII, 55-60.
Raslavicius, L., Kersys, A., Mockus, S., Kersiene, N., & Starevicius, M. (2014).
Liquefied Petroleum Gas (LPG) as a Medium-Term Option In The
Transition To Sustainable Fuels And Transport. Renewable And
Sustainable Energy Reviews, 513-525.
Arijianto dan Usman, M.B.I. 2015. Penggunaan Gas Sebagai Bahan Bakar Pada
Sepeda Motor Bermesin Injeksi. Proceeding Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV).7-8 Oktober 2015. Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Labung Mangkurat
Sulistyono. (2013). Pengurangan Subsidi BBM Fosil Sebagai Momentum
Pengembangan Energi Alternatif Jenis Biofuel. Forum Teknologi, 1-8.
Sulistyono. (2014). Program Diversifikasi Energi Melalui Konversi BBM ke BBG
dan Kendala Perkembangannya. Forum Teknologi, 04, 27-34.
Susyanto. (2016). Tantangan & Upaya Membangun Kedaulatan MIgas.Surabaya:
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementrian ESDM.
Yulianto, A. A., Farid, A., & Suyatno, A. (2013). Perbandingan Unjuk Kerja
Motor Bahan Bakar Premium dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Proton, 1-5.
Anton. 2013. Perbandingan Gas Buang Kendaraan Bermotor Berbahan Bakar
Bensin dan LPG dengan Converter KIT Dual Fuel Sebagai Pengatur
LPG Pada Motor Bermesin 150 cc. Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
Machmud, S., Surono, U.B., Sitorus, L 2013. Pengaruh Variasi Unjuk Derajat
Pengapian Terhadap Kerja Mesin. Jurnal Tehnik Vol.03. No.
01.April.ISSN 2088-3676:58-64
BAB 1 PENDAHULUAN
Micro Power Generator merupakan sebuah alat pengubah energy kimia bahan
bakar menjadi energy litrik dengan memanfaatkan pembakaran scale meso yang
berada di dalam meso combuster. MPG (Micro power Generator) di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik perangkat elektronik portable seperti handphone
spiker yang bersakala daya yang kecil. Kelemahan baterai litium sebagai distributor
energy adalah biaya produksi yang mahal dan ketika pengisihan ulang baterai
membutuhkan waktu yang lama. Kelemahan dari penggunaan baterai litium yang
dapat memberi pilihan untuk beralih MPG yang efisien untuk mensuplai perangkat
portable. MPG berbahan hidro karbon memungkinkan untuk waktu pengisiulangan
yang cepat dan tidak memperlukan waktu yang lama sehingga memiliki densitas
energi yang tinggi. Kepadatan energi sistem dengan meso combustor di perkirakan
mencapai 10Wh/kg (Chigier dan Gemci, 2013).
Pembakaran skala meso memiliki permasalahan berupa stability limit
dimmana batas api dapat menyala dan tidak flashback atau blow-off. Parameter
stability limit adalah Equivalent ratio dan kecepatan masuk reaktan. (Ramondeau
dkk.., 2011), mengunakan Software Computional Fliid Dinamic (CFD) untuk
meneliti pembakaran metana (CH4) dalam micro combustor tube dua dimensi hasil
penelitian menunjukan bahwa preheating dapat meningkatkan kesetabilan. Efek
preheating dapat di peroleh dengan resiurkulasi panas. Resirkulasi panas dari
pembakaran dapat di pengaruhi oleh konduktifitas termal (Zhou dk., 2010). Semakin
tinggi konduktivitas termal maka akan menghasilkan resilkulasi panas yang baik.
Computational fluid dynamics (CFD) merupakan salah satu metode validasi
yang di gunakan untuk meneliti kestabilan pembakaran berskala mikro dan meso di
dalam combustor. Tahapan validasi pasa proses pembakaran mikro yang telah di
rancang dapat di teliti dan optimalkan secara keseluruhan (kurdyumov., 2016).
Peralatan yang menggunakan teknologi meso scale di harapkan, lebih muda
dan menyuplai energi dari beberapa milliwatt ke ribuan wattt. Baterai adalah suatu
sumber energi yang portable sering di gunakan dalam perangkat kamera, phonshel
dan computer atau leptop, tetapi baterai memiliki kapasitas sumbr energi yang sangat
terbatas bahkan renda dan membutuhkan waktu sekitar 80 menit untuk mengisi ulang
energy baterai (Jou., dkk 2011.). Penambahan saluran sudden expansion pada
combustor dapat membantu pencampuran antara bahan bakar dan udara sebelum
terjadi proses pembakaran, selain itu juga berguna untuk mengatur posisi nyala api.
(et al, 2014). Di butuhkan kebijakan pemerintah agar masyarakat memiliki budaya
bijak dalam menggunakan bahan bakar fosil atau di lakukan pengembangan teknologi
pengelolaan pemakain sumber energi minyak bumi atau sumber energi fosil. 1-10
mm (maruta ., dkk 2011).
Gambar 2.1 densitas energi dengan beberapa sistem (Chou dkk ., 2011).
2.2 Pembakaran
Pembakaran merupakan merupakan proses reaksi kimia rumit, dimana
terputusnya ikatan ion dari reaktan dan tersusun ulang menjadi produk baru. Reaksi
oksidasi terjadi cepat dari bahan bakar dan oksidator yang menghasilkan energi.
Terdapat tiga elemen kimia yang sangat mudah terbakar seperti karbon, hidrogen dan
sulfur (Bejan, A., 1996). Pembakaran dinyaytakan sempurna jika terdapat pasokan
oksigen dan bahan bakar yang cukup untuk dirubah semua menjadi karbondioksida
dan uap air Oksigen (O2) adalah salah satu unsur yang ada di udara bebas dengan
kadar sekitar 21% dan Nitrogen dengan kadar sekitar 79%. Nitrogen dapat
mengurangi efisiensi pembakaran karena bercampur dengan oksigen menjadi
nitrogen oksida (NOx) yang menghasilkan polusi sisa pembakaran.
Reaksi pembakaran bahan bakar
C4H10 + 6,5(O2 + 3,7 N2) => 4CO2 + 5H2O + 24.5 N2
Q = kA (∆𝑇/𝐿)
Q = perpindahan panas (w)
k = konduktivitas termal (W/m 𝐾^(−1))
A = luasan penampang (𝑚^2)
∆𝑇 = beda temperature (K)
L = jarak (m)
2.4.3. Konveksi
Konveksi adalah sebuah perpindahan panas dari dinding padatan menuju
fluida yang mengalir sebagai pengangkut energi. Laju perpindahan panas sanggat
dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan turbulensi (Bejan A., 1996). Persaman 2.7
untuk mencari hubungan antara q” laju transfer panas (heat flux) terhadap beda.
temperatr dindidng dan fluida (𝑇𝜔 – 𝑇∞). Perpindahan panas konvesi secara natural
atau bebas pada dindidng combustor sebesar 20 W/m2.K (Wan dan Fan, 2015). Dapat
dilihat pada tebel 2.1 menjelaskan tentang nilai koevisien konveksi dari beberapa tipe
konveksi koevisien konveksi bebas pada gas sebesar 5-25 W/m2.K.
h = (𝑞”)/(T𝜔 – T∞)
q” = heat flux (W/𝑚^2)
h = koefisien transfer panas konveksi (W/𝑚^2.K)
T𝜔 = Temperatur fluida (K)
Tabel 2.1 Tipe dan nilai koefisien konveksi (Bergman dan Lavine
2.4.4. Radiasi
Radiasi yang energi diemisikan dari benda akibat beda temperatur. Radiasi terjadi
pada permukaan dindidng menuju lingkungan. Energi yang diradiasikan berupa
gelombang elektomagnetik.
𝑞" = 𝜀𝜎(T4s – T4Sur
q” = heat flux radiasi (W/m2)
𝜀 = emisivitas (0 ≤ 𝜀 ≤ 1)
𝜎 = konstanta Stefan-Boltzman (5,67x10-8 W/m2.K4)
Ts = temperatur lingkungan (K)
Tsur = temperatur permukaan (K)
2.6.6. Postprosesing
Postprosesing merupakan tahapan penting yang dicari setelah proses simulasi
dilakukan. Hasil output dari simulasi dapat berupa bentuk X-Y plot, kontur plot, data
report, dan animasi. Hasil simulasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Parameter
yang ada misalnya data kecepatan, tekanan, temperatur dan lain sebagainya berbeda-
beda terhadap jenis simulasi dan apa yang cari. Selain X-Y plot sering kita
menggunakan kontur plot untuk mengetahui pola distribusi temperature atau pola
aliran yang terjadi.
2.8 Hipotesis
Semakin tinggi kondukivitas termal mengakibatkan distribusi temperature
akan lebih merata. Semakin tinggi emisivitas maka temperatur akan lebih rendah dan
heat flux akan meningkat. Meningkatnya temperatur menyebabkan meningkatnya
kecepatan dan heat reaction yang mendekati faceing step.
BAB 3. METODOLOGI
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitianyang digunakann adalah metode pengaruh variasi material
yang berbeda jumlah sudden expansion yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk
mengetahui output daya listrik yang di hasilkan saat proses pembakaran yang terjadi.
Yang, W. M., Chou, S. K., Shu, C., Li, Z. W., dan Xue, H. 2013. Combustion in
micro- cylindrical combusutor with and without a backward, facing step.
Applied, thermal Engineering. Vol. (22): 1777-1787.
Maruta, K. 2011. Micro and mesoscale, combustion. Science direct. Proceed the
combustion Institute Vol (33): 125-150.
Wang, Y., Wu, M., Yang, V., dan Yetter, R. A. 2014. Combustion in meso-scale
vortex chambers. USA. Dapartement, of Mechanical and Nuclear. Engineering,
The Pennsylvania State University., Proceedings of, the combustion Institute
Vol.(31): 3252-3242.
Walther, D.C. dan J. Ahn. 2011. Advances. and challenges in the development of
power-generation sytems at small sacales. Progress in energy and combustion
Science. 37:583-610.
Chou, S.K W.M Yang K.J. Chua, J.Li, dan K.L.Zhang.2011. Development of micro
power generators – A review. Applied, Energy. 88: 1-16.
Barggman, T.L. dan A.S. Lavine. 2017.Fundamentals Of Heat Mass And Transfer.
8th ed. . Hoboken: Johon wiley & Sons, inc.
Munir, F.A. dan Mikami, M., 215. A numerical study of propane-air combustion in
meso-scale tube combustors with, concentric rings. Journal, of Thermal
Science and, Technology 10(1): 1-12.
Zhou, J. dkk., 2014. Combustion of hydrogen-air in catalytic, micro-combustors
made of different, material. International, journal of hydrogen energy 34:3535-
3545.
Wan, J. dkk., 2015. Effect of solid material on the blow-off limit of CH4 /air flames in
a micro, combustor with a plate flame holder. and preheating channel. Energy
conversion and management 101: 552,-560.
Glassman, I. dan R. A. Yetter. 2008. Combustion. 4th ed. United States of America:
Elsevier.
Yang, W.M., S.K. Chow, C. Shu, Z.W. Li, dan H. Xue. 2002. Combustion in micro-
cylidrical combustor with and without a backward facing step. Applied Thermal
Engineering. 22:1777-1787.
Yudiartono, Anindhita, Agus Sugiyono, La Ode M.A. Wahid, dan Adiarso. 2018.
Outlook Energi Indonesia 2018: Energi Berkelanjutan untuk Transportasi
Darat. Jakarta: Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi, BPPT.