Anda di halaman 1dari 13

Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology

IJCET 6 (1) (2017) : 45 – 57

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet/article/view/15998

Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Pelaksana Mandiri

Sri Budiani1  , Sudarmin2 & Rodia Syamwil2

1
SD Nasima Semarang, Indonesia
2
Prodi Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah piloting maupun pelaksana mandiri perlu dievaluasi
Diterima: untuk menjaga konsistensi pencapaian tujuan kurikulum itu sendiri. Penelitian ini bertujuan
Januari 2016 untuk mengevaluasi implementasi Kurikulum 2013 di sekolah pelaksana mandiri yang
Disetujui: meliputi (1) Kesiapan implementasi; (2) Proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran,
Januari 2016
(3) hasil implementasi; dan (4) tingkat keberhasilan implementasi. Metode evaluasi yang
Dipublikasikan:
digunakan adalah model Countenan Stake yang membagi komponen kurikulum dalam matrik
Juni 2017
observasi dan matrik pertimbangan meliputi tahap pendahuluan (antecedent), proses
________________ (transaction), dan hasil (outcomes). Penelitian dilakukan di SD Nasima Semarang yang
Keywords:
merupakan sekolah pelaksana mandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap
evaluation,
pendahuluan atau kesiapan implementasi meliputi kesiapan guru, buku, sarana prasarana, dan
curriculum implementation,
rencana pembelajaran sangat baik (95%), tahap proses yang meliputi kegiatan pembelajaran
curriculum 2013
dan evaluasi pembelajaran sangat baik (90%), dan hasil implementasi yang meliputi respon
____________________
peserta didik dan hasil belajar juga sangat baik (94%). Implementasi Kurikulum 2013 di
DOI sekolah pelaksana mandiri dapat berjalan sangat baik dengan dukungan pemenuhan standar
https://doi.org/10.15294 nasional pendidikan dan para guru yang memiliki motivasi, kreativitas, dan kinerja yang baik.
/ijcet.v6i1.15998
Abstract
___________________________________________________________________
Implementation of Curriculum 2013 in schools piloting or independent organizers needs to be evaluated
to maintain the consistency of curriculum goals. This study aimed to evaluate the implementation of
Curriculum 2013 in independent organizer to determine: (1) the readiness of implementation;
(2) learning teaching process and evaluation; (3) results of the implementation; and (4) the success rate of
implementation .The evaluation used Countenan Stake method which devided curriculum component in
the judgment matrix and observation matrix includes the consideration of antecedent, transaction, and
outcomes. The study was conducted in elementary school Nasima Semarang which is independent
organizer. The results showed that the preparing stage or implementation readiness include the readiness
of teachers, books, facilities, and learning plan is very good (95%), stage process that includes learning
activities and learning evaluation is very good (90%), and the results of the implementation which includes
responses students and learning outcomes are also very good (94%). Implementation of Curriculum 2013
in schools independent organizer can run really well by the support of compliance with education national
standards and teachers who have the motivation, creativity, and good performance.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-7125
SD Nasima, Jl. Puspanjolo Selatan No.53, Semarang, 50141
e-ISSN 2502-4558
E-mail: sribudiani@yahoo.com

45
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

PENDAHULUAN dilakukan oleh Puslitbang Kemdikbud di sekolah


piloting menunjukkan bahwa pemahaman guru
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terhadap buku, RPP, proses pembelajaran, dan
terbaru yang menitikberatkan penggunaan penilaian sangat baik.
pendekatan saintifik, penilaian autentik dan Permasalahan yang dihadapi pada awal
tematik integratif dalam pembelajarannya. implementasi kurikulum adalah hal yang wajar,
Kurikulum ini diharapkan mampu mencetak baik pada sekolah piloting maupun sekolah
generasi Indonesia yang kritis dan kreatif sesuai pelaksana mandiri. Namun demikian per-
dengan tuntutan perkembangan zaman. masalahan tersebut sebaiknya ditelusuri secara
Gerde, H. K (2013) menyimpulkan bahwa mendalam untuk segera dicari solusi yang terbaik
pendidikan dengan pendekatan saintifik agar dapat mencapai tujuan yang telah
berpotensi untuk meletakkan landasan penting diharapkan dari kurikulum itu sendiri.
untuk pengetahuan dan minat anak-anak dalam Kegiatan penelusuran dapat dilakukan
ilmu pengetahuan. melalui penelitian evaluasi. Evaluasi kurikulum
Pada awal implementasi, Kurikulum 2013 menurut Norris (1998) adalah kegiatan
memunculkan banyak kritik dan protes karena mengumpulkan informasi tentang suatu
dianggap menimbulkan masalah. Implementasi kurikulum untuk memberi pertimbangan bagi
Kurikulum 2013 masih menghadapi satu kesempurnaan dan pengambilan keputusan.
kendala besar yang harus ditangani yaitu Sedangkan menurut Hasan (2014), evaluasi
persoalan kesiapan guru sebagai kunci kurikulum sebagai usaha sistematis
keberhasilan implementasi. (Alawiyah, F. 2014). mengumpulkan informasi mengenai suatu
Problematika implementasi lainnya menurut kurikulum yang digunakan sebagai bahan
Ahmad, S. (2014) adalah isi dan kemasan pertimbangan mengenai nilai dan arti kurikulum
kurikulum, kesiapan guru, dan munculnya dalam suatu konteks tertentu.
multitafsir dalam pengimplemtasiannya. Majid & Rochman (2014) memaknai
Munculnya berbagai permasalahan dalam implementasi kurikulum sebagai operasionali-
implementasi Kurikulum 2013 tidak sasi konsep kurikulum yang masih bersifat
menyurutkan semangat sejumlah sekolah yang potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk
tetap ingin melaksanakannya, bahkan sekolah- kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut
sekolah tersebut memiliki keberanian untuk Rusman (2012), pembelajaran di dalam kelas
melakukan secara mandiri. menjadi tempat untuk melaksanakan dan
Penelitian evaluasi implementasi menguji kurikulum. Dalam kegiatan pem-
Kurikulum 2013 banyak dilakukan di sekolah- belajaran, konsep kurikulum akan diwujudkan
sekolah piloting. Krissandi,Rusmawan (2015) secara nyata. Palupi (2016) menyatakan bahwa
menemukan ada kendala guru sekolah dasar implementasi kurikulum adalah usaha-usaha
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang diperlukan untuk memastikan pelaksanaan
yang berasal dari pemerintah, institusi, guru, kurikulum di sekolah berjalan dengan baik.
orang tua peserta didik dan guru. Hapsari (2015) Uraian di atas menunjukkan perlunya
dalam penelitiannya menemukan bahwa penelitian evaluasi implementasi Kurikulum
kemampuan guru dalam mengembangkan, 2013 terutama pada sekolah pelaksana mandiri.
mengimplementasikan, dan mengevaluasi Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
Kurikulum 2013 cukup baik. Agustyana, Widodo informasi tentang kesiapan, pelaksanaan, dan
(2014) menyatakan kesiapan implementasi hasil implementasi kurikulum. Kesiapan
Kurikulum 2013 di SDN Banaran Kertosono implementasi meliputi kesiapan buku, guru,
pada aspek kepemimpinan sekolah sangat baik, sarana prasarana, dan kondisi RPP. Pelaksanaan
kreativitas guru baik, aktivitas peserta didik baik implementasi meliputi proses dan evaluasi
dan lingkungan akademik sangat baik. Demikian pembelajaran. Hasil implementasi meliputi
pula hasil evaluasi pendampingan yang respon peserta didik dan perolehan hasil belajar.

46
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

METODE dan guru dilakukan menggunakan panduan


wawancara untuk mendapatkan informasi
Penelitian evaluasi ini dilakukan di SD tentang kesiapan guru dan buku. Sedangkan
Nasima Semarang yang merupakan sekolah observasi dilakukan menggunakan instrumen
pelaksana mandiri. Model evaluasi yang yang sudah divalidasi untuk mengetahui kondisi
digunakan adalah Countanance Stake. Model ini sarana prasarana, dokumen RPP, proses
membagi kegiatan evaluasi dalam matriks pembelajaran, dokumen penilaian, dan respon
observasi dan matriks pertimbangan pada tahap peserta didik dalam pembelajaran.
pendahuluan (antecedent), proses (transaction), Data hasil wawancara dianalisis
.hasil (outcomes). ( Sanders, JR, Worthen, B.R., & menggunakan metode deskripstif kualitatif,
Fitzpatrick, J.L, 1973) dalam Noviatmi, 2015). sedangkan data hasil observasi dianalisis
Hasil observasi dibandingkan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif
standar, dalam hal ini adalah Standar Nasional dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pendidikan yang digunakan dalam implementasi
Kurikulum 2013. Pertimbangan diberikan HASIL DAN PEMBAHASAN
kepada komponen yang menunjukkan
kesenjangan antara hasil observasi dengan Hasil evaluasi kurikulum menggunakan
standar. model Countenan Stake menunjukkan hasil
Data diperoleh dari wawancara dan seperti digambarkan dalam tabel di bawah ini.
observasi. Wawancara dengan kepala sekolah

Tabel 1. Data Hasil Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di SD Nasima Semarang


Judgment
Description matrix
matrix
Tahapan Aspek
Observasition Standard
Intents Judgment
(%) (%)
Pendahuluan Kondisi Guru Telah mengikuti pelatihan Kur-13 92
(Antecedent) Kondisi Buku Memenuhi jumlah peserta didik dan guru 100
Kondisi Sar-Pra Memenuhi standar sarpra 98 100 Ada
Kondisi RPP Memenuhi standar proses 88
Proses Pembelajaran Memenuhi standar proses 89
(Transaction) Evaluasi Memenuhi standar penilaian 90 100 Ada
Hasil Respon Peserta didik Aktif & semangat 88
100 Ada
(Outcomes) Hasil Belajar Mencapai KKM 100

Tabel 1 adalah data hasil evaluasi peserta didik (100%) memperoleh hasil belajar di
implementasi Kurikulum 2013 di SD Nasima. atas ketuntasan minimal.
Pada tahap antecedent menunjukkan kondisi guru Ketiga tahap yang dievaluasi yaitu
92% telah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013; antecedent, transaction, dan outcomes jika
buku 100% telah memenuhi jumlah peserta didik dibandingkan dengan tabel kriteria menunjukkan
dan guru; kondisi sarana prasarana 98% hasil sangat baik. Namun demikian belum
memenuhi standar sarana prasarana; dan kondisi menunjukkan tingkat keberhasilan 100%
RPP 88% sesuai dengan standar proses. Pada sehingga perlu diberi pertimbangan-
tahap transaction, pembelajaran telah sesuai pertimbangan yang berguna bagi perbaikan
dengan standar proses sebesar 89% dan evaluasi implementasi kurikulum selanjutnya.
pembelajaran telah sesuai dengan standar Kesiapan buku. Buku sebagai salah satu
penilaian sebesar 90%. Pada tahap outcomes , 88% dokumen kurikulum memiliki peran penting
kelas yang diobservasi, peserta didik memberikan dalam pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013,
respon positif terhadap pembelajaran dan seluruh buku siswa dan pegangan guru bahkan
merupakan salah satu elemen yang mengalami

47
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

banyak perubahan. Jika pada kurikulum sekolah maupun dinas pendidikan, dan 8%
sebelumnya tidak tersedia buku siswa maupun sisanya belum. Data ini kemudian dibenarkan
pegangan guru, maka pada Kurikulum 2013 oleh kepala sekolah karena memang ada guru
pemerintah mencoba memberikan buku siswa baru yang belum mengikuti pelatihan.
dan buku pegangan guru agar esensi perubahan Pelatihan dan pendampingan guru
kurikulum dapat terwujud dalam pembelajaran. dilakukan untuk memastikan guru telah
Hasil wawancara dengan kepala sekolah memahami kurikulum yang di laksanakan di
menghasilkan informasi bahwa sekolah telah sekolah dalam bentuk proses pembelajaran.
menyediakan buku siswa sesuai dengan jumlah Dengan terlibat aktif di pelatihan terkait
peserta didik dan buku guru sesuai dengan Kurikulum 2013 seseorang akan memiliki paling
jumlah guru. Informasi ini dibuktikan dengan tidak 3 pengalaman, yaitu (1) pemahaman
observasi di kelas yang menunjukkan bahwa terhadap ide dan desain kurikulum; (2) strategi
pada saat pembelajaran semua peserta didik penyajian implementasi kurikulum; dan
sudah menggunakan buku Kurikulum 2013, (3) menyampaikan konsep kurikulum. Untuk itu
begitu pula dengan para guru telah menggunakan guru yang belum mengikuti pelatihan harus
buku pegangan guru dalam menyusun rencana segera diikutkan dalam pelatihan. Jika belum
pembelajaran. Dengan demikian kesiapan buku memungkinkan, maka sistem tutor sebaya, yaitu
adalah 100% telah terpenuhi. belajar dari teman sejawat dapat diterapkan.
Meskipun secara nasional pengadaan buku Jadi, meskipun belum mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013 mengalami kendala, namun SD Kurikulum 2013 guru baru harus mengetahui dan
Nasima dapat mengatasinya dengan melakukan memahami implementasi Kurikulum 2013 di
beberapa terobosan, seperti pada tahun pertama kelas. Semua guru harus memiliki keyakinan
ketika sekolah piloting Kurikulum 2013 belum akan kurikulum dan memiliki keinginan untuk
menerima buku dari pemerintah, SD Nasima menguasainya.
mencetak sendiri buku Kurikulum 2013 dari soft Kesiapan sarana prasarana. Kesiapan
file yang diberikan oleh Kemdikbud. Pada tahun sarana prasarana diwujudkan dalam tersedianya
kedua ketika buku mengalami keterlambatan ruang dan fasilitas yang dibutuhkan dalam
distribusi, SD Nasima mengambil langsung di pembelajaran. Kelengkapan sarana prasarana
tempat jasa pengiriman, dan pada mulai tahun sekolah diatur dalam Permendikbud No. 24
ketiga membeli langsung ke penerbit yang Tahun 2007. Sesuai dengan standar tersebut,
ditunjuk pemerintah. deskripsi kondisi sarana prasarana di SD Nasima
Kesiapan Guru. Guru memiliki peran sangat baik dengan angka 98%. Kondisi ruang
penting dalam implementasi kurikulum. Peran kelas dan fasilitas yang ada secara umum dalam
guru tersebut terutama dalam menjadikan kondisi yang sangat baik dan dapat digunakan
kurikulum sebagai sesuatu yang aktual dalam dalam pembelajaran. Hanya di beberapa kelas
kegiatan pembelajaran. perlu ditingkatkan untuk penataan dan kerapian
Standar Pendidik dan Kependidikan yang ruang kelas. Kondisi ruang perpustakaan secara
ditetapkan dalam Permendikbud nomor 16 tahun umum juga sangat baik. Perpustakaan di SD
2007 disebutkan bahwa guru harus memiliki 4 Nasima memiliki luas yang mencukupi dan terisi
kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, dengan buku sumber belajar dengan jumlah
profesional, kepribadian dan sosial. Dalam melebihi standar yang ditetapkan. SD Nasima
implementasi Kurikulum 2013 selain keempat bahkan memiliki 1 pustakawan untuk mengelola
kompetensi yang disyaratkan di atas, guru juga perpustakaan Namun demikian, masih perlu
sudah mengikuti pelatihan tentang Kurikulum ditingkatkan untuk penataan dan kerapian serta
2013. keamanan buku-buku yang dimiliki.
Hasil wawancara dengan para guru Kekurangan ditemukan pada luas
diperoleh data bahwa 92% guru telah mengikuti halaman sekolah yang tidak memenuhi standar
pelatihan Kurikulum 2013 yang diselenggarakan sehingga rasio luas halaman dengan jumlah

48
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

peserta didik tidak ideal. Mengingat dalam Dalam banyak penelitian disimpulkan
pembelajaran Kurikulum 2013 dilakukan dengan bahwa kondisi kelas dan lingkungan belajar
model tematik dan pendekatan saintifik, peserta memiliki dampak yang besar pada proses
didik membutuhkan tempat untuk melakukan pembelajaran, hasil, dan motivasi belajar peserta
eksplorasi, yang salah satunya adalah halaman didik. Dengan demikian, kesiapan sarana
sekolah, maka pertimbangan yang diberikan prasarana dalam implementasi Kurikulum 2013
dalam hal ini adalah perlu ada kerja sama yang menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan.
baik dari berbagai pihak dalam penggunaan Kondisi RPP, hasil observasi terhadap
halaman sekolah. Penggunaan halaman sekolah RPP menunjukkan kondisi 88% sudah sesuai
tidak boleh hanya didominasi oleh salah satu dengan standar penyusunan RPP meliputi
kepentingan saja, namun harus bisa komponen identitas, KD-KI, indikator, tujuan
mengakomodasi berbagai kepentingan peserta pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
didik terutama kegiatan pembelajaran. sumber dan alat belajar, metode, dan penilaian.
Kesiapan sarana prasarana dalam Kekurangan masih ditemui pada beberapa
implementasi Kurikulum 2013 akan sangat hal yaitu penulisan kompetensi dasar yang hanya
mendukung suksesnya pembelajaran. Kesiapan menuliskan kompetensi dasar untuk KI-3 dan KI-
sarana prasarana tersebut meliputi ruang kelas 4, belum mencantumkan secara rinci tahapan
dan perpustakaan. Kondisi kelas harus nyaman pendekatan saintifik, dan pada bagian penilaian
dengan luasan yang ideal untuk jumlah peserta tidak menuliskan bentuk penilaian untuk masing-
didik yang ada. Selain itu ruang kelas harus masing kompetensi, atau tidak melengkapi
bersih dan mendapat pencahayaan yang cukup dengan instrumen penilaian.
serta memiliki sarana pendukung pembelajaran Menurut Permendikbud Nomor 103
seperti meja dan kursi peserta didik, meja dan Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada
kursi guru, papan tulis, almari dan papan Pendidikan Dasar dan Menengah, perumusan
pajangan. indikator pencapaian mencakup KD pada KI-1,
Keberadaan perpustakaan dalam KI-2, KI-3 dan KI-4. Jadi tidak hanya
implementasi Kurikulum 2013 memiliki peran merencanakan KD pada KI-3 dan KI-4 saja.
yang sangat penting karena salah satu penciri Kemudian pada kegiatan pembelajaran perlu
pembelajaran Kurikulum 2013 adalah kegiatan diberikan rincian tahapan saintifik agar guru
literasi. Dalam kegiatan literasi ini peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dengan
diharapkan memperoleh pengetahuan melalui pendekatan saintifik secara runtut sesuai dengan
kegiatan membaca dan dapat menyampaikan karakteristik peserta didik. Pada bagian penilaian
kembali melalui kegiatan menulis. Untuk itu seharusnya ada bentuk penilaian yang digunakan
perpustakaan harus menyediakan buku-buku untuk menilai ketercapaian semua kompetensi
yang dapat digunakan sebagai sumber belajar inti yang dilengkapi dengan instrumen agar
bagi peserta didik maupun guru. penilaian di kelas dapat berjalan dengan baik.
Peningkatan kegiatan pembelajaran di Untuk pemilihan sumber belajar, media
perpustakaan dapat dilakukan dengan cara dan model pembelajaran telah sesuai. Dalam hal
petugas perpustakaan membuatkan jadwal bagi ini guru sangat terbantu dengan informasi yang
setiap kelas agar memiliki jam kunjung ada dalam buku siswa dan buku pegangan guru,
perpustakaan dan melakukan kegiatan literasi di dimana pada buku-buku tersebut telah
perpustakaan seperti membaca, mendengarkan mencantumkan sumber belajar, media dan model
cerita, menuliskan kembali isi buku yang dibaca pembelajaran.
dan lain-lain. Selain itu petugas perpustakaan Pertimbangan yang diberikan dalam tahap
juga harus inovatif dan kreatif dalam penyiapan RPP ini adalah perlunya para guru
meningkatkan jumlah kunjungan ke meningkatkan pemahaman tentang komponen-
perpustakaan. Koleksi buku yang terkait dengan komponen RPP yang baik, menuliskan
materi Kurikulum 2013 juga perlu diperbanyak. kompetensi dasar secara lengkap, menjabarkan

49
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

pendekatan saintifik dalam kegiatan yang jelas, digunakan adalah buku tematik. Selain itu
menuliskan bentuk penilaian dengan lengkap dan sebagian besar guru menggunakan media
terperinci. Selain itu dalam kegiatan penyusunan proyektor LCD untuk menampilkan gambar,
RPP para guru hendaknya memperhatikan video, maupun tulisan. Hal ini menunjukkan
situasi dan kondisi atau karakteristik yang para guru memiliki ketrampilan di bidang
dimiliki oleh SD Nasima agar RPP yang dibuat teknologi informasi.
bisa diwujudkan dalam pembelajaran dengan Penerapan pendekatan saintifik dalam
baik. pembelajaran sudah terlihat sesuai dengan buku
Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. tematik yang telah diformulasikan dalam RPP.
Pelaksanaan proses pembelajaran Kurikulum Guru dan peserta didik sudah mulai terbiasa
2013 di SD Nasima dapat berjalan dengan sangat melaksanakan tahapan pembelajaran saintifik
baik, yaitu 89 % sudah sesuai dengan standar seperti mengamati, menanya, mengumpulkan
proses. Hal ini terjadi karena adanya kesiapan informasi, menalar atau menganalisis, dan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, mengkomunikasikan. Namun demikian belum
tersedianya sumber dan media belajar yang baik, semua tahapan dalam pendekatan saintifik
serta dukungan sarana prasarana yang dilaksanakan secara maksimal, terutama
mencukupi. Selain itu para guru juga memiliki pada tahapan menanya, menganalisis dan
kreativitas dan motivasi mengajar yang tinggi. mengkomunikasikan.
Menurut Permendikbud Nomor 103 Penerapan pembelajaran tematik terpadu
Tahun 2013 Tentang Pembelajaran di Sekolah telah terlaksana dengan baik sesuai dengan buku
Dasar dan Menengah pembelajaran terbagi tematik. Guru telah menyajikan pembelajaran
dalam 3 bagian yaitu kegiatan pendahuluan, sesuai tema dengan memadukan berbagai mata
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pelajaran dalam satu pembelajaran dan memuat
pendahuluan terdiri dari kegiatan apersepsi dan komponen karakteristik terpadu yaitu berpusat
motivasi, penyampaian kompetensi, dan rencana pada peserta didik, memberikan pengalaman
kegiatan. Kegiatan inti mencakup penguasaan langsung, fleksibel, dan menyenangkan.
materi, strategi pembelajaran yang mendidik, Dalam pemanfaatan sumber atau media
penerapan pendekatan saintifik, penerapan belajar, sebagian besar guru terlihat memiliki
pembelajaran tematik terpadu, pemanfaat keterampilan dalam penggunaan sumber atau
sumber dan media belajar, pelibatan peserta didik media belajar. Sumber belajar utama yang
dalam pembelajaran, dan pengunaan bahasa digunakan adalah buku tematik. Selain itu
yang benar dan tepat dalam pembelajaran. sebagian besar guru menggunakan media
Dalam kegiatan penutup guru melakukan refleksi proyektor LCD untuk menampilkan gambar,
tentang pembelajaran yang dilakukan. Hal video, maupun tulisan. Beberapa guru
tersebut dilakukan untuk membuat rangkuman menggunakan media yang tersedia di dalam kelas
dengan melibatkan peserta didik, memberikan dan di lingkungan sekolah. Peserta didik sering
evaluasi, mengumpulkan hasil kerja dan dilibatkan dalam penggunaan sumber dan media
melaksanakan tindak lanjut. belajar. Kegiatan peserta didik terkait dengan
Pada waktu observasi, sudah sebagian penggunaan sumber belajar antara lain
besar guru membuka pembelajaran dengan membaca, menjawab pertanyaan, menggambar,
apersepi, motivasi dan mendemontrasikan dan menulis. Kegiatan peserta didik terkait
sesuatu hal dengan memanfaatkan tayangan dengan penggunaan media belajar antara lain
LCD, gambar, benda nyata, maupun bernyanyi mengamati, mendengarkan, memegang,
yang sesuai dengan tema. Dalam pemanfaatan mengindentifikasi, mengukur dan bermain. Hal
sumber atau media belajar, sebagian besar guru tersebut menyebabkan pembelajaran
juga menunjukkan keterampilannya dalam menghasilkan pesan yang menarik dan
menggunakan sumber belajar dan media membangkitkan antusiasme peserta didik selama
pembelajaran. Sumber belajar utama yang pembelajaran.

50
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

Pertimbangan yang diberikan untuk item rencana kegiatan dan manfaat pembelajaran
yang masih memiliki skor rendah antara lain dalam kehidupan.
menyampaikan pertanyaan menantang, Pertimbangan lain yang diberikan untuk
menyampaikan manfaat pembelajaran dan perbaikan proses pembelajaran adalah sebagai
menyampaikan rencana kegiatan. Pada item berikut: (1) pada tahap pendahuluan hendaknya
tersebut banyak guru yang tidak melakukan para guru menyampaikan manfaat pembelajaran
dengan baik bahkan lupa untuk dan rencana kegiatan pembelajaran agar peserta
menyampaikannya. Padahal memberikan didik termotivasi mengikuti pembelajaran
apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan dengan baik dari awal hingga akhir, (2) pada
menantang akan memotivasi peserta didik untuk kegiatan inti sebaiknya para guru menyiapkan
mengetahui lebih jauh tentang pembelajaran dan sumber belajar lain yang mendukung dan
membuat peserta didik terlibat dalam interaksi melengkapi buku peserta didik, (3) pada kegiatan
belajar. penutup guru perlu memberikan penguatan sikap
Penyampaian manfaat pembelajaran di spiritual dan sosial.
awal akan memberikan kesadaran bagi peserta Evaluasi pembelajaran. Evaluasi
didik terhadap pentingnya kegiatan pembelajaran pembelajaran pada Kurikulum 2013
yang akan dilakukan dalam kehidupannya. menggunakan penilaian autentik. Penilaian
Dengan mengetahui manfaat pembelajaran, autentik adalah penilaian yang dilakukan pada
peserta didik akan terdorong mengikuti berbagai aspek pembelajaran secara menyeluruh
pembelajaran dengan baik. Penyampaian dengan memperhatikan masukan, proses dan
manfaat materi pembelajaran dapat dilakukan hasil.
dengan cara menggali pengetahuan peserta didik Hasil observasi menunjukkan bahwa
melalui kegiatan bertanya, bercerita atau evaluasi pembelajaran sudah dilakukan dengan
menyampaikan manfaat materi dari sudut sangat baik, 90% sudah sesuai dengan standar
pandang guru melalui ceramah. penilaian. Penilaian dilakukan terhadap aspek
Penyampaian rencana kegiatan dalam sikap spiritual-sosial (KI-1,KI-2), pengetahuan
apersepsi akan membuat peserta didik terdorong (KI-3), dan keterampilan (KI-4).
mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir Pada penilaian sikap (KI-1 dan KI-2) para
karena mereka mengetahui kegiatan apa saja guru banyak menggunakan catatan atau jurnal.
yang akan dilakukan selama pembelajaran. Hal Dalam proses ini, guru kelas di SD Nasima harus
ini juga bisa menjadi kontrol bagi guru dan memiliki catatan tentang perilaku peserta didik
peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dan wajib mengumpulkan kepada kepala sekolah
yang dilakukan agar sesuai dengan waktu yang setiap akhir bulan. Dengan demikian
tersedia dan rencana yang telah ditetapkan. perkembangan sikap peserta didik selalu dalam
Menyampaikan pemanasan dan apersepsi pantauan guru kelas. Berdasarkan catatan
perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan perilaku ini guru sangat terbantu dalam membuat
dan memotivasi peserta didik sebelum mengikuti rekapan penilaian sikap. Untuk penilaian sikap
pembelajaran. Kegiatan pemanasan dan para guru tidak menggunakan penilaian diri
apersepsi dapat dilakukan dengan cara sebagai sendiri dan penilaian antar teman. Dari hasil
berikut: (1) mulailah pembelajaran dengan hal- wawancara dengan para guru , hal ini terjadi
hal yang diketahui dan dipahami peserta didik, karena keterbatasan pemahaman mereka tentang
(2) memotivasi peserta didik dengan bahan ajar penilaian diri sendiri dan antar teman. Para guru
yang menarik dan berguna bagi kehidupan sudah terbiasa menggunakan penilaian dengan
mereka, (3) menggerakkan peserta didik agar catatan jurnal bahkan sebelum SD Nasima
tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal menggunakan Kurikulum 2013.
baru. Implementasi pemanasan dan apersepsi Sedangkan penilaian KI-3 dan KI-4
dapat dilakukan dengan memberikan SD Nasima melakukan penilaian ulangan harian,
pertanyaan, mendemontrasikan, menyampaikan ulangan tengah semester, dan penilaian akhir

51
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

semester yang terjadwal dalam kalender Data di atas menunjukkan pula bahwa
pendidikan. Laporan hasil belajar disusun dalam masih ada 12 % kelas yang tidak mendapat
bentuk angka yang dilengkapi dengan deskripsi respon positif. Keadaan ini terjadi karena dalam
pencapaian kompetensi. proses pembelajaran tidak terlihat hubungan
Pertimbangan yang diberikan terkait timbal balik yang positif antara guru dan peserta
pelaksanaan penilaian autentik adalah guru didik. Guru tidak merespon positif parsitipasi
hendaknya menyusun perencanaan penilaian peserta didik dan tidak menunjukkan sikap
selama satu semester untuk memetakan penilaian terbuka terhadap respon peserta didik. Bahasa
yang akan dilakukan mencakup aspek sikap, tubuh atau gesture guru tampak kurang ramah
pengetahuan dan keterampilan. Dan hal tersebut sehingga ada situasi tegang yang tercipta selama
digunakan sebagai acuan bagi semua kelas yang pembelajaran.
berada dalam paralel yang sama sehingga tidak Kegiatan belajar dipengaruhi oleh berbagai
ada perbedaan penilaian antara kelas satu dan faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan
kelas lainnya. Untuk tes tertulis gunakan bahasa peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,
yang mudah dipahami oleh peserta didik, tidak tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan
membingungkan dan sesuai dengan indikator guru dalam mengajar. Jika faktor-faktor di
yang akan diukur. Penilaian aspek keterampilan tersebut dipenuhi, maka pembelajaran dapat
khususnya yang berkaitan dengan penampilan diikuti oleh peserta didik dengan baik dan dapat
peserta didik, sebaiknya dilakukan sesuai dengan mencapai tujuan.
rubrik yang telah disiapkan dalam RPP Data hasil belajar diperoleh dari nilai
Hasil implementasi. Pembelajaran rapor semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
Kurikulum 2013 diharapkan mampu men- Pada aspek sikap spiritual dan sosial (KI-1 dan
ciptakan pembelajaran yang menarik dan KI-2) di semua kelas sudah mencapai kriteria
bermakna bagi peserta didik. Untuk itu sudah minimal yaitu B. Sedangkan pada aspek
semestinya pembelajaran dengan Kurikulum pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4)
2013 mendapat respon positif dari peserta didik. juga telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
Respon positif peserta didik dilihat dari keaktifan yaitu B- (66–70).
bertanya dan atau menjawab pertanyaan, Pertimbangan yang diberikan melihat hasil
keaktifan dalam melakukan kegiatan observasi terhadap respon peserta didik adalah
pembelajaran, sikap semangat atau antusiasme perlunya para guru membawakan pembelajaran
mengikuti pembelajaran dan sikap gembira yang dengan sikap yang lebih rileks, ramah,
ditunjukkan saat pembelajaran berlangsung. menunjukkan sikap humor dan bersahabat agar
Hasil penelitian pada tahap hasil yang suasana kelas tidak tegang sehingga semua
dilakukan dengan mengobservasi respon peserta peserta didik dapat mengikuti proses
didik dalam pembelajaran dapat dideskripsikan pembelajaran dengan perasaan senang dan
dengan angka 88 % dan berkategori sangat baik. nyaman.
Artinya bahwa sebagian besar peserta didik Implementasi Kurikulum 2013 di SD
mengikuti pembelajaran dengan perasaan Nasima Semarang sebagai salah satu sekolah
senang, semangat, dan aktif bertanya dan atau pelaksana mandiri dapat digambarkan dalam
menjawab pertanyaan serta aktif pula melakukan gambar 1.
kegiatan pembelajaran.

52
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

100

98

96

94

92

90

88

86

84

82
Kesiapan guru Kesiapan buku Kesiapan Kondisi RPP Proses Proses Respon Siswa Hasil Belajar
Sarpra Pembelajaran Penilaian

Gambar 1. Diagram Implementasi Kurikulum 2013 di SD Nasima Semarang

Melihat data yang diperoleh dalam Evaluasi implementasi Kurikulum 2013 di


penelitian ini, keberhasilan implementasi SD Nasima menggunakan model Countenan
Kurikulum 2013 di SD Nasima yang diperoleh Stake ini dapat digunakan untuk menganalisis
dari nilai rata komponen kurikulum adalah 93% kesesuaian (congruence) antar tahap
yang masuk dalam kategori sangat baik. implementasi. Data hasil penelitian ketiga tahap
dapat digambarkan dalam grafik 1.
Analisis Keberhasilan Implementasi
Kurikulum 2013

102

Intended, Antecedent, Intended, Outcomes,


100 Intended, Process, 100
100 100

98

96
Observervation,
Antecedent, 95 Observervation,
94
Outcomes, 94

92

Observervation,
90
Process, 90
Intended Observervation
88

Grafik 1. Kesesuaian Antartahap Implemetasi Kurikulum 2013 di SD Nasima

Kesenjangan terjadi antara antecedent tersedia sebesar 95%, namun yang terjadi pada
sebesar 95 % dan transaction sebesar 90 %. tahap transaction ada penurunan menjadi 5%. Hal
Walaupun pada tahap antecedent aspek-aspek ini terjadi karena ada ketidaksesuaian antara
yang dibutuhkan dalam implementasi sudah rencana pembelajaran dengan pelaksanaan

53
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

pembelajaran dan penilaian seperti dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD


kegiatan apersepsi, pelaksanaan pendekatan Nasima diawali dari kebijakan yayasan yang
saintifik dan kegiatan penutup. disambut dengan baik oleh kepala sekolah dan
Kesenjangan juga terjadi antara transaction para guru. Dengan kemampuan manajemen yang
dan outcomes. Transaction dengan persentase 90 dimiliki, kepala sekolah menyiapkan berbagai
%, sedangkan outcomes 94 %. Dengan demikian komponen yang diperlukan dalam implementasi
terjadi kenaikan sebesar 4 %. Kenaikan ini terjadi kurikulum, menyelenggarakan pelatihan dan
karena proses pembelajaran dan penilaian yang memantau pelaksanaan. Para guru dengan
terlaksana dengan sangat baik menghasilkan kompetensi yang dimiliki berusaha mewujudkan
respon peserta didik yang sangat baik pula, yaitu Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di kelas
mendapat respon positif sebesar 88% dan hasil dengan kreativitas dan kerja keras. Selain itu
belajar mencapai KKM untuk seluruh peserta budaya sekolah religius dan nasionalis yang
didik (100%). menjadi ciri khas sekolah dasar ini ikut
Berdasarkan nilai rata-rata persentase hasil mendukung suksenya implementasi Kurikulum
observasi pada tahap antecedent, process, dan 2013.
outcomes, tingkat keberhasilan implementasi Data hasil penelitian pada kesiapan guru,
Kurikulum 2013 di SD Nasima masuk dalam buku, sarana prasarana, rencana pembelajaran,
kriteria sangat baik, dengan pencapaian 93%. proses pembelajaran, dan penilaian
Keberhasilan implementasi Kurikulum menunjukkan bahwa pemenuhan standar
2013 ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain nasional pendidikan yang terdapat dalam PP
kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, No.32 Tahun 2013 di SD Nasima sangat baik
aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan seperti digambarkan gambar 2.
sumber belajar, lingkungan yang kondusif
akademik dan partisipasi warga sekolah.

100%
98%
96%
94%
92%
90%
88%
86%
84%
82%
Standar Pendidik Standar Sarana Standar Standar Isi Standar Proses Standar
Prasarana Kelulusan Penilaian

Gambar 2. Diagram Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di SD Nasima Semarang

Standar Nasional Pendidikan adalah Empat standar nasional pendidikan terkait


kriteria minimal tentang sistem pendidikan di dengan kurikulum adalah Standar Kelulusan,
seluruh wilayah NKRI. Standar Nasional Standar Isi, Standar Proses, dan Standar
Pendidikan bertujuan menjamin mutu Penilaian Pendidikan. Hasil penelitian ini
pendidikan nasional dalam rangka menunjukkan bahwa pada keempat standar yang
mencerdaskan kehidupan bangsa dan terkait kurikulum, SD Nasima memiliki Standar
membentuk watak serta peradaban bangsa yang Kelulusan dan Standar Isi yang sama dengan
bermartabat. yang ditetapkan oleh pemerintah. Proses

54
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

pembelajaran 89% sesuai dengan Standar Proses bahwa kompetensi inti dalam Kurikulum 2013
dan evaluasi pembelajaran 90 % sesuai dengan ada 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan,
Standar Penilaian Pendidikan, yang semuanya keterampilan. Selanjutnya masing-masing
masuk dalam kategori sangat baik. Keberhasilan kompetensi inti akan dijabarkan dalam
ini tidak dapat dilepaskan dari dukungan kompetensi dasar, indikator dan tujuan
keempat standar nasional lainnya, yaitu Standar pembelajaran. Dengan perencanaan pembelajar-
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar an yang demikian akan berimbas pada proses
Sarana Prasarana, Standar Pembiayaan, dan pembelajaran dan penilaian yang juga
Standar Pengelolaan yang merupakan bagian membutuhkan waktu, keterampilan, dan
dari tahap pendahuluan atau kesiapan ketelatenan lebih.
implementasi. Kondisi keempat standar Dalam proses pembelajaran, kekurangan
pendukung inipun menunjukkan kondisi yang waktu dan jadwal pelajaran yang terputus-putus
sangat baik. disebabkan oleh karakteristik SD Nasima yang
Evaluasi implementasi kurikulum yang hanya menerapkan 5 hari sekolah, padahal
menunjukkan hasil sangat baik pada sebuah menurut buku tematik pembelajaran dilakukan
sekolah tidak berarti sekolah tersebut tidak dalam 6 hari sekolah. Jadwal yang terputus-
memiliki permasalahan atau kendala di putus terjadi karena selain memberikan
lapangan. Permasalahan yang muncul pada awal kurikulum nasional, SD Nasima juga
implementasi adalah hal yang sangat wajar, memberikan muatan khas seperti mata pelajaran
apalagi dalam implementasi kurikulum banyak Bahasa Inggris, Komputer, dan Mengaji. Dengan
sekali komponen-komponen yang terlibat. Dari keterbatasan waktu yang dimiliki terkadang
hasil wawancara dengan para guru yang jadwal pembelajaran tematik akhirnya diselingi
dilakukan ditemukan pula permasalahan atau dengan pelajaran muatan sekolah.
kendala. Beberapa permasalahan implementasi Kerumitan proses pembuatan laporan
Kurikulum 2013 di SD Nasima yaitu dalam hasil belajar tidak hanya dirasakan oleh guru
penyusunan RPP, proses pembelajaran, dan pengajar di sekolah piloting saja, guru SD
pembuatan laporan hasil belajar. Nasimapun menyampaikan hal yang sama.
Proses penyiapkan RPP Kurikulum 2013 Laporan hasil belajar dalam Kurikulum 2013
sangat banyak sehingga membutuhkan banyak menghendaki berbentuk angka yang dilengkapi
kertas dan waktu untuk membuatnya, sedangkan dengan deskripsi ketercapaian yang disajikan
guru belum terbiasa melakukannya. untuk setiap mata pelajaran, padahal para guru
Permasalahan yang dihadapi dalam proses membawakan pembelajaran dengan model
pembelajaran antara lain kurangnya waktu tematik yang tidak memisahkan mata pelajaran
pembelajaran dan dan jadwal pelajaran yang yang satu dengan yang lainnya.
terputus-putus, isi dari buku tematik yang tidak Melihat hasil evaluasi implementasi yang
kontekstual sehingga membutuhkan tambahan sangat baik pada tahap pendahuluan, proses
LK (Lembar Kerja) atau bahan belajar maupun hasil di tengah kendala yang dihadapi,
penunjang, dan prasarana halaman sekolah yang terlihat bahwa para guru di SD Nasima memiliki
kurang memenuhi standar. Sedangkan dalam motivasi yang kuat serta kompetensi yang baik
proses penilaian guru memerlukan banyak waktu dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.
untuk mengambil penilaian dan pembuatan Motivasi yang kuat membuat para guru memiliki
laporan hasil belajar. kinerja yang baik yaitu dapat melakukan berbagai
Permasalahan yang terjadi dalam tugasnya dengan sungguh-sungguh meskipun hal
pembuatan RPP terjadi karena dengan tersebut dirasa memberatkan. Motivasi yang
Kurikulum 2013 yang menggunakan model dimiliki juga telah mendorong kreativitas para
tematik, para guru harus menuliskan Kompetensi guru sehingga dapat melakukan berbagai upaya
Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator beberapa dalam menyelesai-kan tugas dan mengatasi
mata pelajaran sekaligus. Sebagaimana diketahui kendala yang dihadapi. Selain itu kompetensi

55
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

dan keterampilan yang dimiliki terutama dalam pelaksana mandiri (kepala sekolah, pengawas,
penggunaan IT (Informatian Teknologi) turut dan dinas pendidikan) perlu menjaga situasi dan
mendorong pencapaian situasi seperti yang kondisi agar motivasi guru dalam menjalankan
ditemukan dalam penelitian ini. Temuan ini tugas profesi tetap tinggi sehingga memiliki
didukung oleh hasil observasi dan wawancara di kinerja yang baik.
lapangan dimana terlihat para guru sudah mahir
menggunakan IT dalam proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas
administrasi. Dalam hal ini kepala sekolah Agustiyana, D & Widodo, S. 2014. Evaluasi
memberikan tambahan penjelasan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 Kelas IV SD
Negeri Banaran 1 Kertosono. Jurnal Maha
yayasan melakukan seleksi terhadap calon guru
Peserta Didik Teknologi Pendidikan Universitas
yang akan bekerja di SD Nasima baik
Surabaya, 2(2): 3-9.
kemampuan akademik, microteaching maupun IT,
Ahmad, Syarwan. 2014. Problematika Kurikulum
tes psikologi dan wawancara. Selain itu secara 2013 & Kepemimpinan Instruksional Kepala
rutin yayasan juga memberikan kegiatan Sekolah. Jurnal Pencerahan, 8(2): 98-108.
peningkatan kompetensi sesuai dengan http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPP/article
kebutuhan dan perkembangan dunia pendidikan. /view/2158
Alawiyah, F. 2014. Kesiapan Guru dalam
SIMPULAN Implementasi Kurikulum 2013. Info Singkat,
VI(15): 9-12 / I. P3DI /Agustus/2014
Gerde, H.K. 2013. Using the Scientific Method to
Hasil penelitian ini menyimpulkan
Guide Learning: an Integrated Approach to
beberapa hal: (1) Kesiapan implementasi di SD Early Childhood Curriclum. Early Childhood
Nasima Semarang dilihat dari aspek guru, buku Education Journal, 41(5): 315-323.
siswa dan pegangan guru, sarana prasarana, https://link.springer.com/article/10.1007%2F
rencana pembelajaran berkategori sangat baik s10643-013-0579-4
(95%), (2) Proses pembelajaran dan evaluasi Hapsari, D.Y. 2015. Kemampuan Rata-rata
pembelajaran berkategori sangat baik , 90% Guru dalam Mengembangkan,
sudah sesuai dengan Standar Proses dan Standar Mengimplementasikan dan Mengevaluasi
Kurikulum 2013. Indonesia Journal of Curriculum
Penilaian Pendidikan, (3) Hasil implementasi
and Educational Technology Studies, 3(1): 22-28.
yang meliputi respon peserta didik dalam
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jkt
pembelajaran dan hasil belajar dapat p/article/view/8680
dideskripsikan dengan angka 94% dan Hasan, Hamid. S. 2014. Evaluasi Kurikulum. Bandung:
berkategori sangat baik, (4) Tingkat keberhasilan PT Remaja Rosda Karya
implementasi masuk dalam kategorsi sangat baik Kemdikbud. Materi Pelatihan Guru. Implementasi
(93%), (5) Keberhasilan implementasi kurikulum Kurikulum 2013. Jakarta.
yanng sangat baik ini tidak terlepas dari Kemdikbud. 2007. Salinan Permendikbud No. 16 Tahun
terpemenuhinya standar nasional pendidikan, 2007 tentang Standar Kualifiasi Akademik dan
Kompetensi Guru, Jakarta: Kemdikbud.
motivasi, kreativitas dan kinerja yang baik dari
Kemdikbud. 2007. Salinan Permendikbud No. 24 Tahun
para guru selaku pelaksana kurikulum.
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk
Berdasarkan hasil tersebut maka Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
implementasi Kurikulum 2013 di sekolah perlu Jakarta: Kemdikbud.
diawali dengan pemenuhan Standar Nasional Kemendikbud. 2013. Salinan Lampiran Perarturan
Pendidikan. Untuk itu dalam rangka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun
pengimplementasian Kurikulum 2013 di seluruh 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
sekolah pemerintah perlu terus mendorong Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
terwujudnya pemenuhan Standar Nasional di Kemdikbud. 2013. Salinan Permendikbud Nomor 103
Tahun 2013 tentang Pembelajaran di Sekolah Dasar
seluruh sekolah. Selain itu para pengelola sekolah
dan Menengah. Jakarta: Kemdikbud
piloting Kurikulum 2013 maupun sekolah

56
Sri Budiani, Sudarmin & Rodia Syamwil / IJCET 6 (1) (2017) : 45 - 57

Kemdikbud. 2013. Salinan Permendikbud Nomor 104 Noviatmi. A. 2015. Evaluasi Implementasi Kurikulum
Tahun 2013 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh 2013 Kelas I & IV SD di Kabupaten Magelang
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Tahun Pelajaran 2014/2015. Tesis.
Jakarta: Kemdikbud Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Negeri
Krissandi, A.D.S & Rusmawan. Kendala Guru Yogyakarta.
Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum Majid, A & Rochman. C. 2014. Pendekatan Ilmiah
2013. Jurnal Cakrawala Pendidikan, XXXIV(3): dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
457-467. PT Remaja Rosda Karya.
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/articl Puslitbang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
e/view/7409 RI. Evaluasi Pendampingan Kurikulum 2013.
Mulyasa, H.E. 2015b. Guru dalam Implementasi Laporan Hasil Evaluasi.
Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosda http://litbang.kemdikbud.go.id
Karya Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta:
Norris, Nigel. 1998. Curriclum Evaluation Revisited. PT. Rajagrafindo Persada.
Cambridge Journal of Education, 28(2): 207-183. Sanders, J.R., Worthen, B.R., & Fitzpatrick, J.L. 2011.
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.10 Program Evaluation: Alternative Approaches and
80/0305764980280206 Practical Guidelines. Boston: Pearson Education,
Inc.

57

Anda mungkin juga menyukai