Anda di halaman 1dari 37

Disampaikan pada CIVIL ENGINEERING WEBINAR SERIES 9 2020 yang diselenggarakan oleh Prodi D3 Teknik Sipil Universitas Halu

Oleo

Bekerja dengan Aman


di Proyek Konstruksi
selama Masa Pandemi COVID-19
Eliza Rosmaya Puri, Ph.D

Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Sabtu, 25 Juli 2020
• Tantangan K3 di Masa Pandemi COVID-19
• COVID-19 dan Risikonya
• Dampak dari Pandemi COVID-19 terhadap Kinerja Proyek Konstruksi
• Regulasi Pemerintah: Dari Safety Procedure ke Health Procedure
• Implementasi Protokol Kesehatan yang Sudah Diterapkan Kontraktor
TANTANGAN K3 di Masa
Pandemi COVID-19:
RISIKO PENULARAN
PENYAKIT yang Tinggi
Masalah:
• kualitas penerapan K3 rendah;
• kuantitas dan kualitas pengawasan
rendah;
• obyek pengawasan K3 semakin
komplek;
PENERAPAN SMK3
Penerapan SMK3 WAJIB di
perusahaan:
• memperkerjakan
pekerja/buruh paling
sedikit 100 (seratus) orang;
atau
• mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi.
Ketentuan mengenai tingkat potensi
bahaya tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan
PP 50/2012 pasal 5
SMK3
SDM

BAHAN LINGKUNGAN KERJA

FAKTOR PERALATAN AMAN Produktivitas


PENYEBAB
TEMPAT KERJA SEHAT Konstruksi

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
Definisi dan Tujuan K3
Phylosophy:
Pemikiran & upaya utk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan TK & orang lain pada
umumnya, baik jasmani maupun rohani,
hasil karya & budaya manusia menuju
masyarakat adil, makmur & sejahtera.

Ke-Ilmuan:
Suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran,
peledakan, PAK, dan pencemaran lingkungan kerja.
(ACCIDENT PREVENTION)
K3 HARUS DIKELOLA sama dengan
FUNGSI PERUSAHAAN LAINNYA
MANAJEMEN K3 :
PROSES MENGINTEGRASIKAN PRINSIP-
PRINSIP K3 KE DALAM OPERASI
PERUSAHAAN
COVID-19
• Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
• Adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
• Coronavirus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia.
• Kasus pertama diidentifikasi di Cina
pada tanggal 7 Januari 2020.

• Jenis coronavirus lain yang diketahui


menyebabkan penyakit bergejala
berat seperti:
• Middle East Respiratory Syndrome
(MERS)
• Severe Acure Respiratory Syndrome
(SARS)
Kronologis Timbulnya COVID-19
31 Desember 2019 WHO Cina Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina
30 Januari 2020 WHO menetapkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMDD) /
Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC)
11 Maret 2020 WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
Pandemi
2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus pertama.
Kebijakan Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
• UU No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
• PP No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
• Permenkes No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
• Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi
Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit yang Dapat
menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.
• Keppres No. 11/2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
• Keppres No. 12/2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
Lamanya SARS CoV-2 bertahan
• Dipengaruhi oleh kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau
kelembaban lingkungan)
• Penelitian Doremalen et.al, 2020
Permukaan plastic dan stainless steel 72 jam
Tembaga < 4 jam
Kardus < 24 jam

• Seperti virus corona lain, SARS CoV-2 sensitive terhadap sinar UV dan
panas. Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents),
seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung klorin,
asam peroksiasetat, dan chloroform (kecuali khlorheksidin).
Masa Inkubasi COVID-19
• Rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1-14 hari.
• Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh
konsentrasi virus pada sekret yang tinggi.
• Orang yang terinfeksi dapat langsung menularkan sd 48 jam sebelum onset gejala
(presimptomatik) dan sd 14 hari setelah onset gejala.
• Du Z et.al (2020) melaporkan bahwa 12.6% penularan presimptomatik.
• Sehingga memungkinkan penularan melalu droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi.
• Terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik) → risiko penularan
sangat rendah, namun masih ada kemungkinan.
• Studi epidemiologi dan virologi membuktikan bahwa COVID-19 utamanya
ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang
berada jarak dekat (dalam 1 meter) melalui droplet.
• Transmisi melalui udara dapat dimungkinkan, walaupun masih diperlukan studi
lebih lanjut.
Risiko Penyebaran COVID-19
• Risiko tinggi penyebaran ke Indonesia terkait mobilitas
penduduk.
• Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat dan
menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat.
• Sd. 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.184.266 kasus konfirmasi
dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR
4.6%) PEDOMAN
• Sd. 9 Juli 2020, Kemenkes RI melaporkan 70.736 kasus konfirmasi
dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4.8%). PENCEGAHAN DAN
• Di Indonesia, kasus terbanyak terjadi pada rentang usia 45-54 PENGENDALIAN
tahun dan 51.5% terjadi pada laki-laki. COVID-19
• Situasi penyebaran COVID-19 berdampak pada aspek
poleksosbudhankam serta kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
• Selama pengembangan vaksin masih dalam proses, dunia
dihadapkan pada kenyataan untuk mempersiapkan diri hidup
berdampingan dengan COVID-19.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19
• Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Diseases 2019 (COVID-19)
• Instruksi Menteri No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (27
Maret 2020)
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/protokol-
pencegahan-covid-19-di-proyek-konstruksi/#.Xxt-a54zbIU
• Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 04/2020 tentang
Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan
Barang dan Jasa dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Skema protokol pencegahan COVID-19 dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi
Perlu adanya percepatan penyiapan dan pembangunan infrastruktur dalam rangka penanganan COVID-19, sebagaimana
tercantum dalam

1) Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID-19;


2) Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan
3) Penyediaan Fasilitas Kesehatan di lapangan
4) Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan

Berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan barang jasa konstruksi, lebih lanjut diatur mengenai kemudahan dan
perluasan akses dalam proses pengadaan jasa konstruksi yang dapat dilakukan secara online maupun offline sesuai
dengan ketentuan dalam Lampiran Skema Protokol Pencegahan COVID-19 pada Instruksi Menteri.
Upaya tindak Lanjut terhadap Kontrak
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi :
1) Mekanisme Penghentian Pekerjaan Sementara
2) Mekanisme Pergantian Spesifikasi
3) Kompensasi Biaya Upah Tenaga Kerja dan
Subkontraktor/Produsen/Pemasok
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dapat
diberhentikan sementara akibat keadaan kahar jika
teridentifikasi:
• (i) Memiliki risiko tinggi akibat lokasi
proyek berada di pusat sebaran;
• (ii) Telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP); atau
• (iii) Pimpinan
Kementerian/Lembaga/Instansi/Kepala
Daerah telah mengeluarkan peraturan
untuk menghentikan kegiatan
sementara akibat keadaan kahar.
Mekanisme Penghentian Pekerjaan
Sementara
• Pelaksanaan pemberhentian pekerjaan sementara tersebut
harus mengacu pada Mekanisme Penghentian Pekerjaan
Sementara.
• Penghentian sementara tidak melepaskan hak dan kewajiban
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa terhadap kompensasi biaya
upah tenaga kerja konstruksi, subkontraktor, produsen dan
pemasok yang terlibat. Artinya, upah tenaga kerja konstruksi
tetap dibayarkan.
Pekerjaan Konstruksi Melambat di tengah
Pandemi COVID-19
• Survei Mark Plus
• 80% responden setuju bahwa COVID-19 memang berdampak pada perlambatan
konstruksi.
• Perlambatan terkait dengan terbatasnya distribusi material akibat kebijakan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB).
• 31% responden menunda aktivitas pembangunan meskipun 69% lainnya mengaku
tetap terus melanjutkan proyek yang sedang dijalani.
• sebanyak 92% pemain di industri ini juga telah menerapkan protokol kesehatan
dalam menjalankan tugasnya sehingga berani mengambil keputus an untuk tidak
menunda penyelesaian pembangunan.
• “Selain protokol kesehatan Covid-19, seluruh responden menilai perusahaan
konstruksi perlu meningkatkan sistem K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) selama
menjalankan proyek di masa pandemic”
• 89% responden berharap peningkatan komunikasi selama 24 jam dilakukan, dan 81%
menyatakan butuh fleksibilitas dengan menyediakan alat monitor secara real time.
PRAKTEK SMK3 di PT. WASKITA KARYA Tbk
Sumber: WEBINAR ASTEKINDO 16 Mei 2020 oleh Subkhan,S.T.,M.PSDA
PRAKTEK SMK3 di PT. HUTAMA KARYA
INFRASTRUKTUR
Sumber: WEBINAR ASTEKINDO 16 Mei 2020 oleh Rahmad Wawan, ST
Pelaksanaan RAPID TEST secara bertahap,
Budaya Cuci Tangan dan Pengecekan Suhu
Penyemprotan Disinfektan, Pembagian Masker,
Vitamin dan Extra Food, Persiapan Tempat
Karantina
Terima Kasih atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai