Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

MONITORING INVESTIGASI KETERSEDIAAN DAN MUTU/KUALITAS APD


PROTOKOL KESEHATAN PILKADA KAB./KOTA 2020

A. Latar Belakang
Pelaksanaan Pilkada Serentak tanggal 9 Desember 2020 dilaksankaan pada situasi
pandemic Covid-19 yang tingkat penyebarannya masih sangat tinggi. Upaya
Pemerintah dalam memutus penyebaran virus Covid-19 pada penyelenggaraan
Pilkada Serentak Tahun 2020 salah satunya dengan Alat Pelindung Diri (APD) oleh
KPU RI sebagai pencegahan penyebaran virus Covid-19, khususnya pada tahap
pemungutan suara. Ombudsman RI telah merilis hasil Investigasi atas Prakarsa
Sendiri pada tangal 2 Desember 2020, hasilnya adalah bahwa dari 31 KPU Kab/Kota
yang dikunjungi sebagian besar belum malaksanakan penyaluran APD, dengan
dasar pertimbangan menunggu APD lengkap dan akan dilakukan penyerahan pada
minggu pertama bulan Desember. KPU Kab/Kota yang belum menyalurkan
sebanyak 72% atau 22 KPU Kab/Kota dari total 31 Kab/kota yang dikunjungi. Dari
segi mutu kualitas barang yang diterima oleh PPK, pada saat serah terima oleh KPU
hasilnya 99,81% kondisi barang masih baik.
Adapun saran korektif dari Ombudsman RI kepada KPU RI yaitu menyusun regulasi
atau ketentuan yang didalamnya memuat petunjuk teknis dalam hal pelaksanaan
pengadaan dan pendistribusian logistik barang yang mewajibkan verifikasi dari PPK
dan PPS, khususnya dalam penyesuaian jumlah kebutuhan dan ketepatan waktu
pendistribusian. Kemudian saran korektif kepada KPU Kab./Kota. adalah
memastikan dan mengupayakan pendistribusian kekurangan kelengkapan Alat
Pelindung Diri (APD) yang belum tersalurkan kepada unsur PPK hingga PPS, agar
dapat tersalurkan hingga H-3 sebelum pelaksanakan Pilkada Serentak serta
melakukan evaluasi terkait adanya perbedaan data antara Berita Acara Serah
Terima Barang dari KPU Kab/Kota kepada PPK
Bahwa sebagaimana diatur pada PKPU Nomor 6 Tahun 2020 Jo. PKPU Nomor 18
Tahun 2020, terdapat aturan baru saat pemungutan suara di TPS pada Pilkada
2020. Adapun aturannya sebagai berikut :
1. Jumlah pemilih per-TPS dikurangi, dari maksimal 800 orang menjadi maksimal
500 orang.
2. Kehadiran pemilih ke TPS diatur jamnya, setiap jam untuk sekian pemilih. 
3. Ketika pemilih antre di luar maupun saat duduk di dalam TPS diatur jaraknya,
minimal 1 meter sehingga tidak terjadi kerumunan.
4. Dilarang bersalaman, terutama antara petugas Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) dengan pemilih. Termasuk sesama pemilih.
5. Disediakan perlengkapan cuci tangan portable atau wastafel dengan air mengalir
dan sabun di TPS, bagi pemilih sebelum dan sesudah mencoblos.
6. Petugas KPPS mengenakan masker selama bertugas, disiapkan masker
pengganti sebanyak tiga buah selama bertugas. Pemilih diharapkan membawa
masker sendiri dari rumah. 
7. Petugas KPPS mengenakan sarung tangan selama bertugas. Setiap pemilih
disediakan sarung tangan plastik (sekali pakai) di TPS.
8. Petugas KPPS mengenakan pelindung wajah (face shield) selama bertugas.
9. Saksi dan pengawas TPS yang hadir di TPS mengenakan masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu, dan sarung tangan sekali pakai.
10. Setiap pemilih diharapkan membawa alat tulis sendiri dari rumah untuk
menuliskan atau memberikan tanda tangan dalam daftar hadir.
11. Di setiap TPS disediakan tisu kering untuk pemilih yang selesai mencuci tangan
sebelum maupun sesudah mencoblos di TPS.
12. Petugas KPPS yang bertugas di TPS harus menjalani rapid test sebelum
bertugas, sehingga diyakini sehat/tidak membahayakan pemilih selama
bertugas.
13. Setiap pemilih yang akan masuk ke TPS dicek suhu tubuhnya. Jika suhunya di
bawah standar, dibolehkan untuk mencoblos di dalam TPS.
14. Lingkungan TPS didesinfeksi sebelum maupun sesudah proses pemungutan
dan penghitungan suara. Desinfeksi akan dilakukan secara berkala setiap
pergantian mekanisme pemilih yang datang.
15. Setiap pemilih yang selesai mencoblos tidak lagi mencelupkan jari ke dalam
botol tinta, tetapi tintanya akan diteteskan oleh petugas.
16. Jika ada pemilih bersuhu tubuh di atas standar (di atas suhu 37,3 derajat
celsius), maka dipersilakan untuk mencoblos di bilik suara khusus, yang berbeda
dengan bilik suara di dalam TPS, namun masih di lingkungan TPS tersebut.
Melihat dari hasil Investigasi Ombudsman RI tersebut diatas, dan perubahan aturan
saat pemungutan suara di TPS, maka Ombudsman RI perlu melakukan kegiatan
monitoring dari hasil Investigasi dimaksud guna memastikan KPU RI dalam
menyelenggarakan Pilkada Serentak Tahun 2020 telah sesuai dengan Protokol
Kesehatan di masa pandemi Covid-19, sebagai bentuk pelayanan kepada
masyarakat.

Denah TPS Pilkada Serentak 2020

B. Sasaran Monitrong
Sasaran kegiatan monitoring ini adalah TPS (Tempat Pemungutan Suara) di tiap
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pilkada Kabupaten/Kota secara serentak
pada tanggal 9 Desember 2020.

C. Metodologi Data pada kegiatan Monitoring


Dalam pelaksanaan monitoring pada tanggal 9 Desember 2020, akan dilakukan di
Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dalam kegiatan monitoring tersebut, hal yang
dilihat adalah ketersediaan dan mutu/kualitas Alat Pelindung Diri (APD) Protokol
Kesehatan pada pemungutan suara baik yang digunakan oleh petugas maupun
pemilih dengan mendatangi TPS dan melakukan survei pendataan kepada Petugas
TPS. Pengambilan data dilakukan pada minimal 3 (tiga) TPS dan tanpa batas
maksimal, sesuai kesanggupan dari tim di perwakilan (semakin banyak,
semakin baik).

D. Formulir Isian

1. Formulir Ketersediaan APD Protokol Kesehatan

TPS :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kebupaten/Kota :
Petugas TPS :
Ketersediaan Jumlah
APD Jumlah kebutuhan
Kelengkapan APD
No. Kategori APD Protokol Ada Tidak ketersediaa APD
Kesehatan Ada n APD (sebutkan
satuannya)
I. Kategori Alat Masker sekali pakai √ 8 box ( 1 box 10 box
Kesehatan(Alkes) =50 buah)
Sarung Tangan √ 8 9
karet/latex
Termometer
infrared
Baju Hazmat

II. Kategori Hand sanitiser


Perbekalan Sabun Pencuci
Kesehatan Tangan
Rumah Tangga
Desinfektan
(PKRT)
III. Kategori Barang Masker Kain
Umum Sarung Tangan
Plastik
Tissue Towel Sheet

Kantong Plastik
Tempat Sampah
Face Shield
(Pelindung Wajah)
Semprotan/Sprayer

Fasilitas Cuci
Tangan (Tempat air
berkeran berikut
ember penampung)

TOTAL JUMLAH
 Formula perhitungan persentase ketidaktersediaan APD Protokol
Kesehatan pada TPS

Total Jumlah Kebutuhan APD−Total Jumlah Ketersediaan APD


× 100 %
Total Jumlah Kebutuhan APD

2. Formulir Mutu/Kualitas APD Protokol Kesehatan

TPS :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kebupaten/Kota :
Petugas TPS :

Mutu/Kualitas APD
Jumlah Jumlah
Jumlah
Kelengkapan APD APD APD
No. Kategori APD Ketersediaan
Protokol Kesehatan Dengan Dengan
APD
Kondisi Kondisi
Baik Buruk
I. Kategori Alat Masker sekali pakai
Kesehatan(Alkes)
Sarung Tangan karet/latex 10 sarung
tangan latex
(2 buah)
Termometer infrared
Baju Hazmat

II. Kategori Hand sanitiser


Perbekalan Sabun Pencuci Tangan
Kesehatan Rumah Desinfektan
Tangga (PKRT)
III. Kategori Barang Masker Kain
Umum Sarung Tangan Plastik
Tissue Towel Sheet
Kantong Plastik Tempat
Sampah
Face Shield (Pelindung
Wajah)
Semprotan/Sprayer
Fasilitas Cuci Tangan
(Tempat air berkeran
berikut ember
penampung)

TOTAL JUMLAH
*catatan:

apabila terdapat barang yang dalam kondisi buruk, tuliskan berapa


jumlahnya pada kolom yang sama.

 Formula perhitungan persentase jumlah APD dengan kondisi tidak baik:

Jumlah ketersediaan APD−Jumlah APD dengan Kondisi Baik


×100 %
Jumlah Ketersediaan APD

E. Format Laporan yang dikirimkan kepada Tim Pusat

1. Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan (LHPL) yang berisi hasil pengamatan dan
hal-hal yang menjadi temuan serta dokumentasi saat pelaksanaan di lapangan.
Data dimaksud dikirimkan melalui alamat email
dessy.ratnasari@ombudsman.go.id;
2. Mengisi matrik googlesheet berdasarkan perolehan data pada formulir checklist
di lapangan. Berikut link nya:
https://drive.google.com/drive/folders/1yQgByWVj7U3DvrZvLLhfnPrTruMHNPEF
?usp=sharing;
3. Adapun data-data di atas dikirimkan paling lambat pada tanggal 12 Desember
2020 pukul 23.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai