PENDAHULUAN
1
1
menghindari absorpsi air laut pada beton dengan tidak harus meningkatkan mutu
beton itu sendiri. Korosif di air laut menyebabkan pori-pori pada beton membesar,
sehingga diperlukan bahan tambah yang mampu mengurangi besarnya pori pada
beton.
Batu kapur merupakan salah satu batuan yang sangat potensial untuk bahan
tambah, namun tentunya dengan pemanfaatan yang bijaksana dan bukan
dieksploitasi. Menurut Tjokrodimuljo (2007), batu kapur merupakan salah satu
komponen bahan bangunan yang berfungsi sebagai perekat. Kemampuan yang
dimiliki kapur ini dapat dimanfaatkan untuk menambah campuran beton. Hal ini
mendasari studi mengenai penggunaan batu kapur sebagai bahan tambah beton.
Batu kapur yang digunakan adalah batu kapur jenis padam yang lolos uji saringan
200. Batu kapur padam mempunyai karakteristik lebih keras dari tipe lainnya
karena batu kapur jenis padam sendiri sudah melalui proses pembakaran dengan
suhu 900° C yang menyebabkan teksturnya lebih padat, maka diperlukan studi lebih
lanjut mengenai perbaikan pori-pori yang di akibatkan oleh curing air laut yang
berbahan tambah batu kapur dengan presentase 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari
berat semen yang berguna untuk menutupi pori-pori pada beton agar dapat
menghindari absorpsi air laut pada beton, serta mutu beton yang dihasilkan bisa
melebihi beton normal, sehingga penelitian ini penulis memberi judul “Pengaruh
Serbuk Kapur Padam Sebagai Bahan Tambah Pembuatan Beton Akibat
Proses Curing Air Laut Terhadap Karakteristik Beton.”