SOAL ESSAY
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penduduk di Indonesia mencapai 1,49% atau sekitar empat juta per tahun
(BKKBN, 2016). Jumlah penduduk Bali tahun 2015 ialah sebesar 4.152.833 jiwa
(Kementerian Kesehatan RI, 2016) dengan jumlah PUS 661.070 (Badan Pusat
914.300 jiwa dengan jumlah PUS 79.064 (Dinkes Provinsi Bali, 2017a).
Pasangan Usia Subur (PUS) yang diharapkan dapat mengurangi jumlah kelahiran
anak, mengatur jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan 4T yaitu terlalu
muda untuk melahirkan (kurang dari 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu
dekat jarak kelahirannya dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35 tahun) (Dinkes
Persentase peserta KB aktif di Bali tahun 2017 ada pada penggunaan alat
1
urutan tertinggi sebesar 39,42% dan non MKJP yaitu suntik sebesar 38,58%
(Dinkes Provinsi Bali, 2017b). Jumlah PUS di Kota Denpasar, hanya 5,1%
yaitu suntik menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 44,9% dan yang terendah
MOP sebesar 0,1%. Kontrasepsi IUD menempati urutan kedua setelah suntik
yaitu sebesar 34,5%. Rata-rata cakupan peserta KB aktif tahun 2017 adalah
2013). Salah satu metode kontrasepsi pasca persalinan yang sedang gencar-
Kontrasepsi IUD pasca plasenta adalah IUD yang dipasang dalam 10 menit
setelah plasenta lahir. Kontrasepsi IUD pasca plasenta merupakan salah satu
strategi pemerintah untuk menurunkan unmet need dan dapat mencegah missed
opportunity (Meirani, Danti, dkk 2016). Pemakaian IUD pasca plasenta memiliki
2
dapat dipakai dalam jangka waktu panjang, memiliki efektifitas pemakaian yang
tinggi, ibu tidak perlu datang ke fasilitas pelayanan kesehatan 42 hari setelah
laktasi (Saifudin, dkk. 2010). Jumlah pengguna IUD pasca plasenta di Indonesia
hingga bulan Februari 2015 adalah 21.236 (BKKBN, 2015). Jumlah pemakai IUD
pasca plasenta di Provinsi Bali Tahun 2015 sebanyak 6.268 akseptor, dengan
bahwa penerimaan IUD pasca plasenta masih cukup rendah yaitu 10 sampai 20%.
calon akseptor mengenai adanya komplikasi (Grimes, 2010). Berbagai cara telah
pelatihan tentang pelayanan dan konseling IUD pasca plasenta kepada ibu hamil.
program P4K.
I Denpasar Barat memiliki cakupan persentase tertinggi yaitu sebesar 9.5% dan
Selatan, didapatkan jumlah ibu hamil trimester III sebanyak 102 ibu hamil dan
data pengguna alat kontrasepsi IUD pasca plasenta di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan hanya 5 akseptor, yaitu ibu yang bersalin di UPT.RSUD Bali
Mandara.
penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil Trimester III
Selatan. Penelitian serupa pernah diteliti oleh (Nurhayati, 2012), dengan judul
metode konseling dan terdapat kelompok kontrol. Hasil penelitian ini yaitu ada
yang akan dilakukan ini tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak dilakukan
atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama.
B. Rumusan Masalah
berikut “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil Trimester
Selatan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Selatan.
2. Tujuan Khusus
Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dan teori mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil trimester III
ibu hamil trimester III tentang IUD pasca plasenta dapat menjadi dasar dalam
2. Manfaat Praktis
Informasi yang didapat dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan
masukan atau informasi bagi bidan dalam program KB terutama untuk konseling
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber pustaka
pengembangan penelitian dengan topik yang serupa, juga sebagai evaluasi bagi
peneliti.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
2012).
2. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang
7
b. Memahami (Comprehension)
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan benar tentang
objek yang diketahui secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap objek
c. Analisis (Analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
memisahkan, mengelompokkan.
d. Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
e. Sintesis (Synthesis)
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu
8
f. Evaluasi (Evaluation)
yang ada.
Penelitian Rogers (1974) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi (2011)
perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar. Sebelum mengadopsi
perilaku baru di dalam diri seseorang ada beberapa tahap atau proses yang dilalui
a. Awareness (Kesadaran)
c. Evalution (Menimbang-nimbang)
d. Trial
a. Faktor internal
1) Umur
muda umur seseorang, maka semakin mudah bagi seseorang tersebut untuk
belajar.
2) Pendidikan
3) Pekerjaan
nafkah yang umumnya akan menyita waktu dan memiliki pengaruh terhadap
1) Lingkungan
kelompok akan memiliki pola pikir positif, begitupula sebaliknya (Wawan dan
Dewi, 2010).
2) Sosial Budaya
pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu (Wawan dan Dewi,
2010).
jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai
skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan hasilnya berupa
Keterangan :
P = persentase
f = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang telah
seseorang dapat dinilai dan diiterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,
yaitu:
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Terbentuknya
berikut:
a. Komponen Kognitif
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan menjadi dasar
b. Komponen Afektif
terhadap objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
c. Komponen Konatif
tertentu.
apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu
a. Menerima (receiving)
b. Merespons (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah berarti seseorang telah menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valving)
Menghargai berarti seseorang dapat menerima ide dari orang lain yang
mungkin saja berbeda dengan idenya sendiri, kemudian dari dua ide yang
berbeda tersebut didiskusikan bersama antara kedua orang yang mengajukan ide
tersebut.
4. Fungsi Sikap
egonya.
d. Fungsi Pengetahuan
Jika seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, itu berarti
bersangkutan.
yaitu:
a. Pengalaman
meninggalkan kesan yang kuat agar dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan
sikap yang baik, sedangkan pegalaman orang lain dapat dijadikan pelajaran dan
c. Pengaruh Kebudayaan
asuhannya sehingga kebudayaan yang dianut menjadi salah satu faktor penentu
d. Sumber Informasi
peningkatan pengetahuan.
Sikap dapat diukur dengan 3 cara yaitu dengan Skala Thurstone (Method
Guttman.
jawaban, yaitu “ya - tidak”, “benar - salah”, “pernah - tidak pernah”, “setuju -
tidak setuju”, dan lain-lain. Skala Guttman digunakan apabila ingin mendapatkan
skala Guttman untuk pernyataan positif jawaban setuju diberi skor 1 dan jika tidak
yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan
indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik
polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Pada persalinan
plasenta lahir sedangkan pada persalinan caesar, dipasang pada waktu operasi
Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
a) Medicated IUD
375
Jenis IUD Cu T-380A adalah jenis IUD yang beredar di Indonesia. IUD
jenis ini memiliki bentuk yang kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel,
berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
(Setyaningrum, 2016).
b) Un Medicated IUD
b. IUD Hormonal
Cara kerja IUD pasca plasenta sama dengan IUD biasa yaitu mencegah
sperma dan ovum bertemu dengan mempengaruhi kemampuan sperma agar tidak
pada IUD menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii karena adanya ion tembaga yang
disamping itu IUD dapat mencegah implantasi telur yang telah dibuahi dalam
Tabel 1
Perbandingan Tingkat Ekspulsi pada Pemasangan IUD dalam Masa Nifas
berdasarkan Hasil Kajian HTA Health Technology Assessment (HTA) Indonesia,
KB pada Periode Menyusui Tahun 2009
yaitu:
e. Infeksi intrapartum
2013) yaitu:
2013) yaitu:
a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
b. Haid lebih lama dan banyak
anemia
Teknik pemasangan IUD pasca plasenta sama dengan IUD biasa, hanya
saja IUD pasca plasenta dimasukkan atau dipasang ke dalam fundus uteri dalam
10 menit setelah plasenta lahir. Teknik pemasangan IUD pasca plasenta menurut
a. Cara pertama adalah dijepit dengan menggunakan dua jari dan dimasukkan ke
dalam rongga uterus melalui serviks yang masih terbuka sehingga seluruh tangan
b. Cara kedua dengan menggunakan klem cincin (ring forceps) dimana IUD
dipegang pada pertemuan antara kedua lengan horizontal dengan lengan vertical
dilakukan melalui kuesioner. Penelitian ini mendapatkan hasil yaitu ibu hamil yang
mempunyai sikap kategori cukup sebanyak 12 orang (75%) dan setelah diberi konseling
paling banyak mempunyai sikap baik 10 orang (62,5%). Pengetahuan ibu sebelum diberi
konseling dalam kateogori pengetahuan sedang 9 orang (56,2%) dan setelah diberi
konseling mempunyai pengetahuan tinggi 16 orang (100%). Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh konseling terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang IUD
post plasenta.
2. Meirani, Danti, dkk (2016) meneliti tentang “Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Mengenai IUD Pasca Plasenta”. Penelitian ini
dengan jumlah responden 33 ibu hamil diambil secara consecutive sampling dari ibu hamil
yang berada pada wilayah Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Halmahera, Semarang. Nilai
sikap sebelum penyuluhan yaitu 26 responden bersikap positif dan 7 responden bersikap negatif
sedangkan sesudah penyuluhan seluruh responden bersikap positif. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan dan sikap ibu
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Keterangan
: Variabel yang diteliti
23
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
variabel, diantaranya:
a. Variabel Independen
mempengaruhi variabel lain atau disebut sebagai variabel stimulus yang menjadi
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pengetahuan ibu hamil
b. Variabel Dependen
variabel lain atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas dan sering disebut
sebagai variabel output, atau konsekuen (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah sikap ibu hamil trimester III dalam
yang diteliti, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
24
Tabel 2.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil Trimester III dalam
Perencanaan Kontrasepsi IUD Pasca Plasenta
dengan Sikap Ibu Hamil Trimester III dalam Perencanaan Kontrasepsi IUD