ASUHAN KEPERAWATAN
b. Keluhan Utama:
Pada awal sirosis hepatis biasaya orang dengan sirosis sering
terungkap kondisinya secara tidak sengaja ketika mencari pelayanan
kesehatan untuk masalah lain. Beberapa kondisi menjadi alasan
masuk pasien yaitu dengan keluhan Nyeri abdomen bagian atas
sebelah kanan, mual, muntah, dan demam. Sedangkan pada tahap
lanjut dengan keluhan adanya ikterus, melena, muntah berdarah.
(Black & Hawks, 2009)
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat perawat melakukan pengkajian biasanya akan diperoleh
komplikasi berat dengan dasar fisiologis; asites disebabkan malnutrisi,
GI muncul dari varises esofagus (pembesaran vena), sehingga pasien
mengeluhkan bengkak pada tungkai, keletihan, anoreksia. (Black &
Hawks, 2009)
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya adanya riwayat Hepatitis, pascaintoksikasi dengan kimia
industri, sirosis bilier dan yang paling sering ditemukan dengan
riwayat mengonsumsi alkohol.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Sirosis Hepatis merupakan penyakit yang menular, jadi jika ada
keluarga yang menderita hepatitis maka akan menjadi faktor resiko.
f. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Biasanya nafsu makan pasien akan berkurang, karena adanya
mual, muntah.
2) Eliminasi
BAB : biasanya berwarna hitam
(melena) BAK : biasanya urine berwarna
gelap
3) Personal Hygiene
Biasanya pasien mengalami defisit perawatan diri karena
kelelahan.
7) Telinga
Biasanya tampak kotor kaena defisit perawatan diri
8) Paru
a) Inspeksi : pasien terlihat sesak
b) Palpasi : fremitus seimbang bila tidak ada komplikasi
c) Perkusi : bila terdapat efusi pleura maka bunyinya
hipersonor
d) Auskultasi : secara umum normal, akan ada stridor bila ada
akumulasi sekret.
9) Jantung
a) Inspeksi : anemis, terdapat tanda gejala perdarahan.
b) Palpasi : peningkatan denyut nadi.
c) Auskultasi : biasanya normal
10) Abdomen
a) Inspeksi : perut terlihat membuncit karena terdapat asites.
b) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut kuadran kanan
atas, hepar teraba membesar, terdapat shifting dullnes atau
gelombang cairan
c) Perkusi : Redup
d) Auskultasi : penurunan bising usus
11) Ekstremitas
Biasanya Terdapat udem tungkai, penurunan kekuatan otot,
Eritema Palmaris pada tangan, Jaundis dan CRT >2 detik
12) Genitalia
Biasanya pada wanita menstruasi tidak teratur
h. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hemoglobin biasanya rendah
2) Leukosit biasnya meningkat
3) Trombosit biasanya meningkat
4) Kolesterol biasanya rendah
5) SGOT dan SGPT biasanya meningkat
6) Albumin biasanya rendah
7) Pemerikaan CHE (koloneterase): penting dalam menilai sel hati.
Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada
perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal.
8) Pemeriksaan kadar elektrolit dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet (Diyono dan Sri Mulyanti, 2013)
9) Uji fungsi hati (misalnya fosatase alkali serum, aspartat
aminotransferase [AST], [tranaminase glutamate oksaloasetat
serum (SGOT)], alanin aminotransferase [ALT],
[transaminasenglutamat piruvat serum (SGPT)], GGT.
10) Pemidaian ultrasonografi
11) Pemindaian CT
12) MRI
(NANDA, 2015)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Monitor TTV
a. Monitor vital sign.
b. Identifikasi perubahan
status vital sign.
c. Monitor frekuensi
nafas dan irama
pernapasan.
Manajemen Cairan
a. Monitor indikasi dari
kelebihan volume
cairan (edema, asites).
b. Nilai luas dan lokasi
edema.
c. Monitor vital sign.
d. Monitor hasil labor
yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN,
Hb, Ht, osmolalitas).
Monitor Cairan
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan
(terapi diuretik, disfungsi
hati, muntah).
2. Kelebihan volume a. Keseimbangan Manajemen Cairan
cairan berhubungan Elektrolit dan a. Pertahankan catatan
dengan penurunan Asam Basa intake dan output yang
tekanan osmotik Indikator : akurat
koloid. 1) Serum albumin, b. Pasang urin kateter jika
kreatinin, diperlukan
hematokrit, c. Monitor hasil Hb yang
Blood Urea sesuai dengan retensi
Nitrogen cairan (BUN, Hmt,
(BUN), dalam osmolaritas urin)
rentang normal. d. Monitor vital sign
2) pH urine, urine e. Monitor indikasi
sodium, urine retensi / kelebihan
creatinin,urine cairan
osmolarity, f. Kaji luas dan lokasi
dalam rentang edema
normal. g. Monitor masukan
3) tidak terjadi makanan / cairan dan
kelemahan otot. hitung intake kalori
4) tidak terjadi h. Monitor status nutrisi
disritmia. i. Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai
interuksi
b. Keseimbangan j. Kolaborasikan dokter
Cairan jika tanda cairan
Indikator : berlebih muncul
1) Tidak terjadi memburuk
asites
2) Ekstremitas Monitor Cairan
tidak edema a. Tentukan riwayat
3) Tidak terjadi jumlah dan tipe intake
distensi vena cairan dan eliminasi
jugularis b. Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari
ketidakseimbangan
cairan
c. Monitor berat badan
d. Monitor TD, HR dan
RR
e. Monitor perubahan
irama jantung
f. Catat secara akurat
intake dan output
g. Monitor tanda dan
gejala edema
h. Beri cairan sesuai
keperluan
i. Kolaborasi dalam
pemberian obat yang
dapat meningkatkan
output urin
3. Ketidakeektifan a. Status Sirkulasi Manajemen asam basa
Perfusi Jaringan Indikator : a. Pertahankan kepatenan
Perifer berhubungan 1) Systolic blood akses selang IV
dengan Anemia pressure dalam b. Monitor gas darah
rentang normal arteri
2) Diastolic blood c. Monitor adanya
pressure dalam kegagalan pernafasan
rentang normal d. Monitor status
3) Pulse pressure hemodinamik
dalam rentang e. Monitor kehilangan
normal asam misalnya muntah,
4) CVP dalam retang pengeluaran NGT
normal f. Monitor status
5) MAP dalam neurologi
rentang normal g. Berikan terapi oksigen
6) Saturasi O2 dalam dengan tepat
rentang normal
7) Tidak asites
b. Perfusi Jaringan : Perawatan sirkulasi
Perifer a. Lakukan penilaian
Indikator : sirkulasi perifer (nadi,
1) CRT (jari edema, CRT ,warna
tangan dan dan suhu ekstermitas)
kaki) dalam b. Berikan agen inotropik
batas normal yang sesuai
2) Suhu kulit c. Berikan tranfusi darah
ekstremitas yang sesuai
dalam rentang d. Monitor nilai elektrolit,
normal BUN, dan kreatinin
3) Kekuatan setiap hari
denyut nadi
(karotis kanan Manajemen sensasi
dan kiri;brachial perifer
kanan dan kiri; a. Monitor sensasi panas
femur kanan dan dingin
dan kiri, radialis b. Monitor adanya
kanan dan kiri) parasthesia
dalam rentang c. Intruksikan pasien dan
normal keluarga memeriksa
4) Blood pressure adanya kerusakan kulit
dan MAP dalam d. Monitor tromboemboli
rentang normal dan tromboplebitis
pada vena
Managemen
Hipovolemia
a. Monitor adanya
hipotensi ortotastik dan
pusing saat berdiri
b. Monitor asupan dan
keluaran
c. Monitor adanya bukti
laboratorium terkait
dengan kehilangan
darah (misalnya
hemoglobin,
hematokrit).
d. Berikan cairan
hipotonik IV yang
diresepkan (misal
sodium klorida,
dektrose 5%)
e. Berikan coloid
suspensions yang
diresepkan (misalnya
albumin).
4. Resiko a. Status Sirkulasi Terapi Oksigen
ketidakefektifan Indikator: a. Periksa mulut, hidung,
perfusi jaringan 1) Tekanan sistole dan sekret trakea
serebral dan diastoleb. Pertahankan jalan
dalam rentang napas yang paten
yang diharapkan c. Atur peralatan
2) Tidak ada oksigenasi
tanda-tanda d. Monitor aliran oksigen
peningkatan e. Pertahankan posisi
tekanan pasien
intrakranial f. Observasi tanda-tanda
hipoventilasi
b. Perfusi jaringan: g. Monitor adanya
serebral kecemasan pasien
Indikator: terhadap oksigenasi
1) Mempertahanka
n tekanan Monitoring Peningkatan
intrakranial Intrakranial
2) Tekanan darah a. Monitor tekanan
dalam rentang perfusi serebral
normal b. Catat respon pasien
3) Tidak ada nyeri terhadap stimulasi
kepala c. Monitor tekanan
4) Tidak ada intrakranial pasien dan
muntah respon neurologi
5) Memonitor terhadap aktifitas
tingkat d. Monitor intake dan
kesadaran output cairan
e. Kolaborasi dalam
pemberian antibiotik
f. Posisikan pasien pada
posisi semi fowler
g. Minimalkan stimulasi
dari lingkungan
Nutrition monitoring
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor lingkungan
selama makan.
e. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
f. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
g. Monitor turgor kulit
h. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
i. Monitor mual dan
muntah
j. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
k. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
l. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva.
m. Monitor kalori dan
intake nutrisi
n. Catat adanya edema
Konseling Nutrisi
a. Bina hubungan
terapeutik berdasarkan
kepercayaan dan
respek pada pasien
b. Tentukan intake
makanan dan
kebiasaan makan
pasien
c. Sediakan informasi
tentang kebutuhan
kesehatan untuk
modifikasi diit :
penurunan berat badan,
peningkatan berat
badan, kekurangan
cairan
d. Bantu pasien untuk
mencatat kebiasaan
makannya tiap 24 jam
6. Resiko perdarahan Blood coagulation Bleeding precaution
Indikator : a. Catat Hb/ Ht sebelum
a. Hemoglobin dan sesudah
dalam rentang perdarahan.
normal b. Monitor hasil
b. Hematocrit koagulasi, termasuk PT
dalam rentang (prothombin time),
normal PTT (pertial
c. Hematemesis thromboplastin time),
dalam rentang fibrinogen, jumlah
normal trombosit.
d. Blood in stool c. Pertahankan bedrest
dalam rentang selama perdarahan.
normal d. Gunakan sikat gigi
yang lembut untuk oral
hygiene.
e. Koordinasikan waktu
tindakan invasive
plasma darah/
trombosit, jika
diperlukan.
f. Instruksikan pasien
untuk meningkatkan
makanan kaya vitamin
K.
g. Instruksikan kepada
pasien dan atau
keluarga jika ada tanda
perdarahan, laporkan
segera ke perawat.
7. Resiko cidera a. Risk Kontrol Environment
Indikator: Management
a. Klien terbebas a. Sediakan lingkungan
dari cidera yang aman untuk
b. Klien mampu pasien
menjelaskan b. Identifikasi kebutuhan
cara atau keamanan pasien
metode untuk sesuai dengan kondisi
mencegah fisik
cidera c. Dan fungsi kognitif
c. Klien mampu pasien dan riwayat
menjelaskan penyakit dahulu
faktor resiko pasien
dari lingkungan d. Memasang side rail
d. Menggunakan tempat tidur
fasilitas e. Menyediakan tempat
kesehatan yang tidur yang aman dan
ada bersih
e. Mampu f. Membatasi
mengenali pengunjunng
perubahan status g. Memberikan
kesehatan penerangan yang
cukup
b. Kejadian jatuh h. Berikan penjelasan
Indikator: pada pasien dan
a. Klien tidak keluarga atau
terjatuh ketika pengunjung adanya
transfer perubahan status
kesehatan dan
penyebab penyakit.
b. Klien tidak
terjatuh dari
tempat tidur
Management
Hypoglikemi
a. Monitor kadar gukosa
gula darah sesuai
dengan indikasi
b. Monitor tanda dan
gejala hipoglikemia
(misalnya; gemetar,
sempoyongan,
berkeringat, jantung
berdebar-debar,
takikardi, menggigil,
pucat, mual, sakit
kepala, kelelahan,
kelemahan, dll)
c. Berikan sumber
karbohidrat sederhana,
sesuai indikasi
d. Berikan glukosa secara
intrvena sesuai indikasi
e. Instruksikan pasien
untuk selalu
menyediakan sumber
karbohidrat sederhana.
9. Resiko infeksi a. Immune status Infection Control
Indikator : (Kontrol Infeksi)
1) Suhu tubuh a. Bersihkan lingkungan
dalam batas setelah dipakai pasien
normal lain
2) Leukosit dalam b. Batasi pengunjung
batas normal bila perlu
c. Instruksikan kepada
b. Nutrition Status pengunjung untuk
Indikator mencuci tangan saat
1) Asupan berkunjung dan
makanan setelah berkunjung
meningkat meninggalkan pasien
d. Gunakan sabun
c. Risk control antimikroba untuk
Indikator: mencuci tangan
1) Klien bebas dari e. Cuci tangan setiap
tanda dan gejala sebelum dan setelah
infeksi melakukan tindakan
2) Mendeskripsika f. Gunakan baju, sarung
n proses tangan sebagai alat
penularan pelindung
penyakit g. Pertahankan
3) Menunjukkan lingkungan aseptik
kemampuan selama pemasangan
untuk mencegah alat
timbulnya h. Berikan terapi
infeksi antibiotik bila perlu
4) Menunjukkan i. Monitor tanda dan
perilaku hidup gejala infeksi sistemik
sehat dan lokal
j. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
k. Berikan perawatan
kulit pada daerah
epidema
l. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
m. Dorong masukan
nutrisi yang cukup
n. Dorong istirahat
o. Ajarkan cara
menghindari infeksi
p. Laporkan kecurigaan
infeksi
Monitor Nutrisi
c. Monitor diet dan
asupan kalori
d. Monitor tugor kulit
e. Monitor berat badan
10 Resiko kerusakan a. Tissue integrity : Pressure Management
integritas kulit Skin and Mucous a. Anjurkan pasien untuk
Membranes menggunakan pakaian
Indikator : yang longgar
1) Integritas kulit b. Hindari kerutan pada
yang baik bisa tempat tidur
dipertahankan c. Jaga kebersihan kulit
(sensasi, elastic agar tetap bersih dan
sitas, temperature, kering
hidrasi, pig d. Mobilisasi pasien
mentasi) (ubah posisi pasien
2) Tidak ada luka/ lesi setiap dua jam sekali)
pada kulit e. Monitor kulit akan
3) Perfusi jaringan danya kemerahan
baik f. Oleskan lotion atau
4) Menunjukkan minyak baby/baby oil
pemahaman dalam pada daerah yang
proses perbaikan tertekan
kulit dan mencegah g. Monitor aktivitas dan
terjadinyacedera mobilisasi pasien
berulang h. Monitor status nutrisi
5) Mampu melindungi pasien
kulit dan i. Memandikan pasien
mempertahankan dengan sabun dan air
kelembaban kulit hangat
dan perawatan
alami Perawatan Tirah Baring
a. Jelaskan alasan
diperlukannya tirah
baring.
b. Ajarkan latihan
ditempat tidur dengan
cara yang tepat.
c. Aplikasikan papan
unuk kaki di tempat
tidur.
Pengecekan kulit
a. Amati warna,
kehangatan, bengkak,
tekstur, edema.
b. Monitor warna dan
suhu kulit.
c. Monitor kulit adanya
ruam dan lecet.
d. Monitor sumber
tekanan dan gesekan
e. Monitor infeksi
terutama di daerah
edema
11 Intoleransi aktifitas a. Energy conservation Energy Management
. berhubungan Indikator : a. Tentukan keterbatasan
dengan kelelahan. 1) Menunjukkan pasien terhadap
keseimbangan aktivitas
antara aktivitas b. Tentukan penyebab
dengan istirahat lain dari kelelahan
2) Menggunakan c. Dorong pasien untuk
teknik mengungkapkan
3) Mengenali perasaan tentang
keterbatasan energi keterbatasannya
4) Menyesuaikan d. Observasi nutrisi
gaya hidup sesuai sebagai sumber energi
tingkat energi yang adekuat
5) Mempertahankan e. Observasi respon
gizi yang cukup jantung-paru terhadap
6) Melaporkan aktivitas (misalnya
aktivitas yang takikardia, disritmia,
sesuai dengan dispnea, pucat, dan
energi frekuensi pernafasan)
f. Batasi stimulus
Activity tolerance lingkungan (misalnya
Indikator : pencahayaan, dan
1) Saturasi oksigen kegaduhan)
saat melakukan g. Dorong untuk lakukan
aktivitas periode aktivitas saat
membaik/dalam pasien memiliki
rentang normal banyak tenaga.
2) nadi saat h. Rencanakan periode
melakukan aktivitas saat pasien
aktivitas dalam memiliki banyak
rentang normal tenaga
3) tidak sesak napas i. Hindari aktivitas
saat melakukan selama periode
aktivitas istirahat
4) tekanan darah saat j. Dorong pasien untuk
melakukan melakukan aktivitas
aktivitas dalam sesuai sumebr energi
rentang normal k. Instruksikan pasien
5) mudah melakukan atau keluarga untuk
ADL mengenal tanda dan
gejala kelelahan yang
38
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi Pasien
Nama : Ny.Y
Umur : 58 tahun
Status perkawinan : menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
No MRS : 184925
Wali Pasien : Ny.D sebagai kakak pasien.
ANALISA DATA
10.000). Anemia,Leukopenia,dan
Malnutrisi.
Hemoglobin 10,8 g/dl
(Nilai normal pada
Wanita 12-16).
5. Pasien mengatakan selama Pasien terlihat lemas. Intoleransi Aktifitas
sakit aktivitas sehari- Berhubungan dengan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan data yang didapatkan berupa data subjektif
dan data objektif.
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan Anemia, Leukopenia, Malnutrisi.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx NOC NIC
1 Ketidakefektifa Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
keperawatan selama 3x24 jam - Posisikan pasien
n pola napas
diharapkan : untuk
berhubungan memaksimalkan
Status Pernafasan : ventilasi; posisi
dengan Ventilasi semi fowler.
Indikator :
penurunan - Auskultasi bunyi
- Respiratory rate napas, catat jika
ekspansi paru. dalam rentang adanya
normal bunyinapas
- Tidak ada retraksi tambahan.
dinding dada - Atur intake
- Tidak mengalami
cairan untuk
dispnea saat istirahat
mengoptimalkan
- Menunjukan jalan
keseimbangan.
nafas yang paten
- Tanda tanda vital Monitor TTV
dalam rentang - Monitor vital sign.
normal. - Identifikasi
perubahan
status vital
sign.
- Monitor frekuensi
nafas dan
irama pernapasan.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DX TGL & IMPLEMENTASI PARAF
WAKTU
1 Ketidakefektifan 10 – 12 – Manajemen Jalan Nafas
pola napas 2020 - Memposisikan pasien
berhubungan untuk memaksimalkan
dengan penurunan ventilasi; posisi semi
ekspansi paru fowler.
- Mengauskultasi bunyi
napas, catat jika
adanya bunyinapas
tambahan.
- Mengatur intake cairan
untuk mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor TTV
- Memonitor vital sign.
- Mengidentifikasi
perubahan status vital
sign.
- Memonitor frekuensi
nafas dan irama
pernapasan.
2 Kelebihan volume 11 — 12 Manajemen Cairan
cairan berhubungan – 2020 - Mempertahankan
dengan penurunan catatan intake dan
tekanan osmotik output yang akurat
koloid - Memasang urin kateter
jika diperlukan
- Memonitor hasil Hb
yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN,
Hmt, osmolaritas urin)
- Memonitor vital sign
- Mengkaji luas dan
lokasi edema
- Memonitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
- Memonitor status
nutrisi
- Berkolaborasi
pemberian diuretik
sesuai interuksi
- Berkolaborasikan
dokter jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk.
3 Ketidakseimbangan 12 – 12 – Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari 2020 - Mengkaji adanya alergi
kebutuhan tubuh makanan
berhubungan dengan - Menganjurkan pasien
intake yang tidak untuk meningkatkan Fe
adekuat - Menganjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
- Meyakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Memonitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
- Berkolaborasi
memberikan terapi anti
emetik yang diberikan
untuk menghindari
terjadinya mual
- Menajarkan teknik-
teknik
nonfarmakologi,seperti
relaksasi,terapi
musik,distraksi,
acupressure untuk
mengatur mual yang
dirasakan oleh pasien
4 Resiko Infeksi 13 – 12 – Infection Control
berhubungan 2020 - Mencuci tangan setiap
dengan Anemia, sebelum dan sesudah
Leukopenia, tindakan keperawatan
Malnutrisi. - Membatasi pengunjung
bila perlu
- Bersihkan lingkungan
setelah dipakai orang
lain
- Memonitor tanda dan
gejala infeksi
- Memonitor kerentanan
terhadap infeksi
- Mengintruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
5 Intoleransi 14 – 12 - Activity Therapy
2020 - Membantu klien untuk
aktifitas
mengidentifikasi
berhubungan aktivitas yang mampu
dilakukan
dengan kelelahan
- Membantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang sesuai
dengan kemampuan
fisik,psikologi dan
social.
- Membantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
- Berkolaborasikan
dengan tenaga
rehabilitasi medik dalam
merencanakan program
terapi yang tepat.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TGL & EVALUASI PARAF
O KEPERAWATAN WAKTU
1 Ketidakefektifan 10 – 12 - S :
pola napas 2020 - Klien mengatakan perut
berhubungan membuncit, perut terasa
dengan penurunan penuh dan membuat nafasnya
ekspansi paru terasa sesak
O:
- TD : 110/70 mmHg, Nadi :
78x/ menit, Nafas : 28x/
menit, Suhu : 36.5 celcius.
- Keadaan umum pasien
lemah.
- Klien tampak sesak.
A:
- Masalah masih belum
teratasi
P:
- Interensi dilanjutkan
I:
- Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi;
posisi semi fowler.
- Mengauskultasi bunyi
napas, catat jika adanya
bunyinapas tambahan.
- Mengatur intake cairan
untuk mengoptimalkan
keseimbangan.
- Memonitor TTV
TD : 110/70 mmHg, Nadi :
78x/ menit, Nafas : 28x/
menit, Suhu : 36.5 celcius.
E:
- Ketidakefektifan pola napas
R:
- Intervensi dipertahankan
S:-
O : Klien tidak sesak lagi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 Kelebihan volume 11 – 12 - S :
cairan berhubungan 2020 - Klien mengatakan perutnya
dengan penurunan buncit.
tekanan osmotik
koloid O:
- Telapak tangan tampak
memerah atau eritema
palmaris.
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
I:
- Mempertahankan catatan
intake dan output yang
akurat
- Memasang urin kateter jika
diperlukan
- Memonitor hasil Hb yang
sesuai dengan retensi cairan
(BUN, Hmt, osmolaritas
urin)
- Memonitor vital sign
- Mengkaji luas dan lokasi
edema
- Memonitor masukan
makanan / cairan dan hitung
intake kalori
- Memonitor status nutrisi
- Berkolaborasi pemberian
diuretik sesuai interuksi
- Berkolaborasikan dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk.
E:
- Kelebihan volume cairan
R:
- Intervensi dipertahankan
S:-
O : Klien tampak membaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 Ketidakseimbangan 12 – 12 S :
nutrisi kurang dari 2020 - Klien mengatakan mual dan
kebutuhan tubuh muntak seminggu yang lalu.
berhubungan
dengan intake yang - Klien mengatakan Kurang
tidak adekuat nafsu makan.
- Klien mengatakan perutnya
semakin kurus.
- Klien Mengatakan hanya
makan setengah porsi di RS
O:
- Pasien tampak lemah.
- Konjungtiva pasien tampak
pucat.
- Skelra tampak ikterik.
- BAK ±500 selama 8 jam.
P:
- Intervensi dilanjutkan
I:
- Mengkaji adanya alergi
makanan
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan Fe
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
- Meyakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Memonitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berkolaborasi memberikan
terapi anti emetik yang
diberikan untuk menghindari
terjadinya mual
- Menajarkan teknik-teknik
nonfarmakologi,seperti
relaksasi,terapi
musik,distraksi, acupressure
untuk mengatur mual yang
dirasakan oleh pasien
E:
- Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
R:
- Intervensi dipertahankan
S:-
O : Klien tamapak sehat
A : Masalah teratasi
P : Intevensi dihentikan
4 Resiko Infeksi 13 – 12 S :
berhubungan -2020 O:
dengan Anemia, - Leukosit 16.060 /mm3 (Nilai
Leukopenia,
normal 5000-10.000).
Malnutrisi.
- Hemoglobin 10,8 g/dl (Nilai
normal pada Wanita 12-16).
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjuttkan
I:
- Mencuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
- Membatasi pengunjung bila
perlu
- Bersihkan lingkungan setelah
dipakai orang lain
- Memonitor tanda dan gejala
infeksi
- Memonitor kerentanan
terhadap infeksi
- Mengintruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
E:
- Resiko Infeksi
R:
- Intervensi dipertahankan
S:-
O : Tidak ada infeksi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
5 Intoleransi aktifitas 14 – 12 - S :
berhubungan 2020
- Klien mengatakan selama
dengan kelelahan
sakit aktivitas sehari-harinya
dibantu oleh keluarga dan
perawat diruangan.Pasien
mengatakan tidak bisa
banyak beraktivitas karena
akan merasa sesak nafas.
O:
- Pasien terlihat lemas.
A : Masalah belum teraratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Membantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
- Membantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik,psikologi dan social.
- Membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan.
- Berkolaborasikan dengan
tenaga rehabilitasi medik
dalam merencanakan
program terapi yang tepat.
E:
- Intoleransi aktifitas
R:
- Intervensi dilanjutkan
S:-
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/236673243.pdf&ved=2ahUKEwi8mv
_JxMftAhUO7nMBHebwDl4QFjACegQIEBAB&usg=AOvVaw2vTn-EnG1fB8aPqfKgD7jD
Buku “APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BEDASARKAN MEDIS & NANDA (NORTH AMERICAN
NURSING DIAGNOSIS ASSOCIATION) NIC-NOC 2015 JILID 3 – Karya Amin Huda Nuraif & Hardhi
Kusuma”