Teknologi dalam
Kegiatan Belajar
Mengajar Untuk
Perluasan Akses
Pendidikan
IKHSAN HENDRA W
MAKALAH
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah Ilmiah dengan judul “Persepsi Pendidik dan Peserta Didik Dalam
Penggunaan Tablet Untuk Kegiatan Pembelajaran” telah disetujui dan
disahkan oleh Kepala PP PAUDNI Regional II Semarang
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Pemanfaatan Teknologi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Untuk Perluasan
Akses Pendidikan”. Semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca tentang teknologi-teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................
Daftar Isi............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan.........................................................................................
D. Manfaat.......................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................
A. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
untuk Pendidikan....................................................................
B. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran.........................
C. Pemanfaatan siaran radio dan TV dalam pendidikan...........
D. Telekonferensi untuk Pembelajaran.......................................
E. Bagaimana komputer dan Internet digunakan
untuk Kegiatan Belajar...........................................................
F. Apa artinya belajar tentang komputer dan internet?..............
G. Belajar dengan komputer dan Internet?.................................
H. Apa yang dipelajari melalui komputer dan internet?..............
I. Bagaimana komputer dan internet digunakan
dalam pendidikan jarak jauh?.................................................
J. Apa itu telecollaboration?.......................................................
K. Penggunaan Gadget untuk Pembelajaran.............................
BAB III. PENUTUP............................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran...........................................................................................
REFERENSI......................................................................................
iii
iv
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknolgi informasi berjalan
sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi,
penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan semakin baik
kualitasnya.Baik individu, institusi, maupun pemerintah ikut melakukan
berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi ini. Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah
saatnya kita memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Apalagi
dengan adanya program school net, jardiknas dan sebagainya ., maka
seluruh komponen lembaga pendidikan dituntut menyiapkan diri
dengan menyiapkan sarana prasarana untuk memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi tersebut. Teknologi informasi ini
akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran.Hal ini
berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam
lingkungan sekolah. Demikian pula pada saat melakukan pertukaran
data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan masyarakat,
sekolah dengan pemerintah daerah dan pusat, dan lain-lain,
semuanya akan lebih efektif dan efisien jika memanfaatkan teknologi
informasi.
1
dan teknologi yang semula teknologi berasal dari pendidikan itu
sendiri. Banyak hal yang merubah cara proses ataupun pembuatan
dalam menjalankan sesuatu dari yang asalnya sangat sederhana
menjadi lebih mudah itulah yang dinamankan perubahan teknologi.
Begitu juga dengan pendidikan yang pada awalnya belum tahu
setelah mempelajarinya menjadi tahu. Selain itu agar peserta didik
bisa mengerti dan memahami lebih mendalam tentang teknologi dan
menggunakan teknologi untuk menunjang pendidikan itu sendiri.
Sistem komunikasi dewasa ini tidak lagi dibatasi oleh penghalang
geografis untuk saling berinteraksi ataupun mengakses banyak
informasi bermanfaat dengan dunia secara keseluruhan. Penggunaan
teknologi internet yang merata dapat memberikan efisiensi dan
fleksibilitas pengaksesan informasi secara mudah. Terkait
perkembangan pendidikan secara global, UNESCO telah membuat
koridor pendidikan secara universal dalam empat pilar pendidikan
berisi: learning to know, learning to do, learning to be dan juga
learning to live together. Nilai-nilai universal tersebut dewasa ini
memberikan pengaruh terhadap perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi. Pemerataan teknologi di setiap negara tentunya akan
memberikan kompetisi yang positif bagi pendidikan setiap negara.
Terlebih dengan kehadiran teknologi mobile yang telah mendapatkan
ruang tersendiri bagi para akademisi dan para pelajar mampu
memberikan alternatif proses komunikasi dan akses informasi yang
lebih efektif. Peran teknologi mobile telah mengalami perluasan
fungsi. Awalnya teknologi mobile berperan sebagai alat penunjang
komunikasi antar manusia yang dapat diakses di manapun. Namun,
semakin banyaknya keperluan manusia, semakin banyak inovasi
untuk memfasilitasi apa yang mereka butuhkan. Salah satu kebutuhan
utama manusia adalah ilmu pengetahuan. Jika pada era sebelumnya
proses pendidikan berlangsung satu arah saja, saat ini mau tidak mau
mereka harus beradaptasi dengan perkembangan zamannya. Dewasa
ini, dunia pendidikan telah mengedepankan betapa penting peran
2
teknologi bagi kehidupan akademis mereka. Pengggunaan email,
proses pencatatan, pengaksesan sumber ilmu dan informasi, dan juga
penggunaan perangkat teknologi mobile telah menjadi hal yang tidak
dapat ditinggalkan. Proses interaksi satu arah yang biasanya
dilakukan di ruang-ruang kuliah, saat ini perlahan ditinggalkan. Para
pelajar saat ini dapat menjadi sumber informasi itu sendri. Ini
memungkinkan terjadinya proses pertukaran ilmu dan informasi dari
pengajar ke pelajar, ataupun sebaliknya.
Oleh sebab itu, kehadiran perangkat teknologi mobile telah
memberikan sumbangsih tersendiri mengenai kualitas pendidikan itu
sendiri. Hal ini telah berlaku di dunia kampus. Sebagian besar tenaga
pengajar saat ini telah memanfaatkan penggunaan email untuk
berkomunikasi dengan para peserta didik. Selain itu, secara perlahan
proses pencatatan tradisional telah tersisih dengan kemampuan
perangkat mobile untuk mencatat secara digital. Hal ini tentunya suatu
langkah yang positif karena dengan begitu proses ini dapat mereduksi
penggunaan kertas. Menurut lembaga penelitian Pew asal Amerika
Serikat, sekitar 73 % peserta didik dari berbagai perpendidikan tinggi
di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak dapat belajar
tanpa bantuan teknologi. 70 % peserta didik sekolah pun menyatakan
saat ini mereka lebih banyak menggunakan keyboard untuk membuat
catatan daripada menggunakan kertas.
Sementara 38 % peserta didik pendidikan tinggi menyatakan tidak
dapat menghabiskan waktu 10 menit tanpa mengecek email, tablet,
laptop, ataupun smartphone. Selain itu 91 % mahapeserta didik
mengatakan bahwa mereka biasa melakukan komunikasi melalui
email dengan para tenaga pengajar. Walaupun dalam persoalan ini
penelitian tersebut berdasarkan responden dari Amerika Serikat yang
terhitung memiliki sistem pendidikan yang jauh lebih baik dari
Indonesia, namun penetrasi pasar teknologi mobile saat ini tanpa
sadar telah masuk ke dalam penunjang kegiatan sebagian peserta
pendidikan saat ini. Status perpendidikan tinggi berbasis internasional
3
telah menekan angka partisipasi pengguna perangkat teknologi
mobile untuk ikut berinteraksi. Saat ini dapat dengan mudah
ditemukan metoda pembelajaran online yang dilakukan di dalam
kelas. Hampir setiap kampus telah memiliki jaringan WiFi agar para
mahapeserta didik dapat mengakses informasi yang mereka
butuhkan. Dengan begitu peran buku teks akan semakin berkurang
berganti dengan pengaksesan ilmu dan informasi dari perangkat
komputer a tau mobile seperti tablet dan smartphone. Selain itu,
berbagai fitur perangkat mobile memberikan peluang tersendiri bagi
para pengembang aplikasi. Ada berbagai aplikasi pembelajaran yang
dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Di Indonesia sendiri ada
kecenderungan untuk menerapkan pendidikan dengan metode
pembelajaran jarak jauh. Produk-produk media sosial seperti Skype
tentunya dapat mewujudkan hal tersebut.
Fitur pembelajaran virtual secara jaringan kelompok dapat menjadi
opsi proses pembelajaran di masa mendatang. Pendidikan berbasis
teknologi mobile tidak hanya menghadirkan perspektif baru dalam
dunia pendidikan saat ini. Perkembangan tersebut tentu saja memiliki
kekurangan. Salah satu hal yang menjadi resiko pendidikan berbasis
teknologi mobile adalah sifatnya yang konsumtif. Untuk memiliki
sebuah perangkat mobile, seorang pelajar harus menyisihkan
sebagian biaya pendidikannya untuk memiliki sebuah perangkat
mobile dan berbagai aplikasi penunjang. Hal tersebut tidak terlalu
menjadi masalah bagi masyarakat yang memiliki tingkat
kesejahteraan cukup tinggi. Sedangkan untuk pelajar-pelajar yang
tergolong kurang mampu tentulah hal ini menjadi sebuah paradoks
tersendiri. Tetapi waktu terus berjalan dan lembaga-lembaga
pendidikan semakin mengikuti perkembangan global. Produk-produk
pendidikan yang baik tentunya adalah mereka yang tidak hanya
mampu bersaing di tingkat lokal, tapi dapat pula menunjukkan prestasi
pada level global. Perubahan proses pembelajaran di kampus akan
berubah seiring perjalanan waktu. Perpustakaan saat ini tidak hanya
4
diisi oleh buku-buku teks, tetapi juga berisi data-data digital yang
dapat diakses melalui perangkat laptop dan tablet. Para mahapeserta
didik pengguna smartphone adalah salah satu fenomena baru
perkembangan dunia pendidikan yang menarik untuk diamati. Dengan
begitu proses distribusi pengetahuan mungkin saja tidak akan
berlangsung di dalam lembaga pendidikan, tetapi langsung dari
perangkat teknologi mobile
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, pembahasan dalam makalah ini adalah
1. Apa model pembelajaran yang dapat digunakan dengan
menggunakan teknologi mobile
2. Teknologi apa yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar
3. Apa yang dipelajari dengan menggunakan teknologi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemanfaatan teknologi untuk mendukung
kegiatan pembelajaran
2. Untuk mengetahui model-model pembelajaran menggunakan
teknologi
3. Untuk mengetahui pembelajaran apakah yang dilakukan
menggunakan teknologi
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta menjadi
referensi bagi pihak-pihak penyelenggara di lingkungan PAUD dan
DIKMAS dalam memanfaatkan teknologi untuk menunjang kegiatan
pembelajaran
BAB II.
5
PEMBAHASAN
6
B. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yang medius yang
secara harafiah berarti tengah, perantara pengantar. Gerlach &
Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis
besar manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat peserta didikmampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, pendidik, buku teks
dan lingkungan sekolah merupakan media. (Gagne, 1970 )
mengatakan menyatakan media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang untuk
belajar, Briggs(1970) menerangkan bahwa media adalah alat fisik
yang dapat menyajikan peran serta merangsang peserta didik
untuk belajar.
Batasan lain menurut para ahli di AECT (Association of
Education and Communication technology,1977)memberi batasan
tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Menurut Asosiasi pendidikan nasional
(national education association /NEA) media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Media hendaknya dapat di manipulasi, dapat dilihat ,didengar dan
dibaca
Menurut arief S. Sadiman dkk (2007:17) secara umum
media media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu berdifat
verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2).
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan biaya indera 3)
penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif peserta didik. 4). Dengan sifat yang unik pada
tiap peserta didik ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap peserta didik, maka pendidik
7
akan banyak mengalami kesulitan bila semuanya itu harus diatasi
sendiri. Apalagi bila latar belakang antara peserta didik dan
pendidik juga berbeda.
Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran
yaitu dengan kemampuannya dalam: a) memberikan perangsang
yang sama.(b) mempersamakan pengalaman (c) menimbulkan
persepsi sama.Hamalik dalam Dr Azhar arsyad (2010:15)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar ,dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap peserta didik. Levie and lents dalam Dr.Azhar arsyad
(2010:16)mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi (b) fungsi afektif (c)
fungsi kognitif dan (d) fungsi kompensatoris.
8
dikembangkan di sekitar tujuan pembelajaran khusus pada tingkat
tertentu matematika, sains, kesehatan dan bahasa dalam kurikulum
nasional, dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di
kelas dan bertindak sebagai bantuan yang teratur dan terstruktur
untuk pendidik kelas yang kurang terlatih di bawah bersumber dari
sekolah.
Proyek-proyek IRI telah dilaksanakan di Amerika Latin dan
Afrika. Di Asia, IRI pertama kali diterapkan di Thailand pada tahun
1980; Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan Nepal meluncurkan
proyek IRI mereka sendiri pada tahun 1990-an. Apa yang
membedakan IRI dari sebagian besar program pendidikan jarak jauh
lainnya adalah bahwa tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran — dan bukan hanya untuk memperluas akses
pendidikan — dan itu telah banyak berhasil baik dalam pengaturan
formal maupun non-formal.
Penelitian ekstensif di seluruh dunia telah menunjukkan
bahwa banyak proyek IRI memiliki dampak positif pada hasil
pembelajaran dan pada pemerataan pendidikan. Dan dengan skala
ekonominya, itu telah terbukti sebagai strategi yang efektif biaya
dibandingkan dengan intervensi lain.
Telesecundaria Meksiko adalah contoh pengajaran langsung
kelas yang lain, kali ini menggunakan siaran televisi. Program ini
diluncurkan di Meksiko pada tahun 1968 sebagai strategi yang hemat
biaya untuk memperluas sekolah menengah ke bawah di komunitas
kecil dan terpencil. Perraton menjelaskan programnya sebagai berikut:
Program televisi yang diproduksi secara terpusat
dipancarkan melalui satelit di seluruh negeri secara terjadwal (8 pagi
hingga 2 siang dan 2 siang hingga 8 malam) ke sekolah-sekolah
Telesecundaria, yang mencakup kurikulum sekunder yang sama
seperti yang ditawarkan di sekolah-sekolah biasa. Setiap jam berfokus
pada bidang subjek yang berbeda dan biasanya mengikuti rutinitas
yang sama — 15 menit dari televisi, kemudian kegiatan yang dipimpin
9
oleh buku dan pendidik. Peserta didik dihadapkan pada berbagai
pendidik di televisi tetapi memiliki satu pengajar ke rumah di sekolah
untuk semua disiplin di setiap kelas
ia merancang program ini telah mengalami banyak
perubahan selama bertahun-tahun, beralih dari pendekatan “berbicara
kepala” ke pemrograman yang lebih interaktif dan dinamis yang
“menghubungkan komunitas dengan program di sekitar metode
pengajaran. Strategi ini berarti menggabungkan isu-isu masyarakat ke
dalam program, menawarkan anak-anak pendidikan terpadu,
melibatkan masyarakat luas dalam organisasi dan manajemen
sekolah dan merangsang peserta didik untuk melakukan kegiatan
masyarakat.
Penilaian Telesecundaria telah mendorong: angka putus
sekolah sedikit lebih baik daripada sekolah menengah umum dan
secara signifikan lebih baik daripada di sekolah teknis.
Di Asia, 44 universitas radio dan TV di China (termasuk
China Central Radio and Television University), Universitas Terbuka di
Indonesia, dan Universitas Terbuka Nasional Indira Ghandi telah
menggunakan radio dan televisi secara ekstensif, baik untuk
pengajaran kelas langsung maupun untuk sekolah penyiaran, untuk
menjangkau lebih banyak populasi besar masing-masing. Untuk
lembaga-lembaga ini, siaran sering disertai dengan materi cetak dan
kaset audio.
Universitas Udara Jepang menyiarkan 160 televisi dan 160
program radio pada tahun 2000. Setiap kursus terdiri dari 15 sesi 45
menit yang disiarkan secara nasional seminggu sekali selama 15
minggu. Kursus disiarkan di atas stasiun milik Universitas dari jam 6
pagi hingga 12 siang. Peserta didik juga diberikan bahan cetak
tambahan, instruksi tatap muka, dan tutorial online ..
Sering digunakan dengan bahan cetak, kaset dan CD-ROM,
penyiaran sekolah, seperti pengajaran kelas langsung, diarahkan
untuk kurikulum nasional dan dikembangkan untuk berbagai bidang
10
subjek. Tetapi tidak seperti instruksi kelas langsung, penyiaran
sekolah tidak dimaksudkan untuk menggantikan pendidik tetapi hanya
sebagai pengayaan instruksi kelas tradisional. Penyiaran sekolah
lebih fleksibel daripada IRI karena para pendidik memutuskan
bagaimana mereka akan mengintegrasikan materi siaran ke dalam
kelas mereka. Perusahaan penyiaran besar yang menyediakan siaran
sekolah termasuk British Broadcasting Corporation Education Radio
TV di Britania Raya dan NHK Japanese Broadcasting Station. Di
negara-negara berkembang, siaran sekolah sering merupakan hasil
dari kemitraan antara Kementerian Pendidikan dan Kementerian
Penerangan.
Program pendidikan terdiri dari berbagai jenis program -
program berita, program dokumenter, acara kuis, kartun pendidikan,
dll - yang memberikan kesempatan pendidikan non-formal untuk
semua jenis peserta didik. Dalam arti, setiap program radio atau TV
dengan informasi dan nilai pendidikan dapat dianggap di bawah tipe
ini. Beberapa contoh penting yang memiliki jangkauan global adalah
acara televisi yang berbasis di Amerika, Sesame Street, saluran
televisi semua-informasi National Geographic and Discovery, dan
program radio Voice of America. Farm Radio Forum, yang dimulai di
Kanada pada tahun 1940-an dan yang sejak itu berfungsi sebagai
model untuk program diskusi radio di seluruh dunia, adalah contoh
lain dari program pendidikan non-formal
11
Audioconference melibatkan pertukaran pesan suara secara
langsung (real-time) melalui jaringan telepon. Ketika teks dengan
bandwidth rendah dan gambar diam seperti grafik, diagram atau
gambar juga dapat dipertukarkan bersama dengan pesan suara, maka
jenis konferensi ini disebut audiografi. Visual yang tidak bergerak
ditambahkan menggunakan keyboard komputer atau dengan
menggambar / menulis pada tablet grafis atau papan tulis.
Videoconferencing memungkinkan pertukaran tidak hanya
suara dan grafik tetapi juga memindahkan gambar. Teknologi video
conference tidak menggunakan saluran telepon tetapi baik
sambungan satelit atau jaringan televisi (siaran / kabel). Konferensi
berbasis web, seperti namanya, melibatkan transmisi teks, dan grafik,
audio dan visual media melalui Internet; itu membutuhkan
penggunaan komputer dengan browser dan komunikasi dapat sinkron
dan asinkron.
Telekonferensi digunakan baik dalam konteks pembelajaran
formal maupun non-formal untuk memfasilitasi diskusi pembelajar-
pembelajar dan pembelajar-pembelajar, serta untuk mengakses para
ahli dan narasumber lain dari jarak jauh. Dalam pembelajaran terbuka
dan jarak jauh, teleconferencing adalah alat yang berguna untuk
menyediakan instruksi langsung dan dukungan pelajar, meminimalkan
isolasi pelajar. Sebagai contoh, jaringan telekonferensi audiografi
antara Tianjin Medical University di Cina dan empat kota kecil Tianjin
diadopsi pada tahun 1999 sebagai bagian dari kolaborasi multi-tahun
antara Universitas Kedokteran Tianjin dan Universitas Ottawa School
of Nursing yang didanai oleh Canadian International Development
Agency. Jaringan telekonferensi audio-grafis bertujuan untuk
memberikan pendidikan berkelanjutan dan peningkatan akademik
untuk perawat di bagian kota Tianjin di mana akses ke pendidikan
keperawatan telah sangat terbatas. Institusi pendidikan tinggi lainnya
menggunakan telekonferensi dalam program pembelajaran online
mereka termasuk Universitas Terbuka Inggris, Unitar (Universiti Tun
12
Abdul Ruzak) di Malaysia, Universitas Terbuka Hong Kong, dan
Universitas Terbuka Nasional Indira Gandhi.
13
G. Belajar dengan komputer dan Internet?
Belajar dengan teknologi berarti berfokus pada bagaimana
teknologi dapat menjadi sarana untuk belajar berakhir di seluruh
kurikulum. Itu termasuk:
Presentasi, demonstrasi, dan manipulasi data menggunakan alat
produktivitas
Penggunaan jenis aplikasi khusus kurikulum seperti permainan
pendidikan, latihan dan latihan, simulasi, tutorial, laboratorium
virtual, visualisasi dan representasi grafis dari konsep abstrak,
komposisi musik, dan sistem pakar
Penggunaan informasi dan sumber daya pada CD-ROM atau
online seperti ensiklopedia, peta dan atlas interaktif, jurnal
elektronik dan referensi lainnya.
Literasi teknologi diperlukan untuk belajar dengan teknologi
menjadi mungkin, menyiratkan proses dua langkah di mana peserta
didik belajar tentang teknologi sebelum mereka benar-benar dapat
menggunakannya untuk belajar. Namun, ada upaya untuk
mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut.
14
I. Bagaimana komputer dan internet digunakan dalam pendidikan
jarak jauh?
Banyak lembaga pendidikan tinggi yang menawarkan
program pendidikan jarak jauh mulai memanfaatkan Internet untuk
meningkatkan jangkauan dan kualitas program mereka. Universitas
Virtual Institut Teknologi Monterrey di Meksiko menggunakan
kombinasi siaran cetak, siaran langsung dan rekaman, dan Internet
untuk menyampaikan kursus kepada peserta didik di seluruh Meksiko
dan di beberapa negara Amerika Latin.
Demikian pula, Universitas Virtual Afrika, yang dimulai pada
tahun 1997 dengan dukungan pendanaan dari Bank Dunia,
menggunakan teknologi satelit dan Internet untuk memberikan
kesempatan belajar jarak jauh kepada individu di berbagai negara
berbahasa Inggris dan negara-negara berbahasa Perancis di seluruh
Afrika.
Di Universitas Universitas Terbuka Filipina, materi kursus
masih berbasis cetak tetapi tutorial online menjadi alternatif yang
nyaman untuk tutorial tatap muka terutama bagi peserta didik yang
tidak mau atau tidak dapat pergi ke berbagai pusat pembelajaran fisik
UPOU. Sekitar 70-90% dari program gelar UPOU menawarkan tutorial
online sebagai pilihan, sementara di beberapa kursus pelatihan non-
gelar hanya dilakukan secara online.
Tetapi bahkan di Korea, di mana infrastruktur adalah salah
satu yang terbaik di dunia, dan pemerintah telah menempatkan
sumber daya keuangan dan lainnya yang cukup besar di belakang
sistem ulang berbasis-ICT yang ambisius dari sistem pendidikannya,
tantangan terhadap pendidikan online tetap ada. (Lihat Kotak 3)
Inisiatif berbasis Internet dan Web juga telah dikembangkan
di tingkat pendidikan menengah. Sekolah Menengah Atas Virtual
adalah hasil dari upaya konsorsium nasional distrik sekolah di
Amerika Serikat untuk mempromosikan pengembangan dan berbagi
kursus berbasis Web. Di Kanada, Open School menawarkan berbagai
15
kursus dan sumber daya untuk kelas K-12 pendidik dan peserta didik
yang memenuhi persyaratan kurikulum British Columbia. Pengiriman
kursus dilakukan melalui campuran siaran dan video, sementara
beberapa kursus disampaikan sepenuhnya online.
Penggerak terbesar dalam e-learning, bagaimanapun, tidak
ditemukan dalam akademe tetapi di sektor swasta. John Chambers,
CEO Cisco, terkenal meramalkan bahwa e-learning akan menjadi
aplikasi pembunuh besar berikutnya, dan perusahaan bergerak
secara agresif untuk memenuhi prediksi ini. Merrill Lynch
memperkirakan bahwa gabungan pasar pendidikan tinggi dan e-
learning korporasi di AS akan tumbuh dari US $ 2,3 miliar pada 2000
menjadi US $ 18 miliar pada 2003, dengan pelatihan korporat
mencapai hampir dua pertiga dari pertumbuhan itu. [37] Memang,
jumlah universitas perusahaan telah meningkat dari 400 menjadi
1.800 selama 13 tahun terakhir. Universitas korporat terutama
merupakan organisasi internal perusahaan multinasional besar yang
menggunakan videoconference dan internet untuk pelatihan
karyawan. [38] Jika tingkat pertumbuhan ini terus berlanjut, jumlah
universitas perusahaan akan melebihi jumlah universitas tradisional
pada tahun 2010. [39] Perkembangan paralel dalam bisnis adalah
pertumbuhan generasi baru perusahaan yang menawarkan layanan
pelatihan online untuk dan usaha menengah
16
singkat, untuk setiap individu dengan akses ke Internet yang dapat
memperkaya proses pembelajaran.
Penggunaan sumber daya web dan alat kolaborasi yang
terorganisir untuk tujuan kurikulum yang tepat disebut
telecollaboration. Judi Harris mendefinisikan telecollaboration sebagai
"sebuah upaya pendidikan yang melibatkan orang-orang di berbagai
lokasi menggunakan alat dan sumber daya Internet untuk bekerja
bersama. Banyak telecollaboration pendidikan berbasis kurikulum,
dirancang oleh pendidik, dan dikoordinasikan oleh pendidik. Sebagian
besar menggunakan e-mail untuk membantu peserta berkomunikasi
satu sama lain. Banyak kegiatan dan proyek telekolaboratif yang
memiliki situs Web untuk mendukung mereka. ” Proyek telekolaboratif
terbaik adalah proyek yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam
kurikulum dan bukan hanya kegiatan ekstra kurikuler, yang mana
penggunaan teknologi memungkinkan kegiatan yang tidak mungkin
dilakukan. tanpa itu, dan mereka yang memberdayakan peserta didik
untuk menjadi aktif, kolaboratif, kreatif, integratif, dan evaluatif peserta
didik. Saat ini ada ratusan proyek telekolaboratif yang sedang
dilaksanakan di seluruh dunia dan banyak lagi yang telah selesai atau
sedang dalam pengembangan.
Salah satu contohnya adalah proyek Voices of Youth yang
dikembangkan oleh UNICEF. Ini mendorong peserta didik untuk
berbagi pandangan mereka tentang isu-isu global, seperti HIV / AIDS
dan pekerja anak, dengan pemuda lain dan orang dewasa di seluruh
dunia melalui forum diskusi elektronik. Situs web Voices of Youth juga
menyediakan informasi latar belakang mengenai berbagai topik
diskusi serta bahan-bahan sumber untuk membantu para pendidik
mengintegrasikan diskusi Voice of Youth dalam kegiatan kelas
mereka yang lain.
Program Telementor Internasional (ITP) menghubungkan
para peserta didik dengan para pakar mentor melalui forum email dan
diskusi. Didirikan pada tahun 1995 dengan dukungan dari Hewlett
17
Packard, ITP memberikan dukungan mentoring online berbasis proyek
untuk peserta didik kelas 5 hingga 12 dan mahapeserta didik,
terutama dari komunitas yang berisiko. ITP telementor biasanya
bertemu online dengan peserta didik setidaknya sekali setiap dua
minggu untuk menjawab pertanyaan, mendiskusikan masalah utama,
merekomendasikan sumber daya yang berguna, dan mengomentari
hasil peserta didik. Peran pendidik, di sisi lain, adalah untuk
memberikan dukungan kepada peserta didik dan telementor,
memantau proses telementoring, dan melacak kemajuan peserta
didik.
Mungkin proyek telekolaboratif yang paling banyak dikutip
adalah Program Pembelajaran dan Pengamatan Global untuk
Memperoleh Manfaat Lingkungan (GLOBE). GLOBE adalah program
yang disponsori oleh Pemerintah AS yang diluncurkan pada 1994
yang menghubungkan peserta didik dan pendidik sekolah dasar dan
menengah dari lebih dari 10.000 sekolah di lebih dari 95 negara ke
komunitas penelitian ilmiah. GLOBE memberi peserta didik
kesempatan untuk berkolaborasi dengan para ilmuwan dalam
melakukan penelitian ilmu bumi. Peserta didik yang berpartisipasi
secara berkala melakukan pengukuran atmosfer, air, tanah, dan
tutupan lahan di atau dekat sekolah mereka, mengikuti protokol ketat
yang dirancang oleh para ilmuwan GLOBE. Mereka kemudian
memasukkan data ini ke basis data berbasis Web. Basis data dapat
diakses oleh para ilmuwan, peneliti, dan masyarakat umum. GLOBE
juga memberi pendidik panduan dan bahan untuk kegiatan
pembelajaran terstruktur yang lepas dari pengalaman langsung
peserta didik. Peserta didik juga dapat pergi ke situs web GLOBE
untuk melihat visualisasi data yang mereka dan peserta didik lain telah
kumpulkan
18
K. Penggunaan Gadget untuk Pembelajaran
Gadget berkaitan dengan media pembelajaran berbasis
ICT, oleh sebab itu biasanya terhubung dengan internet.
Penggunaan internet sangat menunjang dalam gadget ini.
Penggunaan gadget bisa terdiri dari beberapa cara. Apakah
gadgettersebut digunakan sebagai tambahan dari pembelajaran
konvensional, atau penunjang atau justru pengganti dalam model
pembelajaran.
1. Gadget sebagai tambahan dalam pembelajaran
Misalnya seorang pendidik pelajaran biologi
memberikan materi tentang pencernaan. Materi tersebut sudah
di jelaskan pendidik di kelas. Namun, jika belum jelas maka
peserta didik boleh mengakses di internet di web-web yang
telah di rekomendasikan oleh pendidik. Sifat pembelajaran ini
tidak wajib dilakukan oleh peserta didik. Jika dirasa perlu
sebagai tambahan ilmu maka peserta didik dianjurkan untuk
mencari.Model pembelajaran gadget seperti ini sering
diterapkan di pendidikan kita. Dengan masih adanya
keterbatasan teknologi informasi di daerah-daerah sehingga
setiap peserta didik mempunyai kemampuan berbeda dalam
hal teknologi. Semisal ada peserta didik yang tidak
mempunyai gadget, jadi dia tidak bisa mengakses. Walaupun
tidak bisa mengakses di internet peserta didik masih
mendappatkan ilmu dari pendidik di kelas.
2. Gadget sebagai penunjang dalam kegiatan pembelajaran
Gadget dapat menunjang dalam pembelajaran.
Misalnya pelajaran sejarah, pendidik memberikan tugas untuk
mencari materi di internet tentang sejarah kerajaan Islam di
Indonesia. Maka ini bisa dikatakan salah satu penunjang
pembelajaran. Peserta didik menjadi aktif mencari tugas di internet
tidak hanya aktif di media sosial saja.Contoh lainnya adalah
ketika pendidik memberikan tugas, tugas yang harus
19
dikerjakan ada di blog atau web pendidik, sehingga peserta
didik harus browsing dan mengunduh tugas tersebut. Hal ini
bermanfaat untuk pendidik dan juga peserta didik. Pendidik
bisa menghemat waktu ajar, sedangkan peserta didik
mendapatkan tugas yang bisa diakses kapanpun.Pembelajaran
gadget ini banyak diterapkan juga di pendidikan kita. Pendidik
member tugas untuk mencari di internet, atau tugas ada di
web pendidik. Biasanya sekolah-sekolah yang menggunakan
seperti model ini, akses internet mudah dicapai. Setidaknya jika
peserta didik tidak punya gadget di daerahnya masih dapat
akses internet seperti wifi, warnet, dll.
3. Gadget sebagai alternative pendukung pembelajaran
Saat ini, khususnya di kota-kota yang sudah
memenuhi akses teknologi informasi, internet tidak menjadi
kendala bagi para pengguna. Proses pembelajaran berbasis
gadget dapat diterapkan jika kondisinya seperti ini. Selain itu
harus memenuhi persyaratan lain, yaitu karakteristik peserta
didik ddan sekolah, maupun pelajaran yang di buat gadget.
Misalnya, ada kasus pendidik sedang di tugaskan di luar kota.
Sedangkan di sekolah memungkinkan untuk pembelajaran
gadget denagn jarak jauh. Maka pendidik bisa memberikan
tugas peserta didik melalui webnya. Pendidik tersebut
memberikan modul yang dapat di unduh oleh peserta didik.
Setelah itu peserta didik dapat mengerjakan tugas, dan tugas
tersebut dapat dikumpulkan lewat email. Peserta didik pun bisa
berkonsultasi dengan pendidik.
20
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem komunikasi atau teknologi dewasa ini tidak lagi
dibatasi oleh penghalang geografis untuk saling berinteraksi ataupun
mengakses banyak informasi bermanfaat dengan dunia secara
keseluruhan. Penggunaan teknologi yang merata dapat memberikan
efisiensi dan fleksibilitas pengaksesan informasi secara mudah.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu:
dari pelatihan ke penampilan
dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
dari kertas ke “on line” atau saluran
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
dari waktu siklus ke waktu nyata
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan
menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan
layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian
pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang
disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses
pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain
yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu model
21
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan
informasi khususnya internet
B. Saran
Di samping informasi pendidikan dan informasi lainnya yang
bermanfaat, dalam teknologi juga terdapat hal-hal yang tidak mendidik
dan tidak sesuai bagi kalangan peserta didik. Tanpa adanya mind
control yang kuat dari pengguna teknologi untuk membedakan
informasi yang baik dan yang buruk, adanya teknologi malah bisa
mendatangkan bencana bagi peserta didik.
Dengan demikian, teknologi akan sangat membantu dalam dunia
pendidikan dengan adanya control dan pengelolaan yang baik dari
penggunanya. Penggunaan yang benar dan sesuai sangat dibutuhkan
agar teknologi dapat berfungsi secara maksimal dalam membantu
dunia pendidikan.
22
REFERENSI
23