Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KIMIA

UNSUR PERIODE TIGA

KELOMPOK 5 :
Bella Safrida C. (05)

Feni Ella A.T. (11)

Kibbara Luh T.T. (17)


Noviananda A.R. (23)
Rizal Nazhmi S. (29)

SMAN 1 GIRI

Jl. HOS Cokroaminoto 38

Banyuwangi, Jawa Timur

Tahun Pelajaran 2019/2020

XII IPA 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Untuk
memenuhi nilai, kami membuat tugas ini dengan judul “Makalah Kimia Unsur
Periode Tiga”. Kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dalam
penyusunan tugas makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan dan guru.

Kami berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan


sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam proses pembuatan dan penulisan makalah ini. Sehingga kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang
bertujuan untuk kesempurnaan dari tugas ini. Kami selaku penulis makalah ini,
meminta maaf apabila ada kesalahan. Kami berharap semoga pembaca
mendapatkan pelajaran, materi dan hikmah dari tugas ini.

Banyuwangi, 08 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II ISI 3
1. Kelimpahan Unsur Periode 3 3
2. Sifat-sifat Unsur Periode 3 7
3. Pembentukan Unsur Periode 3 9
4. Reaksi pada Unsur Periode 3 12
5. Kegunaan dan Bahaya Unsur Periode 3 15
BAB III PENUTUP 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN DISKUSI 21
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur
kimia yaitu sifat logam, elektron valensi, dan jumlah kulit elektron.
Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam,
semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya
unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Dimana
golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA,
dan VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi menjadi golongan
transisi dalam, lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron
yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan menjadi 7 periode
yaitu periode 1 sampai 7.
Dalam hal ini, unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan
sifat fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga
adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si),
Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium)
sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi
perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi
semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur
logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur
semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa
(makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk
struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam
keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode
ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbeda.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan.
Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu
perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang
dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
1. Berapakah kelimpahan unsur periode 3?
2. Bagaimana sifat-sifat unsur periode 3?
3. Bagaimana pembentukan unsur periode 3?
4. Bagaimana reaksi pada unsur periode 3?
5. Bagaimana kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelimpahan unsur periode 3 .
2. Untuk mengetahui sifat-sifat unsur periode 3.
3. Untuk mengetahui pembentukan unsur periode 3.
4. Untuk mengetahui reaksi pada unsur periode 3.
5. Untuk mengetahui kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3.
BAB
II ISI

1. Kelimpahan Unsur Periode 3


● Natrium

Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel


periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium
adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin yang
termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa
alam (terutama halite). Natrium sangat reaktif, apinya berwarna
kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air,
sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium banyak ditemukan di berbagai mineral logam misalnya
sebagai NaCl, amphibole, kriolit, soda niter, dan zeolit. Natrium
juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung
sebanyak 2.6% di kerak bumi. Natrium banyak terdapat di bintang
yang ada di luar angkasa berdasarkan spektra garis D-nya.
● Magnesium

Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31.
Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk
2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga
terbanyak
pada air laut. Magnesium (Mg) banyak dijumpai di alam pada
lapisan-lapisan batuan dalam bentuk mineral seperti dolomit
(CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), & epsomit
(MgSO4.7H2O).
● Aluminium

Aluminum ialah unsur kimia dengan lambang Al dan


nomor atom 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Unsur
logam ini biasa dijumpai dalam kerak bumi yang terdapat dalam
batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga aluminium dalam
bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain
seperti natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Aluminium
merupakan konduktor yang baik. Dapat ditempa menjadi lembaran,
ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang. Aluminium juga tahan korosi
karena adanya lapisan oksida pada permukaan aluminium yang
cepat terbentuk ketika permukaan logam Al terpapar dengan
oksigen di udara.
● Silikon

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Senyawa yang dibentuk
bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh Jöns Jakob
Berzelius. Silikon merupakan unsur kedua paling berlimpah di
bumi
setelah oksigen yaitu mencakup 25,7 % dari kandungan kerak
bumi. Silikon di kulit bumi terdapat dalam bentuk silikat dan
silikon dioksida (silika). Silikon sering digunakan untuk membuat
serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi
bagian tubuh pasien dalam bentuk silicone.
● Fosfor

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau


senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah
tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur
dengan mangan. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan
dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.
Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil.
● Belerang

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel


periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya
adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristalin
kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfide dan sulfate. Belerang adalah unsur penting
untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
● Klorin

Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat") adalah unsur


kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik,
unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17 (sistem lama:
VII or VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah
pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam
jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan
hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk
gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam
bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan,
pemutih, atau desinfektan.
● Argon

Argon adalah suatu unsur kimia dalam sistem periodik yang


memiliki lambang Ar dan nomoratom 18. Argon adalah unsur
terbanyak pertama di udara bebas (udara kering) dan ketiga paling
melimpah di alam semesta. Sekitar 1% dari atmosfer bumi adalah
Argon. Argon adalah unsur yang tak berwarna dan tak berbau.
Jumlah unsur ini terus bertambah sejak bumi terbentuk karena
kalium yang radioaktif berubah menjadi Argon.

2. Sifat-sifat Unsur Periode 3


- Sifat Kimia
Unsur – unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara
berurutan dari kiri ke kanan sebagai berikut :
a. Sifat pereduksi dan sifat pengoksidasi.
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi
unsur - unsur periode ketiga ini dapat dilihat dari harga potensial
reduksinya. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga
potensial reduksi 5 standart yang semakin positif sehingga sifat
pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya
semakin bertambah.
Na Mg Al Si P S Cl Ar
-2,711 -2,375 -1,706 -0,13 -0,276 -0,508 +1,358 -

b. Sifat logam dan nonlogam.


Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan
unsur logam, sedangkan unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur
nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memiliki sifat
peralihan antara unsur logam dan nonlogam sehingga disebut unsur
metalloid (semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia
yang bersifat insert (sulit bereaksi).
c. Sifat asam dan basa.
Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam, sedangkan sifat basa
berkaitan dengan logam. Sifat basa atau sifat asam dari suatu
unsure bergantung pada konfigurasi electron dan harga ionisasi
unsure- unsur tersebut.
a) Sifat Basa
Dari kiri ke kanan, unsur-unsur periode ketiga memiliki
harga ionisasi yang semakin besar sehingga semakin sukar
melepas electron. Penyebabnya electron dari unsur tersebut
akan kurang tertarik ke arah atau oksigen sehingga
kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi
berkurang. Jadi, dari kiri ke kanan sifat basa usnur periode
ketiga semakin lemah.
b) Sifat Asam
Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan
semakin besar sehingga semakin mudah menarik electron
dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kanan sifat asam unsur
periode ketiga semakin kuat. Senyawa asam unsur periode
ketiga, yaitu : asam siukat (H​2​SiO​3​) asam fosfat (H​3​DO​4​)
asam sinfat (H​2​SO​4​) dan asam paklorat (HCO​4​). Senyawa
H​2​SiO​3 m
​ erupakan asam sangat lemah sehingga mudah

terurai menjadi senyawa SiO​2 ​dan H​2​O​1​.

- Sifat-sifat lainnya
Sifat
Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Titik
leleh (​0​C) 97,81 648,8 660,37 1,410 44,1 119,0 -100,98 -189,2
Titik
didih 903,8 1,105 2467 2,355 280 44,67 -34,6 -185,7

Berdasarkan tabel di atas telah diketahui bahwa unsur Na, Mg,


Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur
tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di atas
250C). Sedangkan unsur Cl berwujud gas karena memiliki (t.l) dan
(t.d) di bawah suhu ruangan. Dalam periode ketiga, letak logam
disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al.
Jadi Na paling reaktif. Bukan logam terletak sebelah kanan makin ke
kanan sifat bukan logamnya makin kuat, a> 5> P> Si. Klor paling
reaktif dan Si paling tidak reaktif. Jadi , unsur periode ketiga dari Na
ke Cl sifat logamnya makin bertambah.
3. Pembentukan Unsur Periode 3
a. Unsur natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan
dengan katode besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel
Downs. Natrium cair terbentuk pada katode, selanjutnya dialirkan dan
ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam proses ini bejana
elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang
terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar.
Hasil samping elektrolisis ini adalah klorin.
b. Unsur magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan
magnesium klorida. Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air.
Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan karbon. Mg
diolah dari air laut melaluiproses Downs:
● Air laui dicampur CaO sehingga Mg diendapkan sebagai
Mg(OH)​2
● Endapan direaksikan dengan HCl pekat, mengahasilkan larutan
MgCl​2​.
● Larutan MgCl​2 ​diuapkan sehingga diperolehkristalnya.
● Kristal MgCl​2 ​dielektrolisis
c. Unsur aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan
dalam krolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses
ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan
berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon
yang dicelupkan dalam campuran. Pembuatan aluminium diperoleh
dengan cara elektrolisis aluminim oksidacair yang diperoleh dari
bauksit, yaitu aluminium oksida hidrat yang mengandung kotoran,
misalnya Fe​2​O​3 ​dan SiO​2​, melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Bauksit yang masih kotor direaksikan dengan NaOH pekat. Al​2​O​3
dan SiO​2 ​larut, tetapi Fe​2​O​3 ​dan kotoran lain disaring dengan alat
filtrasi.
Al​2​O​3 ​(s) + 2NaOH (aq) + 3H​2​O → 2NaAl(OH)​4​(aq)
b) Filtratnya diencerkan dengan air, dan direaksikan dengan CO​2
untuk mengendapkan aluminium hidroksida.
2NaAl(OH)​4​(aq) + CO​2​(g) → 2Al(OH)​3​(s) + Na​2​CO​3​(aq) + H​2​O(l)
c) Produk disaring unutk memeperoleh Al(OH)​3​, kemudian
dipanaskan untuk meperoleh Al​2​O​3.
2Al(OH)​3​(s) → Al​2​O​3​(s) + 3H​2​O(g)
d) Al​2​O​3 d​ ilarutkan dalam lelehan kriolit (Na​3​AlF​6​). Campuran
kemudian dimasukkan kedalam sel elektrolisis yang terdiri dari
anoda dan katoda C. Reaksi elektrolisis yang terjadi:
Katode : 4Al​3+​(l) + 12e → 4Al(l)
Anode : 6O​2-​(l) → 3O​2 ​+ 12e
Sel : 4Al​3+​(l) + 6O​2-​(l) → 4Al(l) + 3O​2
2Al​2​O​3​(l) → 4Al(l) + 3O​2
Lelehan aluminium yang terbentuk pada katode membentuk lapisan
di dasar sel dan secara berkala dikeluarkan.
d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk
aluminium pada suhu tinggi. Pembuatan sebagai berikut.

▪ Pasir kuarsa (SiO​2​) dipanaskan dengan kokas (C) pada suhu

sekitar 30000 C dalam tanur listrik (reaktan ditambahkan dari


atas tanur).
SiO​2​(s) + 2C(s) → Si(l) + 2CO(g)

▪ Lelehan Si yang dihasilkan akan membentuk padatan

dengantitimk leleh 14100C. Si ini dapat digunakan dalam


pembuatan aliase dengan logam lain.

▪ Untuk penggunaan seperti transitor, chips kompoter, dan

selsurya siperlukan Si ulta murni, sehingga Si perlu


dipanaskandengan Cl​2​, kemudian hasilnya direduksi dengan
mengalirkan campuran uap SiCl​4 ​dengan gas H​2 ​melalu tabung
yang dipanaskan.
Si(s) + 2Cl​2​(g) → SiCl​4​(l)
SiCl4(l) + 2H​2​(g) → Si(s) + 4HCl(g)
e. Unsur fosfor diperoleh dengan reduksi fosforit, dalam batuan fosfat
yang dipanaskan dengan kokas dan pasir silika pada suhu
1400-15000C. 2Ca(PO​4​)​2​(s) + 6SiO​2​(s) + 10C(s) → 6CaSiO​3​(s)
+10CO(g) + P​4​(g)
f. Unsur belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan
cara Frasch. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang
memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai
menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya
dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga
terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%. Sulfur banyak
terdapat dalam kulit bumi. Sebagai unsur yang ditemukan di daerah
vulkanik, sulfur kemungkinan merupakan hasil reaksi gas SO​2 ​dan H​2​S
yang terdapat dalam gas vulkanik.
8SO​2​(g) + 16H​2​S(g) → 16H​2​O(l) + 3S​8​(s)
Deposit belerang yang terdapat di bawah permukaan, ditambang
dengan proses Frasch. Penggunaan utama belerang adalah untuk
pembuatan asam sulfat yang dibuat melalui dua proses yaitu proses
kontak dan bilik timbel.
g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat
oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Dibuat melalui
proses Downs, yang dilakukan dengan cara mengelektrolisis leburan
NaCl, yang dicampur dengan sedikit NaF sebelum dicairkan, dengan
tujuan untuk menurunkan titik lebur NaCl dari 800 menjadi 10000C.
Pada elektrolisis ini digunakan diafragma lapisan besi tipis untuk
mencegah reaksi antara logam Na dan gas Cl​2 ​yang terbentuk.
h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena
atmosfer mengandung 0.94% Argon.

4. Reaksi pada Unsur Periode 3


- Reaksi dengan Air
1) Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin
menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.
2) Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air
dingin, tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang
sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan
tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan
lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan
terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini
cenderung akan menghentikan reaksi. Magnesium terbakar dalam
uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium
oksida dan hidrogen.
3) Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan
hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif
lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya,
membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
4) Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak
seperti logam hampir tidak reaktif. Banyak sumber menyatakan
bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi
menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen. Tapi juga mungkin
untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang
akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
5) Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
6) Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk
larutan berwarna hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik)
menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.
7) Argon
Argon tidak bereaksi dengan air

- Reaksi dengan Klor


1) Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan
NaCl akan terbentuk.
2) Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan
magnesium klorida.
3) Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan
klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang
tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan
alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida
ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali
lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
4) Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di
dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida.
Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap
dan dapat terkondensasi.
5) Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua
klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida
dan fosfor pentaklorida). Fosfor (III) klorida adalah cairan tak
berwarna yang berasap. Fosfor (V) klorida adalah padatan putih
(hampir kuning).
6) Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan
bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak
sedap, disulfur diklorida, S​2​Cl​2​.
7) Argon
Argon tidak bereaksi dengan klor.

- Reaksi dengan Oksida


Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi
pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-
masing unsur adalah sebagai berikut :
1) Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium
yang terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen
membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna
kuning.
4 Na(s) + O​2​(g) ——> 2 Na​2​O(s)
2) Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas
oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai
dengan pembentukan oksida berwarna putih.
2 Mg(s) + O​2​(g) ——> 2 MgO(s)
3) Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk,
sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium
cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk
alumunium ke dalam
nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium
oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna
putih.
Al(s) + 3 O​2​(g) ——> 2 Al​2​O​3​(s)
4) Silikon Oksida (Silika)
Si(s) + O​2​(g) ——> SiO​2​(s)
5) Fosfor (V) Oksida
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar
dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor
(III) oksida dan fosfor (V) oksida. Reaksi dalam Fosfor (V) Oksida
sebagai berikut.
P​4​O​10​(s) + 6 H​2​O(l) ——> 4 H​3​PO​4​(aq)
6) Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida
Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan
akan menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO​2​). Oksida ini dapat
direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang
dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V​2​O​5​) untuk menghasilkan
gas Belerang Trioksida (SO​3​). Sulfur terbakar di udara atau
oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini
menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
S(s) + O​2​(g) ——>SO​2​(g)
2SO​2​(g) + O​2​(g) ——> 2SO​3​(g)
7) Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi
dengan oksigen.
Cl​2​(g) + 7 O​2​(g) ——> 2 Cl​2​O​7​(g)
8) Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen

5. Kegunaan dan Bahaya Unsur Periode 3


- Natrium
Kegunaan :

NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk.


Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan. Na-glutamat
dipakai untuk penyedap makanan.

Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor.

NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas.

NaHCO​3 ​dipakai sebagai pengembang kue. NaCO​3 ​Pembuatan


kaca dan pemurnian air sadah.

Memurnikan logam K, Rb, Cs.

Bahaya : Jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat


cepat dan meledak! Jika terjadi kontak dengan natrium
hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan membentuk
dan mulai larut melalui kulit.

- Magnesiu
m
Kegunaan :

Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen serta

konstruksi pesawat.

Pemisah sulfur dari besi dan baja.

Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.

Untuk membuat lampu kilat.

Sebagai katalis reaksi organik.

Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia


melepaskan kalor yang sangat besar mencapai ribuan
derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan
dapat membutakan mata.

- Alumunium
Kegunaan :

Banyak dipakai dalam industri pesawat dan konstruksi bangunan.

Dipakai pada berbagai macam aloi.


Untuk membuat magnet yang kuat.

Tawas sebagai penjernih air.

Membuat berbagai alat masak.

Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.


Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat
meledak di udara jika dipanaskan , dan dalam bentuk Al​2​O​3
jika direaksikan dengan karbon akan menyebabkan
pemanasan global.

- Silikon
Kegunaan :

Dipakai dalam pembuatan kaca.

Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor.

Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium,

dan tembaga.

Untuk membuat enamel dan IC.

Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat


menyebabkan kerusakan bentuk wajah dan melumpuhkan
beberapa otot wajah.

- Fosfor
Kegunaan :

Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.

Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum.

Pemisah sulfur dari besi dan baja.

Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.

Untuk membuat lampu kilat.

Sebagai katalis reaksi organic.

Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air
akan menyebabkan terjadinya limbah radioaktif.

- Belerang
Kegunaan :

Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat.


Digunakan dalam baterai serta pada korek dan kembang api.

Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk.

Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses.


Bahaya : Belerang dalam bentuk H​2​S sangat beracun dan dapat
menyebabkan kematian, sedangkan dalam bentuk H​2​SO​4
dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.

- Klor
Kegunaan :

Dipakai pada proses pemurnian air.

Cl​2 ​dipakai pada disinfectan. KCl digunakan sebagai pupuk. ZnCl​2

digunakan sebagai solder. NH​4​Cl digunakan sebagai pengisi


baterai.

Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang

kertas.

Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum.

Dipakai pada berbagai macam industry.

Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya


mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya bisa
membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi
sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat
fatal setelah terhisap dalam-dalam.

- Argon
Kegunaan :

Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan

kawat lampu.

Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan

proses lainnya.

Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses.

Untuk mendeteksi sumber air tanah.

Dipakai dalam roda mobil mewah.

Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen di udara dapat


menyebabkan sesak napas karena udara yang mengandung
oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
BAB III
PENUTU
P

Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode


ketiga dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu
golongan, yaitu golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode
ketiga dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas
mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak
membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup
tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung
unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur
periode ketiga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan
menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Unsur_periode_3

http://nettihariani.blogspot.com/2008/07/unsur-unsur-periode-ketiga-unsur-unsur.html

http://damaryana21.blogspot.com/2018/11/contoh-makalah-tentang-unsur-periode-
3.html

https://mikyalaky.blogspot.com/2014/11/makalah-kimia-unsur-peride-3.html

https://www.academia.edu/8629448/Makalah_Unsur_Periode

https://www.slideshare.net/ApreelHPriejanto/periode-ketiga-ppt-17794119
LAMPIRAN DISKUSI

1. Dari : Ayunda Iga Indraswari


Pertanyaan : Mengapa argon tidak bereaksi dengan air, klor dan oksigen ?
Jawab : Karena argon merupakan gas mulia. Dilihat dari oktet elektron
argon lengkap menunjukkan subkulit s dan p terisi penuh.
Tingkat energi terluar yang penuh ini membuat argon sangat
stabil dan sangat tahan untuk tidak berikatan dengan unsur
lain.
2. Dari : Rayyan
Pertanyaan : Benarkah jika sering mengkonsumsi minuman kafein dan
karbonasi bisa menyebabkan osteoporosis ?
Jawab : Fosfor adalah mineral alami dan berperan penting dalam
bagaimana tubuh mendapatkan energi. Fosfor adalah
komponen utama tulang dan gigi. Asam fosfat (mengandung
fosfor) banyak digunakan sebagai pengawet pada bermacam
makanan dan minuman. Sebagian kecil digunakan pada
beberapa minuman kola untuk mempertajam rasanya. Fosfor
dapat ditemukan pada susu, keju, daging, roti, dedak beras,
cereal, telur, kacang-kacangan, ikan, 100% jus, minuman rasa
buah, minuman berbahan dasar kedelai, minuman ringan (soft
drink), minuman ringan-rendah kalori dan minuman olah raga.
Kadar kafein yang tinggi di dalam darah mempengaruhi sistem
yang mengatur ritme jantung, sehingga impuls untuk jantung
berdetak lebih cepat dilepaskan, inilah yang menyebabkan kita
berdebar-debar saat minum kopi. Semakin sering jantung
berdetak, kebutuhan otot jantung akan kalsium juga semakin
meningkat, hal ini dikarenakan kalsium memang substansi
yang esensial untuk menghasilkan kontraksi otot. Pemakaian
kalsium berlebih inilah yang sering menimbulkan masalah,
meningkatnya pemakaian kalsium oleh otot jantung membuat
tubuh kita harus memperoleh sumber kalsium lainnya, yang
pada akhirnya dipecah langsung dari tulang. Padahal kalsium
begitu penting dalam menjaga kesinambungan tulang belulang.
Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu panjang, bukan tidak
mungkin tulang seseorang menjadi keropos. Namun masih
menjadi perdebatan oleh para peneliti terkait dampak minuman
berkafein dan berkarbonasi terhadap tulang.
3. Dari : Firda Hasan Syafaat
Pertanyaan : Mengapa magnesium memiliki reaksi yang lambat dengan air
dingin ?
Jawab : Hal ini dikarenakan adanya pengaruh suhu yang membantu
mempercepat reaksi. Logam magnesium merupakan unsur
elektron positif dan reduktor kuat serta kurang reaktif. Zat
yang direduksi dalam reaksi ini adalah air. Dan akan
berkebalikan jika mengalami reaksi dengan air panas maka
reaksi berlangsung cepat.
4. Dari : Joshep Januarelf
Pertanyaan : Apa dampak kelebihan asam fosfat dalam tanah ?
Jawab : Asam fosfat memiliki kaitan dengan fosfor. Jika kandungan
asam fosfat dalam tanah dalam kondisi normal maka akan
memberikan efek baik untuk kelangsungan zat hara dalam
tanah tersebut. Asam fosfat dapat mempengaruhi pH tanah.
Sehingga jika asam fosfat dalam kondisi berlebih akan
mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman tertentu.

Anda mungkin juga menyukai