Anda di halaman 1dari 6

Nama : Afif Hidayatulloh

NIM : 19107020033

Prodi : Sosiologi/ A

Potensi Hebat Manusia (Ruh, Akal / Hati, Nafs); Potensi, Ciri dan Tingkatan Nafs

Nafsu dapat kita jadikan kendaraan untuk menuju surga jika kita dapat
mengendalikannya. Nafsu itu adakalanya jahat, adakalanya baik. Nafsu akan jadi baik
bila dilatih. Kemudian Al-Imam Al-Ghazali mengibaratkan nafsu itu sebagai anjing,
yang bila dilatih dia akan dapat menjadi baik. Maka nafsu dibagi menjadi beberapa
bagian diantaranya

1. Nafsu Ammarah

Nafsu ammarah adalah dorongan untuk melakukan pelanggaran, kejahatan dan


kemaksiatan. Karena itu tidak ada manusia yang steril dari dosa.Nafsu ammarah
meliputi sifat-sifat seperti banyak makan, banyak tidur, banyak kawin, yang
diistilahkan nafsu kebinatangan manusia, niscaya gerak hidupnya seperti binatang,
sifat-sifatnya selaku cenderung berbuat maksiat baik lahir maupun batin. Maksiat
batin adalah kekejian yang tersembunyi di dalam jiwa.

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
(Q.S. Yusuf : 53).

2. Nafsu Lawwamah

Tak lain dan tak bukan adalah nafsu setan yang mendekam pada diri manusia. Ia
selalu membisikkan dan mengajak untuk berbuat keji. Ciri-ciri yang jiwanya dikuasai
nafsu lawwamah ialah watak dan jiwanya dikuasai kefasikan, yaitu nafsu yang suka
mengoreksi ketika ia melakukan dosa atau kemaksiatan tapi berkhianat atau
berbohong pada dirinya sendiri. Misalnya, mengetahui dan menyesali perbuatannya
salah tapi masih mengulangi lagi perbuatan salahnya itu. Siapa yang pertama kali
mengingatkan bahwa perbuatan itu salah? Tentunya diri kita sendiri.
“Dan Aku bersumpah dengan jiwa (nafsu) yang amat menyesali (dirinya).” (QS
Al-Qiyamah : 2).

3. Nafsu Muthmainnah

Nafsu Muthmainnah adalah dorongan untuk berbuat kebaikan. Jiwa merasa


tenang dan tentram kalau melaksanakan aturan-aturan Allah SWT dan berbuat
berbagai kebajkan. Manusia yang paling bejat sekalipun memiliki Nafsu Mutmainnah.
Hakikatnya manusia itu hanif (cenderung pada kebaikan), karena itu manusia akan
merasa tenang, tentram dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan. Sebaliknya ia
merasa gelisah dan menyesal bila melakukan pelanggaran dan dosa.

”Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke
dalam surga-Ku.” (QS Al Fajr : 27-30).

4. Nafsu Mulhamah

Yaitu berupa murah hati, suka terima adanya takdir ilahi, ramah, beradab (sopan
santun), tobat, sabar (tahan uji), suka menanggung beban berat pada suatu
kepentingan agama.

Firman Allah SWT: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu, jalan kejahatan dan
ketakwaannya.” (QS Asy-Syams : 8).

Bagaimana rasa hati orang yang memiliki Nafsu Mulhamah ini? Apabila hendak
berbuat amal kebajikan terasa berat. Dalam keadaan bermujahadah dia berbuat
kebaikan karena sudah mulai takut akan kemurkaan Allah SWT dan neraka. Bila
berhadapan dengan kemaksiatan, hatinya masih rindu dengan maksiat, tetapi hatinya
dapat melawan dengan mengenangkan nikmat surga.

Dalam hatinya masih banyak sifat-sifat mazmumah. Dia sudah dapat mengenali
penyakit yang ada dalam dirinya. Cuma tidak dapat dilawan. Di mencoba beribadah
dengan sabar.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada orang ini yang artinya:
“Beribadahlah kepada Allah dalam dirinya, Cuma tidak boleh rasa syukur dengan
rasa sabar.”

5. Nafsu Radhiah

Bijaksana, zuhud, ikhlas, wara’ (menjaga dari haram, makruh), bersemangat


(pantang menyerah) dalam beribadah, menunaikan kewajiban. Sifatnya Nafsu
Radhiah, walau sekecil apapun lara ngan, ia akan tinggalkan sungguh-sungguh. Bila
dia makruh, dia anggap macam haram, yang sunat dia anggap macam wajib. Kalau
tidak buat yang sunnat seolah-olah rasa berdosa. Mereka akan (rasa) menderita bila
sahabatnya terjerumus kepada maksiat. Mereka akan doakan khusus untuk sahabatnya
itu di malam hari agar terselamatkan dari maksiat.

Mereka ini banyak mendapat pertolongan dari Allah, di antaranya firasat yang
Allah berikan, mereka mudah kenal dengan orang yang berbuat maksiat atau tidak.
Mereka mudah memimpin masyarakat, sebab mengenali sifat-sifat hati. Orang yang
dia didik nasihat-nasihatnya tepat. Bila mereka dihalau dari masyarakat, tunggulah
bala Allah SWT akan turun. Banyak lahir karamah-karamah dari mereka. Mulutnya
masin, apa yang disebut insya Allah akan terjadi.

6. Nafsu Mardhiyah

Maqam ini adalah yang tertinggi dari maqam radhiah karena percakapan ata
kelakuan mereka diridhai Allah SWT. Jiwa mereka, perasaan mereka, lintasan hati
mereka, gerak gerik mereka, penglihatan, pendengaran,pancaindra, penumbuk
penerajang mereka, kesemuanya diridhai-Nya.

Mereka yang tel ah sampai ke peringkat Nafsu Mardhiah kelihatan lebih tenang
dan tentram. Hati dan jiwanya benar-benar sebati (menyatu, pen) dengan Allah SWT.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Apabila kamu sekalian
melihat seseorang mukmin itu pendiam dan tenang, maka dekatilah dia.
Sesungguhnya dia akan mengajar kamu hikmat.” (HR Ibnu Majah).

Orang yang berada di peringkat nafsu ini apa saja yang mereka lakukan mendapat
keridhaan Allah SWT. Mereka inilah yang disebut dalam hadist Qudsi: “Mereka
melihat dengan pandangan Allah, mendengar dengan pendengaran Allah,
berkata-kata dengan kata-kata Allah.”

Perilakunya, kata-katanya, diamnya semua dengan keridhaan dan keizinan Allah


SWT belaka. Af’al diri mereka sudah dinafi dan dinisbahkan secara langsung kepada
af’al Allah semata. Jiwa mereka betul-betul sebati. Ingatan mereka terhadap Allah
SWT tidak sesaat pun berpisah dari-Nya.

Peringkat ini sudah tenggelam dalam fana baqabillah. Pada peringkat inilah suka
mengasingkan diri, tidak suka bergaul lagi dengan makhluk. Namun begitu ia
mempunyai kesadaran dua alam sekaligus. Zahir dan batin. Dia akan kembali normal
seperti biasa.

Zikirnya adalah zikir rahasia, tidak ada lagi lafaz dengan lidah dan hati, tapi
seluruh anggota zahir dan batin mengucapkan dengan zikir rahasia yang didengar oleh
telinga batin di maqam tanaf fas. Zikirnya tidak pernah terganggu dengan alam zahir
walaupun dia tengah bercakap.

Dari segi ilmu, mereka sudah memperoleh ilmu semua peringkat sebelum ini
yaitu nur, tajalli, sir, sirussir dan dengan cara tawasul.

7. Nafsu Kamilah

Nafsu Kamilah adalah jiwa yang sempurna. Inilah tingkatan tertinggi dari nafsu
dan membawa manusia pada tingkatan tertinggi melampaui para malaikat Allah.
Inilah jiwa para Nabi dan Rasul Allah. Jiwa ini tidak lagi mengenal dirinya karena
sesuatu yang diadakan (maujud) akan kembali kepada yang mengadakan (wujud)
sehingga jiwa ini adalah cermin dari yang Maha Wujud. Inilah jiwa para Rasul atau
utusan yang merubah akhlak manusia menuju akhlak yang diridhai Allah SWT. Jiwa
ini telah mencapai tingkatan baqo atau kekal akan hadirat Allah dalam mensifati diri
dan perbutannya.

UNTUK meraih nafsu dari level/tingkatan yang paing bawah hingga level di atasnya
dibutuhkan waktu bertahun-tahun, hingga Allah SWT yakin dengan usahanya. Dalam
kitab Qotrul Ghaist disebutkan titik-titik nafsu pada tubuh manusia.

- Nafsu Ammarah

Letaknya di bagian dada agak sebelah kiri. Tabiatnya senang berlebih-lebihan,


royal, hura-hura, serakah, dengki, dendam, iri, membenci orang, tidak tahu kewajiban,
sombong, tinggi hati, senang menuruti syahwat, suka marah-marah dan akhirnya
gelap tidak mengetahui Tuhannya.

- Nafu Lawwamah

Letaknya di dalam hati sanubari di bawah susu yang kiri kira-kira dua jari.
Tabiatnya acuh, senang memuji diri, pamer, senang mencari aibnya oran lain, senang
menganiaya, berdusta, pura-pura tidak tahu kewajiban.

- Nafsu Mulhimah

Tempatnya kira-kira dua jari kea rah susu yang kanan dari tengah dada. Tabiatnya
suka memberi, sederhana, menerima apa adanya, belas kasih, lemah lembut,
merendahkan diri, tobat, sabar dan tahan menghadapi kesulitan serta siap
menanggung betapa berat dan lelahnya melaksanakan kewajiban.

- Nafsu Muthmainnah

Letaknya di dalam rasa kira-kira dua jari kea rah susu kiri dari tengah-tengah
dada. Tabiatnya senang bersedekah, tawakkal, senang ibadah, senang bersyukur
kepada Tuhan, ridha kepada hukum ketentuan Allah dan takut kepada-Nya.

- Nafsu Radhiyah

Tempatnya di dalam hati nurani dan di seluruh jasad. Tabiatnya pribadi yang
mulia. zuhud, ikhlas, wara, riyadhah dan menepati janji.
- Nafsu Mardhiyah

Tempatnya di alam yang samar, mengarah kira-kira dua jari ke tengah dada.
Tabiatnya bagus budi pekerti, bersih dari segala dosa, senang mengajak dan memberi
nasihat kepada semua makhluk.

- Nafsu Kamilah

Tempatnya di alam yang samar di tengah dada. Mengarah di kedalaman dada


yang paling dalam. Tabiatnya: ilmu yakin, ainul yakin dan haqqul yakin.

Anda mungkin juga menyukai