2. Mekanisme trauma
3. Primary dan secondary survey
4. Manajemen triage
5. Macam-macam trauma
Trauma terjadi akibat adanya perpindahan energi yang berlebihan dari suatu benda ke
tubuh manusia, oleh karena itu trauma bisa disebabkan oleh semua energi yang berlebihan.
Berikut ini adalah macam-macam trauma :
a. Trauma tumpul
Suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh
benda-benda tumpul.Hal ini disebabkan oleh benda-benda yang mempunyai
permukaan tumpul, seperti, batu, kayu, martil, bola, ditinju, jatuh dari tempat tinggi,
kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya.Trauma tumpul dapat menyebabkan tiga
macam luka yaitu luka memar (contusio), luka lecet (abrasio), dan luka robek
(vulnus laceratum).
Penyebab terbanyak dari trauma tumpul adalah kecelakaan lalu lintas. Pada
suatu kecelakaan lalu lintas, misalnya tabrakan mobil, maka penderita yang berada
didalam mobil akan mengalami beberapa benturan (collision) berturut-turut sebagai
berikut :
1) Primary Collision
Terjadi pada saat mobil baru menabrak, dan penderita masih berada pada
posisi masing-masing. Tabrakan dapat terjadi dengan cara: tabrakan depan
(frontal), tabrakan samping (t-bone), tabrakan dari belakang dan terbalik (roll
over).
2) Secondary Collision
Setelah terjadi tabrakan penderita menabrak bagian dalam mobil (atau sabuk
pengaman). Perlukaan yang mungkin timbul akibat benturan akan sangat
tergantung dari arah tabrakan.
3) Tertiary Collision
Setelah penderita menabrak bagian dalam mobil, organ yang berada dalam
rongga tubuh akan melaju kearah depan dan mungkin akan mengalami
perlukaan langsung ataupun terlepas (robek) dari alat pengikatnya dalam
rongga tubuh tersebut.
4) Subsidary Collision
Kejadian berikutnya adalah kemungkinan penumpang mobil yang mengalami
tabrakan terpental kedepan atau keluar dari mobil. Selain itu barang-barang
yang berada dalam mobil turut terpentan dan menambah cedera pada
penderita.
Adapun jenis luka yang diakibatkan trauma tumpul :
1) Luka memar
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang
mengakibatkan pembengkakan pada baian tubuh tertentu karena keluarnya
darah dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya tanpa ada kerusakan kulit.
Tanda-tanda luka memar adalah:
a) Kulit kelihatan merah kebiru-biruan dan lama kelamaan kehijauan
kemudian coklat dan akhirnya kuning lalu hilang setelah sembuh.
b) Proses penyembuhan 1-4 minggu
2) Luka Lecet (Abrasio)
Luka lecet adalah luka pada kulit yang superficial dimana epidermis
bersentuhan dengan benda yang kasar permukaannya.
Tanda-tanda dari luka lecet adalah:
a) Kerusakan hanya sebatas epidermis
b) Warna coklat kemerahan
c) Permukaan tidak rata
d) Sebagian atau seluruh epidermis hilang
Sesuai dengan mekanisme terjadinya luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai:
Luka Lecet Gores
Luka jenis ini diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulit yang menyebabkan lapisan tersebut terangkatsehingga
dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi
Luka Lecet Serut
Merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan
permukaan kulit lebih lebar
Luka Lecet Tekan
Luka yang disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit
3) Luka robek
Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang
menyebabkan kulit teregang kesatu arah dan bila batas elastisitas kulit
terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit.
4) Patah tulang
Pada trauma tumpul yang kaut dapat terjadi patah tulang. Pecahnya tulang dapat
menunjukkan arah trauma. Patah tulang dapat menimbulkan perdarahan luar
dan perdarahan dalam. Yang paling bahaya adalah trauma tumpul pada tulang
kepala, karena dapat terjadi perdarahan epidural, subdural, subarachnoid, dan
intraserebral. Akibat yang ditimbulkan oleh patah tulang:
Menimbulkan rasa nyeri dan gangguan fungsi
Emboli pulmonal atau emboli otak oleh karena sel-sel lemak memasuki
sirkulsi darah, biasanya terjadi pada fraktur tulang-tulang panjang
Perdarahan ekstradural terjadi karena robeknya arteri meningea media
yang berada pada bagian dalam tempurung kepala
b. Trauma tajam
Suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh benda-
benda tajam.Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat
(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum), dan luka bacok (vulnus caesum).
1) Luka iris (inciseal wound)
Luka iris adalah luka yang diakibatkan karena alat untuk memotong dengan
mata tajam dengan cara menekan dan menggeser pada permukaan kulit, tenaga
menggeser lebih besar daripada tenaga menekan.
Ciri-ciri luka iris yaitu:
- Panjang luka lebih besar daripada dalamnya luka
- Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berliku-
liku
- Ujing luka runcing
- Rambut ikut teriris
- Tidak ada jembatan jaringan
Luka sayat tidak begitu berbahaya, kecuali luka sayat mengenai pembuluh
darah yang dekat ke permukaan seperti dileher, siku bagian dalam, pergelangan
tangan dan lipat paha.
2) Luka tusuk (puncture wound)
Luka tusuk adalah luka yang disebabkan oleh karena alat dengan ujung-ujung
runcing, mata tajam atau tumpul atau alat dengan ujung runcing dengan
penampang bulat, segitiga dengan cara menusukkan sehingga masuk ke dalam
jaringan tubuh.
Luka tusuk ada 2 jenis yaitu :
Penetrasi
Pada luka ini benda menyebabkan penetrasi yang merobek kulit dan
jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga tubuh, seperti pada
rongga thorax, abdomen,dll. Dengan denikian bahwa luka hanya
merupakan tempat masuk
Perforasi
Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus dari satu
sisi ke sisi yang lainnya.
Ciri-ciri luka tusuk:
- Kedalaman luka lebih besar dibandingkan panjang antara lebarnya
- Tepi luka tajam atau rata
- Rambut terpotong pada sisi tajam
- Sekitar luka terkadang ada luka memar (contussion), ekimosis karena
tusukan sampai mengenai tangkai pisau
- Sudut luka tajam namun kurang jtajam pada sisi tumpul
3) Luka bacok (chopped wound)
Luka bacok adalah luka yang diakibatkan senjata tajam yang berat dan
diayunkan dengan tenaga akan menimbulkan luka menganga. bentuknya
hampirsama dengan luka sayat tetapi dengan derajat luka yang lebih berat
dalam. Luka terlihat terbuka lebar atau ternganga pedarahan sangat banyak
dansering mematikan.
Ciri-ciri luka bacok:
- Ukuran luka bacok baiasanya besar
- Tapi luka bacok tergantung pada mata senjatanya
- Sudut luka bacok tergantung pada mata senjata
- Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang
- Kadang-kadang memutuskan tubuh yang terkena bacokan
- Disekitar luka dapat ditemukan luka memar (contusio) atau luka lecet
(abrasio)
Perbedaan antara trauma tumpul dan trauma tajam:
Trauma Tumpul Tajam
Bentuk luka Tidak teratur Teratur
Tepi luka Tidak rata Rata
Jembatan jaringan Ada Tidak ada
Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
Dasar luka Tidak teratur Berupa garis / titik
Sekitar luka Ada luka lecet atau memar Tak ada luka lain
(Satyo, 2006)
Berdasarkan jenis jaringan yang mengalami trauma, macam trauma dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. CEDERA JARINGAN LUNAK
a. Istilah sehari-hari: Luka. Luka adalah terputusnya keutuhan jaringan lunak baik di luar
maupun di dalam tubuh.
b. Klasifikasi luka:
Luka terbuka Luka Tertutup
Luka lecet Memar
Luka robek Hematoma
Luka sayat/ iris
Luka tusuk
Luka Sobek
Amputasi
2. CEDERA ANGGOTA GERAK
a. Fraktur/ Patah tulang
Fraktur adalah terputusnya atau diskontinuitas jaringan tulang
Penyebab:
Gaya langsung: Cedera terjadi pada bagian yang mengalami kontak dengan gaya
yang diterima.
Gaya tidak langsung: Gaya yang diterima bagian tubuh tertentu diteruskan
sehingga bagian yang tidak mengalami gaya akan ikut rusak.
Gaya puntir: terjadi akibat upaya tubuh atau posisi anatomis sedemikian rupa,
sehingga pada saat benturan seolah terkunci, sehingga gaya berubah menjadi
momen puntiran
Gejala dan tanda:
Deformitas
Nyeri
Memar
Pembengkakan
Krepitasi
Ujung tulang terlihat pada patah tulang terbuka
Macam:
Fraktur tertutup: tidak ada hubungan antara yang patah dengan lingkungan.
Fraktur terbuka: ada hubungan antara yang patah dengan lingkungan luar.
Penatalaksanaan:
Pembidaian
1) Tujuan pemasangan bidai:
o Mempertahankan posisi bagian patah agar tidak bergerak
o Mengurangi rasa nyeri
o Mencegah terjadinya komplikasi
o Memudahkan dalam transportasi korban
2) Prinsip pemasangan bidai:
Panjang bidai mencakup 2 sendi
Bahan yang digunakan sebagai bidai tidak mudah patah dan juga tidak
terlalu lentur
Apabila terdapat perdarahan, atasi terlebih dahulu
Ikatan pada bidai mantap tapi tidak terlalu kuat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bidai:
• Sensorik, yaitu dengan memberi rangsangan
• Motorik, yaitu dengan menggerakkan
• Refiling kapiler, yaitu dengan kembali kapiler yang telah dihambat
b. Dislokasi Sendi
Terlepasnya atau keluarnya bonggol sendi dari mangkoknya
1) Dislokasi Sendi Rahang
Terjadi karena menguap atau tertawa terlalu lebar, terkena pukulan keras ketika
rahang sedang terbuka.
Penatalakasanaan :
o Rahang ditekan kebawah dengan mempergunakan ibu jari yang sudah dilindungi
balutan
o Ibu jari tersebut diletakkan pada geraham paling belakang
o Tekanan tersebut harus mantap tetapi pelan-pelan bersamaan dengan penekanan
jari-jari yang lain mengangkat dagu penderita keatas
o Tindakan dikatakan berhasil bila rahang tersebut menutup dengan cepat dan keras
o Untuk beberapa saat penderita tidak boleh membuka mulut lebar
2) Dislokasi Sendi Bahu
Tanda-tanda korban yang mengalami Dislokasi sendi bahu yaitu:
o Sendi bahu tidak dapat digerakakkan
o Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
o Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
o Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
Penatalaksanaan:
a). Teknik Hennipen
Secara perlahan dielevasikan sehingga bongkol sendi masuk kedalam
mangkok sendi. Pasien duduk atau tidur dengan posisi 450 , siku pasien ditahan
oleh tangan kanan penolong dan tangan kiri penolong melakukan rotasi arah keluar
(eksterna) sampai 900 dengan lembut dan perlahan, jika korban merasa nyeri, rotasi
eksterna sementara dihentikan sampai terjadi relaksasi otot, kemudian dilanjutkan.
Sesudah relaksasi eksterna mencapai 900 maka reposisi akan terjadi, jika reposisi
tidak terjadi, maka
b). Teknik Stimson
Pasien tidur tengkurap, kemudian tangan yang dislokasi digantung tempat
tidur diberi beban 10-15 pound selama 30 menit biasanya akan terjadi reposisi jika
tidak berhasil dapat ditolong dengan pergerakan rotasi dan kemudian interna
3) Dislokasi Sendi Panggul
Tanda-tanda klinis terjadinya dislokasi panggul:
o Kaki pendek dibandingkan dengan kaki yang tidak mengalami dislokasi
o Kaput femur dapat diraba pada tanggul
o Setiap usaha menggerakkan pinggul akan mendatangkan rasa nyeri
Penatalaksanaan :
Usahakan perbaikan hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit. Oleh karena itu kirim
korban ke rumah sakit dengan diberi bantalan dibawah lutut dan kaki untuk
membatasi gerakan-gerakan selama diperjalanan.
Metode RICE sebaiknya diterapkan pada saat keselo itu terjadi selama 48 hingga
42 jam pascacedera. sebaiknya menghidari pemijatan atau urut karena dapat
memperparah cedera.
c. Snoring (-)
Suara snoring menandakan adanya sumbatan benda padat di jalan napas. Snoring (-)
menandakan tidak adanya sumbatan benda padat di jalan napas.
d. Vital sign
Pada skenario didapatkan tekanan darah 90/70 mmHg atau tergolong hipotensi.
Hal ini diduga karena pasien dalam skenario mengalami blood loss yang tak terlihat
atau perdarahan dalam yang belum diketahui. Bisa juga disebabkan oleh hipoksia
yang dikarenakan oleh keadaan pneumothoraks yang didapatkan pada pasien pasca
trauma. Karena terdapat tension pneumothorax, akibatnya adalah asupan oksigen
berkurang dan semakin lama terjadi penekanan yang semakin besar pada pembuluh-
pembuluh besar di rongga dada sehingga preload menurun. Kedua hal ini kemudian
bermanifestasi ke keadaan hipoksia sehingga cardiac output juga menurun. Sebagai
kompensasi, jantung meningkatkan heart rate nya agar curah jantung tetap terjaga.
f. Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di
dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-
hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol
perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang
menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari
intravaskular ke intestinum.
Edema yang bersifat lokal seperti terjadi hanya di dalam rongga perut
(hydroperitoneum atau ascites), rongga dada (hydrothorax), di bawah kulit (edema
subkutis atau hidops anasarca), pericardium jantung (hydropericardium) atau di dalam
paru-paru (edema pulmonum). Sedangkan edema yang ditandai dengan terjadinya
pengumpulan cairan edema di banyak tempat dinamakan edema umum (general
edema).
Cairan edema diberi istilah transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein
rendah, jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang
encer atau mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinogen plasma.
g. Perdarahan Aktif
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat kerusakan
(robekan) pembuluh darah. Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan internal dan
eksternal. Perdarahan internal lebih sulit diidentifikasi. Jika pembuluh darah terluka
maka akan segera terjadi kontriksi dinding pembuluh darah sehingga hilangnya darah
dapat berkurang. Platelet mulai menempel pada tepi yang kasar sampai terbentuk
sumbatan.
h. Deformitas
Deformitas muskuloskeletal adalah kelainan dan trauma pada sistem muskuloskeletal
yang bermanifestasi dari bentuk yang abnormal dari ekstremitas atau batang tubuh.
i. Krepitasi
Krepitasi adalah suara-suara yang dihasilkan oleh gesekan-gesekan dari segmen-
segmen tulang. Krepitasi dapat dipakai untuk menentukan diagnosa suatu fraktura.
j. Nyeri Tekan
Nyeri yang timbul bila ditekan didaerah yang terjadi kerusakan jaringan
2. Patofisiologi
Terdapatnya udara di lemak subkutan dinamakan emfisema subkutan. Udara
dapat dari luar,dari paru menembus pleura visceralis dan parietalis masuk ke subkutis
atau udara dari paru ke mediastinum dan ke subkutis tanpa ada kerusakan pleura.
Harus diingat bahwa pnumothorax sering disertai emfisema subkutan, dan emfisema
seringkali disertai pneumothorax. Emfisema subkutan perlu tindakan bila emfisema
sifatnya progresif atau adanya tanda-tanda penekanan pembuluh darah balik dada ke
atas. Progresif biasanya karena adanya kerusakan bronchus atau trachea, suatu
keadaan yang memerlukan tindakan pembedahan segera untuk memperbaiki
kerusakan yang terjadi, oleh karena itu dicari penyebab bila progresif. Penekanan
pembuluh darah balik karena udara masuk ke rongga perikardium atau di sarung
pembuluh darah di leher sehingga menghambat darah yang kembali ke jantung, suatu
keadaan yang sama seperti pada tamponade jantung.
4. Tata laksana
Emfisema subkutis tidak memerlukan terapi khusus. Tindakan dilakukan
apabila jumlah udara dalam jaringan subkutis sangat banyak dan mempengaruhi
pernafasan pasien. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memasang chest tube
dan memastikan chest tube tersebut berfungsi baik (bila penyebabnya dalah
pneumothorax). Pemasangan kateter atau insisi kecil pada kulit dapat membantu
mengeluarkan udara dari jaringan subkutan.
15. Bagaimana gejala dan tanda dari fraktur? Apa bedanya fraktur terbuka dan tertutup?
1. Jenis Fraktur
a. Definisi dan tanda-tanda fraktur
Trauma pada tulang menimbulkan fraktur. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang, rawan sendi serta epifise pada anak. Kerusakan tulang ini biasa disertai
kerusakan jaringan lunak dan pembuluh darah, ada kalanya menimbulkan lesi
saraf.
b. Manifestasi klinis
1) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2) Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas. Deformitas
dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal.
Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.
3) Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah
tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5
sampai 5,5 cm
4) Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya
derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan
lainnya.
5) Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah
beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.
6) Kurang / hilang sensasi.
7) Pergerakan abnormal.
(Smeltzer, Suzanne C. 2001)
c. Jenis-jenis fraktur
Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis,
dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan):
a) Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa
komplikasi.
b) Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur:
a) Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau
melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
b) Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang
seperti:
Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)
Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan
kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya
yang terjadi pada tulang panjang.
Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma:
a) Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b) Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga.
c) Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi.
d) Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
e) Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot pada insersinya pada tulang.