Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KATARAK SENILIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Epidemiologi
Dosen Pengampu : Nur Lina, S.KM., M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 4

Syifa Zakiyah 40118002

Siti Shofiatul Anwar 40118003

Erni 40118004

Siti Zahara Rapida 40118015

PROGRAM STUDI DIII REFRAKSI OPTISI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019-2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curah kan kepada baginda tercinta kita iaitu Nabi Muhamad SAW yang kita nanti-
natikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Epidemiologi dengan judul “Katarak
Senilis”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Epidemiologi kami Ibu Nur Lina, S.KM., MKes yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, 16 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan makalah.................................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS..................................................................................................................3
2.1 Penyakit atau masalah kesehatan yang diambil.................................................................................3
2.2 Definisi Katarak Senilis.....................................................................................................................3
2.3 Penyebab Katarak Senilis.................................................................................................................4
2.4 Patofisiologi Katarak Senilis.............................................................................................................4
BAB III ANALISIS EPIDEMIOLOGI.......................................................................................................6
3.1 Distribusi Katarak Senilis..................................................................................................................6
3.2 Frekuensi kasus kejadian...................................................................................................................7
3.3 Determinan Katarak Senilis.............................................................................................................12
3.4 Program Pemerintah........................................................................................................................13
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
4.2 Saran................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Usia Responden menurut (Effendi, 2017) …………………………………7


Tabel 2. Karakteristik Usia Responden menurut (Puspita at al., 2019)…….…………………...…8
Tabel 3. Karakteristik Usia Responden menurut (Hasmeinah et al., 2012) ..…………….………..8
Tabel 4. Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin menurut
(Effendi, 2017)....................................................................................................................9
Tabel 5. Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin menurut
(Puspita at al., 2019)……………………………………………………………………....9
Tabel 6. Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin menurut
(Hasmeinah et al., 2012)…………………………………………………………………10
Tabel 7. Analisis Hubungan Lokasi Pekerjaan dengan Kejadian Katarak Senilis
menurut (Effendi, 2017)………………………………………………………………….11
Tabel 8. Analisis Hubungan Lokasi Pekerjaan dengan Kejadian Katarak Senilis
di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2017………………………………………………….12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak
Indonesia maupun di dunia. Katarak bisa disebabkan karena faktor usia, sering terpapar sinar
Ultraviolet, factor penyakit (seperti Diabetes melitus), dan masih banyak lagi penyebab
lainnya. Menurut laporan World Health Organization (WHO) 2012, 285 juta penduduk dunia
mengalami gangguan penglihatan dimana 39 juta di antaranya mengalami kebutaan dan 246
juta penduduk mengalami penurunan penglihatan (low vision) [ CITATION Luk161 \l 1033 ]
.Katarak di Indonesia hasil survei dengan menggunakan metode Rapid Assessment of
Avoidable Blindness Yang baru dilakukan di 3 provinsi (NTB, Jabar dan Sulsel) tahun 2013-
2014 didapatkan prevalensi katarak pada masyarakat usia >50 tahun rata-rata di 3 provinsi
tersebut adalah 3,2% dengan penyebab utama adalah katarak (71%) (Puspita et al., 2019)
Perkiraan insiden katarak adalah 0,1%/tahun atau setiap tahun di antara 1.000 orang
terdapat seorang penderita baru katarak. Penduduk Indonesia juga memiliki kecenderungan
menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di daerah subtropis, sekitar
16-22% penderita katarak yang dioperasi berusia di bawah 55 tahun.(Kementerian Kesehatan
RI, 2014)
Menurut kementrian kesehatan Republik Indonesia (2014) Penyebab gangguan
penglihatan terbanyak di seluruh dunia adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi
(48,99%), diikuti oleh katarak (25,81%) dan Age related Macular Degeneration (AMD,
4,1%). Sedangkan penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak (34,47%), diikuti oleh
gangguan refraksi yang tidak terkoreksi (20,26%), dan glaukoma (8,30%). Lebih dari 75%
gangguan penglihatan merupakan gangguan penglihatan yang dapat dicegah. (Kementerian
Kesehatan RI, 2014)
Katarak dapat menunjukkan adanya hubungan antara pekerjaan di luar ruangan yang
terpapar sinar Ultraviolet dengan kejadian Katarak. Katarak biasanya bisa bertambah buruk
seiring bertambahnya usia, Perempuan juga memiliki resiko katarak yang tinggi disebabkan
perempuan mengalami menopause (Puspita et al., 2019)

1
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Puspita et al., 2019) dengan judul
penelitian “Profil Pasien Katarak Senilis Pada Usia 40 Tahun Keatas di RSI Siti Rahmah
Tahun 2017” menyimpulkan bahwa hasil dari 80 responden sebanyak 40 orang (50%) berada
pada rentang usia 60-69 tahun, sebanyak 42 orang (52.5%) pasien adalah laki-laki, sebanyak
31 orang (38,8%) pasien dengan pendidikan SMA dan sebanyak 35 orang (43,8%) pasien
bekerja sebagai swasta. Secara umum pasien paling banyak berada pada usia 60-69 tahun,
jenis kelamin paling banyak adalah laki-laki, pendidikan paling banyak SMA dan paling
banyak pasien adalah swasta.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Hasmeinah et al., 2012) dengan
judul “Hubungan Angka Kejadian Katarak Senilis dengan Hipertensi di Poliklinik Rawat
Jalan RSMP Periode Januari-Desember 2010” menyimpulkan bahwa Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah pasien katarak di 2010 adalah 384 pasien terdaftar dalam catatan
medis rawat jalan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan prevalensi 78,6% pikun
katarak. Insiden katarak pada kelompok usia kebanyakan = 50 tahun (81,5%) dan pasien
katarak sebagian besar pada wanita (53,9%).

1.2 Tujuan penulisan makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan penyakit Katarak
Senilis berdasarkan Usia , Jenis Kelamin dan pekerjaan.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah Agar kita dapat mengetahui factor
penyebab Katarak Senilis.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Penyakit atau masalah kesehatan yang diambil


Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat
keduanya (Ilyas, 2010). Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital atau penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam
penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasio, uveitis,
retinitis pigmentosa bahan toksis khusus. Katarak dapat berhubungan dengan proses
penyakit intraocular lainnya. Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat
menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, galaktosemia dan distrofi miotonik
[ CITATION Eff171 \l 1033 ]

2.2 Definisi Katarak Senilis


Katarak senilis atau age-related cataract adalah katarak yang paling sering
ditemukan diantara jenis katarak lainnya. Lima puluh satu persen (51%) kebutaan
diakibatkan oleh katarak (WHO,2012). Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa
yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia diatas 50 tahun. Pada usia diatas 70 tahun
hampir 90% mengalami perkembangan katarak senilis. Tidak terdapat perbedaan
tingkat kejadian katarak pada pasien laki-laki maupun perempuan. Katarak senilis
umumnya terjadi bilateral namun pada umumnya onset gejala klinis pada salah satu
mata terjadi lebih cepat. secara morfologi katarak senilis terbagi menjadi dua yaitu
katarak kortikal (soft cataract) dan katarak nuklear (hard cataract). Seringkali pada
mata yang sama terjadi baik katarak kortikal maupun katarak nuklear sehingga sulit
untuk mendapatkan perbedaan frekuensi diantara keduanya [ CITATION Eff171 \l 1033 ]

3
2.3 Penyebab Katarak Senilis
Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Namun, diduga katarak
senilis terjadi karena:
1) Proses pada nukleus
Oleh karena serabut-serabut lensa yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong ke
tengah maka serabut-serabut lensa bagian tengah akan menjadi lebih padat
(nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium (Ca) dan sklerosis. Pada
nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi
kurang hiperarah metropi.
2) Proses pada korteks
Timbul celah-celah di antara serabut serat lensa, yang berisi air dan penimbunan
ion Ca sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak
menjadi lebih miopi.
[CITATION Nit17 \l 1033 ]

2.4 Patofisiologi Katarak Senilis


Patofisiologi katarak senilis sangat kompleks dan belum sepenuhnya diketahui.
Komponen terbanyak dalam lensa adalah udara dan protein. Dengan menjadi tuanya
seseorang maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi lebih padat. Lensa akan
menjadi padat di bagian tengahnya, sehingga kemampuan fokus untuk melihat benda
dekat berkurang. Pada usia tua akan terjadi pembentukan lapisan kortikal yang baru
pada lensa yang mengakibatkan nukleus lensa terdesak dan mengeras (sklerosis
nuklear). Pada saat ini terjadi perubahan protein lensa yaitu terbentuknya protein
dengan berat molekul yang tinggi dan mengakibatkan perubahan indeks refraksi lensa
sehingga memantulkan sinar masuk dan mengurangi transparansi lensa. Perubahan
kimia ini juga diikuti dengan pembentukan pigmen pada nuklear lensa.

Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan
usia lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat
keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan
kabur/buram) pada seseorang.

4
Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan dan terjadi perubahan
indeks refraksi lensa, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pada mata
akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kekeruhan
ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks, nukleus,
dan subkapsularis posterior [ CITATION Eff171 \l 1033 ]

5
BAB III
ANALISIS EPIDEMIOLOGI

3.1 Distribusi Katarak Senilis


Yang dimaksud dengan Penyebaran/Distribusi masalah kesehatan adalah
menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan
tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :
a. Menurut Ciri –ciri Manusia ( MAN )siapakah yang menjadi sasaran
penyebaran penyakit itu atau orang yang terkena penyakit.
b. Menurut Tempat ( PLACE ), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.
c. Menurut Waktu ( TIME ), kapan penyebaran atau terjadinya
penyakit tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan [ CITATION Eff171 \l 1033 ] ini
merupakan individu lanjut usia yang berusia ≥50 tahun. Berdasarkan kriteria lanjut
usia WHO, terdapat 8 pasien dalam usia pertengahan (middle age), 16 pasien usia
lanjut (elderly) dan 6 pasien yang memasuki usia lansia tua (old). Usia termuda 51
tahun dan tertua 84 tahun dengan rata-rata usia 65,53 (SD=9,53). Data usia diperoleh
berdasarkan data yang tertera pada rekam medis mengenai usia saat menjalani operasi
EKEK. Sebagian besar subjek pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki sebanyak
16 pasien dan sisanya adalah perempuan sebanyak 14 pasien. Terdapat 39 orang pada
responden kelompok kasus dengan pekerjaan berada di luar gedung dan pekerja di
luar gedung terdapat 21 orang.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh (Puspita et al., 2019) dimana
penelitiannya mulai dilakukan pada bulan Agustus-februari 2019. Dan penelitian ini
dilakukan di RSI Siti Rahmah Padang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
pasien katarak pada usia 40 tahun keatas di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2017.
Jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus deskriptif dan didapatkan hasil
perhitungan sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang katarak. Sampel diambil
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari total sample 80 orang yang mengalami
penyakit katarak senilis terdapat 42 orang pasien laki-laki dan 38 orang pasien

6
perempuan. Dengan pekerjaan yang berbeda-beda seperti wiraswasta, PNS, IRT,
Mahasiswa dll.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh (Hasmeinah et al., 2012) data
diambil dari semua rekam medik rawat jalan bagian mata pasien katarak di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Periode Januari– Desember 2010. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah sebanyak 384 orang diperoleh penderita katarak senilis 302
orang dan yang tidak menderita katarak senilis 82 orang. Dari jumlah sampel 384
orang ini terdiri dari 117 orang pasien laki-laki dan 207 orang pasien perempuan.

3.2 Frekuensi kasus kejadian


A. Usia Responden
1. Subjek penelitian ini merupakan individu lanjut usia yang berusia ≥50 tahun.
Berdasarkan kriteria lanjut usia WHO, terdapat 8 pasien (26,7%) dalam usia
pertengahan (middle age), 16 pasien (53,3%) usia lanjut (elderly), dan 6
pasien (20,0%) yang memasuki usia lansia tua (old). Usia termuda 51 tahun
dan tertua 84 tahun dengan rata-rata usia 65,53% (SD=9,35). Data usia
diperoleh berdasarkan data yang tertera pada rekam medis mengenai usia saat
menjalani operasi EKEK [ CITATION Eff171 \l 1033 ]

Tabel 1. Karakteristik Usia Responden menurut [ CITATION Eff171 \l 1033 ]

7
2. diperoleh hasil dari 80 pasien katarak senilis,sebanyak 11 orang (13.8%)
berada pada rentang usia 40-49 tahun. 19 orang (23,8%) berada pada rentang
usia 50-59 tahun. 40 orang (50%) berada pada rentang usia 60-69 tahun. 9
orang (11,3%) berada pada rentang usia 70-79 tahun daan 1 orang (1,3%)
berada pada rentang usia ˃79 tahun di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2017
(Puspita et al., 2019)
Tabel 2. Karakteristik Usia Responden menurut (Puspita et al., 2019)

3. Dari jumlah sampel 384 orang diperoleh umur lebih tinggi atau sama dengan
50 tahun sebanyak 313 orang (81,5%) yang menderita katarak. sedangkan
yang berumur < 50 tahun sebanyak 71 orang (18,5%) (Hasmeinah et al.,
2012)
Tabel 3. Karakteristik Usia Responden menurut (Hasmeinah et al., 2012)

B. Jenis Kelamin Responden


1. Sebagian besar subjek pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki sebanyak
16 pasien (53,3%) dan sisanya adalah perempuan sebanyak 14 pasien
(46,7%) [ CITATION Eff171 \l 1033 ]

8
Tabel 4. Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin menurut
[ CITATION Eff171 \l 1033 ]

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

Pria 16 53,3%

Wanita 14 46,7%

Total 30 100

2. Berdasarkan tabel diperoleh hasil dari 80 pasien katarak senilis, sebanyak 42


orang (52,5%) pasien adalah laki-laki di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2017
(Puspita et al., 2019)
Tabel 5. Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
menurut (Puspita et al., 2019)

9
3. Berdasarkan jenis kelamin dari jumlah 384 sampel diperoleh berjenis
kelamin laki-laki lebih sedikit sebanyak 177 orang (46,1%) dibandingkan
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 207 orang (53,9%) (Hasmeinah
et al., 2012)

Tabel 6. Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


menurut (Hasmeinah et al., 2012)

C. Berdasarkan pekerjaan
1. Hasil penelitian yang dilakukan (miranty aditya hadini,dkk,2016) analisis
data menunjukan bahwa dari 140 responden terdapat 39 orang (27,3) pada
responden kelompok kasus dengan pekerjaan berada di luar gedung memiliki
risiko tinggi menderita penyakit katarak dan 31 orang (22,1%) responden
dengan pekerjaan berada di dalam gedung memiliki risiko rendah menderita
katarak senilis. Pada kelompok kontrol responden dengan pekerja di luar
gedung terdapat 21 orang (15%) memiliki resiko tinggi untuk menderita
katarak senilis dan yang memiliki risiko rendah terdapat 49 orang [ CITATION
Eff171 \l 1033 ]

Hasil uji statistik didapatkan nilai odds ratio sebesar 2,935 dengan tingkat
kepercayaan 95% nilai OR berada pada interval 1,464-5,885 menunjukan
bahwa responden dengan risiko tinggi lokasi pekerjaan berada di luar gedung
lebih berisiko 2,935 kali lebih besar menderita katarak senilis dibandingkan
dengan responden yang memiliki risiko rendah yaitu pekerja di dalam
gedung[ CITATION Eff171 \l 1033 ]

10
Tabel 7. Analisis Hubungan Lokasi Pekerjaan dengan Kejadian
Katarak Senilis menurut (Effendi, 2017)

Kejadian Katarak Senilis 95 % CI

Jumlah

Lokasi Pekerjaan Kasus Kontrol OR

Lower Upper

n % N % n %

Luar Gedung 39 27,9 21 15 60 42,9

2,935 1,464 5,885


Dalam Gedung 31 22,1 49 35 80 57

Jumlah 70 50 70 50 140 100

2. diperoleh hasil dari 80 pasien katarak senilis, sebanyak 35 orang (43,8%)


pasien adalah pekerja swasta di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2017

Tabel 8. Analisis Hubungan Lokasi Pekerjaan dengan Kejadian Katarak


Senilis di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2017

11
3.3 Determinan Katarak Senilis
Determinan adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatupenyakit /
masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran ataupun yang
menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3
langkah yang lazim dilakukan yaitu :
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c. Menarik kesimpulan.
Factor penyebab dari penyakit katarak senilis adalah :
1. Usia
Semakin meningkatnya usia, maka sifat lensa sebagai salah satu organ tubuh
juga akan ikut berubah. Perubahan yang terjadi salah satunya ialah
meningkatnya kemampuan lensa untuk menghamburkan cahaya matahari.
Tidak hanya pada lensa, penyebaran cahaya matahari juga terjadi secara
intraokular, dan ini juga meningkat secara eksponensial sesuai dengan
peningkatan usia. Perubahan ini secara nyata dimulai dari usia 40 tahun,
kemudian meningkat hingga 2 kali lipat saat usia 65 tahun, dan mencapai 3
kali lipat pada usia 77 tahun. (Puspita et al., 2019)
menurut hasil penelitian Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran oleh Depkes, yaitu prevalensi katarak pada kelompok usia 19-54
tahun 3,5%, pada kelompok 55-64 tahun sebesar 33,4%, dan pada kelompok
65 tahun ke atas sebesar 62,2% (Hasmeinah et al., 2012)
2. Pekerjaan

12
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) beberapa pekerjaan yang cukup berisiko
untuk terjadinya katarak di antaranya adalah petani, buruh dan nelayan. Hal
ini sejalan dengan pekerjaan responden pada data penelitian diatas, responden
kebanyakan adalah sebagai pekerja swasta yang bekrja diluar rumah jenis
pekerjaan yang berada diluar gedung dikaitkan dengan paparan sinar
ultraviolet langsung

Berdasarkan data diatas terdapat perbedaan hasil yang didapatkan mungkin


terjadi akibat perbedaan demografi penduduk dan berdasarkan studi epidemiologi
disebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kejadian katarak pada pasien laki-
laki maupun perempuan sehingga jenis kelamin tidak dianggap sebagai faktor risiko
terjadinya katarak senilis

3.4 Program Pemerintah


Pemerintah Provinsi Bali melalui inovasi Rumah Sakit Mata Bali Mandara (R
SMBM) pada ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 yang di selengg
arakan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (K
EMENPANRB) dengan judul “Kami Datang Penglihatan Terang”. program inovasi te
rsebut dilaksanakan dengan memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada masyar
akat, khususnya masyarakat miskin yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan serta
dengan cara menjemput bola. Selain itu, Latar belakang munculnya inovasi tersebut j
uga dari didapatkannya data bahwa tahun 2007 prevalensi kebutaan Indonesia sebesar
0,9% tertinggi di Asia Tenggara dan lebih tinggi dari prevalensi global 0,7%.
Angka prevalensi kebutaan di Provinsi Bali jug lebih tinggi di bandingan deng
an wilayah provinsi lainnya yang berada di Indonesia, yaitu sebesar 1% dengan penye
bab utama adalah katarak senilis (80%). bertitik tolak dari kondisi tersebut, Pemerinta
h Provinsi Bali berusaha untuk mengatasi penderitaan masyarakat melalui program in
ovatif yaitu “Kami Datang Penglihatan Terang”. melalui beberapa permasalahan terse
but, maka RSMBM melakukan beberapa strategi pertama, melalui pemberdayaan mas
yarakat, dengan memberi pelatihan dan melakukan kolaborasi dengan TP PKK, Maha
siswa yang sedang melaksanakan kegiatan PKL dan Kuliah Kerja Nyata di masyaraka
t, serta siswa sekolah dalam hal penjaringan pasien yang dicurigai menderita katarak
dengan teknik hitung jari dalam jarak 3 meter. Masyarakat yang dicurigai mengalami
kebutaan akan didata dan dilaporkan ke RS Mata Bali Mandara melalui puskesmas se
tempat.
Kemudian yang kedua, dengan mendekatkan pelayanan kesehatan mata ke ma
syarakat berupa kegiatan skrining katarak dan operasi katarak menggunakan Mobile
Eye Clinic (bus operasi). Selanjutnya, juga dilakukan pola pendekatan strategis, yaitu
membentuk Komite Mata daerah melalui SK Gubernur, advokasi lintas sektor/progra

13
m, kemitraan dan kolaborasi dengan masyarakat , PKK, LSM, dan swasta dan juga pe
ran serta mahasiswa melalui kegiatan KKN dan siswa sekolah melalui kegiatan UKS.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan makaah ini dapat disimpulkan bahwa Katarak senilis atau age-related
cataract adalah katarak yang paling sering ditemukan diantara jenis katarak lainnya.
Lima puluh satu persen (51%) kebutaan diakibatkan oleh katarak. Factor penyebab
dari katarak senilis ini adalah :
1. Usia
Semakin meningkatnya usia, maka sifat lensa sebagai salah satu organ
tubuh juga akan ikut berubah.
2. Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang memiliki resiko besar terkena katarak senilis adalah
para pekerja yang berada diluar ruangan

jenis kelamin tidak dianggap sebagai faktor risiko terjadinya katarak senilis karena
akibat perbedaan demografi penduduk dan berdasarkan studi epidemiologi disebutkan
bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kejadian katarak pada pasien laki-laki
maupun perempuan.
Program pemerintah yang dilakukan dengan judul “Kami datang penglihatan terang”
dengan strategi pertama pemberdayaan masyarakat, kedua skrining katarak dan ketiga
dilakukan pola pendekatan.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini disaran untuk para pembaca lebih memperhatikan
kesehatan mata terutama para masyarakat lanjut usia yang sering bekerja diluar
ruangan agar menggunakan kacamata sebagai pelindung dari paparan sinar ultraviolet
agar dapat meminimalisir terjadinya penyakit katarak senilis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, I. K. (2017). Frevalensi dan Faktor Resiko Usia dan Visus Sebelum Operasi dengan
Kejadian Komplikasi Intraoperatif pada Operasi EKEK Pasien Katarak Senilis Di RSUP
Fatmawati Tahun 2015-2017. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lukman Fauzi, L. A. (2016). Skrining Kelainan Refraksi Mata pada Siswa Sekolah Dasar
Menurut Tanda dan Gejala. Journal of Health Education, 78-84.

Nithasari, A. (2017). Tajam penglihatan. eprints undip.

Hasmeinah, H., Ansori, I. Z., & Meidawaty, D. S. (2012). Hubungan Angka Kejadian Katarak
Senilis dengan Hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSMP Periode Januari-Desember 2010.
Syifa’ MEDIKA: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 2(2).
https://doi.org/10.32502/sm.v2i2.1437

Jarrakpos.com. (2020). Wagub Cok Ace Presentasikan Program Inovatif “Kami Datang
Penglihatan Terang.” https://www.google.com/amp/s/jarrakpos.com/13/07/2020/wagub-
cok-ace-presentasikan-program-inovatif-kami-datang-penglihatan-terang/amp/

Kementerian Kesehatan RI. (2014). InfoDatin PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTRIAN
KESEHATAN RI Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan.

https://www.academia.edu/19211120/46888189_katarak_senilis

Puspita, R., Ashan, H., & Sjaaf, F. (2019). Profil Pasien Katarak Senilis Pada Usia 40 Tahun
Keatas di RSI Siti Rahmah Tahun 2017. Health & Medical Journal, 1(1), 15–21.
https://doi.org/10.33854/heme.v1i1.214

16

Anda mungkin juga menyukai