Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN

UMMAHAT Manajemen
Perasaan
Orangtua Kepada
Bedah Buku Anak
Tarbiyatul
Aulad Fil
Islam

Ani Ch
Kisah Keluarga Cemara
• Sebuah keluarga kaya raya tiba-tiba jatuh miskin
karena usahanya bangkrut, kemudian sang ayah
jadi tukang becak dan ibunya menjual kue. Di
tengah kemiskinan itu, orangtua tetap memberikan
yang terbaik bagi anak-anaknya dan selalu ingin
anak-anaknya bahagia. Bahkan mereka punya lagu
luar biasa untuk dinyanyikan, “Harta yang paling
berharga adalah keluarga, istana yang paling indah
adalah keluarga, puisi yang paling indah adalah
keluarga, mutiara tiada tara adalah keluarga.”
Atheis karena Anak
• Dikisahkan dalam serangkaian episode serial televisi
seorang raja yang penuh kasih pada rakyatnya, sayang
pada keluarganya, dan mengabdi pada Tuhannya.
Segala kebijaksanaannya lenyap dalam sesaat ketika
kedua putra kembarnya meninggal dunia. Dia
menghujat Tuhan, menjadi atheis, kemudian pergi
berperang membantai ribuan nyawa. Raja Jalalludin.
Mengapa bisa begini? Karena rasa cinta orangtua pada
anaknya. Begitu cinta orangtua pada anak sehingga
membutakan esensi keberadaan anak. Perasaan cinta
berlebihan pada anak membuatnya lupa bahwa anak
hanyalah "titipan" yang suatu saat akan diambil dari
orangtuanya.
Kisah Ummu Sulaim dan Abu Thalhah
• Dikisahkan dalam buku-buku sirah sahabat Nabi,
terdapatlah seorang ibu yang anaknya meninggal
dan malah berdandan cantik untuk menyambut
suaminya, dan baru menyampaikan berita kematian
ketika dia selesai melayani kebutuhan suaminya.
Perasaan cinta tidak mengalahkan keyakinan dan
keimanan, sehingga dengan dasar memahami anak
hanyalah "titipan" yang pada saatnya memang
harus kembali pada yang Maha Memiliki.
Kisah Hipokalemia
• Lain lagi kisah anak yang mengalami hipokalemia, yang
akhirnya diperlakukan secara protektif dalam segala
hal. Padahal ternyata sikap itu membuatnya anaknya
tidak mandiri. Ketika kutanyakan pada sang ibu, apakah
penyakit ini yang bikin dia sungguh khawatir? Ya
katanya, kematian yang menghantui tiap saat
membuatnya protektif, “Ini lagian anak laki-laki Bu,
kalau kakak-kakaknya yang perempuan begini saya
mungkin tidak terlalu cemas,” lanjut ibunya. Anak laki
dan perempuan ternyata dibedakan. Kenapa bisa begini
ya? Ya karena rasa cinta yang berlebihan pada anak
laki-laki.
Kisah Degradasi IQ
• Belum lagi kisah anak yang mengalamani degrasi
IQ, dari 135, lalu 120, lalu 110, lalu 91, lalu 84. Usut
punya usut anak ini adalah anak yang sudah lama
dinanti, setelah pasangan suami istri menikah 5
tahun. Maka segala kenyamanan diberikan pada
anak, bahkan dimanjakan sedemikian rupa,
alasannya tidak beda, ini anak laki-laki dan cuma
satu-satunya, akan jadi pewaris bisnis usaha
mereka. Kenapa bisa begini? Sekali lagi, karena rasa
cinta orangtua pada anak.
Paparan Abdullah Nasih Ulwan

• Orangtua secara fitrah-kodrati akan mencintai anak.


Anak-anak telah menjadi sesuatu yang menghiasi
hidup kita, menjadikan hidup ini indah, juga adalah
harta yang sangat berharga karena bisa menjadi
penyejuk hati.
• Kasih sayang orangtua terhadap anak-anak
merupakan anugerah Allah pada manusia.
Paparan Abdullah Nasih Ulwan
• Cinta orangtua pada anak harus dilandasi
keimanan.
• Alangkah indahnya jika para ayah dan ibu memiliki
keimanan dan keyakinan tinggi, sehingga ketika
musibah menerpa, hatinya tidak terlalu goncang
ketika anak yang dicintai telah tiada.
Paparan Abdullah Nasih Ulwan
• Cinta orangtua pada anak seharusnya tidak
dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Kasih sayang pada anak-anak harus diberikan
secara adil dan tidak membedakan
Paparan Abdullah Nasih Ulwan
• Cinta orangtua pada anak tidak boleh mandahului
kepentingan akhirat.
• Cinta kepada agama harus lebih diutamakan diatas
cinta pada anak.
Paparan Abdullah Nasih Ulwan
• Cinta anak pada orangtua tidak boleh membatasi
penyampaian pendidikan.
• Ketika anak-anak masih kecil, anak penuh
kenyamanan.
• Saat dia mulai besar dan harus belajar berbagai
macam adab dan akhlak, maka ketegasan sangat
dibutuhkan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai