Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN

UMMAHAT
Tanggung
Jawab
Pendidikan
Bedah Buku
Tarbiyatul
Iman (1)
Aulad Fil
Islam

Ani Ch
PEMBUKA
"Bunda, mana si Piko?"
"Sayang, kita sedang di rumah nenek,
bonekamu kan ditinggal di rumah."
"Piko sendirian di rumah, kasihan kan, hari
ini aku belum mandikan dia, belum
gantikan baju dia." "Hebat, anak bunda
ingat tugasnya untuk jagain dan ngerawat
Piko ya.”
"Tapi bunda, aku nggak bisa tidur kalau
nggak ada Piko.“
"Sayang, tidak boleh bilang begitu. Allah
yang buat kamu tidur, bukan Piko. Baca
doa, minta ditidurkan sama Allah, minta
juga dibangunkan besok pagi."
PEMBUKA
• Benda kesayangan memang bisa
dijadikan media tanggung jawab.
• Tapi anak-anak yang merasa
"tidak bisa" tanpa benda
kesayangannya tidak boleh kita
biarkan, sederhana namun
merusak keyakinan.
• Kosakata "Allah" harus kita
lekatkan pada anak ketika
menjelaskan mengapa segala
sesuatu bisa terjadi.
• Hanya karena ada kekuasaan
Allah.
PEMBUKA
“Mama...mama, main ciluk ba
yuuuk!” lalu mamanya segera
menutup muka ciluk~ lalu
membuka tangannya ~ba~.
Lalu sembunyi di dalam selimut
~ciluk~ dan buka selimut ~ba~.
"Mama tadi nggak keliatan
ya..padahal mama kan ada
ya…hihihihi." “
Iya sayang…makanya mama bilang
Allah itu ada meski nggak keliatan."
PEMBUKA
• Mengajak anak bermaian
'cilukba' adalah media
pembelajaran keimanan.
• "Ciluk" mewakili sesuatu yang
tidak tampak, dan "Ba"
mewakili sesuatu yang ada
dibalik yang tidak tampak.
PEMBUKA
"Mama...hujan turun...waaaa...dari
mana ya air yang banyak ini."
"Dari Allah, sayang."
"Mana? Allah nggak keliatan."
"Waktu kita main cilukba, mama
kan juga pernah nggak keliatan,
tapi kamu tau mama ada, kan
denger suara mama."
Kita perlu meyakinkan anak bahwa
Allah itu ada, di balik segala
ciptaan-Nya ini agar anak mulai
berpikir tetang tanda-tanda
kekuasaan Allah.
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• Membuka kehidupan anak dengan
kalimat “Tiada Tuhan selain Allah.”
• Membimbing anak beriman pada
Allah dengan mengamati ciptaan-
Nya, dimulai dengan menunjukkan
hal-hal konkrit yang menunjukkan
kekuasaan Allah.
• Menanamkan perasaan selalu ingat
pada Allah dalam setiap tindakan
dan perilakunya disetiap waktu.
• Jangan sampai anak melakukan
perbuatan tidak baik, karena Allah
senantiasa melihatnya
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• "Angkat tangan kananmu! Angkat
tangan kirimu! Pegang mata yang
kanan! Pegang telinga yang kiri!“
• Kita mencampur kancing baju
warna hitam dan putih lalu
mengajak anak-anak untuk
memasukkan ke kotak berbeda
sesuai warnanya.
• Kita meminta anak-anak untuk
menunjukkan gambar sesuai
petunjuk saya,"Mana kotak?”,
“Mana lingkaran?"
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• Kegiatan yang merangsang
terbentuknya kemampuan klasifikasi,
salah satu tugas perkembangan
kognitif anak usia dini.
• Saat mereka berusia dini, mungkin
kita mengajarkan hal sederhana, ini
kanan atau kiri, hitam atau putih,
kotak atau lingkaran.
• Kemampuan yang sama-klasifikasi-
kelak akan berkembang menjadi
tingkatan abstrak dan kompleks,
anak akan tahu bedanya benar atau
salah, halal atau haram.
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• Ketika anak telah mengenal klasifikasi,
maka kita perlu melakukan penegasan
atau pelurusan ketika anak-anak
salah melakukan.
• Ketika lihat anak makan pakai tangan
kiri, tanyakan mana tangan
kanannya.
• Ketika anak salah masukkan kancing
hitam dalam kotak kancing putih,
betulkan.
• Ketika anak melakukan sesuatu yang
tidak pantas, katakan dengan tegas,
“Itu tidak boleh!".
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• Jadi anak akan paham ketika mereka
sudah "tahu apa bedanya", maka mereka
harus "melakukan" sesuai dengan
aturannya dan "tidak melakukan" yang
tidak sesuai aturan.
• Banyak orang berbuat maksiat bukan
karena "tidak tahu" itu tidak boleh tapi
sekedar "tahu" tanpa melakukan dengan
benar apa yang sudah tahu.
• Penegasan pada anak untuk melakukan
yang diperintahkan dan menjauhi yang
dilarang akan menjadi bangunan
pembedaan halal dan haram dalam diri
anak.
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• Jadi anak akan paham ketika mereka
sudah "tahu apa bedanya", maka mereka
harus "melakukan" sesuai dengan
aturannya dan "tidak melakukan" yang
tidak sesuai aturan.
• Banyak orang berbuat maksiat bukan
karena "tidak tahu" itu tidak boleh tapi
sekedar "tahu" tanpa melakukan dengan
benar apa yang sudah tahu.
• Penegasan pada anak untuk melakukan
yang diperintahkan dan menjauhi yang
dilarang akan menjadi bangunan
pembedaan halal dan haram dalam diri
anak.
Mendidik Anak-anak Kita
Agar Memiliki Keimanan
• Mengenalkan hukum halal dan haram
pada anak sejak dini dengan cara
mengajak anak menaati perintah Allah
dan menjauhi larangan Allah.
• Menyuruh anak untuk beribadah sejak
dini, ketika anak terbiasa beribadah sejak
kecil maka anak akan terbiasa menaati
Allah, melaksanakan hak-Nya, bersyukur
pada-Nya, kembali pada-Nya, dan
berserah diri pada-Nya.
• Dengan mengajak anak beribadah, anak
akan mendapat kesucian rohani,
kesehatan jasmani, dan kebaikan akhlaq.

Anda mungkin juga menyukai