Hijriah. Ketika itu pandemi covid19 masih melanda Indonesia. Beberapa daerah memutuskan untuk tidak menggelar sholat ied di masjid, dan beberapa daerah tetap menggelar sholat ied di masjid dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Sebuah keberuntungan masjid didekat rumahku tetap menggelar sholat ied dengan protokol kesehatan. Jadi aku memilih untuk melaksanakan sholat ied di masjid karena rasanya lebih afdhol sholat ied berjamaah di masjid hehe. Dengan memakai masker, membawa sajadah sendiri, membawa hand sanitizer, aku berangkat menuju masjid berjalan kaki serta tak lupa mengumandangkan takbir. Masjid yang kutuju terletak sekitar 50 meter di depan rumahku. Ketika aku sampai di masjid terlihat alas untuk shaf sudah tertata di halaman masjid dengan diberi tanda untuk menjaga jarak. Aku pun mengambil shaf yang terletak di halaman masjid. Sholat pun dimulai, aku mencatat beberapa isi khutbah. Kurang lebih isinya seperti berikut,
“Semangat dan tidak takut menegakkan
syariat Allah dengan juga rasa syukur. Kewajiban kita untuk selalu mengingatnya. Secara tegas Allah SWT menganjurkan kepada hambanya untuk berkurban. Sebenarnya siapa hamba yg benar-benar dianjurkan untuk berkurban? Anjuran berkurban adalah bagi hamba yang berkehendak keselamatan dan petunjuk dari Allah SWT. Sungguh beruntung hamba yg mendapatkan hikmah dari Surah Al Kautsar”. Setelah itu khatib menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail yang mana kisah tersebut merupakan sejarah dari adanya kurban Idul Adha. Hikmah yang dapat di ambil dari Surah Al Kautsar atau Idul Adha :
1. Kurban perintah yg nyata untuk menyembelih
hawa nafsu atau untuk memerangi sifat buruk.
2. Untuk mengendalikan sifat keduniaan.
Selesai melaksanakan shalat ied, aku langsung
kembali ke rumah, walaupun sebenarnya aku ingin melihat proses penyembelihan hewan kurban yang diadakan di masjid. Di rumah aku mengisi waktuku untuk bersih-bersih dan beres-beres rumah bersama keluarga sembari juga menungu daging kurban diantar ke rumah.
Sekitar 1 jam kemudian datanglah daging
kurban yang diantar oleh panitia kurban masjid ke rumahku. Setengah daging kurban tersebut oleh ibuku dimasak sebagai gulai, dan setengahnya lagi aku pakai untuk mencoba memasak steak. Setelah sholat dhuhur kami sekeluarga makan bersama, sungguh rasa syukur atas nikmat ini yang telah diberikan oleh Allah mengiringi kami di hari yang spesial ini.