Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nazal Baihaqi

Kelas : XII Makbi

Absen : 18

Ket. : Laporan Idul Adha

20 Juli 2021 adalah hari raya Idul Adha 1442


Hijriah. Ketika itu pandemi covid19 masih melanda
Indonesia. Beberapa daerah memutuskan untuk tidak
menggelar sholat ied di masjid, dan beberapa daerah
tetap menggelar sholat ied di masjid dengan tetap
melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
Sebuah keberuntungan masjid didekat rumahku
tetap menggelar sholat ied dengan protokol
kesehatan. Jadi aku memilih untuk melaksanakan
sholat ied di masjid karena rasanya lebih afdhol
sholat ied berjamaah di masjid hehe. Dengan
memakai masker, membawa sajadah sendiri,
membawa hand sanitizer, aku berangkat menuju
masjid berjalan kaki serta tak lupa
mengumandangkan takbir. Masjid yang kutuju
terletak sekitar 50 meter di depan rumahku. Ketika
aku sampai di masjid terlihat alas untuk shaf sudah
tertata di halaman masjid dengan diberi tanda untuk
menjaga jarak. Aku pun mengambil shaf yang terletak
di halaman masjid. Sholat pun dimulai, aku mencatat
beberapa isi khutbah. Kurang lebih isinya seperti
berikut,

“Semangat dan tidak takut menegakkan


syariat Allah dengan juga rasa syukur. Kewajiban kita
untuk selalu mengingatnya. Secara tegas Allah SWT
menganjurkan kepada hambanya untuk berkurban.
Sebenarnya siapa hamba yg benar-benar dianjurkan
untuk berkurban? Anjuran berkurban adalah bagi
hamba yang berkehendak keselamatan dan petunjuk
dari Allah SWT. Sungguh beruntung hamba yg
mendapatkan hikmah dari Surah Al Kautsar”. Setelah
itu khatib menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan
anaknya Nabi Ismail yang mana kisah tersebut
merupakan sejarah dari adanya kurban Idul Adha.
Hikmah yang dapat di ambil dari Surah Al Kautsar
atau Idul Adha :

1. Kurban perintah yg nyata untuk menyembelih


hawa nafsu atau untuk memerangi sifat buruk.

2. Untuk mengendalikan sifat keduniaan.

Selesai melaksanakan shalat ied, aku langsung


kembali ke rumah, walaupun sebenarnya aku ingin
melihat proses penyembelihan hewan kurban yang
diadakan di masjid. Di rumah aku mengisi waktuku
untuk bersih-bersih dan beres-beres rumah bersama
keluarga sembari juga menungu daging kurban
diantar ke rumah.

Sekitar 1 jam kemudian datanglah daging


kurban yang diantar oleh panitia kurban masjid ke
rumahku. Setengah daging kurban tersebut oleh
ibuku dimasak sebagai gulai, dan setengahnya lagi
aku pakai untuk mencoba memasak steak. Setelah
sholat dhuhur kami sekeluarga makan bersama,
sungguh rasa syukur atas nikmat ini yang telah
diberikan oleh Allah mengiringi kami di hari yang
spesial ini.

Anda mungkin juga menyukai