Anda di halaman 1dari 21

Infrastruktur Teknologi Informasi

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas UAS Infrastrukutr TI

Disusun oleh:
M. Musyfiqurrahman

Dosen Pengampu:
Farid Wajdi, M.T.

TEKNOLOGI INFORMASI
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI
ANNUQAYAH
Tahun Ajaran 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Sumenep, Juni 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Penerapan Teknologi Informasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan


efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan
teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dapat
menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource
Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem
manajemen dalam perusahaan. Juga penggunaan Microsoft Access dapat membuat
aplikasi untuk dapat memenuhi tujuan efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan
.
Terdapat enam fungsi teknologi informasi, yaitu:

1. Menangkap (Capture) Menangkap disini dapat diartikan sebagai menginput.


Misalnya menerima inputan dari mic, keyboard, scanner, dan lain-lain.
2. Mengolah (Processing) Mengolah atau memproses data masukkan yang
diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan dan pemrosesan data dapat
berupa mengkonversi, menganalisis, dan menghitung (kalkulasi).
3. Menghasilkan (Generating) Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi
ke dalam bentuk yang berguna atau laporan yang dapat dimengerti oleh orang
lain. Misal laporan, tabel, grafik, gambar, dan lain-lain.
4. Menyimpan (Storage) Merekam atau menyimpan data dan informasi dalam
suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lain. Contohnya adalah
menyimpan ke hard disk, flash disk, tape, dan lain-lain.
5. Mencari Kembali (Retrival) Menelusuri dan mendapatkan kembali informasi
atau mengkopi data dan informasi yang sudah tersimpan. Misalnya mencari
data penjualan yang sudah disimpan sebelumnya.
6. Mentransmisi (Transmission) Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke
lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalkan mengirimkan data penjualan
dari user A ke user yang lainnya.
Penggunaan IT dalam sebuah organisasi sangatlah penting, untuk menerapkan
IT haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah dengan IT mampu
meningkatkan efisiensi sebuah perusahaan, sehingga dalam penerapan IT dibutuhkan
orang yang handal yang dapat berjalan dengan baik.

Ada 4 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu:


1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah
diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang
menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi
informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi
informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi
informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level
manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit
terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang
memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran
peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai penyedia dari
rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah tambahan informasi bagi
para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil
sejumlah keputusan penting sehari-harinya.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure.
Dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan
posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam
berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Tren Teknologi Dalam 10 Tahun Terakhir

Menurut data yang dimiliki International Data Corporation (IDC), sejak tahun 2010
kemarin hingga satu dekade ke depan, tren industri teknologi mengarah pada empat hal
yaitu perangkat mobile, cloud, big data, dan sosial media. Cloud computing membuka
peluang baru bagi bisnis yang memungkinkan perusahaan secara terus-menerus dapat
meningkatkan inovasi, mentransformasi bisnis mereka serta mendorong pertumbuhan
bisnis.

· Big Data untuk mendapatkan keuntungan kompetitif

Big Data telah menjadi keharusan utama bisnis untuk organisasi yang beroperasi
dalam industri yang sangat kompetitif. Misalnya, bank dan perusahaan jasa keuangan
lainnya menerapkan analisa mendalam data yang dimilikinya untuk menilai risiko
peminjam, mendeteksi churn dan mengidentifikasi cross-selling atau peluang upselling
berdasarkan perilaku belanja.

Menurut laporan, “The Future for CIOs: Which Way Is Up?”, oleh The Economist
Intelligence Unit (EIU) dan disponsori oleh HDS, 10% dari perusahaan APAC telah
berinvestasi dalam analisa data dalam 12 bulan terakhir, dan investasi ini akan
meningkat menjadi 12% di tahun mendatang.

Big Data memungkinkan para pengguna seperti pebisnis menggunakan analitik untuk
membuat keputusan, mendorong perubahan, mentransformasi bisnis dan mencapai
hasil terobosan. Menggunakan Big Data & Analytics untuk mengantisipasi dan
membentuk hasil usaha, menambah nilai pada titik dampak, dan memberikan hasil
yang mengubah peta bisnis demi perkembangan bisnis dan peningkatan keuntungan.
Generasi berikutnya dari solusi Big Data tidak hanya akan membutuhkan platform
infrastruktur baru untuk menyimpan dan mengelola kumpulan data yang luas, tetapi
juga kemampuan untuk menganalisa data secara real-time. Untuk melakukan hal ini,
infrastruktur scale-out dengan mesin yang mampu ‘belajar’, software konteks bisnis
harus terintegrasi dengan erat untuk memungkinkan penggelaran cepat dan dapat
diprediksi dan untuk memastikan operasi yang optimal.

· Hybrid Cloud akan muncul sebagai pendekatan yang lebih disukai untuk
penggelaran aplikasi enterprise

Seiring platform cloud telah mencapai tingkat fungsinya dan telah matang, sudah
saatnya bagi organisasi untuk mengubah aplikasi inti mereka untuk memanfaatkan
perpaduan antara private dan public cloud. Solusi yang dapat mengintegrasikan kedua
platform tersebut untuk memberikan pengalaman hybrid cloud yang lancar akan
memungkinkan organisasi untuk mencapai biaya keselarasan yang lebih baik saat
mempertemukan persyaratan privasi dan kepatuhan.

CIO yang cerdas telah mengambil inisiatif untuk memindahkan aplikasi enterprise
dan mission-critical ke private cloud dan pada saat yang sama mencoba public cloud
untuk beban-kerja internal sementara dan juga aplikasi web bagi pelanggan. Namun,
public cloud bagaimanapun juga menghasilkan “cloud yang tidak teratur”. Hal ini telah
menyebabkan kekhawatiran mengenai apakah bisnis akan dapat melacak sumber daya
dan pengeluaran secara efektif?. Hybrid cloud dapat membantu mengatasi masalah ini
dengan menyederhanakan interaksi antara public dan private cloud, dan memungkinkan
manajemen yang lebih baik dan kontrol.

Laporan: “The Future for CIOs: Which Way Is Up?”, oleh EIU dan HDS
mengungkapkan bahwa 10% dari perusahaan di APAC telah berinvestasi dalam cloud
computing, meski investasinya belum tersebar merata di seluruh wilayah. Untuk tahun
2015, 13% dari perusahaan di APAC akan berinvestasi dalam komputasi awan.

· Perangkat Mobile membutuhkan infrastruktur teknologi yang lebih datadriven

Rata-rata pengguna ponsel saat ini melakukan pengecekan ke telepon mereka


sebanyak 150 kali sehari, dan ini terjadi di seluruh dunia, dimana pengguna ponsel
menghasilkan 5 petabyte data sehari. Teknologi mobilitas dapat membantu sebuah
organisasi dalam membangun dan menjalankan aplikasi mobilitas, melindungi dan
mengelola infrastuktur mobilitas, melibatkan pelanggan dan mengubah rantai nilai
dalam mendorong pertumbuhan.

Selama 5 tahun terakhir, organisasi TI dan penyedia layanan cloud telah berinvestasi
dalam teknologi storage object untuk melindungi dan melestarikan data untuk waktu
yang cukup lama. Sebuah fondasi penting untuk ini adalah data-driven storage yang
memungkinkan perusahaan untuk mengelola multi-tenancy, memperpanjang metadata
untuk memungkinkan menghubungkan ke kumpulan data lain, dan melaksanakan
deduplication dan kompresi data untuk membatasi pertumbuhan biaya.
Dengan data yang saat ini bergerak melalui berbagai model cloud, kemampuan ini
juga harus dibuat tersedia di luar 4 dinding pusat data. Enterprise harus menemukan cara
untuk mengaktifkan akses remote cerdas dan efisien ke aplikasi dan data, dan
memungkinkan informasi untuk dibagikan dengan baik sekali melalui perangkat cerdas
sambil memastikan bahwa data sensitif dilindungi.

· Strategi Bisnis menggunakan Media Sosial

Di era yang serba canggih seperti sekarang ini, banyak bisnis yang semakin
berkembang karena tersedianya teknologi pendukung. Pemanfaatan teknologi yang
saat ini sedang trend salah satunya adalah sosial media marketing. Internet telah
menjadi salah satu hal penting dalam bisnis terutama dalam pemasaran atau
marketing.

Dalam perkembangannya, sebuah bisnis selalu mengaitkan sosial media sebagai salah
satu alat yang paling efektif untuk berpromosi. Bayangkan saja jika bisnis yang
dijalankan tanpa adanya dukungan dari media sosial, pastinya marketing atau
pemasaran tidak dapat berjalan dengan efektif dan sempurna.

Sesuai dengan hasil pantauan yang ada di lapangan, saat ini hampir setiap pebisnis
online memanfaatkan social media sebagai salah satu alat promosi yang terbilang
sangat efektif. Mudahnya cara berpromosi di social media, serta tingginya minat
masyarakat kita untuk berinteraksi melalui social media, menjadikan alat promosi yang
tepat untuk memasarkan produk atau jasa di dunia maya.

Sosial media marketing sangat penting bagi perkembangan bisnis terlebih lagi di era
digital sekarang ini, karena selain mudah digunakan, biaya yang dibutuhkan pelaku bisnis
untuk menjalankan bisnis melalui sosial media juga murah.

· E-business

E-business telah menjadi trend yang mewarnai aktifitas bisnis baik di negara maju
maupun berkembang. Konsep e-business berkembang karena kemajuan teknologi
informasi dan e-business ini dianggap sebagai paradigma baru sebagai kunci sukses
perusahaan di era informasi. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan
mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan instan sesuai dengan permintaan
konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka muncul transaksi yang menggunakan
media internet untuk menghubungkan antara produsen dan konsumen. Transaksi melalui
internet ini disebut dengan e-commerce dan ebusiness.

Masing-masing Teknologi Informasi diatas dapat digunakan perusahaan untuk


dapat menghasilkan beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya, percepatan
waktu operasi, peningkatan produktivitas, percepatan waktu pengiriman barang dan
jasa kepada pelanggan serta peningkatan nilai barang dan jasa yang tinggi pada
pelanggan.

II. Tren Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Perusahaan Jasa


Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama
memberikan pelayanan. kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk
memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat
abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen. Misalnya perusahaan jasa
telekomunikasi, transportasi, dan reparasi.

Perusahaan jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a) Jasa yang Dihasilkan Bersifat Abstrak (Intangible)


Salah satu ciri penting dari perusahaan ini adalah keabstrakan dari jasa yang
dihasilkan. Namun walaupun abstrak jasa ini bisa dirasakan manfaatnya oleh para
konsumen. Contohnya jasa dokter.
b) Jasa yang Diberikan Tidak Seragam (Heterogen)
Dalam perusahaan jasa masing-masing konsumen bisa memperoleh jenis pelayanan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Misalnya bengkel, teknisi bengkel
akan memperbaiki mobil di mana ditemukan kerusakan. Bila mobil Amir yang rusak
adalah bagian kemudi maka bagian kemudi yang diperbaiki, bila mobil Banu rusak di
bagian kopling maka pada bagian kopling mobil Banu diperbaiki.
c) Jasa yang Dihasilkan Tidak Dapat Disimpan (Unsaveable)
Berbeda dengan barang yang apabila dalam penggunaannya masih tersisa maka
sisanya akan bisa disimpan untuk dapat digunakan di masa yang akan datang, jasa
tidak dapat disimpan. Sekali dibeli maka akan segera habis penggunaannya, tidak bisa
disimpan untuk penggunaan berikutnya. Contoh tiket kereta api, sekali dibeli maka
harus dipakai, jika tidak dipakai pada tanggal yang tercantum, maka tiket tersebut
tidak berlaku lagi.
Teknologi informasi pun muncul sebagai akibat semakin merebaknya
globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin
singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan
selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh
keberhasilan teknologi informasi yaitu pada perusahaan Amazon.com, yang
tergantung pada situs Web Internet mereka untuk menarik, menjual, dan melayani
banyak pelanggan mereka.
Perusahaan tergantung pada teknologi informasi untuk memberdayakan
banyak dari proses dasar bisnis mereka, dari sistem akuntansi kantor, sistem
persediaan gudang, hingga ke sistem penjualan langsung dan dukungan untuk
pelanggan. Teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti
mampu meringankan aktivitas bisnis serta menghasilkan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Sehingga
perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi serta mampu menghadapi
persaingan pasar global.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua
aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi
informasi.Berikut ini adalah contoh tren penerapan teknologi informasi pada
perusahaan jasa di bidang perbankan. Semakin majunya teknologi di dunia transaksi
perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah
transaksi dengan nasabah. Yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu
nasabah datang ke cabang-cabang bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan
untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan
teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan
dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
- Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
- Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
- Penggunaan Database di bank – bank.
- Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan
klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya: email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin
silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game
online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa
terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau
rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic
transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya,
merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan
transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.

III. Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan


Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan
intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi
computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi
pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas
jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis
melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking
serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut
diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit,
Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat
pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank
untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri.
Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla
bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu
aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya. Fasilitas pengolahan data
yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan
untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan
keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung,
menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank
dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data
kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat
waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi
yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang
perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan
ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan
pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di
pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara
kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga
investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah
terhadap bank. Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank
Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi
computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan
giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta
asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut
menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai
tambah yang dihasilkannya
.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan
kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data


Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar
memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor
yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin
besar, misalnya AS/400 dalam operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil.

2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah
danmungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama.
Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-
batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda
meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama.
Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang
kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.

3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan
system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan
nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang
tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus
menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.

4. Kemudahan penggunaan (user friendly)


Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa
mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai
kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya.
Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak
menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System
aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian
yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan
masalahnya.

5. Sistem Pelaporan (Reporting system)


Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang
jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan
jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan
yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan
keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.

6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi.
Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis
tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal.
Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan
modifikasi atau pengembangan software.

7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-
compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak
bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau
fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank
mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman
aslinya atau source code.

8. Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank


Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang
lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat,
mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan,
menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling
berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.

IV. Trend Produk Sistem Informasi Perbankan

Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:


1. Tabungan
2. Deposito
3. Giro
4. Kartu Debit
5. Kartu Kredit
6. Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)

V. Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit
yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di
Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan. Sebagai
gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang
mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta
nasabahnya. Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut
rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat
pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim
dilakukan meliputi:
· Mengecek saldo
· Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
· Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
· Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line Banking Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas
Negroponte; bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya
perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke
pemanfaatan komputer on-line. Dipicu oleh perkembangan Internet, makin
meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan
penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan
yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank,
Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-
time, namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
· Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan
persaingan teller-less.
· Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
· Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat
dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya. Kesemua software bantuan tadi dapat
diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank

VI. Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya


Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke
konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan
lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak
terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan
harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi
serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati
ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan
pertumbuhan bisnisnya.

Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan

1. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi,
yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang
terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu
dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau
hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
2. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama
karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media
penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di
internal perusahaannya (private network).
3. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan
lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier,
pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
4. World Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan
fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui
saluran links “hypertext”. Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang
terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap
komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari
tempat yang jauh.
5. e- commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang
menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara
digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu
harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan
specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order Processing
sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line
antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi
persyaratannya (efulfillment). Fasilitas ini menggantikan proses dagang
konvensional seperti : pesan lewat Fax, email, pembayaran dengan L/C sampai
monitoring kelengkapan dokumennya.

6. e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui
internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur
internet telah memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan
tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik layar (back end)
j. Cara mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional:
1. Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2. Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan
permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4. Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran,
konsumen juga menuntut kecepatan pengiriman produk.

Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1. Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan
konsekuensi perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan
kinerja.
2. Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda
biaya dari tiap proses.
3. Menciptakan kerjasama baru
4. Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam
mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi
berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar
serta menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing
7. e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah.
Contoh aplikasinya meliputi: KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line
8. e- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi
Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih
diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak
pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam,
kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut
dikelola secara on-line ke Bank.
9. LAN –sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan
bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan
pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin
keamanan data base masing-masing pengguna.
10. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk
pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to date
hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang
saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di
atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak
manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya,
sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun berbagai
keunggulan dalam memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka
dan meng-global.

VII. SISTEM INFORMASI PERBANKAN SYARIAH


Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang
teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan
membuat aplikasi khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi
yang ada diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli
salam. Dan sudah menjadi sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah
aplikasi teknologi perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang lain
(Zachman, John A., A framework in information systems Architecture, New York: IBM
Systems Journal 26, No.23, 1999 ). Tetapi seorang ahli teknologi informasi Eropa
menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan penting
dan saling berhubungan, yaitu:

a. Sifat Operasional Aplikasi (Product Operation )


Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah
berhubungan dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan arsitekturnya. Seorang
pakar Inggris bernama McCall merumuskan kualitas Product Operation sebagai
berikut:
1. Correctness, yaitu sejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi
dan objectives dari users. Dalam hal ini yang harus kita perhitungkan adalah
sejauh mana pengembang internal maupun eksternal (vendor ) dapat
mengetahui kebutuhan bisnis (business requirement ). Dalam hal ini mereka
harus mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara arsitektur
bank konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan
sesuai dengan fungsinya dan ketelitian yang akurat;
3. Efficiency yaitu seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-
modul yang saling berkaitan untuk memudahkanuser membuat turunan
produk, interfacing antar modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang
mungkin dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak
berhak dapat dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang
dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor ini menentukan sejauh mana kemudahan user
mempelajari, menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.

b. Kemampuan aplikasi dalam menjalani perubahan (Product Revision )


Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik
dari sisi strategi maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena itu
ada beberapa faktor pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan (error )
maupun usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama
terhadap aplikasi yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu
aplikasi telah sesuai dengan kebutuhan bisnis (business requirement), comply
dengan regulasi yang ada dan lain sebagainya.

c. Daya adaptasi software terhadap lingkungan baru (Product Transition ).


Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi
mulai dari operating system yang hampir setiap tahun mengeluarkan versi
baru, software pendukung, delivery channel maupun hardware yang terus
dikembangkan untuk mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi
terhadap lingkungan baru. Delivery channel merupakan salah satu faktor yang
harus diperhitungkan dalam pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah
perbankan dunia menuju sistem Cyber Banking (bank maya). Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian terhadap aplikasi,
apakah aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi
lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara langsung maupun
dengan perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk
melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk
mengolah data yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi
dan lebih akurat sehingga tidak akan mengalami human error atau redudansi data.
Aplikasi ini juga didukung dengan teknologi internet agar dapat diakses secara
online oleh petugas dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga
membangun website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan
kemudahan kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi
tentang perbankan syariah maupun produk-produknya.

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN

Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan


suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi
informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan
perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan
kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank.
Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan
teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga
bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi
untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang
ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam
dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan
serba cepat. Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya
adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA
mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking.
Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking, dan
lain lain. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya
dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya,
khususnya di aplikasi core bankingnya. Memang kendala yang dihadapi oleh dunia
perbankan adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian
besar teknologi ini masih disuplay oleh vendorvendor luar negeri. Tetapi kita lihat
sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi
informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendorvendor pribumi untuk
menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan.
Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu
korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan
operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu
teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja
tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to
date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah
bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat
teratasi. Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional
oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi
resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan
pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas.
Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank
sehingga hal tersebut dapat terhindarkan. Operasional yang real time antar bank
juga telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu
materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan.
Pengiriman uang transfer antar bank, outletoutlet otomasi (ATM), hal ini menjadi
patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan transaksi dalam
segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang
keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus
ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat dalam suatu
teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya
manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai
teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya
teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia.
Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita
instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut
diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan apakah teknologi
tersebut mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu
aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi
hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi
bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi “pelayan” yang setia
dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan
teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan
canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat
dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari
banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture)
yang banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri.
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base
yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak
lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan
aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak
berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses
banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin,
penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar
mobilebanking dan ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan
ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula
sangat terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang
untuk memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke
dalam layanan perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat
individual dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang
penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-
keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk
tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini?
Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena
masingmasing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang
berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk
masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut
khusus untuk jenis layanan itu. Capital market instruments relatip lebih mudah
diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi
produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan
di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua
layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah
yang memerlukan.

BAB III
PENUTUP

Belakangan ini kita banyak mendengar kemajuan di bidang informasi,


telekomumikasi dan teknologi informasi yang begitu pesat yang berorientasi pada
teknologi informasi. Dengan semakin gencarnya globlalisasi dunia saat ini, maka
teknologi informasi juga semakin marak pada kehidupan masayarakat. Bagi
masyarakat yang masih awam akan
teknologi informasi wajib mengenal dan mempelajarinya agar dapat menyesuaikan
dengan tren yang berkembang.
Teknologi informasi memiliki banyak peranan bagi perusahaan dalam
memecahkan masalah, membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas,
meningkatkan
efektivitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu, meningkatkan kreativitas
dan problem solving (pemecahan masalah).

Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang


diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah bank.
Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang
mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke
dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan
dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik serta
dioperasikan dengan tepat-guna.

Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan
teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan keseuaia target
korporasi dari perbankan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.plimbi.com/article/203/pemanfaatan-mobile-technologyterhadap-bisnis-
car
2. http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/04/perkembangan-teknologikomputer-di-
perbankan/
3. http://www.yudairawan.com/tren-teknologi-mampu-mengubah-businessmodel-
perusahaan/
4. https://datinnufus.wordpress.com/2016/10/30/penerapan-sistem-danteknologi-
informasi-pada-go-jek/
5. http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-dan-ciri-ciriperusahaan-
jasa.html

Anda mungkin juga menyukai