Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASKEB KELUARGA

“Peran Kementerian Kesehatan dalam


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga”

DOSEN PEMBIMBING
Endah Wijayanti,M.Keb

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


Alifiah Nabilah (P0722411902)
Clarisa Juliana (P0722411906)
Desy Rakhmawati (P0722411908)
Mitha Aulia (P07224119014)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Peran Kementerian Kesehatan.”dalam bentuk dan isi
yang sangat sederhana.
Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
dimana beliau adalah sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh
umatnya. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat selanjutnya.

Balikpapan, 30 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Masalah 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Pengertian dari program Indonesia sehat 6
B. Pengertian pendekatan kesehatan 7
C. Peran kementerian kesehatan 18
BAB III PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Program inididukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, ProgramIndonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehatselanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian KesehatanTahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan R.I.Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.Sasaran dari
Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatandan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaanmasyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataanpelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu :
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
2. Meningkatnya pengendalian penyakit,
3. Meningkatnya akses dan mutupelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggaldan perbatasan,
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universalmelalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar


utama,yaitu :
1. Penerapan paradigma sehat,
2. Penguatan pelayanan kesehatan, dan
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). 

Penerapan paradigma sehatdilakukan dengan strategi


pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,penguatan upaya promotif

4
dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan aksespelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutumenggunakan
pendekatancontinuum of care dan intervensi berbasis risikokesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasansasaran dan
manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Ke semuanya itu ditujukan
kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari program Indonesia sehat?
2. Bagaimana pengertian pendekatan kesehatan?
3. Bagaimana peran kementerian kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari program Indonesia sehat
2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan kesehatan
3. Untuk mengetahui peran kementerian kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Pengertian Program Indonesia Sehat
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga merupakan
program yang diselenggarakan oleh KEMENKES RI untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan yang
sehat, serta sadar akan pentingnya kesehatan. Program ini diharapkan juga
mampu menyiasati permasalahan akses ke pelayanan kesehatan yang masih
sulit dijangkau di beberapa tempat. Program ini merupakan program lanjutan
dari adanya program kunjungan Puskesmas yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015-2019, yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta

6
6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar


utama, yaitu :
1. Penerapan paradigma sehat
2. Penguatan pelayanan kesehatan, dan
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi


pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif
dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran
dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu
ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

B. Pengertian Pendekatan Keluarga


Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. Dalam pelaksanaannya, Pendekatan Keluarga dengan
seluruh program di Puskesmas. Dengan melakukan kunjungan rumah dari satu
keluarga ke keluarga lain secara rutin dan terjadwal, Puskesmas akan
mengenali masalah-masalah kesehatan yang dihadapi keluarga secara
menyeluruh.

7
 Kegiatan kunjungan rumah dilakukan untuk:
1. Pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan
peremajaan (updating) pangkalan datanya
2. Promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.
3. Menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas

 Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program


Indonesia Sehat karena menurut Friedman, terdapat Lima fungsi
keluarga, yaitu :
1. Fungsi Afektif (The Affective Function)
Fungsi Afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu
dan psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi Sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga.

3. Fungsi Reproduksi (The Reproduction Function)


Fungsi Reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi Ekonomi (The Economic Function)

8
Fungsi Ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)


Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga
di bidang kesehatan.

 Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah :


1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.

 Keluarga merupakan komponen penting dalam upaya pencegahan  penyakit


selain peran dari kualitas lingkungan dan sarana serta prasarana kesehatan.
Keluarga juga merupakan tempat pertama kali kehidupan sosial dan
pendidikan didapatkan oleh anak, termasuk pendidikan terkait kesehatan.
Perilaku hidup sehat yang didapatkan sejak dini akan memicu kesadaran
terhadap pentingnya kesehatan baik di keluarga maupun masyarakat.
Mengingat betapa pentingnya peran keluarga dalam mewujudkan masyarakat
yang sehat, Pemerintah membuat Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Program ini merupakan program lanjutan dari kegiatan
keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) yang dilakukan oleh
puskesms melalui kunjungan ke rumah-rumah.

9
Program ini diawali dengan pendataan seluruh keluarga menggunakan
formulir profil kesehatan keluarga (PROKESGA) dan paket Informasi
kesehatan keluarga (PINKESGA). Data tersebut selanjutnya digunakan untuk
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di tingkat puskesmas.
Dalam pelaksanaannya keluarga akan dibina oleh kader atau pertugas
kesehatan dari puskesmas melalui penyuluhan dan kegiatan lainnya.

 Adapun mekanisme alur pelaksanaan Pendekatan Keluarga yaitu


sebagai berikut :
 Pertama
Dilakukan Pengumpulan Data menjangkau sasaran di wilayah secara
menyeluruh dengan Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga). Pengisian
prokesga dilakukan melalui mekanisme manual dan aplikasi online. Data
yang telah dikumpulkan selanjutnya disimpan dalam pangkalan data.
Data-data tersebut diolah sehingga keluar Indeks Keluarga Sehat (IKS)
setiap keluarga, IKS pada tingkat desa atau kelurahan.Data yang ada
harus selalu Updated sesuai dengan perubahan yang terjadi di keluarga.

 Kedua
Data tersebut dianalisis melalui proses manajemen Puskesmas untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan, masalah sumber daya, dan masalah-
masalah lain yang berkaitan analisis data masing-masing keluarga dari
Prokesga. Puskesmas dapat menentukan prioritas masalah kesehatan
untuk dilakukan intervensi masalah kesehatan pada keluarga atau di
wilayah kerjanya.

 Ketiga
Puskesmas melaksanakan intervensi terhadap masalah kesehatan pada
keluarga atau di wilayah kerjanya sesuai dengan rencana tindak lanjut
yang telah disusun pada proses pelaksanaan manajemen Puskesmas.

10
Kepada keluarga dapat diberikan Paket Informasi Keluarga (Pinkesga),
berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya.
 Keempat
Selanjutnya dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap proses
perubahan masalah kesehatan yang ada pada keluarga atau di wilayah
kerja Puskesmas setelah dilakukan intervensi. Puskesmas melihat
perubahan nilai IKS Keluarga, IKS pada tingkat desa atau kelurahan. Alur
ini berlangsung terus menerus seperti siklus yang dapat dilihat dari
gambar diatas.

Berikut adalah indikator capaian keluarga yang diharapkan dari


program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga :

Indikator yang di nilai dalam satu keluarga ada 12 indikator yaitu sebagai berikut :
1. Mengikuti KB
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

11
4. Bayi mendapat air susu ibu
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi lakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Tidak ada yang merokok
10. Anggota jaminan kesehatan nasional
11. Keluarga mempunyai akses air bersih
12. Keluarga mempunya akses atau menggunakan jamban sehat

 Penjelasan mengenai 12 indikator yaitu :


1. Pada indikator yang pertama
Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB), pasangan usia
subur, dapat mengunakan metode KB yang sesuai dan diharapkan kepada
ibu bersalin untuk dapat menggunakan KB segera setelah melahirkan.
Untuk pilihan metode kontrasepsi yang tetap bagi anda dan pasangan
tentunya anda bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Ada sejumlah
manfaat ber-KB diantaranya dapat mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan, dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak dan juga dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga, mengatur dan menjarangkan
kehamilan, meningkatkan kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi
anak, dan dapat menurrunkan resiko kematian ibu dan bayi.

2. Pada indikator kedua


Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan akan membuat
ibu selamat dan bayi sehat. Ada sejumlah manfaat bersalin difasilitas
pelayana kesehatan diantaranya dengan bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan ibu dan bayi ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
Ibu juga akan dapat memperoleh pelayanan KB segera setelah melahirkan,
dapat menggunakan JKN-KIS/JAMPERSAL sebagai sumber pembiayaan,

12
ibu dan bayi mendapatkan penanganan segera jika sewaktu-waktu terjadi
komplikasi, bayi akan mendapatkan IMD (inisiasi menyusu dini) dan juga
bayi akan mendapatkan seluruh perawatan yang diperlukan termasuk juga
imunisasi

3. Indikator ketiga

Bayi mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi dasar lengkap untuk bayi


dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Dokter, dokter spesialis anak,
bidan praktik dan juga di rumah salin. untuk mengetahui jenis-jenis
imunisasi dasar lengkap yang harus diperoleh oleh seorang bayi dan anak
dapat dilihat pada paket informasi Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di
sini.

4. Indikator keempat

Bayi mendapat ASI Ekslusif. Pastikan bayi anda hanya diberikan ASI saja
dari usia 0-6 bulan, dan ASI diteruskan sampai usia bayi 2 tahun. Ibu
menyusui sampai 2 tahun lebih hemat dan anak akan tumbuh kembang
secara optimal. Anak akan tumbuh sehat dan cerdas. 

5. Indikator ke-lima

Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan. Agar Balita mendapat


pemantauan pertumbuhan, balita harus dibawa ke posyandu untuk
ditimbang setiap bulan. Diposyandu balita akan ditimbang  setiap bulan
sejak lahir sampai 5 tahun. Pemantauan pertumbuhan balita ini bermanfaat
untuk mengetahui status pertumbuhan balita, sebagai deteksi dini
gangguan pertumbuhan balita, Ibu mendapat penyuluhan gizi
pertumbuhan balita.

6. Indikator keenam

13
Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar. Gejala TB
diantaranya adalah batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri dada, badan
lemas, nafsu makan berkurang, dan  demam meriang berkepanjangan,
Gejala lainnya adalah berat badan menurun, dan adanya kontak dengan
pasien TB. Bila ada salah satu atau lebih gejala di atas segera periksa ke
Puskesmas

7. Indikator ketujuh

Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur. Pada


umumnya hipertensi tidak disertai dengan gejala atau keluhan tertentu.
Keluhan tidak spesifik pada penderita hipertensi adalah sakit kepala,
gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit di
dada, mudah lelah dan lain-lain.

8. Indikator kedelapan

Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan.


Gangguan jiwa dapat diobati apa apa lagi jika ditangani sedini mungkin.
Peran keluarga sangat penting dalam memperhatikan dan mendeteksi dini
gejala perubahan emosi, perilaku dan pola/isi pikir yang tidak wajar dari
anggota keluarga. Hal yang harus diperhatikan adalah apabila ada anggota
keluarga yang dipasung agar segera dilaporkan kepada kader/puskesmas
setempat untuk dapat ditangani sebagaimana mestinya. 

9. Indikator kesembilan

Anggota keluarga tidak ada yang merokok. Rokok itu sebenarnya adalah
racun. Dalam satu batang rokok yang dibakar, mengandung 4000 zat
kimia beracun dan sebagian diantaranya adalah bersifat karsinogenik.
Racun utama yang terdapat dalam sebatang rokok adalah tar, nikotin, dan
karbonmonoksida.

14
10. Indikator ke sepuluh

Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN. Menjadi anggota JKN atau


menjadi peserta JKRA di aceh adalah sesuatu yang sangat penting bagi
keluarga. Hal ini untuk menjamin anggota keluarga untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan.

11. Indikator kesebelas

Keluarga mempunyai akses sarana air bersih. Sarana air bersih sangat
penting untuk mencapai keluarga sehat.Harus dijaga kebersihannya seperti
tidak ada genangan air disekitar sumber air, dan dilengkapi dengan saluran
pembuanagan air, tidak ada kotoran atau kuman pencemar air dan
memenuhi syarat-syarat air yang bersih.

12. Indikator kedua belas

Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga. Selalu gunakan jamban


sehat. Manfaat Buang Air Besar dan Kecil di jamban diantaranya adalah :
1). Lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, 2). Tidak mencemari
sumber air dan tanah yang ada disekitarnya, 3). Tidak mengundang
lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan penyakit sehingga semua
anggota keluarga akan sehat dan terhindar dari  berbagai penyakit yang
biasa disebabkan oleh kegiatan buang air besar sembarangan seperti
infeksi saluran pencernaan, tifus, kecacingan, diare, kdan disentri.
Data setiap anggota keluarga terhadap 12 indikator sesuai definisi
operasionalnya diisi pada formulir Prokesga (tercetak/manual) atau elektronik
(aplikasi keluarga sehat). Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga
dari satu keluarga yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir
rekapitulasi (jika menggunakan aplikasi, maka rekapitulasi akan terjadi secara

15
otomatis). Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu
indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini :

1. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1

2. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0

3. 3. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N


maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N
(tidak dihitung)

4. Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status
T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun
didalamnya terdapat status Y ataupun N

 Selain program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, pemerintah juga


mencanangkan program lain untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sehat, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Program ini
dilaksanakan dengan melakukan kerjasama lintas sektor dan lintas program.
GERMAS merupakan tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan berperilaku sehat guna meningkatkan kualitas hidup.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara :
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Makan sayur dan buah
3. Cek kesehatan secara rutin
4. Tidak merokok dan mengkonsumsi alcohol
5. Membersihkan lingkungan tempat tinggal

16
6. Menggunakan jamban

GERMAS dilakukan oleh setiap individu dalam keluarga di


lingkungan masyarakat dengan cara melakukan  praktek pola hidup sehari-
hari. Dalam program ini, pemerintah berperan sebagai penyedia layanan/
sarana dan prasarana kesehatan sekaligus menggerakkan institusi dan
organisasi masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan masyarakat
yang sehat.
Selain kedua program tersebut, terdapat program pendukung lain yang
telah dan sedang dijalankan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, antara lain: pelaksanaan imunisasi Measles dan
Rubella (MR), kampanye konsumsi makan ikan, pusat komando nasional
layanan kegawatdaruratan medis, kampanye minum jamu nasional,
Riskesdas, dan pelatihan keluarga sehat
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan GERMAS
merupakan upaya pemerintah dalam membangun kemandirian masyarakat
dalam hidup sehat. Sekaligus sebagai upaya promotif dan preventif yang
pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Harapannya masyarakat yang produktif dan sadar akan kesehatan serta
dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional akan tercipta.

 Tujuan Pendekatan Keluarga


Pendekatan Keluarga bertujuan untuk :
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif
meliputi
pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif
dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining Kesehatan.

17
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.

C. Peran Kementerian Kesehatan


Kementerian Kesehatan melakukan penyusunan regulasi, pengembangan
sumber daya, monitoring dan evaluasi pencapaian integrasi program secara
nasional seperti program kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, pencegahan
pengendalian penyakit, pelaksanaan regulasi di daerah. Kementerian
Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintahan
Daerah berwenang untuk :
1. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan.
2. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, selain juga
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta
pemantauan dan evaluasi.

Bentuk dan isi dari Profil Kesehatan Keluarga, baik dalam bentuk
manual maupun
elektronik, harus ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai contoh
(prototype). Pengadaan/penggandaannya dapat dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi dan/ atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Demikian
pun isi dari paket informasi kesehatan keluarga, serta kurikulum dan modul
untuk pembekalan tenaga Pembina Keluarga. Secara lebih terinci hal-hal
yang perlu disiapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan dan Pedoman

18
Kebijakan dan pedoman yang harus disiapkan oleh Kementerian
Kesehatan meliputi, hal-hal berikut :
a) Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Umum Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
b) Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pemantauan dan
Evaluasi Terpadu Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
c) Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peta Jalan (Road Map) Menuju
Kelu- arga Sehat.
d) Buku (Petunjuk Teknis) untuk sosialisasi kepada para pemangku
kepentingan.
e) Buku (Petunjuk Teknis) untuk para petugas Puskesmas pelaksana
kunjungan rumah (Pembina Keluarga), kader, dan petugas Nusantara
Sehat.
f) Buku (Petunjuk Teknis) untuk Petugas Puskesmas Pengolah dan
Penganalisis Profil Kesehatan Keluarga.
g) Buku Saku (Panduan Hidup Sehat) untuk Keluarga.
h) Kurikulum Pembekalan Petugas Pembina Keluarga.
i) Modul-modul untuk Pembekalan Petugas Pembina Keluarga.
j) Kurikulum Pelatihan Petugas Pengolah dan Penganalisis Profil
Kesehatan Keluarga.
k) Blanko atau Prototipe Blanko Profil Kesehatan Keluarga (cetakan dan
elektronik).
l) Paket Informasi Kesehatan Keluarga atau prototipenya.
m)Media penyuluhan/lembar balik untuk petugas Pembina Keluarga atau
prototipenya.
n) Aplikasi (perangkat lunak) pemantauan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga yang terintegrasi dengan Sistem
Informasi yang ada.

19
2. Pengembangan Sumber Daya
Dengan adanya peningkatan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan,
Kementerian Kesehatan dapat menyediakan dana untuk pelaksanaan
program kesehatan prioritas dengan pendekatan keluarga. Penyediaan
dana dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pentahapan pelaksanaan
program prioritas, dan terutama diperuntukkan bagi:
a) Kelengkapan sarana dan prasa- rana Puskesmas.
b) Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.
c) Biaya operasional.
Khusus untuk pelatihan, Kementerian Kesehatan berkewajiban untuk
menetapkan kurikulum dan modul-modulnya. Pelaksanaannya tentu
bekerjasama dengan dinas kesehatan, khususnya Dinas Kesehatan
Provinsi.

3. Koordinasi dan Bimbingan


Sebagaimana yang sudah berjalan selama ini, koordinasi dengan dinas
kesehatan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan
menyelenggarakan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas).
Bimbingan ke Dinas Kesehatan Provinsi dilakukan dengan pembagian
wilayah dan penugasan terhadap pejabatpejabat Kementerian Kesehatan
untuk bertanggung jawab terhadap wilayah binaan tertentu. Bimbingan
atau pembinaan tidak dilakukan secara sendirisendiri oleh setiap program
kesehatan, melainkan secara terpadu secara tim. Untuk itu, maka setiap
tim yang hendak melakukan kunjungan ke provinsi binaannya, harus
terlebih dulu mempelajari IKS tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan
provinsi dari provinsi yang bersangkutan.
Selain itu juga mengkaji Profil Kesehatan dari provinsi yang
bersangkutan. Dengan demikian, tim tersebut sebelum datang berkunjung
sudah memiliki agenda permasalahan yang akan dibantu pemecahannya
di provinsi yang dikunjunginya.

20
4. Pemantauan dan Pengendalian
Pemantauan dan pengendalian dilaksanakan dengan mengembangkan
sistem pelaporan dari Dinas Kesehatan Provinsi ke Kementerian
Kesehatan, sehingga Kementerian Kesehatan dapat mengetahui IKS
tingkat provinsi dari masing-masing provinsi di Indonesia, dan
menghitung IKS tingkat nasional. Rumus-rumus yang digunakan serupa
dengan yang digunakan di tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota,
atau tingkat provinsi untuk menghasilkan gambaran tingkat nasional.

21
Untuk tujuan perbandingan (bench-marking) guna memacu kompetisi
sehat antar-provinsi dalam mencapai Provinsi Sehat, Kementerian
Kesehatan juga dapat melakukan pemeringkatan/pemetaan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

22
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Kementerian Kesehatan melakukan penyusunan regulasi, pengembangan
sumber daya, monitoring dan evaluasi pencapaian integrasi program secara
nasional seperti program kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, pencegahan
pengendalian penyakit, pelaksanaan regulasi di daerah. Kementerian
Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintahan
Daerah berwenang untuk :
1. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan.
2. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, selain juga
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta
pemantauan dan evaluasi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail dengan
sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/Downloads/Buku_Program_Indonesia_Sehat_deng
an_Pend.pdf

23
file:///C:/Users/USER/Downloads/Program%20Indonesia%20Sehat
%20dengan%20Pendekatan%20Keluarga.pdf
https://www.kemkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html
https://kesehatan-ibuanak.net/index.php/blog/item/22-program-
indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga-dan-germas
https://docplayer.info/48310031-Program-indonesia-sehat-dengan-
pendekatan-keluarga.html
http://repository.unika.ac.id/16688/2/15.C2.0053%20Odilia
%20Esem.BAB%20I.pdf
https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2020/01/06/150/program-
keluarga-sehat-ks.html

24

Anda mungkin juga menyukai