kembali pulang ke rumah lama. Harus disadari bahwa bencana yang sekarang dialami umat
manusia di seluruh muka bumi akan menjadikan hari esok tidak akan pernah sama lagi dengan
kemarin. Yang tersedia hanya one way ticket. Dengan kesadaran itu, pengalaman terbaik selama
SFH harus dijadikan pelajaran, kemudian diperkaya dan diperkuat untuk dikemas menjadi
strategi baru pendidikan di rumah yang baru. Untuk itu, diperlukan revolusi mental yang sejak
dicanangkan Jokowi enam tahun yang lalu masih belum tampak jelas dilakukan oleh para
pemangku kepentingan pendidikan di semua lini, jenjang dan dan wilayah.
Kini saatnya siswa memerdekakan dirinya mencari ilmu yang diperlukannya sesuai dengan
minat, kemampuan dan cita-citanya berbasis merdeka belajar. Orangtua murid menguatkan
kedudukannya sebagai pemilik utama anak termasuk masa depannya. Untuk itu mereka harus
bekerjasama bahu membahu dengan kepala sekolah dan guru dalam mengelola sekolah dan
pembelajaran. Saatnya guru menjadi guru sejati yang belajar dan membelajarkan diri sendiri
dan muridnya. Pengelola sekolah secara proaktif menerapkan sebenar-benarnya manajemen
berbasis sekolah untuk membangun kampus merdeka dengan menjadikan masyarakat sebagai
pengendali mutunya. Pemerintah pusat mengubah arti fungsi regulator dari menentukan,
mengatur dan mengendalikan menjadi sebagaimana yang diterapkan di LLDIKTI 4 yaitu
memberdayakan, mengawasi dan membina perguruan tinggi swasta. Pemerintah daerah,
menguatkan dirinya sebagai pembuat kebijakan dan perancang sistem penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan karakteristik khas wilayahnya. Dengan demikian, pemerintah daerah
bersama pemangku kepentingan pendidikan lainnya berinisitaif memainkan peran utama
dalam menetapkan kapan sekolah dimulai. Selain itu menetapkan pilihan-pilihan moda
pembelajarannya termasuk kemungkinan penerapan blended learning yang mengkombinasikan
SFH berbasis daring dengan tatap muka bergantian di sekolah guna mencapai tujuan
pendidikan dengan tetap memenuhi protokol kesehatan.
Sebagai penutup, sekali lagi mengingatkan bahwa Pandemi Covid 19 membawa wahyu
perubahan yang menuntut revolusi mental semua manusia di muka bumi khususnya bangsa
Indonesia, lebih khsusus lagi pemangku kepentingan pendidikan. Adalah kurang normal
jika new normal dikelola secara old normal. Hanya saja: Siapkah? Maukah? Mampukah? Ikhlaskah?
Kita semua yang harus menjawabnya.
Selama di rumah kita bisa belajar mandiri, atau belajar bersama keluarga.
Dengan memanfaatkan waktu luang yang diisi berbagai hal yang produktif.
Seperti, mengikuti kegiatan seminar, lomba karya tulis atau desain poster, serta
melakukan berbagai macam kegiatan produktif yang lainnya, untuk menambah
wawasan kita selama berada di rumah.
Dengan teknologi, menerapkan sebuah sistem pendidikan yang khusus dirancang sesuai
kebutuhan murid bukanlah hal yang mustahil. Teknologi dapat melakukan identifikasi
mengenai tujuan belajar, preferensi hingga tahap perkembangan setiap anak. Walau
mungkin hal ini belum serta merta diterapkan dalam sistem sekolah di masa new
normal seperti sekarang ini, namun di masa depan, teknologi yang disesuaikan dengan
kebutuhan setiap murid akan menjadi hal yang sangat penting.