Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat

pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara

efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Peningkatan glukosa darah yang

tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh

darah, mata, ginjal dan saraf (WHO, 2016). Banyak orang yang masih

menganggap penyakit ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang

hanya timbul karena faktor keturunan. Banyak orang yang tidak menyadari

dirinya mengidap penyakit ini (Shanty, 2011: 23).

Di dunia sekitar 425 juta orang atau 8,8% dewasa berusia 20-79 tahun

diperkirakan menderita diabetes. Sekitar 79% tinggal di negara berpenghasilan

rendah dan menengah. Jumlah penderita meningkat menjadi 451 juta jika

umurnya bertambah hingga 18-99 tahun. Diperkirakan pada tahun 2045, akan

meningkat menjadi 693 juta orang pada usia 18-99 tahun atau 629 juta orang

1
pada usia 20-79 tahun (IDF, 2017).

Indonesia menempati peringkat ke tujuh tertinggi bersama dengan

China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko dengan jumlah

penderita diperkirakan sebesar 10 juta (IDF Atlas, 2015).

International Diabetes Federation  (IDF) pada tahun 2017

melaporkan bahwa jumlah pasien DM didunia pada tahun 2017 mencapai 425

juta orang dewasa berusia antara 20–79 tahun data Riset Kesehatan Daerah

(Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi pasien diabetes provinsi Jawa Timur

masuk 10 besar se-Indonesia dengan prevalensi 6,8% (Kominfo Jatim, 2015).

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi prevalensi

kasus baru DM tahun 2013 sebesar 28% dan mengalami kenaikan di tahun 2014

sebesar 31,9%. Beberapa pencegahan penyakit DM telah dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun prevalensi penderita baru DM terus

meningkat. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya

kepatuhan diabetisi dalam menjalani program empat pilar pengendalian DM

yaitu: edukasi; terapi gizi medis; latihan jasmani dan intervensi farmakologi.

Diabetes Melitus umumnya diklasifikasi menjadi dua tipe yaitu

2
Diabetes Melitus (DM) tipe 1, yang disebabkan keturunan dan Diabetes Melitus

(DM) tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup. Sekitar 90-95% dari

keseluruhan pasien diabetes merupakan pengidap Diabetes Melitus tipe 2

(Syamsiyah, 2017). Diabetes Melitus tipe 1 atau insulin dependent diabetes

mellitus (IDDM) merupakan diabetes yang tergantung pada insulin, pada

diabetes tipe 1 ini sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal

menghasilkan hormon insulin, yang kemudian dihancurkan oleh suatu proses

autoimun (Smeltzer & Bare, 2008). Sedangkan Diabetes Melitus tipe 2 atau

disebut juga sebagai penyakit non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)

diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau

akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Faktor utama penyebabnya yaitu

kegemukan (obesitas) dan gaya hidup tidak sehat yang bisa diatasi dengan diet

dan olahraga teratur (Damayanti, 2015)

Penderita Diabetes Melitus cenderung mengalami hiperglikemi yang

akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi diabetes melitus diklasifikasikan

sebagai mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi yang termasuk dalam

komplikasi mikrovaskuler yaitu diantaranya meliputi mata (retinopati), ginjal

3
(nefropati), dan kulit (dermopati). Sedangkan komplikasi yang termasuk dalam

komplikasi makrovaskuler yaitu antara lain penyakit jantung, infark miokard,

stroke, hipertensi, neuropati, dan penyakit vaskuler (Lewis et al., 2011).

Berdasarkan data di atas mengenai masih tingginya penderita diabetes

mellitus di masyarakat, perawat memiliki peranan penting dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu peran penting seorang

perawat adalah sebagai Educator, dimana pembelajaran merupakan dasar dari

Health Education yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan tingkat

pencegahan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia, perawat

dapat menekankan pada tindakan keperawatan yang berorientasi pada upaya

promotif dan preventif. Maka dari itu, peranan perawat dalam penanggulangan

Diabetes Melitus yaitu perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan pada

klien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit,

memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan seperti diet untuk penderita

Diabetes Melitus. Manfaat pendidikan kesehatan bagi lansia antara lain

meningkatkan pengetahuan lansia tentang sakitnya hingga pada akhirnya akan

meningkatkan kemandirian lansia (Sutrisno, 2013).

4
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.H Dan Ny.W

Dengan Diabetes Mellitus Dengan Masalah Defisit Pengetahuan Di Desa

Watukebo Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi”

1.2 Batasan masalah

Penelitian ini di batasi pada ”Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.H Dan

Ny.W Dengan Diabetes Mellitus Dengan Masalah Defisit Pengetahuan Di

Desa Watukebo Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi”

1.3 Rumusan masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W dengan Diabetes

Mellitus dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo Kecamatan

Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

5
Melakukan asuhan keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W dengan Diabetes

Mellitus

dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo Kecamatan Wongsorejo

Kabupaten Banyuwangi.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W

dengan Diabetes Mellitus dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo

Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

2. Mampu melakukan diagnosa keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W dengan

Diabetes Mellitus dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo

Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

3. Mampu membuat intervensi keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W dengan

Diabetes Mellitus dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo

Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

4. Mampu melakukan implementasi keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W

dengan Diabetes Mellitus dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo

Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

6
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan gerontik pada Ny.H dan Ny.W dengan

Diabetes Mellitus dengan masalah Defisit Pengetahuan di Desa Watukebo

Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

1.5 Manfaat penulisan

1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai sumber informasi, peningkatan mutu, penambahan jumlah pustaka,

atau sebagai bahan perbandingan dengan asuhan keperawatan lain guna

kemajuan ke arah yang lebih baik.

1.5.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan, baik pencegahan maupun

pengobatan pasien diabetes mellitus dan sebagai pertimbangan dalam

mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan tindakan yang

tepat.

1.5.3 Bagi lansia


Memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan tentang cara perawatan

terhadap lansia yang menderita diabetes mellitus di rumah.

1.5.4 Manfaat Bagi Penulis

Memperoleh ilmu pengetahuan, wawasan serta ketrampilan dalam

7
memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus diabetes mellitus

serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.

8
9

Anda mungkin juga menyukai