2020
Oleh :
REVI ARINTA
(2018.01.014)
BANYUWANGI 2020
- PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
2020
STIKES Banyuwangi
Oleh :
REVI ARINTA
(2018.01.014)
BANYUWANGI 2020
i
KATA PENGANTAR
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucap
Banyuwangi.
5. Kedua orang tua saya Pairin dan Dwi Widiyartini yang selalu
materi.
ii
6. Untuk sahabat – sahabat saya yang selalu memberikan doa
Penelian ini.
sebaik – baiknya, namun saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharap kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul Dalam............................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii-iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv-v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Batasan Masalah......................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................4
1.4 Tujuan.........................................................................................5
1.4.1 Tujuan Umum................................................................. 5
1.4.2 Tujuan Khusus................................................................ 5
1.5 Manfaat.......................................................................................6
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan................................................6
1.5.2 Bagi Penelitian Keperawatan..........................................6
1.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan..............................................6
1.5.4 Bagi Peneliti....................................................................6
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius karena
angka kematian dan kesakitannya yang tinggi serta dampaknya yang dapat
menimbulkan kecacatan yang berlangsung kronis dan bukan hanya terjadi pada
orang lanjut usia, melainkan juga pada usia muda. Stroke adalah penyakit pada
otak berupa gangguan fungsi syaraf local atau global, munculnya mendadak,
sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu
neurologic atau kelumpuhan saraf (Abshire et al, 2017). Kurangnya aliran darah
dalam otak menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau
mematikan sel-sel saraf otak. Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen
dan zat makanan ke otak berhenti, sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi
akibat ischemic heart disease dan 6,2 juta jiwa diantaranya adalah disebabkan
1
2
terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Menurut laporan Yayasan
Stroke Indonesia tahun 2012 angka kejadian stroke di Indonesia per tahun adalah
200 dari 100.000 penduduk, sekitar 2,5 % meninggal dan sisanya cacat ringan
maupun berat.
13,7 juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat stroke. Di
Indonesia pravalensi stroke pada tahun 2018 berdasar diagnosa dokter mencapai
10,9 % atau diperkirakan sekitar 2.120.362 orang dan di Jawa Timur mencapai
12,4 atau sekitar 46.268 orang ( Riskesdas, 2018 ). Di Banyuwangi pada tahun
melebihi batas tekanan darah normal. Hipertensi merupakan faktor resiko yang
jika terjadi penyempitan pembuluh darah otak akan mengganggu aliran darah ke
otak yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel-sel otak (Cintya, 2017).
3
Gangguan akibat stroke menimbulkan gejala sisa yang dapat menjadi kecacatan
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien, sehingga dirinya tidak mau mengurus
merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, dan berhias.
Keterbatasan tersebut akan terus berlanjut dalam pemenuhan kebutuhan dasar lain
setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Salah satunya yang
mengalami defisit perawatan diri adalah pasien yang terkena penyakit Stroke
perawatan diri mandi, berpakaian, makan dan eliminasi yaitu dengan cara
menyediakan artikel pribadi yang diinginkan seperti sikat gigi, sabun mandi,
memfasilitasi diri pasien untuk mandi yang sesuai, bantu pasien memilih pakaian
yang mudah dipakai dan dilepas, sediakan pakaian pasien pada tempat yang
beragam salah satunya defisit keperawatan diri. Pasien dengan gejala Stroke perlu
menjaga personal hygiene karena masalah hemiplegi kanan atau hemiplegi kiri
tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus dalam penulisan membuat karya tulis
ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Yang Mengalami
Stroke Non Hemoragik dengan Masalah Defisit Perawatan Diri diwilayah Kerja
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan gerontik
pada klien yang mengalami stroke non hemoragik dengan masalah defisit
lebih lanjut tentang defisit keperawatan diri pada penderita stroke dan
selanjutnya.
pasien stroke.
Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau
atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
7
8
5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90
tahun.
Proses menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
otot susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh “mati” sedikit demi
sedikit. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak
alami lanjut usia. Manusia secara lambat dan progresif akan kehilangan
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
1) Teori biologi
jam genetis terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini di dasarkan pada
sekitar 110 tahun, sel- sel di perkirakan hanya mampu membela sekitar 50
Teori wear and tear disebutkan bahwa proses menua terjadi akibat
kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel tubuh menjadi lelah dan
c. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang biasa digunakan tubuh.
internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel- sel tubuh telah
diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat
ini disebabkan oleh karena sel- sel yang sudah tua dan reaksi kimianya
Terjadi kesalahan dalam proses transkrip DNA dan RNA dan dalam
sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungi organ atau perubahan sel
h. Teori Nutrisi
2) Teori Psikologis
Usia lanjut atau proses penuaan terjadi secara ilmiah seiring dengan
kanak dan tetap bertahan secara stabil.perubahan yang radikal pada usia
3) Teori Sosial
mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan
1) Perubahan Fisik
tampilan dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih pendek akibat adanya
pengurangan lebar bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan
darah meningkat.
13
dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastis berkurang dan keriput
serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam hidung dan
kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta kuku kaki
dan refleks.
ikut menurun.
retensi urine.
2) Perubahan Psikologis
dan kepuasan hidup.ketakutan menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi
3) Perubahan Kognitif
Pada lansia dapat terjadi karena mulai melambatnya proses berfikir, mudah
lupa, bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek dan baru
menegnai kesadaran, daya fikir, daya fikir, daya ingat, bahasa, sensasi,
dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini (Nurse & Price, 2016)
16
1. Anatomi otak
Serebrum atau otak besar merupakan bagian otak yang terbesar dan
ingatan, dan intelegensi. Otak besar dibagi menjadi hemisper kanan dan
kiri pleh suatu lekuk atau celah dalam yang disebut fisura
alba yang merupakan bagian dalam inti yang dinamakan pusat medula.
Kedua hemisfer saling dihbungkan oleh suatu pita yang disebut dengan
c) Batang otak
sembilah puluh derajat kearah ventral. Kumpulan dari sel saraf yang
(Syaifuddin, 2012).
18
Table 2.1
12 pasang syaraf kranial
hidung
N. Mandibularis Motorik dan sensorik Rahang bawah dan lidah
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi
Mata
VII Nervus fasialis Motorik dan Sensorik Otot lidah,
menggerakkan lidah dan
selaput lendir rongga
mulut
VIII Nervus auditorius Sensorik Telinga, rangsangan
Pendengaran
IX Nervus Sensorik dan motoric Faring, tonsil, dan lidah,
Glosofaringeal rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, laring, paru-paru
dan esophagus
XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher
XII Nervus hipoglosus Motorik Lidah, citarasa, dan otot
lidah
Hemisfer cerebral kanan dan kiri di hubungkan oleh korpus kalosum dan
2) Fisiologi Otak
a) Otak besar
bagian yaitu :
retina mata
b) Otak kecil
c) Batang otak
pendengaran.
dengan yang lain sehingga dapat menjamin suplai darah yang adekuat
untuk sel. Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteria, yaitu arteria
Wilson, 2017).
pukulan (to strike) yang tejadi secara mendadak dan menyerang otak.
Gangguan peredaran darah di otak dapat berupa iskemia yaitu aliran darah
sumbatan, dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang
2011).
Ardi,2011).
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
menit, beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan
b) Stroke involusi
c) Stroke komplit
1) Trombosis serebral
darah mearh ditubuh terlalu banyak) dan arteritis (radang pada arteri).
adanya thrombosis.
2) Embolisme
terjadi karena gumpalan darah atau zat lain seperti gelembung udara
maupun lemak. Endapan lemak (ateroma) juga bias terlepas dari dinding
prodomal, terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya
biasanya terjadi pada usia >50 tahun Menurut WHO dalam International
dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh
trauma.
masuknya darah kedalam ruang subaraknoid baik dari tempat lain (PSA
Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri
kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat akifitas
atau emori atau marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan
menurun dan cepat masuk koma (60% terjadi setelah 2 jam, 23% antara
setengah jam sampai dengan 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam,
sampai 19 hari.).
Pada pasien PSA gejala prodomal berupa nyeri kepala hebat dan
akut, kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, ada gejala atau
hemiparesis)
permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu yang lama dapat
(Baticaca, 2008).
ucapan)
2.2.6 Patofisiologi
dapat menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang
singkat.
jaringan otak.
Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi hemodialisa, darah
dapat mengiritasi pembuluh darah, meningen, dan otak. Darah dan vasokatif
serebral. Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke 4 sampai ke
2.2.7 WOC
Iskemik central
Aneurisma
Perdarahan arachnoid/
Koma
Area grocca
Kelemahan fisik umum
Resiko
jatuh
5
56
2.2.8 Komplikasi
a. Infeksi pernafasan
c. Konstipasi
d. Trombofibitis
b. Dislokasi sendi
a. Epilepsy
b. Sakit kepala
c. Kraniotomi
4. Hydrosefalus
b. Elektro encefalography
c. Sinar X tengkorak
berlawanan dari masa yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat pada
sub arachnoid.
d. Ultrasonography Doppler
e. CT_Scan
f. MRI
ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
daerah berlawanan dari massa yang meluas (Andra & Yessie, 2013).
K. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah rutin
b. Gula darah
c. Urin rutin
d. Cairan serebrospinal
f. Biokimia darah
58
g. Elektrolit
2.2.10 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan umum
b. Penatalaksanaan medis
1) Trombolitik (streptokinase)
cilostazol, dipiridamol)
3) Antikoagulan (heparin)
4) Hemorragea (pentoxyfilin)
2.3.1 Definisi
Objektif :
Minor : -
- Gangguan musculoskeletal
- Ganggu neuromuskuler
60
- Kelemahan
- Penurunan motivasi/minat
a. Citra tubuh
d. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
f. Variabel kebudayaan
a. Dampak Fisik
b. Dampak Psikososial
interaksi sosial.
a. Stroke
c. Depresi
d. Arthritis rheumatoid
e. Retardasi mental
f. Delirium
g. Demensia
h. Gangguan amnestic
i. Skizofrenia
terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
3. Pengetahuan
4. Keadaan Fisik
a. Identitas klien
berbeda.
64
b. Keluhan utama
f. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
dirangsang nyeri.
rangsangan nyeri.
dirangsang.
66
c) Motorik (Gerakan) :
rangsang nyeri.
67
b. Tanda-Tanda Vital
1)
fungsi penciuman.
3) Saraf III, IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis.
eksternus.
sehat.
tuli persepsi.
dan trapezius.
10) Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi
d. Sistem Kerdiovaskuler
nadi.
e. Sistem Pernafasan
f. Sistem Pencernaan
makan menghilang.
g. Sistem Perkemihan
h. Sistem Muskuloskeletal
yaitu tremour.
i. Sistem Reproduksi
j. Sistem Pancaindra
1) Penglihatan
2) Penciuman
3) Pendengaran
5) Perabaan
Kriteria penilaian :
Interpretasi:
c. Taruh dilantai
perintahkan pada klien
untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah
nilai 1 point) “tutup mata
anda”
perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
Total nilai 30
Interpretasi hasil
berat
(Indeks Barthel)
Hari
Nilai
No Jenis aktifitas Penilaian
Bantuan Total
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
3 Berpindah dari kursi roda 5 - 10 15
ke tempat tidur &
4 sebaliknya Kebersihan 0 5
diri: Cuci
5 5 10
muka, menyisir, mencukur
6 5 15
7 Aktivitas dikamar mandi 0 5
8 (toileting) 5 10
9 Mandi 5 10
10 Berjalan dijalan yang datar 5 10
11 (jika tidak mampu berjalan, 5 10
12 lakukan dengan kursi roda) 5 10
13 Naik turun tangga 5 10
Berpakaian termasuk
mengenakan sepatu
74
Mengontrol defekasi
Mengontrol berkemih
Olah raga/`latihan
Rekreasi/pemanfaatan
waktu luang
JUMLAH
infark miokard
disatria,disfasia, afasis
dx
5. Pola nafas tidak Tujuan : stelah dilakukan tindakan Managemen nafas (SIKI,
efektif 2x24 jam diharapkan pola nafas I.01011)
bisa kembali efektif 1. Monitor pola nafasMonitor
bunyi nafas tambahan
Dengan kriteria hasil 2. Pertahankan kepatenan
1.Tekanan ekspirasi menigkat jalan nafas
2. tekanan inspirasi meningkat 3. Posisiskan
3. kapasitas vital cukup semifowler/fowler
(SLKI, L 01004) 4. Lakuakn fifio terapi dada
5. Berikan oksigen jika perlu
6. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
7. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
77
Indikator :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup meningkat
5 : meningkat
78
(Nursallam, 2017).
interdependent.
2017).
sistematis pada system kesehatan klien, tipe pernyataan evaluasi ada dua
(Nursallam, 2017).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
selama proses penelitian. Hal ini penting karena desain penelitian merupakan
hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan peneliti dan sebagai alat untuk
penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus ini adalah studi untuk
2013).
79
80
2. Definisi defisit perawatan diri Defisit perawatan diri adalah tidak mampu
3.3 Partisipan
Partisipan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah dua klien
dengan usia 55 dan 64 dan keluarga klien yang kedua sama-sama memiliki
1) Lokasi
2) Waktu Penelitian
1) Wawancara
pengumpulan data dapat berupa alat tulis, buku catatan, kamera ataupun
perekan suara.
secara langsung kepada klien untuk mencari perubahan atau hal – hal
perkusi, dan auskultasi pada sistem tubuh klien yang dilakukan secara
setelah latihan range of motion dalam 1 bulan. Pada observasi ini peneliti
3) Studi Dokumentasi
2020.
83
keabsahan data terhadap semua data yang terkumpul. Uji keabsahan data ini
Cheks). Proses pengecekan data yang diporelah peneliti kepada pemberi data
untuk mengetahui seberapa jauh data yang di peroleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna
1) Mereduksi data
2) Penyajian data
3) Kesimpulan
masing- masing yang tidak dapat dipaksa. Beberapa etika dalam melakukan
tersebut terkesan tidak logis. Kalau hal seperti ini terjadi dan bila
Untuk itu perlu dicek kembali apakah pasien telah mengerti informasi
identitas pasien.
data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya
dan penyebarannya.
3.8.4 Respek
3.8.5 Otonomi
yang ada.
berlaku adil pada semua orang dan tidak memihak atau berat sebelah.
88
a. Karena factor usia klien sulit untuk diajak berbicara butuh pengulangan
DAFTAR PUSTAKA
Abshire, D. A., Graves, J. M., Roberts, M. L., Katz, J., Barbosa-leiker, C., &
Corbett, C. F. (2017). Student support in accelerated nursing programs :
Gender-based perspectives and impact on academic outcomes. Nursing
Outlook, 1–13. https://doi.org/10.1016/j.outlook.2017.08.010
Nurse, S., & Price, J. (2016). ‘No second chance’ – Junior neonatal nurses
experiences of caring for an infant at the end-of-life and their family. Journal
of Neonatal Nursing. https://doi.org/10.1016/j.jnn.2016.04.008
Pinto, Ardi, 2011. Care Yourself Stroke : Cegah dan obati sendiri. Jakarta :
penebar Plus
WHO. (2015). Creating peer support groups in mental health and related areas.
LEMBAR KONSUL