Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan/Kelas : XII/Kelompok II

Nama Agenda : Nilai-nilai Dasar ASN (Nasionalisme)

Nama Peserta : Neng Desi Nurdiati, S.Pd

No. Daftar Hadir :1

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional


Bandung

A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Nasionalisme
nasionalisme secara politis merupakanmanifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk
merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,
bangsa dan negaranya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi
nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara;bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesame bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia;mengembangkan sikap tenggang rasa.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus
menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak-langkah dan semangat bekerja untuk
bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari
ASN harus menantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila Nasionalisme 12 dan
mengaktualisasikannya dengan semangat nasionalisme yang kuat menjalankan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana
kebijakan publik. Secara teoritis, kebijakan publik dipahami sebagai apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Bertolak
dari pengertian di atas, ASN sebagai bagian dari pemerintah atau sebagai
aparat sipil negara memiliki kewajiban melaksanakan kebijakan publik.
Dengan kata lain, ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor
pemerintahan. Sifat-sifat kebijakan publik tersebut harus dimengerti oleh
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebagai pelaksana, ASN harus
mempertimbangkan aspek penting dalam upaya pencapaian tujuan
dimaksud. ASN juga dituntut sebagai pelaksana kebijakan publik untuk
memberikan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan publik.
Di samping itu, Undang-Undang ASN juga memberikan jaminan
kepada aparatur sipil (birokrat) bebas dari intervensi kepentingan politik,
bahkan bebas dari intervensi atasan yang memiliki kepentingan subjektif.
Hal ini merupakan upaya untuk mendorong ASN yang berorientasi kepada
kepentingan publik. UU ASN dibangun atas dasar kompetensi dan
profesionalisme yang memadai sebagai sebuah persyaratan. Pandangan
tersebut didasarkan atas paradigma bahwa ASN merupakan aparatur
professional yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan loyal
kepada negara dan aturan perundang-undangan.
Ciri-ciri pelayanan publik yang mementingkan kepentingan publik
adalah lebih mengutamakan apa yang diinginkan masyarakat dan pada hal
tertentu pemerintah juga berperan untuk memperoleh masukan dari
masyarakat atas pelayanan yang dilaksanakan. Sebagai unit kerja publik,
pemerintah bekerja untuk memenuhi (memproduksi, mentransfer,
mendistribusikan) dan melindungi kebutuhan, kepentingan dan tuntutan
pihak yang diperintah sebagai konsumen.
Dengan demikian, yang menjadi ukuran keberhasilan layanan publik
adalah
terpenuhinya kepentinga masyarakat umum atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Hal ini dapat dipenuhi jika ASN
juga berpegang pada dua belas kode etik dan kode perilaku yang telah
diatur dalam UU ASN, terutama upaya untuk mendorong agar ASN
berintegritas tinggi. Tujuan dari itu semua adalah untuk dapat
mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam
menjalankan, profesinya sebagai pelayan publik yang berintegritas.

B. Contoh/Peristiwa Sikap Nasionalisme


Tahun 2020 adalah tahun yang bersejarah untuk saya, setelah
mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan dinyatakan lulus kemudian
proses selanjutnya terhenti karena adanya pandemic, hampir setahun
kemudian baru dilaksanakan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Hal yang
tidak pernah disangka ternyata saya lulus di Kecamatan Garut Kota hal ini
berarti antara 2 pilihan saya harus meninggalkan keluarga atau suami yang
turut serta mutasi bersama saya ke tempat saya bertugas.
Diskusi pun terus dilakukan, akhirnya diputuskan suami turut mutasi
bersama saya walaupun sampai saat ini masih terkendala satu dan
berbagai hal. Itulah bentuk kecintaan kami kepada tanah air bersedia di
tempatkan dimana saja dan bersedia mengorbankan apapun untuk
kemajuan pendidikan sebagai perwujudan nasionalisme kami demi
terwujudnya cita-cita Negara Republik Indonesia yaitu “Mencerdaskan
kehidupan bangsa.”

C. Tokoh Nasionalis
Tokoh nasionalis yang akan saya ulas adalah Menteri Pendidikan kita,
Nadiem Makarim. Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. atau yang dikenal
dengan Nadeim Makarim lahir di Singapura, 4 Juli 1984. Kini usianya
menginjak 37 tahun.
Nadiem Anwar Makarim adalah putra dari pasangan Nono Anwar
Makarim dan Atika Algadri. Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara
terkemuka yang berketurunan Minang-Arab. Sedangkan ibunya merupakan
penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan
Indonesia.
Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA berpindah-
pindah dari Jakarta ke Singapura. Sehabis menyelesaikan pendidikan
SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan
Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat. Nadiem sempat
mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah
memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia
mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business
Administration di Harvard Business School.
Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan
manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia
terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di
perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah
keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation
Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek
yang telah ia rintis sejak tahun 2011. Saat ini Gojek merupakan perusahaan
rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini
memperoleh pendanaan sebesar US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari
konsorsium.
Pada 22 Oktober 2019, Nadiem secara resmi menyatakan bahwa
dirinya mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Gojek setelah pagi
harinya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Pada 23
Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet menterinya
dengan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Ada beberapa perubahan dalam dunia pendidikan selama beliau
menjadi Mentri diantaranya mengganti “Ujian Nasional” menjadi “
Assesmen Kompetensi Minimun (AKM) dan survey karakter”, Sekolah
dapat menggunakan sampai 50% dana BOS untuk menggaji guru
honorer dari sebelumnya 15%, Dalam masa wabah Covid-19,
kementeriannya menghimbau diadakannya pembelajaran jarak jauh (PJJ)
dari rumah dan kementeriannya akan mengguyur siswa kuota
internet gratis sebesar 35 GB, sementara guru menerima 42 GB. Para
mahasiswa dan dosen pun juga mendapatkan kuota internet sebesar 50
GB per bulannya.
Bersama dengan Melinda Gates dan Menteri Keuangan Republik
Indonesia, Sri Mulyani, Nadiem menjabat sebagai salah satu komisaris
Pathways for Prosperity for Technology and Inclusive Development yang
fokus membantu negara-negara berkembang untuk beradaptasi dengan
berbagai inovasi baru dunia digital yang mengubah budaya bekerja.
Beberapa penghargaan yang telah diraih oleh Nadiem yaitu:
• Pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian
of the Year, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menerima
penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012.
Penghargaan tersebut datang karena perusahaan berfokus pada
peningkatan kesejahteraan sektor informal. Pada saat yang sama, ini dapat
membantu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia
dengan mengubah pasar dan model bisnis tradisional.

• Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg menilai


tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan
cepat dan mendalam seperti Gojek. Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015
dengan fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian berkembang menjadi
aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makanan, hingga
membersihkan rumah
• Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima
penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis.
Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi
bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang
lebih baik bagi masyarakat Asia. Nadiem menggandakan hadiah yang
diterima menjadi Rp860 juta untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi
Gojek.
• Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That
Changed The World, dan mendapatkan peringkat 17. Pada tahun 2019,
Gojek kembali menjadi satu-satunya perusahaan Asia Tenggara yang
masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52 perusahaan
kelas dunia.
Aktualisasi Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terdapat pada Tokoh Nadiem
Makarim
1. Cinta tanah air
Beliau mengabdikan dirinya menjadi Mentri Pendidikan pada Kabinet
Indonesia Maju Pemerintahan Joko Widodo-KH. Ma’ruf Amin
2. Mengutamakan kepentingan public
Ketika Nadiem menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk
Inovasi Ekonomi dan Bisnis. Nadiem menggandakan hadiah yang diterima
menjadi Rp860 juta untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi Gojek.
3. Tolong menolong
Nadiem membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat banyak dengan
mendirikan Gojek.
4. Mau bekerja keras/ Memiliki etos kerja yang baik
Dapat dilihat dari perjalanan karirnya yang memiliki peran atau jabatan
penting. Tidak mudah untuk mendapatkan jabatan penting dalam sebuah
perusahaan.
5. Kreatif dan inovatif
Nadiem merupakan sosok kreatif yang melakukan berbagai inovasi terkait
bisnis startup di Indonesia.

D. Implementasi Nilai Nasionalisme


1. Perwujudan nyata sila ke-1 Pancasila
Sebagai guru tugas kita selain mengajar juga membentuk karakter dan
akhlak peserta didik terutama berkaitan dengan adab dan etika.
2. Perwujudan nyata sila ke-2 Pancasila
Memberikan bantuan kepada korban-korban bencana alam.
3. Perwujudan nyata sila ke-3 Pancasila
Mau bergaul di tempat kerja dengan siapa pun, rasa apa pun dan agama
apa pun tanpa adanya diferensiasi.
4. Perwujudan nyata sila ke-4 Pancasila
Jika ada masalah di lingkungan kerja sebaiknya dilakukan musyawarah
untuk mencapai mufakat.
5. Perwujudan nyata sila ke-5 Pancasila
Sebagai guru memberikan nilai kepada peserta didik sesuai dengan
kemampuannya artinya bersikap adil kepada semua peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai