Anda di halaman 1dari 15

Dinamika Historis dan Urgensi Wawasan Nusantara

sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan


Indonesia dalam Konteks Pergaulan Dunia
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Kewarganegaraan


Dosen Pengampu: Dr. Asnafiyah M.Pd

Disusun oleh:
Sem.I/PGMI B
1. Mila Hermawati (181040800)
2. Anggiana Dewi Nur A (181040800)
3. Lisa Tri Utami (18104080056)
4. Sitta Novia Muyassaroh (18104080063)
5. Fitriani (181040800)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2018
PENDAHULUAN
Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook)
bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat Wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup
bangsa yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya
tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu
menuju tujuannya.
Bagi bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara telah menjadi cara pandang
sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan visional Bangsa
Indonesia. Konsepsi Wawasan Nusantara, sejak dicetuskan melalui Deklarasi
Djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus tumbuh
dalam praktek kehidupan bernegara.
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Wawawan Nusantara
Sebagai konsep, istilah Wawasan Nusantara dapat ditelusuri secara
terminologi maupun etimologi. Berikut ini pengertian terminologi menurut
para ahli atau tokoh dan lembaga mengenai istilah tersebut.

No Tokoh/Lembaga Wawasan Nusantara


.
1 Hasnan Habib Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu
kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad
perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu
kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi
dan satu kesatuan hankam.
2 Wan Usman Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan beragam.
3 Majelis Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
Permusyawaratan mengenai diri dan lingkungannya, dengan
Rakyat tahun 1998 mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4 Lembaga Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
Ketahanan mengenai diri dan lingkungannya yang serba
Nasional Tahun beragam dan bernilai strategis dengan
1999 mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Wawasan Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian yakni


pengertian etiomologis dan pengertian terminologi. Secara etimologi, kata
Wawasan Nusantara berasal dari dua kata wawasan dan nusantara. Wawasan
dari kata wawas (bahasa Jawa) yang artinya pandangan. Sementara kata
“nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau dan antara.
Kata ”nusa” dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan.
Sedangkan dalam bahasa Latin, kata ”nusa” berasal dari kata nesos yang
dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan
tersebut, maka kata ”nusa” juga mempunyai kesamaan arti dengan kata
nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan
bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan
terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga
mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang
berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata
”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan
bahwa kata ”antara” mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau
laut. Dari penjabaran di atas, penggabungan kata ”nusa” dan ”antara”
menjadi kata ”nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang diantara
laut atau bangsa-bangsa yang dihubungkan oleh laut.
Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau, dan antara
berarti diapit atau berada di tengah-tengah. Nusantara berarti gugusan pulau
yang diapit atau berada ditengah-tengah antara dua benua dan dua samudra
(Pasha, 2008).
Selanjutnya kata Nusantara digunakan oleh Ki Hajar Dewantara untuk
mengggantikan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Pada acara
Kongres Pemuda Indonesia II tahun 1928 (peristiwa Sumpah Pemuda),
digunakan istilah Indonesia sebagai pengganti Nusantara. Nama Indonesia
berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu indo/indu yang berarti
Hindu/Hindia dan nesia/nesos yang berarti pulau. Dengan demikian kata
nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata Indonesia, yang menunjuk pada
wilayah (sebaran pulau-pulau) yang berada di antara dua samudra yakni
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan dua benua yakni Benua Asia dan
Australia.
Bangsa Indonesia memandang wilayah berikut bangsa yang ada di
dalamnya sebagai satu kesatuan. Itulah esensi atau hakikat dari wawasan
nusantara. Hakikat atau esensi wawasan nusantara adalah “persatuan bangsa
dan kesatuan wilayah”. Perhatikan rumusan Wawasan Nusantara dalam
GBHN 1998 berikut ini:
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara adalah cara pandang rakyat indonesia terhadap
lingkunganya dengan mengutamakan kesatuan dan persatuan suatu negara
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat. Fungsi wawasan nusantara
adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, dan perbuatan baik bagi penyelenggara
Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalm
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan Wawasan Nusantara Secara umum, Tujuan Wawasan
Nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari
rakyat Indonesia, yang telah lebih mengutamakan kepentingan nasional dari
pada kepentingan orang per orangan, kelompok, golongan, suku
bangsa/daerah. Selain itu tujuan Wawasan Nusantara terdiri dari dua, yaitu : •
Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial”. • Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap
aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta
kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan,
kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
Contoh Pertanyaan:
Jika di Indonesia ada wawasan kebangsaan, apakah dinegara lain juga
ada wawasan nasional?
Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang
telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya
yang serba terhubung (interaksi & interelasi) serta pembangunannya di
dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya baik nasional,
regional, maupun global. Suatu negara dan bangsa akan terikat erat
apabila ada pemahaman yang mendalam tentang perbedaan dalam
negara atau bangsa itu sebagai anugrah, yang pada akhirnya akan
memperkaya khasana budaya negara atau bangsa tersebut. Disamping
itu, perbedaan ini merupakan satu titik yang sangat rentan terhadap
perpecahan jika tidak diberikan pemahaman wawasan nasional dan
wawasan nusantara yang tepat bagi bangsa dan negara. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman (pendapat,
kepercayaan, hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat agar bangsa
yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan
negaranya.

Mengapa di Indonesia memerlukan wawasan Nusantara?


Karena wawasan nasional berguna untuk memanfaatkan segala
sumber daya, baik itu SDM maupun SDA secara maksimal dan efisien.
Pengetahuan yg cukup mengenai wawasan nasional dapat
memudahkan kita untuk menemukan ide-ide baru, mengelola negara,
bekerja sama, dan memanfaatkan situasi yg menguntungkan negara.
Sehingga kita dapat menentukan setiap langkah tepat demi tercapainya
cita-cita nasional. Disampingnya itu wawasan nasional sebagai
pedoman , motivasi , rambu rambu untuk menentukkan segala
keputusan maupun tindakkan bagi seluruh rakyat RI.

Apa yang terjadi jika suatu bangsa tidak berwawasan Nusantara?

Makmurnya suatu Negara bukan saja menjadi tanggung jawab


para pejabat pentig atau bahkan presiden saja. Tetapi, itu semua sudah
menjadi tanggung jawab seluruh warga Negara terutama para generasi
muda yang akan menjadi penerus bangsa. Para generasi muda harus
tahu betul arti dan makna yang sesunggunghnya tentang wawasan
nusantara. Dan harus berwawasan nusantara lebih luas lagi agar
Negara kita menjadi Negara yang lebih maju.

Jika para generasi bangsa tak berwawasan nusantara maka


Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi
Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi
rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak
adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat
mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.

C. Latar belakang historis, sosiologis, dan politik tentang


wawasan nusantara
1. Latar belakang historis
Sumber historis lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari
perdana menteri ir. H. Djuanda kartawidjaja yang pada tanggal 13 desember
1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai deklarasi
djuanda1. Sebelum keluarnya deklarasi djuanda, wilayah indonesia
didasarkan pada territoriale zee en maritieme kringen ordonantie 1939
(tzmko 1939) atau dikenal dengan nama ordonansi 1939, sebuah peraturan
buatan pemerintah hindia belanda. Isi ordonansi tersebut pada intinya adalah
penentuan lebar laut lebar 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal
berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat.
2. Latar belakang sosiologis
Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat indonesia, wawasan
nusantara yang pada awalnya berpandangan akan “kesatuan atau keutuhan
wilayah” diperluas lagi sebagai pandangan akan “persatuan bangsa”. Bangsa
indonesia tdak ingin lagi terpecah-pecah dalam banyak bangsa. Untuk
mewujudkan persatuan bangsa itu dibutuhkan penguatan semangat
kebangsaan secara terus menerus.
Semangat kebangsaan indonesia sesungguhnya telah dirints melalui
peristwa kebangkitan nasional 20 mei 1908, ditegaskan dalam sumpah
pemuda 28 oktober 1928, dan berbasil diwujudkan dengan proklamasi
kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 agustus 1945. Oleh karena itu, jauh
sebelum deklarasi djuanda 1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan
sudah tumbuh dalam diri bangsa.

 Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti


posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil
tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah
cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi
harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
 Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.

1
Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka
Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Jakarta:Kuaternita Adidarma. 
 Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil
 Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya
dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar
harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
 Pengembangan budaya indonesia, untuk melestarikan kekayaan indonesia,
serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan
sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan
pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

3. Latar belakang Sumber politik


Wawasan nusantara yang bermula dari deklarasi djuanda 1957
selanjutnya dijadikan konsepsi politk kenegaraan. Rumusan wawasan
nusantara dimasukkan dalam naskah garis besar haluan negara (GBHN)
sebagai hasil ketetapan mpr mulai tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan
1998.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan politik wawasan nusantara, yaitu2:

1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang,


seperti uu partai politik, uu pemilihan umum, dan uu pemilihan
presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum
dan mementingkan persatuan bangsa.contohnya seperti dalam
pemilihan presiden, anggota dpr, dan kepala daerah harus
menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2
.Alfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang Geografi
Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada University. ISBN 979-420-516-8,
9789794205167.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di indonesia
harus sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa indonesia
harus mempunyai dasar hukumyang sama bagi setiap warga negara,
tanpa pengecualian. Di indonesia terdapat banyak produk hukum
yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk
peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum
yang berlaku secara nasional.
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan
sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan
bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan
dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah
indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
6. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada
aparat dan belajar kemiliteran.
7. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau
pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini
dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat
antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan.
8. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah
Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika & Tantangan
Wawasan Nusantara
1. Luas wilayah Indonesia memunculkan potensi ancaman dan potensi
keunggulan
Wilayah Indonesia Berciri Nusantara
Potensi Keunggulan Potensi Ancaman
Memiliki potensi kelautan dan Rentan terhadap bencana Kelautan
perikanan yang besar. seperti tsunami
Memiliki potensi pariwisata. Biaya transportasi antar pulau menjadi
besar.
Memiliki keanekaragaman
budaya di setiap pulau.
Terhindar dari penyebaran
konflik karena terpisah oleh
laut dengan negara lain.
Memiliki keanekaragaman
flora dan fauna.

2. Contoh tantangan wilayah berciri nusantara:


Metrotvnews.com,Jakarta, 70 % Daerah Tertinggal di Timur Indonesia,
Kendala untuk mengentaskan kabupaten tersebut adalah kualitas SDM
yang rendah dan sulitnya wilayah geografis. Menteri Pembangunan
Daerah Tetinggal, Helmy Faishal Zaini, mencontohkan ada suatu kampung
yang letaknya sangat terisolasi hanya dihuni 100 penduduk. Kalau
membangun listrik oleh PLN tidak memungkinkan, maka solusinya untuk
wilayah seperti itu adalah dengan mendirikan pembangkit listrik tenaga
surya. Solusi untuk meningkatkan tingkat melek huruf di daerah tertinggal
adalah bekerjasama dengan Kemendikbud lalu dilakukan program
pelatihan baca tulis dan pendidikan keterampilan. Sistem pengajatan
dilakukan dengan sistem training of trainer.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara


Esensi atau hakikat dari wawasan nusantara adalah “kesatuan wilayah dan
persatuan bangsa” Indonesia. Setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13
Desember 1957, wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan, di mana laut
tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung. Wilayah Indonesia
sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508
pulau.
b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta
km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan /
perairan
c) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e) Terletak pada garis katulistiwa
f) Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum
Pasifik
g) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
h) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam

Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan


berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak
hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa
ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang
heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. Bangsa Indonesia
sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:
 Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,
2010)
 Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
 Memiliki keragaman ras
 Memiliki keragaman agama
 Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragaman
suku bangsa
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosialbudaya,
ekonomi serta pertahanan dan keamanan.
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Memiliki makna:
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup,
dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik
bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini
berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluasluasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai
tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan
satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan
sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang
mengabdi kepada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa
lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik
luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Memiliki makna:
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan
hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah
air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh
daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan
satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial
Budaya Memiliki makna:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa
harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan
terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan
corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya
bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-
hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya


akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan serta
menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu
tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan, serta
golongan berdasarkan status sosialnya.

 Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan


dan keamanan Memiliki makna:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta
tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela
negara pada tiap warga negara Indonesia.
Berdasar uraian di atas, wawasan nusantara berfungsi
sebagai wawasan pembangunan. Bahwa pembangunan nasional
hendaknya mencakup pembangunan dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan secara terpadu,
utuh dan menyeluruh. Sumber daya alam memiliki sifat terbatas
dan tidak dapat diperbaharui, sementara itu pembangunan yang
terus berkembang membutuhkan sumber-sumber pembiayaan yang
semakin besar pula.
Oleh karena itu negara membutuhkan sumber pembiayaan di
luar sumber daya alam khususnya minyak bumi dan gas alam.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Sekarang
pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Oleh karena itu,
pajak sangat dominan dalam menopang pembangunan nasional.

Anda mungkin juga menyukai