sel-sel lainnya yang terbentuk dari tubulus seminiferus, sel Leydig dan komponen
lainnya dari intersisium, dan spermatogonia.Pada minggu ko8 s/d ke-12 masa
kehamilan, kadar gonadotropin korion plasenta meningkat, dan merangsang sel
Leydig janin untuk mengeluarkan testoteron serta merangsang sel sertoli untuk
mengeluarkan Mullerian inhibiting factor. Testosteron akan merangsang diferensiasi
saluran Wolf menjadi epididimus, vasa deferens, vesikula seminalis, dan saluran
ejakulator lelaki. Sedangkan Mullerian inhibiting factor akan menyebabkan involusi
pada prekusor embriogenik dari tuba fallopii, uterus, serviks, dan sepertiga bagian
atas vagina.Pada minggu ke-9 kehamilan, enzim 5 Reduktase dari sel target akan
mengubah sebagian testosteron menjadi 5 Dihidrotestosteron, dan Dihidrotesteron
inilah yang merangsang terjadinya diferensiasi alat kelamin luar lelaki, merangsang
pertumbuhan tuberkel genital, fusi lekuk uretra, den pembengkakan labioskrotal
untuk membentuk glans penis, penis, dan skrotum. 4,5,6
7
Gambar 2. Gambaran Skematik Perkembangan Embrio pada Laki-laki.
I. KLASIFIKASI
Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi ambigus genitalia berdasarkan
penyebabnya :
9, 10
Secara sederhana, ambigus genitalia dapat dikelompokkan menjadi dua:
A. Wanita yang mengalami maskulinisasi (Female Pseudohermaphr oditi sm)
Ada tiga hal yang dapat menyebabkan pseudohermafrodit pada wanita, yaitu
hiperplasia adrenal congenital, defisiensi aromatase plasenta, dan produksi
hormone pria berlebihan dari garis maternal
1. Hiperplasia adrenal congenital (CAH = Congeni tal Adr enal H yperpl
asia) CAH merupakan penyebab yang paling sering dari ambigus genitalia
II. DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Anamnesis harus meliputi semua gangguan endokrin pada ibu selama masa
kehamilan, derajat maturitas/ prematuritas umur kehamilan, ibu mengkonsumsi
hormon dari luar juga cara yang digunakan untuk membantu reproduksi dan atau
konrasepsi yang digunakan selama kehamilan. Riwayat keluarga digunakan untuk
menskrining beberapa kelainan urologi, kematian neonatal yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya, anomali organ genital, pubertas dini, amenorrhea,
infertilitas pada keluarga dekat atau keterkaitan keluarga. Virilisasi atau tampilan
cushingoid pada ibunya bila ada, harus dicatat. Kelainan yang didapat pada saat
USG prenatal atau ketidaksesuaian kariotipe fetus dengan genitalia pada saat
USG.5,6