Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TEKANAN HIDROSTATIS
(HYDROSTATIC PRESSURE)

II.1 Pendahuluan
Didalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam zat yaitu zat cair,
zat padat, dan zat gas. Zat cair merupakan cairan berbentuk cair seperti air, minyak,
bensin dan sebagainya. Zat padat adalah zat yang memiliki bentuk keras atau padat
seperti es batu. Zat gas merupakan zat yang berbentuk gas atau udara seperti balon yang
ditiup berisi gas.
Fluida adalah zat yang tidak dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh sebab itu yang termasuk fluida
hanyalah zat cair dan zat gas.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang
dibagi dengan luas bidang itu. Pada fluida statis terdapat tekanan hidrostatis. Tekanan
hidrostatis memiliki keterkaitan terhadap luas permukaan wadah atau bejana.
Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat cair yang
dialami oleh bejana tiap satuan luas. Didalam fluida terdapat tekanan dimana jika luas
permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang dihasilkan semakin kecil dan
sebaliknya jika luas permukaan wadah wadah lebih kecil maka tekanan yang dihasilkan
semakin besar. Jadi luas permukaan wadah mempengaruhi besar atau kecilnya tekanan
yang dihasilkan.
Tekanan hidrostatis menyatakan bahwa tekanan suatu zat cair sangat tergantung
pada kedalamannya. Makin tinggi kedalamannya makin tinggi pula tinggi tekanan
hidrostatisnya. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran dengan rumus-rumus yang
didasari pada prinsip keseimbangan momen.
Adapun tekanan hidrostatis dilakukan dengan menggunakan alat seperempat
lingkaran atau kwadran dalam 2 kondisi yaitu beban tenggelam sebagian dan beban
tenggelam seluruhnya.
II.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan besarnya tekanan dan besarnya gaya yang bekerja pada bidang
rata yang tenggelam sebagian.
2. Untuk menentukan besarnya tekanan dan besarnya gaya yang bekerja pada bidang
rata yang tenggelam seluruhnya.
3. Untuk mengetahui prinsip percobaan tekanan hidrostatis

II.3 Dasar Teori


Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan dimensi.
Nomenklatur ini akan digunakan selama pembahasan teori ini. Meskipun teori untuk
beban yang terendam sebagian dan tenggelam seluruhnya sama, akan lebih jelas untuk
meninjau kedua kasus tersebut secara terpisah
II.3.1 Beban Tenggelam Sebagian

0
a

d
Y Y/3
m.g
b
Gambar II.1. Kondisi Benda Tenggelam Sebagian

 Mo =0

m.g.L = 0,5..g.b.Y2 ( a + d - Y/3 )


m.L = 0,5..b.Y2 ( a + d - Y/3 )

dimana :
m = massa anak timbangan
L = 0,275 m
b = 0,075 m
a = 0,1 m
d = 0,l m
Y = tinggi paras air
 = kerapatan air
Gaya hidrostatis F untuk permukaan beban terendam sebagian
didefinisikan sebagai
F=ρgAh ( Newton )
dengan A=Bd
dan h = C = d/2
Sehingga
ρgBd 2
F= ( Newton )
2
Sedangkan untuk kedalaman pusat tekanan percobaan atau Momen M
dapat didefinisikan sebagai
M=Fh ( Nm)
Momen penyeimbang dihasilkan oleh berat W, yang dikenakan pada
penggantung pada ujung lengan penyeimbang, panjang lengan penyeimbang
L. Untuk keseimbangan statis, dua momen adalah sama, yaitu
Fh=WL=mgL

Dengan mensubstitusi gaya hidrostatis dari (1) didapatkan


h= { mgL } over { F } = {2 mL} over { ρB {d } ^ {2 }} (meter )
Untuk menghitung kedalaman pusat tekanan teoritis P dibawah
permukaan bebas digunakan persamaan
Ix
h' =
Ah

Dengan Ix merupakan momen dari bagian luasan yang terendam.


I x = Io +A h 2
Bd 3 2
d B d3 ( 4 )
Ix =
12
+Bd
2 () =
3
m

Kedalaman pusat tekanan dibawah titik tumpuan adalah


h=h '+ H−d (meter )
Substitusikan (3) ke (2) kemudian subtitusikan ke (4) menghasilkan hasil
teoritis berikut
h=H− {d } over {3 } ( meter )
Kondisi pada saat beban tenggelam sebagian adalah :
 Mo =0
M.g.L = 0,5..g.b.Y2 ( a + d - Y/3 )
M.L = 0,5..b.Y2 ( a + d - Y/3 )
maka massa anak timbangan adalah :
0,5 .. b . y 2 (a+d −Y /3)
M=
L
Gaya didefinisikan sebagai berikut :
F= m.a
Dengan :
m = massa = massa anak timbangan = M
a = gaya gravitasi = g
Maka :
Gaya tekanannya adalah :
Fh = M x g
Gaya beban adalah :
Fp = m x g

II.3.2 Beban Tenggelam Seluruhnya

0
a
(Y-d)/3
Y
d
Y/3
m.g
b
Gambar II.2. Kondisi Benda Tenggelam Seluruhnya
 Mo =0
m.g.L = 0,5..g.b.Y2 (a + d -Y/3 ) - 0,5..b (Y - d)2(a - 1/3 (Y - d))
m.L = 0,5..b.Y2 (a + d - Y/3 ) - 0,5..b.(Y - d)2 (a - 1/3 (Y - d))
m.L = 0,5..b { Y2 (a + d - Y/3 ) - (Y - d)2 (a- 1/3 (Y - d)

dimana :
m = massa anak timbangan
L = 0,275 m
b = 0,075 m
a = 0,1 m
d = 0,l m
Y = tinggi paras air
 = kerapatan air

Untuk beban tenggelam seluruhnya, gaya hidrostatis F dapat dicari


dengan cara
D
F=ρgAh=ρgBD(d- ) ( Newton )
2
Kedalaman pusat tekanan untuk beban tenggelam seluruhnya dicari
dengan menghitung momen M yang didefinisikan sebagai berikut
M=Fh ( Nm)
Momen penyeimbang dihasilkan oleh berat W yang dikenakan pada
penggantung pada bagian ujung lengan penyeimbang. Untuk keseimbangan
statis, momen yang dihasilkan adalah sama, yaitu
Fh=WL=mgL
Dengan mensubstitusikan gaya hidrostatis dari (5) didapatkan
h= { mL } over { ρBD left ( d− { D } over {2 } right )} ¿
Sedangakan untuk menghitung kedalam pusat tekanan teoritis pada beban
tenggelam seluruhnya, dapat dihitung dengan menghitung hasil teoritis untuk
kedalaman pusat tekanan dibawah permukaan bebas yaitu
Ix
h' =
Ah
Dengan Ix merupakan momen kedua dari bagian luasan yang terendam.
Dengan menggunakan teorema pusat pararel

I x = Io +A h 2

D2 2
d
I x =BD [ ( )]
12
+ d-
2
(m4 )

Kedalaman pusat tekanan di bawah titik tumpuan adalah


h=h '+ H−d (meter )
Substitusikan ke persamaan h” sebelumnya sehingga didapatkan
D2 2
D
' 12
h=
( ) +H-d
+ d-
2
D
d-
2

Kondisi pada saat beban tenggelam sebagian adalah :

 Mo = 0
m.g.L = 0,5..g.b.Y2 (a + d -Y/3 ) - 0,5..b (Y - d)2(a - 1/3 (Y - d))
m.L = 0,5..b.Y2 (a + d - Y/3 ) - 0,5..b.(Y - d)2 (a - 1/3 (Y - d))
m.L = 0,5..b { Y2 (a + d - Y/3 ) - (Y - d)2 (a- 1/3 (Y - d)
maka massa anak timbangan adalah :
1 Y 1
M= 2 ( ( ) (
ρb Y 2 a+ d− −( Y −d )2 a− ( Y −d )
3 3 ))
L
Gaya didefinisikan sebagai berikut :
F= m.a
Dengan :
m = massa = massa anak timbangan = M
a = gaya gravitasi = g
Maka :
Gaya tekanannya adalah :
Fh = M x g
Gaya beban adalah :
Fp = m x g
II.4 Alat dan Bahan

Gambar II.3 Alat Peraga Tekanan Hidrostatis

1. Bejana yang dilengkapi dengan kaki berulir


Berfungsi sebagai wadah air.
2. Alat untuk menggantung massa
Berfungsi untuk mengantungkan beban untuk mendapatkan nilai paras air.
3. Benda kwadran dengan skala
Berfungsi untuk membaca tinggi paras air.
4. Sekrup pemegang kwadran
Berfungsi agar kwadran tidak bergerak dan menghubungkan kwadran dengan
lengan penyeimbang.
5. Lengan timbangan
Berfungsi untuk melakukan keseimbangan ketika massa ditambah.
6. Knife edges
Berfungsi sebagai tempat lengan penyeimbang.
7. Pengatur keseimbangan
Berfungsi sebagai penyeimbang antara alat pengantung beban dan lengan
penyeimbang
8. Katup penguras
Berfungsi untuk membuang air
9. Nivo
Berfungsi sebagai penunjuk keseimbangan.

II.5 Data Teknis


Dimensi-dimensi dari peralatan berikut digunakan untuk perhitungan yang benar.
Jika dibutuhkan, nilai-nilainya dapat dicek kembali sebagai bagian dari prosedur
percobaan dan diganti dengan hasil pengukuran.

Tabel II.1 Data Teknis untuk perhitungan Tekanan Hidrostatis


Panjang Jarak dan penggantung
L 0.275 m
Penyeimbang berat ke tumpuan
Dasar permukaan
Jarak kuadran ke
H 0.200 m kuadran ke tinggi
tumpuan
tumpuan
Tinggi permukaan
Tinggi kuadran D 0.100 m
kuadran vertikal
Lebar permukaan
Lebar kuadran B 0.075 m
kuadran vertikal

Tabel II.2 Terendam Sebagian


Judul kolom Satuan Notasi Tipe Deskripsi
Gaya B d2
N F Dihitung F=ρ ∙ g
hidrostatis 2
Pusat
tekanan M H” Dihitung h = {mgL} over {F
percobaan
Pusat
tekanan M H” Dihitung h =H- {d} over {3
teoritis

Tabel II.3 Terendam Seluruhnya


Judul kolom Satuan Notasi Tipe Deskripsi
Gaya D
hidrostatis
N F Dihitung F=ρgBD d−( 2 )
Pusat
tekanan M H” Dihitung h = {mL} over {ρBD left (d- {D} over {2} right )
percobaan
Pusat
tekanan M H” Dihitung h = {{{D} ^ {2}} over {12} + {left (d- {D} over {2}
teoritis

II.6 Prosedur Percobaan

a. Satukan benda seperempat lingkaran atau kwadran dengan lengan timbangan,


menggunakan sekrup.
b. Tambahkan massa pada penggantung berat dengan berat tertentu.
c. Tambahkan air sampai gaya hidrostatis pada permukaan akhir kwadran
menyebabkan lengan penyeimbang terangkat.
d. air sampai lengan penyeimbang horizontal, pastikan penandaan garis tengah bagian
atas dan bawah ada saat seimbang. Bisa membuat hal itu lebih mudah dengan
mengisi tangki sedikit demi sedikit.
e. Baca kedalaman yang timbul dari skala bacaan pada permukaan kwadran.
f. Ulangi prosedur di atas untuk setiap penambahan beban.
g. Ulangi sampai ketinggian air mencapai puncak skala bagian atas pada permukaan
kwadran.
h. Catat berbagai faktor yang mungkin mempenggaruhi hasil percobaan.

II.6 Nomenklatur
Tabel II.4 Nomenklatur untuk Tekanan Hidrostatis
Judul Kolom Satuan Notasi Tipe Deskripsi
Tinggi vertikal dari permukaan
Tinggi Kuadran M D Diberikan kuadran. Bisa diambil dari
pengukuran sendiri
Lebar Kuadran M B Diberikan Lebar horizontal kuadran. Bisa
diambil dari pengukuran
sendiri
Panjang lengan penyeimbang.
Bisa diambil dari pengukuran
Panjang sendiri.
M L Diukur
Penyeimbang Note: pengukuran harus
dilakukan dari penggantung
berat ke titik tumpuan
Jarak dari bagian atas
Jarak Kuadran
permukaan kuadran vertikal ke
ke Pivot M H Diberikan
tinggi tumpuan. Bisa dilakukan
(tumpuan)
dengan pengukuran sendiri
Berat yang dikenakan pada
lengan penyeimbang.
Massa Kg M Diukur
Note: massa diberikan dalam
gram
Kedalaman dasar kuadran di
Kedalaman
bawah permukaan bebas
yang M D Diukur
Note: skala alat dikalibrasikan
ditimbulkan
dalam mm

II.7 Data Hasil Pengamatan


Suhu Air : 26° C
Tabel II.5 Data Hasil Percobaan Untuk Beban Tenggelam Sebagian
No Massa (Kg) Tinggi Paras Air (m)
1 0.07 0.063
2 0.08 0.066
3 0.09 0.069
4 0.10 0.072
5 0.11 0.076
6 0.12 0.080
7 0.13 0.082
8 0.14 0.085
9 0.15 0.087
10 0.16 0.090
   
Suhu Air : 26° C
Tabel II.6 Data Hasil Percobaan Untuk Beban Tenggelam Seluruhnya
No Massa (Kg) Tinggi Paras Air (m)
1 0.23 0.109
2 0.24 0.111
3 0.25 0.114
4 0.26 0.116
5 0.27 0.120
6 0.28 0.122
7 0.29 0.126
8 0.30 0.128
9 0.31 0.130
10 0.32 0.132

II.8 Analisa Perhitungan


Analisa perhitungan yang digunakan adalah pada percobaan 1.
II.8.1 Interpolasi
Dengan menggunakan cara interpolasi linier diperoleh ρ, dan μ, pada suhu
24 °C adalah sebagai berikut:
T °C ρair (kg/m3)
20 998
26 X
30 996
26−20
x=998+ ( )
30−20
( 996−998 )

3
¿ 998+ ( ) (−2)
5
¿ 998+(−1,2)
¿ 996,8 kg /m3

II.8.2 Beban Tenggelam Sebagian


II.8.2.1 Mencari Massa Anak Timbangan (M)
Diketahui :y = 0.063
L l= 0,275 m
b = 0,075 m
a = 0,1 m
kg
 = 996,8 kg/m3
m3
Ditanya : M=?
Jawab :

2  y
0 ,5 .  .b. y . a  b  
 3
M 
L

M = 0.5 x 996,8 x 0.075 x (0.063)2 x (0.1 + 0.075 – 0.063/3)


0.275
M = 0.08308 kg

II.8.2.2 Mencari Gaya Tekanan (Fh)


Diketahui :M = 0,08308 kg
g = 9,81 m/s2
Ditanya : Fh=?
Jawab : Fh =Mxg
= 0,08308 x 9,81
= 0,81501 N

II.8.2.3 Mencari Gaya Beban (Fp)


Diketahui : m = 0,070 kg
g = 9,81 m/s2
Ditanya : Fp=?
Jawab : Fp = m x g
= 0,070 x 9,81
= 0,6867 N

II.8.2.4 Mencari Efisiensi


Diketahui : Fh = 0,81501 N
Fp = 0,6867 N
Ditanya : Efisiensi = ?
Jawab : Efisiensi = Fp/Fh x 100
= 0.6867/0.81501 x 100
= 84.25663

II.8.2.5 Rata – Rata Efisiensi


Diketahui : ∑ Efisiensi=¿ 866,552
n = 10
Ditanya : Rata-rata efisiensi = ?

Jawab : Rata-rata efisiensi =


∑ Efisiensi
n
866,522
Rata-rata effisiensi ¿ =86,6522%
10

II.8.2.6 Sudut (  ) :
Diketahui :Rata-rata efisiensi = 86,6522 %
Ditanya :=?
Rata−rata efisiensi
Jawab : β=arc tan
100

86,6522
 = arc tan = 40.91˚
100
Tabel II.7 Hasil Perhitungan Benda Tenggelam Sebagian
Tinggi Paras Massa Anak
No Massa Gaya Tekan Air Gaya Berat Beban Efisiensi
Air Timbangan
  m (Kg) Y (m) M (Kg) Fh (N) Fp (N) %
1. 0,070 0,063 0,097 0,948 0,687 72,457
2. 0,080 0,066 0,105 1,034 0,785 75,875
3. 0,090 0,069 0,115 1,124 0,883 78,540
4. 0,100 0,072 0,124 1,217 0,981 80,601
5. 0,110 0,076 0,137 1,346 1,079 80,182
6. 0,120 0,080 0,151 1,480 1,177 79,550
7. 0,130 0,082 0,158 1,549 1,275 82,343
8. 0,140 0,085 0,169 1,655 1,373 83,009
9 0,150 0,087 0,176 1,727 1,472 85,227
10 0,160 0,090 0,187 1,837 1,570 85,449
Rata - Rata
          80,323
Efisiensi
          Sudut B 38,770
Tabel II.8 Fh vs Fp untuk Tenggelam Sebagian

Gaya Berat
Gaya Tekan Air
Beban
Fh (N) Fp (N)
0,948 0,687
1,034 0,785
1,124 0,883
1,217 0,981
1,346 1,079
1,480 1,177
1,549 1,275
1,655 1,373
1,727 1,472
1,837 1,570
Terendam Sebagian
Diketahui : d = 0,063 m
m = 0,07 kg
g = 9,81 m/s2
B = 0,075 m
ρ = 996,8 kg/m3
L = 0,275 m
H = 0,2 m
Ditanya : Gaya hidrostatis (F) ?
Pusat tekanan percobaan (h”) ?
Pusat tekanan teoritis (h”) ?
B d2
Dijawab : F = ρ∙g
2
0,075× 0,06 32
= 996,8 x 9,81 x
2
= 1,4554 N

mgL
h” (percobaan) =
F
0,0 7× 9,81 ×0,275
= 1,4 554
= 0,1297 m

d
h” (teoritis) = H−
3
0,06 3
= 0,2 - 3
= 0,179 m

II.8.3 Beban Tenggelam Seluruhnya


II.8.3.1 Mencari Massa Anak Timbangan (M)
Diketahui : y = 0,109 m
L l= 0,275 m
b = 0,075 m
a = 0,1 m
d = 0,1 m
kg
 = 996,8 kg/m3
m3
g = 9,81 m/s
Ditanya : M=?
Jawab :

1 Y 1
M= 2 ( ( ) (
ρb Y 2 a+ d− −( Y −d )2 a− ( Y −d )
3 3 ))
L
M=

1 0,1 09 1
2 ( (
× 99 6,8 ×0,075 0,109 2 0,1+0,1−
3 ) (
− ( 0,109−0,1 )2 0,1− ( 0,109−0,1 )
3 ))
0,275
M = 0,2636 kg

II.8.3.2 Mencari Gaya Tekanan (Fh)


Diketahui : M = 0,2636 kg
g = 9,81 m/s2
Ditanya : Fh =?
Jawab : Fh =Mxg
= 0,2636 x 9,81
= 2,5859 N

II.8.3.3 Mencari Gaya Beban (Fp)


Diketahui : m = 0,230 kg
g = 9,81 m/s2
Ditanya : Fp=?
Jawab : Fp = m x g
= 0,230 x 9,81
= 2,2563 N

II.8.3.4 Mencari Efisiensi


Diketahui : Fh = 2,5859 N
Fp = 2,2563 N
Ditanya : Efisiensi = ?
Fp
Jawab : Efisiensi ¿ ×100 %
Fh

2, 2563
¿ × 100 %
2, 5859
¿ 8 7,254 %

II.8.3.5 Rata – Rata Efisiensi


Diketahui : ∑ Efisiensi=8 65,552 %
n = 10
Ditanya : Rata-rata efisiensi = ?

Jawab : Rata-rata efisiensi =


∑ Efisiensi
n

8 65,552%
Rata-rata effisiensi ¿
10
¿ 8 6 , 655 %

II.8.3.6 Sudut (  ) :
Diketahui : Rata-rata efisiensi = 86,655%
Ditanya : = ?
Jawab : Rata−rata efisiensi
β=arc tan
100

β ¿ arc tan 86,655 =40,91º


100
Tabel II.9 Hasil Perhitungan Benda Tenggelam Seluruhnya
Tinggi Paras Massa Anak
No Massa Gaya Tekan Air Gaya Berat Beban Efisiensi
Air Timbangan
  m (Kg) Y (m) M (Kg) Fh (N) Fp (N) %
1. 0,230 0,109 0,264 2,594 2,256 86,983
2. 0,240 0,111 0,273 2,679 2,354 87,881
3. 0,250 0,114 0,286 2,809 2,453 87,324
4. 0,260 0,116 0,295 2,896 2,551 88,075
5. 0,270 0,120 0,313 3,073 2,649 86,179
6. 0,280 0,122 0,322 3,164 2,747 86,826
7. 0,290 0,126 0,341 3,346 2,845 85,020
8. 0,300 0,128 0,351 3,439 2,943 85,585
9 0,310 0,130 0,360 3,532 3,041 86,103
10 0,320 0,132 0,370 3,626 3,139 86,576
Rata - Rata
          86,655
Efisiensi
          Sudut B 40,910
Tabel II.10 Fh vs Fp untuk Tenggelam Seluruhnya
Gaya Berat
Gaya Tekan Air
Beban
Fh (N) Fp (N)
2,594 2,256
2,679 2,354
2,809 2,453
2,896 2,551
3,073 2,649
3,164 2,747
3,346 2,845
3,439 2,943
3,532 3,041
3,626 3,139
Terendam Seluruhnya
Diketahui : d = 0,109 m
D = 0,1 m
m = 0,230 kg
g = 9,81 m/s2
B = 0,075 m
ρ = 996,8 kg/m3
L = 0,275 m
H = 0,2 m
Ditanya : Gaya hidrostatis (F) ?
Pusat tekanan percobaan (h”) ?
Pusat tekanan teoritis (h”) ?
D
Dijawab :F = ρgBD d− ( 2 )
0,1
(
= 996,8 x 9,81 x 0,075 x 0,1 x 0,1 09− 2 )
= 4,32703 N

mL
h”(percobaan) = D
(
ρBD d−
2 )
0,2 3 0× 0,275
= 99 6,8× 0,075 ×0,1 × 0,1 09− 0,1
(2 )
= 0,1433 m

D2 D 2
h” (teoritis) =
12 (
+ d−
2
+ H−d
)
D
d−
2
0,12 2
0,1
=
12 (
+ 0 ,109−
2 ) + 0,2 – 0,109
0,1
0,1 09−
2
= 0,164124 m
II.9 Kesimpulan Dan Saran
II.9.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan benda tenggelam sebagian dan seluruhnya untuk
memberikan tekanan kesegala arah, semakin jauh jarak kedalamannya
maka semakin besar pula tekanan hidrostatikanya.
2. Kemampuan suatu zat cair pada percobaan benda tenggelam sebagian
dan seluruhnya untuk memberikan tekanan ke segala arah maupun pada
suatu arah tertentu sangat tergantung pada kedalaman dan massa yang
diberikan.
3. Pada beban tenggelam sebagian, untuk massa 0,07 – 0,16 kg nilai
tinggi paras air yang di dapatkan sebesar 0,063 – 0,090m. Sedangkan
beban tenggelam seluruhnya untuk massa 0,23 – 0,32 kg nilai tinggi paras
air yang di dapatkan sebesar 0,109 – 0,132m.
4. Untuk tenggelam sebagian pada kedalaman 0,063 m - 0,090 m didapat
gaya hidrostatis 1,457 – 2,974 N dan pada tenggelam seluruhnya pada
kedalaman 0,109 m - 0,132 m didapat gaya hidrostatis 4,362 N – 6,397N.
5. Pada percobaan didapat sudut β untuk kondisi benda tenggelam
sebagian adalah sebesar 38,70° .
6. Pada percobaan didapat sudut β untuk kondisi benda tenggelam
seluruhnya adalah sebesar 40,91°.

II.9.2 Saran
1. Untuk mendapatkan data – data yang akurat dari hasil percobaan yang
telah dilakukan oleh praktikan, sebaiknya pengukuran atau
pengambilan data percobaan dilakukan lebih dari satu kali dan
dilakukan oleh beberapa orang sehingga peluang untuk suatu kesalahan
dapat di hilangkan sedemikian rupa.
2. Praktikan sebaiknya mempersiapkan diri dengan materi-materi yang
akan dipraktekan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.
3. Ketelitian pada saat perhitungan sangat dibutuhkan, terutama dalam
penggunaan satuan karena akan berakibat fatal pada perhitungan-
perhitungan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai