Anda di halaman 1dari 6

EOR di INDONESIA : Past, Present, and Future

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, perekonomian Indonesia


berkembang sangat pesat dan berbagai sumber energi dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhannya. Saat ini, bahan bakar fosil merupakan sumber energi nomor satu. Sekitar
29,2% energi fosil dari total sumber energi . Di sisi lain, produksi minyak terus menurun
sejak 1995 dengan perkiraan tingkat penurunan 4,3% pada tahun 2014, rata-rata produksi
minyak nasional saat itu sebesar 789.000 BOPD.

Gambar 1 peningkatan
konsumsi minyak dan penurunan produksi minyak

Gambar 2 Penipisan
Cadangan Minyak

Produksi minyak sekitar 300 juta barel per tahun dan tidak ada penambahan cadangan
yang signifikan sejak itu waktu yang menyebabkan cadangan habis dalam waktu kurang dari
15 tahun. sehingga, minyak Indonesia industri memiliki masalah, salah satunya adalah rasio
penggantian cadangan (RRR) yang cukup rendah yaitu hanya sekitar 44%.
Gambar 3 Rasio
Penemuan Cadangan Untuk Produksi Minyak

Gambar 4 Impor Minyak

Tidak adanya penambahan cadangan utama, penting bagi negara untuk meningkatkan
produksi minyak dengan mengoptimalkan ladang-ladangnya yang sudah matang melalui
penerapan metode EOR. Saat ini, aplikasi paling luas metode EOR adalah steamflooding.
Metode lapangan telah berhasil diterapkan luas pada Lapangan Duri untuk meningkatkan
pemulihan minyak beratnya sejak 1985. Dalam hal produksi, proyek ini adalah aktivitas
steamflooding terbesar di dunia yang dikenal sebagai Duri Steamflood atau DSF. Kontribusi
DSF terhadap total produksi nasional sekitar 20%.
Cara umum untuk meningkatkan produksi minyak dengan cepat adalah dengan
mengebor sumur baru atau sumur pengisi. Namun, biaya pengeboran cukup mahal dan
cenderung tidak meningkat setiap tahun Sebutkan kesulitan menemukan tempat pengeboran
baru di ladang yang sudah tua. Biaya pengeboran Sumur baru rata-rata mencapai satu juta
dolar per sumur pada tahun 2014. Meskipun keberhasilannya tinggi tarif untuk sumur
eksplorasi, yaitu sekitar 74% pada tahun 2013 seperti disebutkan, rasio penemuan produksi
cukup rendah. Kesempatan untuk meningkatkan produksi berasal dari aplikasi EOR. Padahal,
setelah tahap pemulihan primer, pemulihan minyak proses secara tradisional dilanjutkan ke
pemulihan sekunder dan / atau pemulihan minyak yang ditingkatkan(EOR).
Kegiatan yang dilakukan pada massa lalu dan masih dilakukan pada masa sekarang yaitu
Steamflooding yang diaplikasikan pada lapangan Duri dan Minas. Pada Metode pemulihan
termal telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1967. Termal pertama proyek pemulihan
menerapkan teknik huff-and-puff. Pendekatannya adalah awal dari proyek steamflooding
yang mampu memperpanjang produksi Lapangan Duri hingga hari ini. Sejak tahun 1975,
Lapangan Duri telah menerapkan dua uji coba metode EOR. Ini adalah injeksi kaustik dan
steamflooding. Target reservoir berada di antara 140 ft hingga 240 ft dan oli dikategorikan
sebagai oli berat dengan gravitasi API 22 °. Selagi Proyek steamflooding berhasil
memperbaiki pemulihan lapangan, injeksi kaustik dihentikan karena kegagalannya pada
tahun 1979.
Steamflooding dipilih untuk menjadi diimplementasikan sepenuhnya di Lapangan Duri
dan telah menjadi proyek EOR terbesar di negara dan saat ini keberhasilan implementasi
steamflooding di Lapangan Duri, Lapangan Minas yang bertetangga telah dicoba untuk
metode serupa sejak 1998. Lapangan memiliki light oil yang proyek tersebut dinamakan
Minas light oil steamflood (Minas LOSF). Terlepas dari gravitasi minyak, analisis kriteria
penyaringan EOR telah menunjukkan hal itu steamflooding adalah salah satu metode EOR
yang paling disukai di lapangan. Sayangnya, uji coba lapangan tidak berhasil karena beberapa
alasan teknis. Studi selanjutnya menyimpulkan bahwa setidaknya ada dua alasan mengapa uji
coba lapangan gagal: satu alasan karakterisasi atribut geologi yang belum selesai dan yang
lainnya tidak terduga interaksi batuan-uap. Studi lain menjelaskan bahwa kegagalan itu
karena penyaluran uap yang parah melalui zona pencuri. Akibatnya, steamflooding tidak
pernah sepenuhnya diterapkan di Lapangan Minas.
Selain steamflood kegiatan yang sering dilalukan adalah gas injection dan chemical
injection salah satu lapangan yang menggunakan gas injection yaitu lapangan Handil. Studi
injeksi gas telah dilakukan sejak 1980-an untuk mengevaluasi injeksi kemampuan dalam
meningkatkan pemulihan minyak di Indonesia. Di antara uji lapangan yang dilakukan, Injeksi
gas hidrokarbon diimplementasikan pada operasi penggenangan air melalui sebuah
mekanisme perpindahan tak bercampur. Namun, proyek itu dihentikan lebih awal alasan
ekonomi. Salah satu ladang pertama yang berhasil menerapkan injeksi gas adalah Handil
Field. Sejak tahun 1995, tiga tahun pertama operasi berhasil tambahan produksi minyak
sekitar 1,6 juta barel, setelah tahap kedua injeksi dimulai, operasi menghasilkan minyak
tambahan produksi sekitar 1,2 juta barel hanya dalam 1,5 tahun.
Injeksi kimia dimulai di Handil Field pada tahun 1980 dengan menggunakan polimer
alkali surfaktan (ASP). Sayangnya, proyek tersebut telah ditangguhkan selama beberapa
tahun setelah itu karena alasan teknis dan harga minyak yang rendah Saat ini, beberapa orang
terkenal kemajuan dalam uji coba lapangan banjir kimia dan proyek percontohan telah
dilaporkan seperti yang dilaksanakan di Minas, Kaji, Semoga, Meruap, Tanjung, Handil,
Widuri, Zamrud, Lapangan Pedada, dan Limau. Proyek-proyek ini terutama menggunakan
surfaktan dan polimer sebagai bahan kimia. Di Meruap dan Limau Fields, teknik injeksi
terengah-engah diterapkan. Ujian dan pilot telah memberikan beberapa wawasan dan bukti
kemampuan kimia EOR untuk meningkatkan produksi minyak terlepas dari tidak berhasilnya
proyek di beberapa bidang. Pemanfaatan bahan lokal untuk surfaktan dan polimer juga telah
dipelajari untuk mereduksi yang terkait biaya. Beberapa bahan kimia berasal dari beberapa
sumber domestik seperti buah kelapa sawit, tandan kelapa sawit, dan industri.
Proyek injeksi gas yang dikembangkan dan dilaksanakan di Lapangan Handil telah
dipelajari di bawah metode eksperimen dan simulasi pada tahun 1997. Berdasarkan hasil
studi tersebut, banyak penyidik mengemukakan bahwa injeksi gas memiliki potensi yang
sangat tinggi untuk meningkatkan perolehan minyak. Dalam hal ini, Cekungan Sumatera
Selatan dan Tengah merupakan salah satu target EOR yang paling menjanjikan untuk aplikasi
injeksi gas. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh lembaga riset pemerintah bernama
Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas atau Lemigas, sekitar 58% target EOR Indonesia
berada di dua cekungan tersebut.
Pada studi injeksi kimia telah dilakukan sejak tahun 2001. Universitas Gajah Mada telah
lama mengembangkan bahan kimia EOR seperti surfaktan dan ko-surfaktan melalui karya
eksperimen dan simulasi. Injeksi kimia dengan surfaktan di Lapangan Jatibarang juga
dipelajari melalui sebuah karya eksperimental. Cara alternatif injeksi kimia dengan
perendaman surfaktan juga telah diteliti. Menurut kriteria penyaringan yang digunakan dalam
penelitian ini, injeksi penting dari penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar 20 dari 23
lapangan dapat dipilih dengan baik sebagai calon injeksi kimia.

Selain gas injection dan chemical injection penelitian yang dilakukan ada juga microbial
EOR, yaitu Metode EOR lain yang telah lama dianggap dapat diterapkan di ladang minyak
Indonesia adalah yang berbasis aktivitas bakteri. Metode ini secara tradisional dikenal
sebagai mikroba peningkatan pemulihan minyak atau hanya MEOR dan diperkenalkan secara
publik di 1984 Metode ini telah dipelajari dan dikembangkan secara ekstensif beberapa
negara termasuk Indonesia. Meskipun hasil penelitian di laboratorium menjanjikan, metode
ini belum diimplementasikan sebagai proyek skala lapangan penuh. Metode ini belum banyak
digunakan dilaksanakan bukan hanya karena alasan teknis tetapi juga alasan ekonomi.
Ada juga yang dimanakan Studi getaran seismik dan EOR listrik, getaran seismik
merupakan salah satu metode EOR yang dapat digunakan. Institut Teknologi Bandung telah
mempelajari metode ini melalui eksperimen laboratorium untuk mengetahui pengaruh
getaran terhadap fluida dan sifat batuan yang dapat mengubah perolehan minyak. Metode
getaran seismik juga telah diuji di lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini
meningkatkan produksi minyak sebesar 10% dari produksi yang ada. Metode EOR listrik
telah dipelajari di lapangan.
Prospek dan hambatan, prospek dan hambatan EOR di Indonesia antara lain:
a. Prospek EOR di Indonesia
1. Sisa minyak dalam jumlah besar di tempatnya
2. Ladang minyak dalam tahap pemulihan primer dan sekunder
3. Dukungan pemerintah untuk proyek EOR
4. Ketersediaan cumber CO2
5. Produk kimia dalam negeri
b. Hambatan – hambatan EOR di Indonesia
1.Lahan yang sudah tua, tekanan habis, aliran air tinggi, dan kurangnya data
2.Investasi modal yang besar
3.Biaya bahan kimia yang relative tinggi
4.Pengaruh harga minyak
5.Kekurangan tenaga ahli minyak dalam jumlah yang besar

Prospek metode termal pada masa depan, Steamflooding terbukti mampu meningkatkan
perolehan minyak di Lapangan Duri selama lebih dari 30 tahun. Menurut survei terbaru, total
produksi minyak dunia dari proyek steamflooding diperkirakan sebesar 988.000 BOPD
sedangkan produksi minyak dari Lapangan Duri sekitar 190.000 BOPD. Dalam hal produksi
EOR nasional, steamflooding masih akan menjadi metode EOR terdepan di masa depan.
Namun, metode ini hanya disukai untuk reservoir minyak berat dan dangkal.

Pada Metode kimia EOR kimia berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Institut
Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, dan Institut Teknologi Bandung telah
memproduksi bahan kimia untuk kondisi reservoir tertentu. Sedangkan Metode gas Metode
injeksi gas saat ini sedang diuji melalui pekerjaan laboratorium, simulasi, dan uji lapangan.
Tampaknya metode ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut yang mungkin
membutuhkan waktu lama sebelum dapat diterapkan secara penuh di lapangan. Dan pada
Mikroba, getaran seismik dan metode EOR listrik Metode mikroba, getaran seismik, dan
EOR listrik masih belum matang untuk diterapkan dalam waktu dekat. Untuk beberapa
alasan, metode tersebut tampaknya hanya disukai selama pekerjaan laboratorium tetapi
mungkin sulit diterapkan di lapangan.

Dapat disimpulkan bahwa Permintaan energi dan konsumsi minyak tumbuh sangat pesat
Setiap tahun di Indonesia. Produksi minyak adalah sumber energi utama di Amerika Serikat
Sejak tahun 1995 telah berkurang karena kematangan ladang. Ini disebabkan Pemerintah
mulai mengimpor minyak beberapa tahun lalu. Tahap produksi utama adalah ekstraksi
minyak primer atau Dalam hal ini, banyak minyak yang tersisa Metode ditinggalkan oleh
tahap produksi primer dan sekunder Pemulihan minyak yang ditingkatkan adalah cara terbaik
untuk meningkatkan produksi minyak. Banjir uap saat ini adalah satu-satunya metode EOR
terkemuka dan terbukti Diterapkan di Indonesia. Pembentukan yang baik dan implementasi
steamflooding yang sukses telah mendorong operator untuk menerapkan metode EOR
lainnya di bidangnya. Oleh karena itu, perguruan tinggi dan lembaga penelitian telah
bekerjasama dengan perusahaan minyak untuk memproduksi bahan kimia lokal seperti
surfaktan dan polimer. Metode lain yang telah terbukti potensial baik dalam pekerjaan
laboratorium maupun uji lapangan adalah injeksi gas.

Anda mungkin juga menyukai