DISUSUN OLEH :
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatNya untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa rahmat-
Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah Keperawatan Gerontik yang berjudul tentang Regulasi Tentang
Praktik Aborsi Dan Peran Perawat Dalam Praktik Aborsi ini disusun agar
pembaca dapat mengetahui konsep Regulasi Tentang Praktik Aborsi Dan Peran
Perawat Dalam Praktik Aborsi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan ilmu
dan wawasan yang lebih mendalam kepada pembaca tentang praktik aborsi.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu mengarahkan kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Aborsi........................................................................ 2
B. Regulasi Tentang Praktik Aborsi................................................ 3
C. Peran Perawat Dalam Praktik Aborsi......................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan
kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. World Health
Organization (WHO) memberikan definisi bahwa aborsi adalah terhentinya
kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000
gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau
fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus
Provokatus. Sebuah tindakan abortus yang dilakukan secara sengaja.
Secara garis besar Aborsi dapat kita bagi menjadi dua bagian; yakni Aborsi
Spontan (Spontaneous Abortion) dan Abortus Provokatus (Provocation
Abortion). Yang dimaksud dengan Aborsi Spontan yakni Aborsi yang tanpa
kesengajaan (keguguran). Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai macam
tahap yakni:
1. Abortus Iminen. Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan Threaten
Abortion, terancam keguguran (bukan keguguran). Di sini keguguran belum
terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi
keguguran.
2. Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi tak lengkap,
artinya sudah terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit.
3. Abortus Komplitus. Yang satu ini Aborsi lengkap, yakni pengeluaran buah
kehamilan sudah lengkap, sudah seluruhnya keluar.
4. Abortus Insipien. buah kehamilan mati di dalam kandungan-lepas dari
tempatnya- tetapi belum dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang
dikenal Missed Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam kandungan
tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan.
Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar
yakni Abortus Provokatus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis
(kejahatan). Kita hanya khusus melihat Abortus Provokatus Medisinalis yang
terdiri dari:
B. Penyebab Aborsi
Karakteristik ibu hamil dengan abortus yaitu:
a. Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5
kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-
29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35
tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik
belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang
masih muda masih tergantung pada orang lain.
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk
menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran
sengaja yang dilakukan oleh tenaga nonprofesional dapat
menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi
karena mereka belum matured dan mereka belum memiliki sistem
transfer plasenta seefisien wanita dewasa.
Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka
telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya
sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterine.
b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada
saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu
yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah
dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya
perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa,
anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah.
a. Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan
janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya
sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari
sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas,
lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani
dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas
tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
b. Riwayat Kehamilan yang lalu
Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus
lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton
dan Fraser dan Llewellyn Jones memberi prognosis yang lebih baik,
yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007).
C. Regulasi Tentang Praktik Aborsi
Pelanggaran terhadap aborsi yang dilakukan menyangkut beberapa
undang-undang yang dapat menjerat tindakan human trafficking seperti
dibawah ini:
Menurut KUHP dinyatakan bahwa ibu yang melakukan aborsi, dokter atau
bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi, dan orang yang
mendukung terlaksananya aborsi akan mendapat hukuman.
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda
paling banyak empat puluh ribu
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau
jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pekerjaannya maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pekerjaan
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seseorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikarenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga
dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana
kejahatan dilakukan.
Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa
diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan
menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana
atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama
tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.