Disusun Oleh :
kelompok: 3
nama : SUCI SAGITA.R
: ADRIAM SANUSI
: FRANSISKA.P
: NABILA SALIM
: FITRA NOVTARIADI
: RAHMA SELVIRA.P
: IRNA YANTI
Kelas : x mia 2
SMA NEGRI 2 BUNGKU TENGAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Walaupun berbagai hambatan dan permasalahan, rencana untuk menyusun makalah ini dapat
terwujud juga.
Makalah ini disusun untuk salah satu tugas mata kuliah Biologi Dasar pada program studi
farmasi. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat menambah wawasan dan
dapat menganalisa persoalan – persoalan yang dihadapkan
Daftar pustaka kami sertakan dalam makalah ini di halaman terakhir agar mempermudah
pembaca yang berminat menelusuri lebih lanjut topik yang berkaitan.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna. Tidak sedikit ide, saran, dan kritik yang
telah diberikan menjadi masukan bagi kami dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan ide, kritik, dan saran yang membangun atas isi makalah. Masukan tersebut
akan dengan senang hati kami terima guna perbaikan di kemudian hari.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca sekalian
dan Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya pada kita semua.
PENDAHULUAN
Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam, dipilah
dan dikelompokkan atau disusun tingkatan-tingkatannya dalam klasifikasi disebut takson.
Sedangkan taksonomi adalah cabang biologi yang mempelajari pengelompokan atau klasifikasi
makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah-milah dan
mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan tertentu atau unit-unit tertentu.
Berikut adalah skema klasifikasi dunia tumbuhan.
Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di
Indonesia sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab., yang juga dikenal
sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Tumbuhan
paku tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh daun,
biasanya pada permukaan bawah daun. Daun yang masih muda menggulung. Mengapa
disebut tumbuhan paku disebut juga tumbuhan berkormus? Hal ini dikarenakan tumbuhan
paku memiliki akar, batang dan daun. Tumbuhan paku juga termasuk kedalam kelompok
Tracheophyta yang memiliki jaringan pengangkut khusus yang berbentuk pembuluh (pipa).
Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti
perilaku moyangnya di zaman Karbon. Tumbuhan paku yang ada di bumi ini mempunyai
masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zaman karbon atau disebut
zaman paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang tumbuhan paku berada
didalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan muncul akar-akar seperti rambut yang
merupakan akar serabut. Dari rizom ini juga muncul tangkai daun. Ada pula tumbuhan paku
yang batangnya mirip tumbuhan palem, yakni batangnya menjulang keatas, misalnya paku
pohon (Cyathea sp.).
Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun dan helaian daun. Helaian daun ada
yang tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan daun majemuk menyirip. Salah satu ciri
tumbuhan paku adalah pada saat masih tunas, daunnya menggulung.
Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Ada daun kecil (mikrofil) dan ada pula
daun besar (makrofil). Pada mikrofil tidak terdapat tangkai daun dan tulang daun serta
bentuk kecil atau bersisik, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Sedangkan makrofil daun
besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Daun
tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan spora dan disebut sporofil dan ada yang
tidak menghasilkan spora disebut tropofil. Toprofil hanya berfungsi untuk fotosintesis.
Sporofil merupakan daun yang subur. Pada adiantum (pakis) dan suplir tidak ada daun yang
berfungsi khusus. Tumbuhan paku menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak
spora atau sporangium. Sporangium-sporangium berkumpul di dalam kotak spora atau
sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian bawah. Perhatikan di bagian bawah daun
paku ada sederet bentukan bulat atau oval atau tamapak seperti bulan sabit pada suplir.
Jika sudah matang akan tampak kehitaman. Bentukan itu adalah sorus. Sorus ada yang
dilindungi oleh selaput yang disebut indusium dan di dalamnya terdapat banyak kotak spora
Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xylem dan floem.
Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari tanah ke
daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh. Berkas pengangkut umumnya tersusun konsentris, artinya xylem ditengah
dikelilingi oleh floem. Berikut adalah tabel ciri-ciri tumbuhan paku.
Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar
ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami
pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan
generasi gametofit.
Generasi Sporofit
Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu sendiri.
Jadi, tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam fase sporofit.
Sporofit paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu
bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara
aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar
mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.
Generasi Gametofit
Generasi gametotit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama protalium.
Protalium yang berbentuk talus itu berukuran kira-kira 1-2 cm, bentuknya seperti daun
waru, biasanya tumbuh di permukaan tanah lembab, diatas batu bata, di tebing sungai, dan
ditempat lembab lainnya. Berbeda dengan tumbuhan lumut, gametofit paku hanya
berumur beberapa minggu. Protalium membentuk anteridium. Sebagai alat kelamin jantan
dan arkegonium sebagai alat kelamin betina. Anteridium menghasilkan sperma dan
arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi sperma dan ovum menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru yang berakar, berbatang dan
berdaun.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya tumbuhan paku dibedakan menjadi paku
homospora, heterospora, dan peralihan.
Paku homospora hanya memproduksi satu macam ukuran spora. Sering pula disebut
tumbuhan paku berumah satu, contohnya lycopodium (paku kawat). Tumbuhan tersebut
batangnya seperti kawat, hidup memanjat pada tumbuhan lain.
2. Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran kecil
dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin
betina disebut makrospora. Contohnya selaginella (paku rane), yang dapat dijadikan
tanaman hias, dan marsilea (semanggi) yang dapat dimakan. Mikrospora akan tumbuh
menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium.
Mikropotalium membentuk mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium,
sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan
arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum.
Fertilisasi antara sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi
tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.
3. Paku Peralihan
Spora paku jatuh di tanah subur akan tumbuh menjadi protalium. Protalium
memiliki rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tanah dan menghisap air
serta mineral. Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang menghasilkan anteridium
dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid sedangkan arkegonium
menghasilkan ovum. Karena protalium menghasilkan gamet, maka protalium
merupakan
generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan pada ovum oleh spermatozoid,
terbentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Daun-daun pada
tumbuhan paku akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku merupakan
generasi sporofit. Bila kotak spora pecah, spora-spora akan bertebaran dan jatuh. Spora
yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium kembali.
Tumbuhan paku yang hidup di zaman Karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batu
bara yang dapat dijadikan bahan bakar.