Anda di halaman 1dari 3

Nama : SALINDRI ELIYASA

NIK : 1962201079
Kelas : 4 Shift 3
ULASAN Pph Pasal 23/26
Perihal : “Tarif , Penggunaan dan Perhitungannya “
 DEFINISI PPH PASAL 23/26
Pengertian PPh Pasal 23/26 adalah pajak penghasilan yang berasal dari transaksi badan usaha
Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan perusahaan terkait jenis transaksi tertentu sesuai ketentuan
Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh).
Dasar hukum PPh Pasal 23/26 adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan (PPh). UU PPh ini 4 kali diubah. UU PPh terakhir kali diubah menjadi UU No. 36 Tahun
2008. Pajak penghasilan yang diatur dalam UU No. 36/2008 di antaranya:

1. Pajak penghasilan Orang Pribadi


2. Pajak penghasilan Badan
3. Pajak penghasilan pasal 4 ayat (2)
4. Pajak penghasilan pasal 15
5. Pajak penghasilan pasal 21
6. Pajak penghasilan pasal 22
7. Pajak penghasilan pasal 23
8. Pajak penghasilan pasal 24
9. Pajak penghasilan pasal 25/29
10. Pajak penghasilan pasal 26

 PENGERTIAN PPH 23
PPh Pasal 23 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah
dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

 PENGERTIAN PPH 26
PPh Pasal 26 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri dari
Indonesia selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) dari badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, BUT, perwakilan perusahaan luar negeri.

 PERBEDAAN PPH PASAL 23 / 26 DAN TARIF PPH 23 (BESARAN PPH 23)


Meski PPh Pasal 23/26 merupakan sama-sama pajak penghasilan yang dikenakan untuk jenis
penghasilan yang diterima dalam bentuk dividen hingga keuntungan yang diperoleh karena
pembebasan utang, namun perbedaan dari PPh 23/26 ini adalah terletak pada subjek atau orang yang
dikenakan pajak ini.

a. Subjek Pajak secara Umum


Secara umum, subjek pajak adalah:
 Orang pribadi, dan penerima warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak
 Badan
 Bentuk Usaha Tetap (BUT)
SUBJEK PAJAK INI PADA DASARNYA DIBEDAKAN MENJADI DUA, YAKNI:

 Subjek pajak dalam negeri


 Subjek pajak luar negeri

BUT YANG MENJADI SUBJEK PAJAK DI ANTARANYA:

1. Tempat kedudukan manajemen


2. Cabang perusahaan
3. Kantor perwakilan
4. Gedung kantor
5. Pabrik
6. Bengkel
7. Gudang
8. Ruang untuk promosi dan penjualan
9. Pertambangan dan penggalian sumber alam
10. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi
11. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan
12. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan
13. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan
lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan
14. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
15. Agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia
16. Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan
oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

SIAPA SUBJEK PAJAK YANG DIKENAKAN PPH 23 DAN TARIF PPH 23 ATAU BESARAN
PPH 23?

Sesuai dengan pengertian pajak penghasilan pasal 23 di atas, maka yang menjadi subjek atau orang
yang dikenakan tarif PPh 23 atau besaran PPh 23 adalah:

1. Wajib pajak dalam negeri


2. BUT

c. Siapa Subjek Pajak yang Dikenakan PPh 26?

Masih sesuai dengan pengertian PPh Pasal 26 di atas, maka seorang individu atau perusahaan yang
dapat dikategorikan sebagai wajib pajak luar negeri atau subjek yang dikenakan PPh 26 adalah:

1. Pengoperasian Usaha di Indonesia


2. Memperoleh Penghasilan dari Indonesia

PERBEDAAN PPH PASAL 23 DAN PPH PASAL 26 INI ADALAH:

a. PPH PASAL 23 DIGUNAKAN UNTUK?

PPh 23 digunakan untuk memotong pajak penghasilan dari objek PPh 23 yang dikenakan pada subjek
wajib pajak dalam negeri.
b. PPH PASAL 26 DIGUNAKAN UNTUK?

Sedangkan PPh 26 digunakan untuk memotong pajak penghasilan dari objek PPh 26 yang dikenakan
pada subjek atau wajib pajak luar negeri/warga negara asing (WNA) selain BUT. WNA di sini adalah
orang asing yang tinggal atau berniat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam satu tahun.
Artinya status pajak orang asing ini menjadi wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Karena jadi
wajib pajak orang pribadi dalam negeri, maka penghasilan yang diperolehnya merupakan objek PPh
Pasal 21, kecuali terdapat tax treaty atau Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang
menyebutkan Batasan 183 hari tidak berlaku tetapi diatur tersendiri.

 SIAPA SUBJEK PAJAK YANG BEBAS PPH 23 / 26 DAN TARIF PPH 23 (BESARAN
PPH 23)?

1. Kantor perwakilan negara asing


2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara
asing, orang yang diperbantukan yang bekerja dan bertempat tinggal bersama mereka
dengan syarat bukan WNI dan di Indonesia tidak menerima penghasilan di luar
pekerjaannya
3. Organisasi-organisasi internasional, dengan syarat: Indonesia jadi anggota organisasi
tersebut, dan tidak menjalankan usaha/kegiatan lain untuk peroleh penghasilan dari
Indonesia selain memberikan pinjaman pada pemerintah yang dananya berasal dari iuran
para anggota
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional tersebut bukan WNI dan tidak
menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk peroleh penghasilan dari
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai