Anda di halaman 1dari 37

 Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada

individu dan keluarga di masyarakat


membutuhkan penanganan praktisi kesehatan
 Diperlukan kolaborasi dan kerja tim agar
masalah kesehatan jiwa dapat tertangani secara
adekuat
 Modul ini menjelaskan masalah-masalah
kesehatan jiwa, diantaranya gangguan jiwa yang
sering ditemukan di masyarakat yakni
Skizofrenia, Gangguan Psikotik Akut, Gangguan
Depresi dan penatalaksanaannya
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):

 Setelahmengikuti materi ini, peserta mampu


memahami tentang masalah-masalah
kesehatan jiwa.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang Skizofrenia dan
penatalaksanaannya.
2. Menjelaskan tentang Gangguan Psikotik
Akut dan penatalaksanaannya.
3. Menjelaskan tentang Gangguan Depresi dan
penatalaksanaannya.

A. SKIZOFRENIA (F20)
1. Pengertian
Skizofrenia:
Sekelompok gangguan jiwa
berat yang umumnya ditandai oleh
distorsi proses pikir dan persepsi yang

mendasar, alam perasaan yang


menjadi tumpul dan tidak serasi, tetapi
kesadarannya tetap jernih dan
kemampuan intelektual biasanya dapat
dipertahankan.
A. SKIZOFRENIA (F20)

2. TANDA & GEJALA


1

•Halusinasi 2•Waham

•Kesulitan berpikir dan berkosentrasi •Keluhan fisik yang aneh: merasa


ada hewan/objek yang tidak
4 tubuhnya
lazim di

5
•Problem dengan antipsikotik •Mencari pertolongan karena apatis;
penarikan diri , kebersihan
yang buruk atau perilaku
aneh 6

A. SKIZOFRENIA (F20)

3. PEDOMAN
DIAGNOSTIK
•Penarikan diri secara sosial
PROBLEM •Minat/motivasi rendah,
pengabaian diri
KRONIK •Gg. Berpikir
(Pembicaraan tidak
terangkai/aneh)

EPISODE
PERIODIK
•Agitasi/kegelisahan
•Perilaku aneh
•Halusinasi
•Delusi/waham
A. SKIZOFRENIA (F20)
4.
PENATALAKSANAAN NON
FARMAKOLOGIS
1.
Informasikan kepada keluarga :
⮚ Perilaku aneh dan agitasi adalah gejala penyakit jiwa
⮚ Gejala dapat hilang timbul.
⮚ Pentingnya minum obat secara teratur dan memeriksakan ke
sarana kesehatan.
2. Dorong pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam
pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
3. Kurangi stres pada pasien:
⮚ Tidak berargumentasi terhadap pikirannya yang psikotik

⮚ Hindarikonfrontasi atau mengkritik


4. Pada saat gejala berat sebaiknya istirahat dan menghindari stres.
5. Saran penatalaksanaan Agitasi ----rujuk ke Psikosis Akut (F23) .
A. SKIZOFRENIA (F20)
5.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
1. Berikan antipsikotik (rendah --↑ bertahap):
- Haloperidol 3 x 1,5-5 mg/hari atau CPZ 3 x
100-200mg/hari 2. Berikan Antipsikotik depot --- Tidak patuh
minum obat: - Haloperidol dekanoat/Modecate 1 x /bulan secara
IM 3. Penkes keluarga:
a. Kontinu minum obat:
✔ Harus dilanjutkan sekurangnya 3 bulan stl
episode pertama
✔ Lebih lama sesudah episode berikutnya
✔ beberapa pasien perlu minum obat jangka
panjang/seumur hidup
b. Kemungkinan efek samping
A. SKIZOFRENIA
(F20)
✔ Keputusan
penghentian
medikasi
antipsikotik.

Kasus Baru
✔ Adanya
Depresi/Mania
dengan Gg. Psikotik KONSUL KE
✔ Mengalami Efek
samping yang berat
SPESIALIS
1. PENGERTIAN

Gangguan psikotik akut:


Gangguan jiwa yang ditandai adanya
gangguan daya nilai realitas yang muncul
secara tiba-tiba dan durasinya singkat
(dalam masa 2 minggu atau kurang).
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)

2. TANDA & GEJALA


1

•Halusinasi 2•Waham

•Kebingungan 4•Was - Was

5
•Problem dengan antipsikotik •Mencari pertolongan karena perubahan
perilaku, perilaku
aneh/menakutkan (menark diri,
curiga/mengancam) 6

B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT


(F23)
3. PEDOMAN
DIAGNOSTIK
AWITAN/ONSET baru:
1. Halusinasi
2. Waham
3. Agitasi/perilaku aneh (Bizarre)
4. Pembicaraan Disorganisasi
(Aneh/kacau) 5. Emosi labil atau
ekstrim
6. Gejala timbul mendadak kurang
dari 1 bulan
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
4. PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS 1.
Informasikan:
▪ Gejala penyakit ---agitasi & perilaku aneh
▪ Episode akut prognosis baik
▪ Pengobatan berkesinambungan beberapa bulan setelah gejala hilang

2. Upaya keamana pasien & Pelaku


rawat: ▪ Dampingi pasien
▪ Penuhi kebutuhan dasar
▪ Hati-hati agar pasien tidak cedera

3. Kurangi Stres dan stimulusi:


▪ Jangan beragumentasi dengan pikiran psikotiknya—membantah bahwa pasien salah
▪ Hindari konfrontasi/kritik kecuali perlu

4. Agitasi ----hospitalisasi/pengawasan
ketat 5. Motivasi ADL setelah gejala
membaik
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
5.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
1. Berikan terapi antipsikotik
secepatnya sesudah penilaian
2. Berikan terapi IM bila tidak mungkin
oral, hindari pemberian depo/jangka
panjang untuk mengontrol gejala 3.
Resepkan monoterapi
4. Berikan antipsikotik start low, go slow
(lihat tabel medikasi antipsikotik)
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
5.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Tabel medikasi antipsikotik
Medikasi Haloperidol Klorpromazin Flufenazin depo/kerja panjang
Dosis Awal 1,5 – 3 mg 50 – 75 mg 12,5 mg
Dosis Efektif Tipikal (mg) Efek samping
3 – 20 mg/hari 75 – 300 mg/hari* 12,5 – 100 mg, setiap 2 – 5 bermakna
minggu Oral Injeksi intramuskular dalam di area gluteal
Cara Pemberian Oral/intramuskular (untuk psikosis akut)

Sedasi + +++ + Kencing tersendat + ++ + Hipotensi ortostatik + +++ +


Efek samping +++ + +++ Jarang Jarang Jarang
ekstrapiramidal**
Sindrom Neuroleptik Maligna***
Tardive dyskinesia**** + + + Perubahan EKG + + +
Kontraindikasi Kesadaran menurun, * Dosis lebih hingga mencapai 1 g mungkin diperlukan
tulang, faeokromositoma
depresi sumsum tulang, pada kasus-kasus yang berat. Anak-anak, kesadaran menurun,
faeokromositoma, porfiria, Kesadaran menurun, depresi sumsum parkinsonisme, aterosklerosis serebral
gangguan di basal ganglia yang nyata

** Gejala-gejala Ekstrapiramidal di antaranya reaksi distonia akut, tics, tremor, rigiditas otot dan roda gerigi (cogwheel).
***Sindroma Neuroleptik Maligna merupakan gangguan yang jarang tapi berpotensi mengancam nyawa. Dtandai dengan kekakuan otot,peningkatan suhu tubuh dan
tekanan darah. **** Tardive dyskinesia adalah efek samping jangka panjang dari medikasi antipsikotik yang ditandai oleh gerakan-gerakan otot yang involunter,
khususnya wajah, tangan, dan dada.

B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)


5.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
5. Coba melakukan terapi pada dosis optimum
sedikitnya 4 – 6 minggu sebelum
mempertimbangkan bahwa obat tersebut tidak
efektif.
6. Haloperidol atau Klorpromazin oral sebaiknya
ditawarkan secara rutin pada orang dengan
gangguan psikotik.
7. Lanjutkan terapi antipsikotik hingga 12 bulan
setelah remisi total
8. Antiansietas juga dapat digunakan bersama
dengan antipsikotik untuk mengendalikan agitasi
akut
(misalnya Lorazepam 3 x 1-2 mg sehari).

B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)


5.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
9. Monitor efek samping obat:
a. Distonia atau spsme akut:
❑Injeksi Benzodiazepin : Diazepam 10 mg
i.m. ❑Injeksi Antiparkinson: Sulfas Atropin 1-2
ampul i.m.
❑Injeksi Difenhidramin 2 ml i.m
b. Akatisia (kegelisahan motorik berat) :
❑Kurangi dosis
❑Berikan Beta-bloker
c. Gejala Parkinonisme : antiparkinson
(THP 4- 12mg hari)
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

(F23) ✔ Kasus Baru

✔ Mengalami Efek samping


yang berat: ▪ Demam
▪ Kekakuan
▪ Hipertensi
SPESIALIS
KONSUL KE
C. GANGGUAN DEPRESI
(F32)
1. PENGERTIAN
Gangguan depresi:
Gangguan jiwa yang ditandai dengan
suasana hati (alam perasaan) yang
menurun, proses pikir melambat dan
perilaku lamban (trias depresi).
C. GANGGUAN DEPRESI (F32)
2. TANDA & GEJALA 1•Mengemukakan 1 atau lebih gejala fisik
(kelelahan atau nyeri )
2
•Kehilangan minat akan hal-hal yang menjadi kebiasaan •Iritabilitas (cepat
3
marah dan tersinggung)

•Ggn perilaku pada anak dan remaja , menarik diri atau ―acting out‖

•Kelompok risiko tinggi: baru melahirkan, stroke, Parkinson atau sklerosis


5 l
mutipe

C. GANGGUAN
DEPRESI (F32)
3. PEDOMAN DIAGNOSTIK
1. Perasaan sedih
2. Kehilangan minat/gairah
3. Adanya gejala penyerta: Ggn Tidur, rasa bersalah,
tidak percaya diri, kelelahan. Libido menurun,
gerak atau pembicaraan agitasi atau melambat ,
pikiran bunuh diri, sulit kosentrasi, ansietas
4. Jika ada halusinasi dan waham----Ggn Depresi berat
dengan ciri psikotik---rujuk Ggn Psikotik
5.

Jika penggunaan Zat/alkohol yg berat -----


ggn penggunaan zat atau alkohol
6. Medikasi yang menimbulkan gejala Depresi : Beta

bloker, antihipertensi, H2 bloker, kontrasepsi oral


dan kortikosteroid

C. GANGGUAN
DEPRESI (F32)
4.
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS1. Informasi:
✔ Depresi adalah penyakit yang lazim dan tersedia terapi
yang efektif.
✔ Depresi bukan merupakan kelemahan atau kemalasan,
✔ Pasien berupaya keras untuk mengatasi, tapi tidak
berdaya
2. Kaji risiko bunuh diri--- tinggi –hospitalisasi dan pengawasan
ketat
3. Rencana kegiatan jangka pendek yang menyenangkan pasien/
meningkatkan Harga diri
4. Dorong berpikir positif
5. Bilaada gejala Fisik: jelaskan hubungan gejala fisik dengan
suasana perasaan
6. Sudah ada perbaikan--- rencanakan bersama ps tuindakan
yang harus dimabil bila terjadi kekambuhan

C. GANGGUAN
DEPRESI (F32)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS1.
Berikan antidepresan --- suasana perasaan sedih atau kehilangan minat
menonjol selama 2 minggu dan atau 4 atau lebih gejala ditemukan
2. Depresi berat ----berikan obat pada kunjungan pertama 3. Depresi
sedang --- oat diberikan pada kunjungan berikutnya apabila konseling
gagal
4. Pilihan medikasi:
5. Berikan antidepresan sampai dosis efektif : mulai 25-50 mg /malam dan
dinaikkan 100-150mg dalam dosis terbagi. Usia lanjut & sakit fisik: dosis
lebih rendah atau efek antidepresan dan samping minimal
6. Jelaskan obat harus diminum tiap hari, perbaikan 2-3 minggu, ada efek

samping ringan yang hilang 7-10 hari. Harus konsultasi sebelum


menghentikan obat
7. Antidepresan di lanjutkan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
keadaan membaik
B. GANGGUAN yg intensif

DEPRESI (F32)


Risiko Bunuh Diri
✔ Gejala psikotik KONSUL KE
✔ Depresi menetap
✔ Perlu psikoterapi
SPESIALIS

REFERENSI
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa,
Kementerian Kesehatan RI (2006). Buku Pedoman
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.

Keliat. B.A . dkk (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa


Komunitas CMHN (basic Course). EGC: Jakarta

Maslim Rusdi (1996), Buku Saku Diagnosis Jiwa


Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai