Anda di halaman 1dari 11

Pengetahuan Tentang Wabah Covid-19 dan Aturan Kekarantinaan

Terhadap Kepatuhan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19

Teuku Muhammad Abdul Aziz1 Yeni Kotto2


Departemen Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jl. Harapan No. 50 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
Email : aaziz123995@gmail.com

Abstrak
Pendahuluan : Proses penularan COVID-19 kepada Abstract
manusia harus diperantarai oleh reservoir kunci yaitu
alphacoronavirus dan betacoronavirus yang memiliki Introduction : The process of transmitting COVID-19
kemampuan menginfeksi manusia. Kontak yang erat to humans must be mediated by key reservoirs,
dengan pasien terinfeksi COVID-19 akan namely alpha coronavirus and betacoronavirus which
mempermudah proses penularan COVID-19 antara have the ability to infect humans. Close contact with a
manusia. Demi upaya pencegahan tersebut, patient infected with COVID-19 will facilitate the
pemerintah Indonesia memberikan himbauan kepada process of transmitting COVID-19 between humans.
masyarakat untuk menjaga jarak fisik (physical For the sake of prevention efforts, the Indonesian
distancing), melakukan berbagai kegiatan dari rumah government advises the public to maintain physical
(social ditancing), seperti bekerja, hingga beribadah, distance (physical distancing), carry out various
dan juga melakukan karantina serta belajar activities from home (social ditancing), such as work,
mengetahui bagaimana cara virus Covid-19 menyebar to worship, and also carry out quarantine and learn
pada setiap masyarakat, maka dari itu pentingnya to know how the Covid-19 virus spreads. in every
pengetahuan akan wabah Covid-19. society, therefore the importance of knowledge of the
Tujuan : Mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Covid-19 outbreak.
Tentang Wabah Covid-19 Dan Aturan Kekarantinaan Objective : The purpose of this study was to
Terhadap Kepatuhan Dalam Upaya Pencegahan determine the relationship between knowledge of the
Covid-19 di Desa Dramaga Bogor. Covid-19 outbreak and the rules of quarantine
Metode : Subjek Penelitian adalah Masyarakat Desa against compliance in efforts to prevent Covid-19 in
Dramaga sebanyak 114 orang. Desain penelitian Dramaga village, Bogor.
observasional Analitik. Jenis penelitian menggunakan Methods : The research subjects were 114 people
Cross Sectional dengan teknik pengambilan sampel from Dramaga Village. Analytical observational
menggunakan Accidental sampling. uji statistik yang research design. This type of research uses cross
digunakan yaitu uji statistik Chi-Square dengan sectional with the sampling technique using
tingkat kemaknaan α 0,05. accidental sampling.
Hasil : Hasil hasil uji statistic Chi-Square dengan Results : The results of the Chi-Square statistical test
nilai Pearson chi-quare dengan nilai value 39.387 with Pearson chi-quare value with a value of 39,387
menggunakan SPSS 20 dengan tingkat kemaknaan using SPSS 20 with a significance level of 95%,
95%, menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,000 indicate that the probability value is 0.000 (p <0.05),
(p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha diterima. meaning that Ho is rejected and Ha is accepted.
Kesimpulan : ada hubungan antara pengetahuan Conclusion : between knowledge about the covid-19
tentang wabah covid-19 terhadap kepatuhan dalam outbreak and compliance in efforts to prevent covid-
upaya pencegahan covid-19 di Desa Dramaga Bogor. 19 in Dramaga Village, Bogor.

Kata Kunci : Pengetahuan Wabah Covid, Aturan


Kekarantinaan, Kepatuhan Keywords : Covid Outbreak Knowledge, Quarantine
Pencegahan Rules, Preventive Compliance

demam, letih, sesak napas, dan tidak nafsu makan.


PENDAHULUAN Namun berbeda dengan influenza, virus corona dapat
berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan
Dunia internasional saat ini sedang marak- infeksi lebih parah dan gagal organ serta kematian.
maraknya pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien
2019). Kasus virus corona muncul dan menyerang dengan masalah kesehatan sebelumnya1.
manusia pertama kali di provinsi Wuhan, China. Awal Proses penularan COVID-19 kepada manusia
kemunculannya diduga merupakan penyakit harus diperantarai oleh reservoir kunci yaitu
pneumonia, dengan gejala serupa sakit flu pada alphacoronavirus dan betacoronavirus yang memiliki
umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, kemampuan menginfeksi manusia. Kontak yang erat
dengan pasien terinfeksi COVID-19 akan menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit
mempermudah proses penularan COVID-19 antara Covid-19. Pengetahuan pasien Covid- 19 dapat
manusia. Proses penularan COVID-19 disebabkan diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai
oleh pengeluaran droplet yang mengandung virus penyakitnya, memahami penyakitnya, cara
SARS-CoV-2 ke udara oleh pasien terinfeksi pada pencegahan, pengobatan dan komplikasinya.
saat batuk ataupun bersin. Droplet di udara Pengetahuan penderita tentang pencegahan Covid-19
selanjutnya dapat terhirup oleh manusia lain di dengan kepatuhan penggunaan masker memiliki
dekatnya yang tidak terinfeksi COVID-19 melalui peranan penting dalam mengantisipasi kejadian
hidung ataupun mulut. Droplet selanjutnya masuk berulang5.
menembus paruparu dan proses infeksi pada manusia Data terbaru penyebaran akan wabah covid-
yang sehat berlanjut2. 19 bulan Oktober melalui situs dimana angka
Menanggapi pandemi Covid-19, di samping penyebaran Covid-19 didunia mencapai 38.727.888
langkah-langkah kesehatan masyarakat yang lebih kasus, sedangkan untuk Indonesia angka penyebaran
rutin, banyak negara telah menerapkan "lockdown" – covid terbaru mencapai 344.749 kasus penambahan,
menutup perbatasan, membatasi perjalanan pada penelitian ini daerah yang dijadikan lokasi
internasional, dan menempatkan batasan berat pada penelitian akan penyebaran Covid-19 adalah Desa
pergerakan individu dan pertemuan kelompok. Dramaga RT 1 RW 5, dimana pada Desa Dramaga ini
Walaupun lockdown mungkin merupakan alat penting pada bulan Juni mengalami kenaikan kasus positif
untuk membatasi penularan, namun lockdown Covid-19 sebanyak 4 orang yang menjadi Desa
berpotensi menimbulkan biaya besar berkaitan dengan Dramaga menjadi cluster zona merah di Kabupaten
dampak ekonomi, konsekuensi kesehatan mental, dan Bogor6.
peningkatan morbiditas dan mortalitas dari penyakit Peneliti melakukan survei di lokasi penelitian
non-covid-19. Karantina, lockdown atau aturan dimana, meskipun klaster dan penderita COVID-19 di
physical distancing mencerminkan perubahan yang Desa Dramaga bertambah sebanyak 20 orang,
cepat dan substansial dalam kehidupan sehari-hari. masyarakat sekitar masih belum mematuhi protokol
Lelucon dan video lucu dapat membantu orang untuk atau anjuran 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan,
menerima perubahan dalam hidup mereka. Perubahan dan Menjaga Jarak) yang diberikan oleh pemerintah.
tersebut menghasilkan banyak sumber ketidakpastian Petugas keamanan dan Dinas Perhubungan Kabupaten
dan stres, yang sebagian humor dapat meringankan, Bogor melakukan operasi yustisi untuk menegakkan
setidaknya dalam jangka pendek3. peraturan wajib memakai masker. Tetapi, masih
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian banyak ditemukan warga yang tidak memakai masker,
yang dilakukan oleh Devi Pramita, tentang Hubungan sehingga masih banyak yang terjaring operasi dan
Antara Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan mendapatkan denda maupun saksi sosial.
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Sebelumnya, Muspika (Musyawarah Pimpinan
Penyakit Covid-19 di Ngronggah dimana hasil Kecamatan) melakukan operasi yustisi pada tanggal
penelitian ini dari 62 responden berdasarkan hasil uji 25 September 2020 di Pasar Dramaga dan tiga lokasi
Chi-Square signifikansi p anatara variabel bebas yaitu perdagangan di jalan raya Dramaga. Pada operasi ini,
pengetahuan masyarakat dengan variabel terikat petugas keamanan lebih memusatkan pada
kepatuhan penggunaan masker sebesar 0,004 (p<0,05) penggunaan masker dan sayangnya, hanya dalam
maka Ho ditolak dan dinyatakan ada hubungan4. waktu operasi yang sebentar, ada 26 pelanggar yang
Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 diberikan sanksi oleh pihak yang berwaji
merupakan hal yang sangat penting agar tidak

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN mewakili dari seluruh populasi8. Berdasarkan


hasil perhitungan sampel yang dilakukan,
Desain penelitian yang digunakan diperoleh sampel penelitian sebanyak 114
dalam penelitian ini adalah Observasional responden pada masyarakat Desa Dramaga
Analitik. Jenis penelitian kuantitatif dengan Bogor.
menggunakan rancangan penelitian Cross Teknik penetapan sampel yang
Sectional yaitu menekankan waktu digunakan pada penelitian ini adalah
pengukuran / observasi data variabel Accidental Sampling adalah penentuan
independen dan dependen hanya satu kali sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
pada satu saat7. Populasi adalah keseluruhan saja yang secara kebetulan bertemu dengan
subyek penelitian. Populasi yang diteliti peneliti dapat digunakan sebagai sampel dan
adalah seluruh masyarakat Desa Dramaga jumlah besar sampel yang akan diteliti yaitu
Bogor yang berjumlah 159 orang pada bulan masyarakat Desa Dramaga Bogor.
Agustus-Oktober 2020. Sampel merupakan Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dramaga Bogor.
bagian dari populasi yang diambil dari Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan ferbuari–
keseluruhan objek penelitian yang dijadikan maret tahun 2021.
bahan penelitian dimana bagian tersebut
Alat pengumpul data kuesioner merupakan daftar Masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,sudah covid-19. Analisa bivariat merupakan variabel
matang, dimana responden atau interviewer tinggal indevenden dan variable dependen. Uji yang
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda- digunakan adalah uji statistik Chi-Square (X2) dengan
tanda tertentu. Dalam hal ini keusioner digunakan derajat kemaknaan 95%. Bila nilai p>0,05, berarti
dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai hasil perhitungan statistic tidak bermakna (signifikan)
Pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan dan nilai p<0,05, berarti hasil perhitungan statistic
kekarantinaan serta Kepatuhan Masyarakat dalam bermakna. Dilakukan untuk melihat kemaknaan
upaya pencegahan penyebaran covid-19. hubungan antara Analisis dilakukan untuk melihat
Data dianalisis dengan hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan
menggunakan program Statistika Package aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya
for social sciences (SPSS) for windows versi pencegahan covid-19 di masyarakat desa dramaga
20 Analisis data meliputi : Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan uji Chi-
Analisa univariat adalah menganalisis tiap variabel Suare. Adapun syarat uji chi-square adalah sebagai
dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan berikut : Tidak boleh ada sel dengan nilai harapan
data kemudian data dianalisis menggunakan statistik (Expected) lebih kecil dari satu, Tidak lebih dari 20%
deskriptif untuk disajikan dalam bentuk frekuensi, sel mempunyai nilai harapan (Expected) lebih kecil
analisa univariat dalam penelitian ini meliputi data dari lima. Jika tidak memenuhi syarat uji chi-square
demografi masyarakat (umur, jenis kelamin, maka digunakan uji alternatif adalah uji Fisher
pendidikan, pekerjaan), Pengetahuan tentang wabah Expected Test.
covid-19 dan aturan kekarantinaan serta Kepatuhan

HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
Data demografi responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 114 responden, ata karakteristik responden dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 Karakteristik Responden di Desa Dramaga Bogor.
Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)
Umur
25 - 45 Tahun 74 64,9
46 - 60 Tahun 40 35,1
Total 114 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 83 72,8
Perempuan 31 27,2
Total 114 100
Pekerjaan
Tidak Bekerja 11 9,6
PNS 24 21,1
Petani 43 37,7
Wiraswasta 20 17,5
Pedagang 16 14
Total 114 100
Pendidikan
Tidak Sekolah 7 6,1
SD 11 9,6
SMP 17 14,9
SMA 64 56,1
PT / Akademik 15 13,2
Total 114 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan distribusi tabel 5.1 tentang karakteristik responden diatas menggambarkan


bahwa Responden pada penelitian ini responden yang sebagian besar umur pasien 25 - 45 tahun
yaitu sebanyak 74 orang (64,9%). Sedangkan yang berusia 46-60 tahun yaitu 40 orang (35,1%).
Responden dengan jenis kelamin pasien terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 83 orang (72,8%),
sedangkan yang perempuan hanya 31 orang (27,2%).
Responden dengan pekerjaan pasien terbanyak yaitu Petani sebanyak 43 orang (37,7%),
PNS yaitu 24 orang (21,1%), Wiraswasta yaitu 20 orang (17,5%), Pedagang yaitu 16 orang, (14%),
sedangkan responden yang tidak bekerja yaitu 11 orang (9,6%). Responden dengan tingkat
pendidikan terbanyak yaitu SMA sebanyak 64 orang (56,1%), SMP sebanyak 17 orang (14,9%),
PT/Akademik yaitu 15 orang (13,2%), SD yaitu 11 orang (9,6%) sedangkan yang tidak sekolah
hanya 7 orang (6,1%).

2. Variable Penelitian
Distribusi variabel penelitian terdiri dari pengetahuan masyarakat tentang covid-19, aturan
kekarantinaan dan keaptuhan masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19 yang dilaksanakan di
Desa Dramaga Bogor.
Tabel 2.1 Variabel Penelitian di Desa Dramaga Bogor.

Variabel Penelitian Jumlah (n) Persentase (%)


Pengetahuan Wabah Covid-19 dan Aturan Karantina
Baik 85 74,6
Kurang Baik 29 25,4
Total 114 100
Kepatuhan Masyarakat
Patuh 80 70,2
Tidak Patuh 34 29,8
Total 114 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan distribusi tabel 5.2 tentang Variabel Penelitian diatas menggambarkan bahwa
pada responden dengan Pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan karantina yang baik
sebanyak 85 orang (74,6%) dan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan karantina yang
kurang baik yaitu 29 orang (25,4%). Sedangkan masyarakat yang patuh terhadap anjuran
pemerintah dalam pencegahan covid-19 sebanyak 80 orang (70,2%) yang tidak patuh terhadap
anjuran pemerintah dalam pencegahan covid-19 yaitu 34 orang (29,8%).

B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19
di Desa Dramaga Bogor. Hasil analisis mengenai hubungan antara pengetahuan tentang wabah covid-19
dan aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 yang dilaksanakan di
Desa Dramaga Bogor, dapat disajikan pada Tabel 5.3 :

Tabel 3.1 Hubungan Antara pengetahuan tentang wabah covid-19 terhadap kepatuhan dalam upaya
pencegahan covid-19 yang dilaksanakan di Desa Dramaga Bogor.

Variabel Kepatuhan Upaya Pencegahan


Patuh Tidak Patuh Total P Odds Ratio
Pengetahuan Wabah Value 95%
Covid dan aturan N % N % N %
Karantina
Baik 73 64 12 10,5 85 74,6
Kurang Baik 7 6,1 22 19,3 29 25,4 0,000 19.119
Total 80 70,2 34 29,8 114 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel yang terdapat 5.3 73 orang (64%) yang tidak patuh dalam
mengambarkan bahwa hasil penelitian dari upaya pencegahan covid-19 yaitu 12 orang
114 responden sebagian besar memiliki (10,5%). Namun pada dengan kategori yang
pengetahuan tentang wabah covid-19 dan dengan pengetahuan tentang wabah covid-19
aturan karantina yang baik sebanyak 85 yang kurang baik sebanyak 29 orang
orang (74,6%) memiliki hubungan kuat (25,4%), dengan kepatuhan masyarakat
dengan kepatuhan masyarakat dalam upaya dalam upaya pencegahan covid-19 yang
pencegahan covid-19 yang patuh sebanyak patuh yaitu 7 orang (6,1%) sedangkan
kepatuhan masyarakat dalam upaya hubungan antara pengetahuan tentang wabah
pencegahan covid-19 yang kurang patuh covid-19 terhadap kepatuhan dalam upaya
yaitu 22 orang (19,3%). pencegahan covid-19 di Desa Dramaga
Berdasarkan hasil uji statistic Chi- Bogor. Selain itu, hasil analisa juga
Square dengan nilai Pearson chi-quare didapatkan data nilai Ordo Ratio sebesar
dengan nilai value 39.387 menggunakan 19.119 artinya yang memiliki pengetahuan
SPSS 20 dengan tingkat kemaknaan 95%, tentang wabah kurang baik tentang covid-19
menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,000 dengan beresiko 22 kali kepatuhan
(p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha masyarakat dalam upaya pencegahan covid-
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada 19 yang kurang patuh dibandingkan dengan
yang signifikan dari hasil analisis mengenai yang memiliki pengetahuan yang baik.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN teridentifikasi bahwa pada laki-laki


A. Analisis Univariat lebih banyak mendapatkan informasi
1. Karakteristik Responden tentang covid-19. Dimana mereka
a) Umur sering menonton berita, membaca
Hasil analisis univariat Koran dan browsing. Pada laki-laki
karakteristik responden pada penelitian maupun perempuan yang merasa
ini yang sebagian besar umur 25 - 45 mendapat pemahaman tentang covid-19
tahun yaitu sebanyak 74 orang (64,9%). dan perhatian dari anggota keluarga
Sedangkan yang berusia 46-60 tahun sesuai yang diinginkan akan memiliki
yaitu 40 orang (35,1%). Faktor usia persepsi bahwa mendapat dukungan
dimana usia mempengaruhi daya dari keluarga untuk saling menjaga
tangkap dan pola pikir seseorang, kesehatan.
semakin bertambah usia maka akan c) Pekerjaan
semakin berkembang pula daya tangkap Hasil analisis univariat
dan pola pikirnya sehingga pengetahuan karakteristik responden pada penelitian
yang diperoleh semakin baik, usia rata ini yang sebagian besar yang pekerjaan
rata responden yang mengisi kuisioner pasien terbanyak yaitu Petani sebanyak
ini berusia 27-28 tahun, dengan usia 43 orang (37,7%), PNS yaitu 24 orang
responden termuda yaitu 25 tahun dan (21,1%), Wiraswasta yaitu 20 orang
yang paling tua berusia 60 tahun9. (17,5%), Pedagang yaitu 16 orang,
Menurut asumsi peneliti bahwa (14%), sedangkan responden yang tidak
umur bertambahnya seseorang akan bekerja yaitu 11 orang (9,6%).
semakin terbentuk sikap untuk lebih Menurut teori dari Notoadmojo
memperhatikan kesehatan diri sendiri Pengetahun juga dipengaruhi oleh
sehingga hal tersebut akan meningkatkan faktor pekerjaan dimana seseorang yang
pemahaman seseorang sehingga bekerja disektor formal memiliki akses
penyebaran Covid-19 dapat dicegah. yang lebih baik terhadap informasi
b) Jenis Kelamin termasuk informasi kesehatan, faktor
Hasil analisis univariat pada sosial, budaya dan ekonomi dimana
penelitian ini responden dengan jenis kebiasaan dan tradisi seseorang tidak
kelamin terbanyak yaitu laki-laki melalui suatu penalaran tetapi bersifat
sebanyak 83 orang (72,8%), sedangkan rutinitas9.
yang perempuan hanya 31 orang Menurut asumsi peneliti bahwa
(27,2%). mayoritas responden pada penelitian
Jenis kelamin merupakan suatu bekerja sebagai petani namun
perbedaan keadaan fisiologis bawaan responden dapat mendapatkan
lahir yang dapat ditandai dengan jenis informasi mengenai Covid-19
kelamin laki-laki dan perempuan. bermacam-macam media massa yang
Seseorang yang berjenis kelamin setiap senantiasa memberikan informasi
perempuan cenderung mempunyai mengenai penyebaran dan pencegahan
kecemasan tinggi dibandingkan laki- Covid-19. Ada beberapa pekerjaan yang
laki hal ini karena perempuan diharuskan untuk tidak bekerja
mempunyai perasaan lebih sensitif misalnya PNS, Wiraswasta dan
dibanding laki-laki. Tapi hal tersebut pedagang, dimana adanya aturan
tidak menutup kemungkinan terjadi karantina. Hal ini bias saja di
pada laki-laki9. pergunakan masyarakat untuk mencari
Menurut asumsi peneliti bahwa informasi tentang penyakit covid-19.
karakteristik responden jenis kelamin Pekerjaan juga akan menghindarkan
mereka dari stres akibat memikirkan suatu objek tertentu. Pengetahuan
kelangsungan kehidupan mereka tentang berbagai cara dalam mencapai
sehingga akan mengakibatkan perasaan pemeliharaan kesehatan, cara
nyaman dan aman. menghindari penyakit, maka akan
d) Pendidikan meningkatkan pengetahuan
Hasil analisis univariat masyarakat11.
karakteristik responden pada penelitian Hasil penelitian ini sejalan
ini yang sebagian besar memiliki dengan penelitan yang dilakukan oleh
tingkat pendidikan terbanyak yaitu Mona, Pengetahuan pasien Covid19
SMA sebanyak 64 orang (56,1%), SMP dapat diartikan sebagai hasil tahu dari
sebanyak 17 orang (14,9%), pasien mengenai penyakitnya,
PT/Akademik yaitu 15 orang (13,2%), memahami penyakitnya, cara
SD yaitu 11 orang (9,6%) sedangkan pencegahan, pengobatan dan
yang tidak sekolah hanya 7 orang komplikasinya1.
(6,1%). Tingkat pendidikan seseorang Hingga saat ini, Covid 19 telah
yang tinggi akan semkin mudah untuk menginfeksi lebih dari 1,5 juta (satu
mendapatkan akses informasi tentang setengah juta) manusia di seluruh
suatu permasalahan10. penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Menurut Chekwueh dkk Beberapa negara memberlakukan
Pendidikan berkelanjutan diperlukan lockdown demi menekan angka
untuk meningkatkan pengetahuan dan penyebaran. Ada juga negara yang
mengubah sikap negative serta mengandalkan rapid test secara massif
meningkatkan praktik pencegahan dan tanpa memberlakukan lockdown. Tetapi
pengobatan. Pengetahuan dipengaruhi satu hal yang menjadi kesamaan di
oleh beberapa faktor yaitu faktor berbagai negara untuk menekan angka
pendidikan yang merupakan suatu penyebaran, yaitu mengurangi aktivitas
usaha untuk mengembangkan sosial dan perkumpulan massal. (Pasal
kepribadian dan kemampuan didalam 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun
dan diluar sekolah baik formal maupun 2018)
non formal dan berlangsung seumur Secara umum tanggung jawab
hidup disebutkan bahwa makin tinggi pemerintah pusat dan pemerintah
pendidikan seseorang. daerah adalah melindungi kesehatan
Menurut asumsi peneliti bahwa masyarakat yang berpotensi
semakin mudah orang tersebut menimbulkan kedaruratan kesehatan
menerima informasi, faktor infomasi masyarakat. Pemerintah pusat dan
atau media masa dengan pemerintah daerah juga bertanggung
berkembangnya teknologi akan jawab terhadap sumber daya yang
menyediakan bermacam-maca media diperlukan dalam pemyelenggaraan
massa yang dapat mempengaruhi kekarantinaan kesehatan. (Pasal 6
pengetahuan masyarakat tentang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018)
informasi terbaru, sehingga saran Jika selama karantina wilayah,
komunikasi seperti televisi, radio, surat kebutuhan dasar orang dan makanan
kabar, majalah dan lain lain mempunyai hewan ternak yang berada di wilayah
pengaruh besar terhadap penyampaian karantina menjadi tanggung jawab
opini dan kepercayaan sesorang. Pemerintah Pusat. Maka dalam aturan
PSBB tidak termuat hal tersebut.
2. Variabel Penelitian Bahkan tanggung jawab pemerintah
a) Pengetahuan Tentang Wabah covid- pusat selama PSBB tidak diatur dalam
19 dan Aturan Karantina undang-undang kekarantinaan
Responden dengan kesehatan.
Pengetahuan tentang wabah covid-19 Menurut analisis peneliti
dan aturan karantina yang baik bahwa Menurut Analisis peneliti bahwa
sebanyak 85 orang (74,6%) dan masyarakat harus mengenal,
pengetahuan tentang wabah covid-19 mempelajari dan memahami segala
dan aturan karantina yang kurang baik aspek dari penyakit Covid-19 termasuk
yaitu 29 orang (25,4%). Menurut Teori manifestasi klinis, penyebab, pencetus,
Wawan dan Dewi mendeskripsikan pencegahan dan penatalaksanaan.
bahwa pengetahuan merupakan hasil Pengetahuan memiliki kaitan yang erat
“tahu” dan ini terjadi setelah orang dengan keputusan yang akan
mengadakan penginderaan terhadap diambilnya, karena dengan pengetahuan
seseorang memiliki landasan untuk bahwa tindakan isolasi/karantina
menentukan pilihan. Karakter virus mandiri yang dilakukannya efektif
Corona sangat berbeda dengan jenis dapat memperlambat penyebaran
penyakit epidemik lainnya seperti Covid-19 memiliki kecenderungan
kolera, pes, influenza, flu burung, dan selalu taat dan patuh pada penerapan
lain-lain. COVID-19 ini sangat protokol kesehatan.
menyiksa manusia. Jika dia sudah
menjangkiti orang, bukan hanya B. Analisis Bivariat
orang/warga/pasien yang terinfeksi Hasil penelitian dari 114 responden
Corona yang diisolasi oleh pemerintah, sebagian besar memiliki pengetahuan tentang
tetapi seluruh warga masyarakat akan wabah covid-19 dan aturan karantina yang baik
turut diisolasi, baik warga yang sakit sebanyak 85 orang (74,6%) memiliki hubungan
maupun warga yang sehat. Tempat kuat dengan kepatuhan masyarakat dalam upaya
karantina di rumah sakit bagi yang pencegahan covid-19 yang patuh sebanyak 73
sudah terinfeksi, sementara yang sehat, orang (64%) yang tidak patuh dalam upaya
akan dikarantina di rumah masing- pencegahan covid-19 yaitu 12 orang (10,5%).
masing secara mandiri. Isolasi mandiri Namun pada dengan kategori yang dengan
dilakukan untuk mencegah dan pengetahuan tentang wabah covid-19 yang
menghindari penyebaran virus Corona kurang baik sebanyak 29 orang (25,4%), dengan
meluas ke masyarakat. kepatuhan masyarakat dalam upaya pencegahan
covid-19 yang patuh yaitu 7 orang (6,1%)
b) Kepatuhan Masyarakat Dalam sedangkan kepatuhan masyarakat dalam upaya
Upaya Pencegahan Covid-19 pencegahan covid-19 yang kurang patuh yaitu 22
Hasil analisis responden orang (19,3%).
dengan masyarakat yang patuh terhadap Berdasarkan hasil uji statistic Chi-
anjuran pemerintah dalam pencegahan Square dengan nilai Pearson chi-quare dengan
covid-19 sebanyak 80 orang (70,2%) nilai value 39.387 menggunakan SPSS 20
yang tidak patuh terhadap anjuran dengan tingkat kemaknaan 95%, menunjukkan
pemerintah dalam pencegahan covid-19 bahwa nilai probabilitas 0,000 (p<0,05), artinya
yaitu 34 orang (29,8%). Tingkat Ho di tolak dan Ha diterima. Maka dapat
kepatuhan masyarakat terhadap disimpulkan bahwa ada yang signifikan dari
protokol kesehatan di masa pandemi hasil analisis mengenai hubungan antara
Covid-19 dalam rangka pencegahan pengetahuan tentang wabah covid-19 terhadap
penyebaran Covid-19. Selain itu juga kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di
ingin melihat pengaruh faktor Desa Dramaga Bogor. Selain itu, hasil analisa
karakteristik sosial demografi juga didapatkan data nilai Ordo Ratio sebesar
masyarakat terhadap tingkat kepatuhan 19.119 artinya yang memiliki pengetahuan
masyarakat dalam penerapan protokol tentang wabah kurang baik tentang covid-19
kesehatan. Penelitian ini diharapakan dengan beresiko 22 kali kepatuhan masyarakat
dapat memberikan bahan masukan bagi dalam upaya pencegahan covid-19 yang kurang
pemangku kebijakan dalam menerapkan patuh dibandingkan dengan yang memiliki
aturan pengendalian penyebaran Covid- pengetahuan yang baik.
19 dan memberikan pengawasan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
terhadap penerapan protokol kesehatan penelitian yang dilakukan oleh Yanti, dkk (2020)
pada masyarakat. yang menyebutkan bahwa 99% masyarakat
Menurut analisis peneliti Indonesia mempunyai pengetahuan yang baik,
bahwa persepsi keefektifan tindakan 59% mempunyai sikap yang positif dan 93%
isolasi/arantina mandiri mempunyai mempunyai perilaku yang baik perilaku yang
pengaruh yang signifikan terhadap baik.
tingkat kepatuhan masyarakat dalam Pengetahuan masyarakat tentang Covid-
penerapan protokol kesehatan dengan 19 merupakan aspek yang sangat penting dalam
arah hubungan yang positif. Tingkat masa pandemic seperti sekarang ini, yang
kepatuhan protokol kesehatan pada meliputi penyebab covid dan karakteristik
masyarakat yang memiliki persepsi virusnya, tanda dan gejala, istilah yang terkait
tindakan isolasi/karantina mandiri yang dengan covid, pemeriksaan yang diperlukan dan
dilakukannya efektif dapat proses transmisi serta upaya pencegahan
memperlambat penyebaran Covid-19. penyakit tersebut. Pengetahuan masyarakat desa
Kepatuhan masyarakat yang Dramaga yang tinggi tentang covid 19 ini
menganggap tidak efektif. Dengan kata berpengaruh terhadap kejadian dan pencegahan
lain, masyarakat yang memiliki persepsi penyakit covid-19.Pengetahuan yang baik dapat
didukung oleh penerimaan terhadap informasi mencuci tangan menggunakan sabun dan air
yang beredar di sebagian besar masyarakat mengalir, menjaga jarak fisik (physical
tentang covid-19.12 distancing), dan tidak menyentuh wajah, mata,
Menurut teori Notoadmojo, sebelum hidung, dan mulut. Namun, penerapan perilaku
orang mengadopsi perilaku baru didalam diri sosial yang baru pada masyarakat tidaklah
orang tersebut terjadi proses sebagai berikut mudah dan masih ada sebagian orang masih
kesadaran (awareness) dimana orang tersebut belum taat dalam penerapan kebiasaan baru ini.
menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu Kemenkes juga menerbitkan buku panduan yang
terhadap stimulasi (objek), Merasa (interest) dapat digunakan dalam rangka pengendalian
tertarik terhadap stimulasi atau objek tersebut, Covid-19.1
menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan tidaknya stimulasi terhadap dirinya, penelitian yang dilakukan oleh Yanti et al.,
mencoba (trial) dimana subjek mulai mencoba dimana dari 1.102 responden di Indonesia,
melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki mayoritas responden memiliki sikap yang positif
dan adaption dimana subjek berprilaku sesuai (53%) dan perilaku yang baik (93%) terkait
dengan pengetahuan, kesadaran dan stimulasi9. penerapan social distancing.10
Di sisi lain, dalam konteks ini, peluang Untuk melaksanakan pencegahan dan
besar penularan virus SARS-CoV-2 didapat pula pengendalian Covid-19 di Indonesia. Tujuan
melalui jalur udara, dimana virus telah berada khususnya untuk memahami strategi dan
dalam partikel dan menyebar di udara. Proses ini indikator penanggulangan, melaksanakan
dimungkinkan karena sesegera mungkin setelah surveilans epidemiologi, melaksanakan
pasien positif COVID-19 mengeluarkan droplet diagnosis laboratorium, melaksanakan
pada saat bersin atau batuk, maka kandungan manajemen klinis, melaksanakan pencegahan
cairan dalam droplet akan menguap dan dan pengendalian penularan, melaksanakan
membentuk partikel berukuran kecil sehingga komunikasi risiko dan pemberdayaan
pengangkutannya oleh aliran udara lebih mudah masyarakat, melaksanakan penyediaan sumber
dan membebaskannnya dari adanya gaya daya, dan melaksanakan pelayanan kesehatan
graviasi. esensial.
Pengetahuan masyarakat tentang Covid Perilaku masyarakat khususnya
19 merupakan aspek yang sangat penting dalam masyarakat Desa Sumerta Kelod sangatlah
masa pandemic seperti sekarang ini,yang penting guna membantu masyarakat itu sendiri
meliputi penyebab covid dan karakteristik dalam mengenali serta mengatasi permasalahan
virusnya, tanda dan gejala, istilah yang terkait COVID-19 yang menjadi pandemi di masa kini.
dengan covid, pemeriksaan yang diperlukan dan Perilaku tersebut haruslah didasarkan atas
proses transmisi serta upaya pencegahan kesadaran masyakat, dikarenakan banyak
penyakit terhadap upaya pencegahan Covid-19 masyarakat yang sebenarnya telah mengetahui
di Indonesia dengan social distancing. berbagai pengetahuan terkait protokol kesehatan
Pengetahuan masyarakat khususnya ataupun pandemi COVID-19 namun tidak dapat
dalam mencegah kemampuan transmisi melaksanakannya secara baik di dalam
penyebaran virus SARS-CoV-2 sangat berguna kehidupannya sehari-hari.
dalam menekan penularan virus tersebut. Efektivitas PERGUB No. 88 Tahun
Dengan memiliki pengetahuan yang baik 2020 dapat juga dinilai melalui ketaatan dan
terhadap suatu hal, seseorang akan memiliki kepatuhan masyarakat di wilayah Jakarta yang
kemampuan untuk menentukan dan mengambil nyatanya masih sangat kurang hal ini dapat
keputusan bagaimana ia dapat menghadapinya13. dibuktikan dari hasil penelitian dan riset yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan kami lakukan. Masyarakat masih kurang
penelitian klinis yang dilakukan oleh Yanti et al., mematuhi PERGUB No.88 Tahun 2020 atau
dimana dari 1.102 responden di Indonesia, lebih dikenal dengan PSBB tahap kedua ini.
mayoritas responden memiliki tingkat Perbandingan presentasi tersebut cukup jauh
pengetahuan yang baik terkait social distancing walaupun pemerintah memang memiliki tugas
dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 untuk membuat kebijakan publik. Secara
dengan prevalensi mencapai 99%.10 sederhana, kebijakan publik ini merupakan
Untuk mengurangi dan mencegah kewenangan yang dimiliki dan dilaksanakan
transmisi virus ini, pemerintah telah mewajibkan oleh pemerintah. Namun dalam konteks ini dapat
masyarakatnya untuk menjaga protokol diketahui bahwa kebijakan tidak akan berhasil
kesehatan. Satuan Tugas Penangangan Covid-19 jika tujuan kebijakan tidak sesuai dengan proses
terus berupaya dalam menyampaikan pesan implementasi kebijakan. Anggapan bahwa
kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi kebijakan yang telah disahkan oleh pihak yang
risiko penularan virus Covid-19, seperti berdiam berwenang akan terlaksana dan memperoleh
diri di rumah, menggunakan masker, sering
hasil yang diinginkan merupakan anggapan yang pelayanan publik. Campur tangan pemerintah
keliru14. dalam urusan kepentingan umum bertujuan
Peraturan Pembatasan Sosial untuk menyejahterakan masyarakat. Campur
Berskala Besar (PSBB) yang mulai berlaku pada tangan penguasa bertujuan agar tidak terjadi
Senin 14 September 2020 ini berbeda dari PSBB kesimpangsiuran dan tidak terdapat keraguan
tahap satu pada awal masa pandemi karena ada dalam bertindak.16
tiga indikator penting yang menjadi Penutupan beberapa ruang publik,
pertimbangan Pemerintah Provinsi Daerah karantina wilayah, hingga pembangunan rumah
Khusus Ibukota Jakarta, yakni tingkat kematian sakit darurat menjadi hal lumrah yang dilakukan
(Case Fatality Rate), sarana rumah sakit serta banyak negara pada saat ini. Hal tersebut juga
peningkatan jumlah kasus baru yang tidak dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan
terkendali maka pada PSBB tahap dua ini akan beribadah di rumah. Meskipun kegiatan ini tidak
lebih mengutamakan pengetatan terkait protokol dapat diartikan sebagai kebebasan tanpa batas.
kesehatan disejumlah sektor serta mengatur Namun sayangnya pemerintah
pembatasan aktivitas sosial ekonomi, kegiatan Indonesia tetap dianggap lambat dalam
keagamaan, budaya serta pendidikan, menangani wabah ini, walaupun sudah cukup
pengendalian mobilitas, kegiatan isolasi yang banyak kebijakan yang bermunculan sejak
terkendali, pemenuhan kebutuhan pokok dan pandemik ini berlangsung. Kebijakan sendiri
yang terakhir penegakan sanksi. dalam teorinya dapat didefinisikan sebagai
Pembatasan Sosial Berskala Besar serangkaian rencana program, aktivitas, aksi,
(PSBB) yang diselenggarakan oleh pemerintah keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak
daerah Jakarta tentunya sudah disetujui oleh bertindak yang dilakukan para pihak, sebagai
Menteri Kesehatan yang diharapkan dapat suatu tahapan untuk penyelesaian masalah yang
mencegah penyebaran COVID-19 kesuatu dihadapi. Penetapan kebijakan merupakan suatu
wilayah dan menurunkan kasus kematian. faktor penting untuk mencapai suatu tujuan17.
Namun dalam konteks ini dapat diketahui bahwa Menurut asumsi dan analisis peneliti
kebijakan tidak akan berhasil jika tujuan bahwa Seseorang yang telah mengetahui tentang
kebijakan tidak sesuai dengan proses suatu informasi tertentu, maka dia akan mampu
implementasi kebijakan. Anggapan bahwa menentukan dan mengambil keputusan
kebijakan yang telah disahkan oleh pihak yang bagaimana menghadapinya. Dengan kata lain,
berwenang akan terlaksana dan memperoleh saat seseorang mempunyai informasi tentang
hasil yang diinginkan merupakan anggapan yang covid-19, maka ia akan mampu untuk
keliru15. menentukan bagaimana dirinya harus
Ketidakberhasilan kebijakan ini berperilaku terhadap covid-19 tersebut. Dengan
terjadi karena masyarakat yang tidak taat dan demikian pengetahuan masyarakat yang masih
patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan. perlu diluruskan dan perilaku masyarakat yang
Sehingga PERGUB No. 88 tahun 2020 tidak masih negative dapat diupayakan dengan
terlaksana dengan baik karena kurangnya kegiatan pembelajaran melalui edukasi oleh
ketaatan dan kepatuhan masyarakat dibuktikan pihak-pihak yang berwenang. Dalam masyarakat
dengan masih banyaknya kerumunan orang, forum kesehatan desa atau sejenisnya dapat
kurangnya kesadaran dari setiap individu dan mengambil peran dalam upaya pelaksanaan
masih banyak orang yang tidak mematuhi kegiatan dimaksud.
protokol kesehatan. Namun, pandemi COVID-19 Alangkah baiknya jika pemerintah
membuat hampir semua orang kalang-kabut dan masyarakat bersama-sama untuk saling
menghadapinya. Persoalan menjadi sangat serius mendukung, dengan pemerintah memberikan
karena yang dihadapi adalah ketidakpastian baru. bantuan kepada masyarakat dan memperketat
Pandemi Covid 19 menjadi disrupsi sehingga sanksi agar mereka yang melanggar akan merasa
kita perlu mengenali, mengatasi, dan jera, mengingat bahwa banyak sekali toko,
mencegahnya agar ketidakpastian ini segera restoran, dan mall yang bahkan tidak
berakhir. mengindahkan PERGUB No. 88 tahun 2020.
Virus corona mengandung kata Sekali lagi hal itu terjadi karena kurang beratnya
corona karena struktur virus mirip seperti corona sanksi yang diberikan dan kurang tegasnya
matahari, hampir bulat dan terkonsentrasi aparat penegak hukum. Memperketat sanksi dan
ditengah. Coronavirus merupakan virus memenuhi kebutuhan masyarakat sangat penting
zoonotik, yaitu virus yang ditransmisikan dari untuk dilakukan pemerintah. Dengan begitu
hewan ke manusia. Kelelawar, tikus bambu, masyarakat yang kebutuhannya telah terpenuhi
unta, dan musang merupakan inang yang akan dapat menyalurkan fokusnya kepada
umumnya ditemukan pada Coronavirus. pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa wabah Ada kelebihan dari PSBB tahap kedua
Covid-19 saat ini berpengaruh terhadap bedasarkan PERGUB No. 88 tahun 2020
menurut masyarakat, yaitu pasien yang terjangkit tersebut peneliti selalu menjelaskan kepada
menjadi lebih terdata sehingga pemerintah dapat responden bahwa responden tidak usah
lebih memaksimalkan bantuan terhadap para mencantumkan nama atau inisial pada
penderita COVID19. Memang dari PERGUB kuesioner. Pada lembar kuesioner yang
No. 88 Tahun 2020 ini tidak mengurangi jumlah diberikan oleh peneliti tidak menuntut
pasien yang terjangkit namun dengan adanya kemungkinan responden mengisi jawaban
PERGUB No. 88 Tahun 2020 ini pasien yang berdampak baik untuk observasi
COVID-19 menjadi lebih terdata dan dapat dilakukan oleh peneliti sendiri sehingga
langsung dikarantina sehingga potensi penularan kemungkinan kecil terjadi kesalahan sedikit
di masyarakat menurun. Aturan karantina yang dalam pengambilan data.
di anjurkan pemerintah memiliki dilemma dalam 2. Keterbatasan data
Kepatuhan masyarakat, dimana semua tindakan Pengumpulan data menggunakan
kesehatan masyarakat untuk menghentikan kuesioner mempunyai dampak yang sangat
penyebaran penyakit dapat diseimbangkan subjektif sehingga kebenaran data tergantung
dengan strategi adaptif untuk mendorong dari kejujuran responden mengisi kuesioner.
ketahanan masyarakat dan koneksi sosial, Selain itu juga terjadi kesalahpahaman
melindungi pendapatan dan mengamankan responden tentang pernyataan pada
pasokan makanan. Negara harus kuesioner. Untuk mengatasi hal tersebut
menyeimbangkan kemungkinan manfaat dan peneliti memberikan kesempatan bagi
konsekuensi negatif dari setiap intervensi dan responden untuk bertanya jika kurang faham
menerapkan strategi untuk mendorong dalam pernyataan kuesioner.
keterlibatan masyarakat, mendapatkan 3. Keterbatasan Waktu
kepercayaan dan membatasi kerugian sosial atau Responden yang diteliti merupakan
ekonomi. masyarakat dari Desa Dramaga yang akan
diperiksa, hal ini menyebabkan waktu yang
C. Keterbatasan Penelitian sedikit dibatasi oleh karena itu peneliti
1. Keterbatasan responden sedikit kesulitan untuk melakukan
Pengambilan data dilakukan di Desa pendekatan dengan responden. Untuk
Dramaga yang menyebabkan adanya mengatasi hal tersebut perlu melakukan bina
kemungkinan responden merasa takut dalam hubungan saling percaya saat bertemu
mengungkapkan kejujurannya. Mengatasi hal responden.

Saran Yang Dianjurkan Berkaitan Dengan


PENUTUP Penelitian Ini Diantaranya Adalah :
A. Kesimpulan 1. Bagi Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Hasil Penelitian Di Diharapkan Perawat Yang
Desa Dramaga Bogor, Dapat Dirumuskan Bertugas Hendaknya Melakukan Upaya-
Kesimpulan Sebagai Berikut : Upaya Meningkatkan Pengetahuan
1. Responden Dengan Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19, Membuat
Tentang Wabah Covid-19 Dan Aturan Liflet Atau Selemabaran Tentang Covid-
Karantina Yang Baik Sebanyak 85 19 Dan Dibutuhkan Fasilitas Yang
Orang (74,6%) Dan Pengetahuan Memadai Untuk Para Masyarakat Yang
Tentang Wabah Covid-19 Dan Aturan Telah Terkena Covid-19 Karena Banyak
Karantina Yang Kurang Baik Yaitu 29 Dari Penderita Covid-19 Ini Yang
Orang (25,4%). Mengalami Kesulitan Finansial Sehingga
2. Responden Dengan Masyarakat Yang Dibutuhkan Aksi Dari Pemerintah Daerah
Patuh Terhadap Anjuran Pemerintah Untuk Selalu Membantu Rakyatnya
Dalam Pencegahan Covid-19 Sebanyak Dalam Segi Fasilitas Kesehatan.
80 Orang (70,2%) Yang Tidak Patuh 2. Bagi Masyarakat Desa Dramaga
Terhadap Anjuran Pemerintah Dalam Diharapkan Masyarakat
Pencegahan Covid-19 Yaitu 34 Orang Mengikuti Yang Dianjurkan Pemerintah,
(29,8%). Selain Dikeluarkannya Pergub No 88
3. Ada Hubungan Antara Pengetahuan Tahun 2020 Untuk Mengatur Terkait
Tentang Wabah Covid-19 Dan Aturan Psbb Yang Bertujuan Untuk Mengurangi
Karantina Terhadap Kepatuhan Dalam Kasus Covid-19 Yang Terjadi.
Upaya Pencegahan Covid-19 Di Desa Diperlukan Pula Ketegasan Pemerintah
Dramaga Bogor. Daerah Dalam Menangani Covid-19 Yang
Terjadi Di Kota Bogor.
B. Saran 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dilakukan Penelitian Lebih Keefektifan Kebijakan Psbb. Perlu
Lanjut Perlu Dilakukan Analisis Dengan Memasukkan Variabel Demografi Dari
Mengikutsertakan Variabel Pemberlakuan Sisi Psikologi Responden Di Masa
Kebijakan Psbb Pada Setiap Daerah Pandemi.
Kabupaten/Kota Untuk Mendapatkan
Gambaran Lebih Mendalam Mengenai

DAFTAR PUSTAKA 5. Novita, dkk. (2014). Tingkat Pengetahuan


Tentang TB Paru Mempengaruhi Penggunaan
1. Mona, (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Masker Di Ruang Paru Rumkital Dr. Ramelan
Sosial Untuk Meminimalisasi Efek Contagious Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 7. No.
(Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). 12. Surabaya : STIKES Hang Tuah
Jurnal Sosial Humaniora Terapan. Vol. 2 No.2. 6. Aquarini, (2020). Pengaruh Kebijakan Politik
Universitas Indonesia : Program Studi Periklanan Terhadap Kepatuhan Physical Distancing
Kreatif Program Pendidikan Vokasi. Mencegah Penyebaran Covid-19. Universitas
2. Shereen dkk. (2020). Covid-19 infection : Muhammadiyah Palangkaraya-Indonesia.
Origin, transmission, and characteristics of 7. Nursalam, (2013). Konsep dan Penerapan
human coronaviruses. Journal of Advanced Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan. Jakarta
Research, 24(1), 91–98. : Salemba Medika.
3. Bausch, (2020). Precision physical distancing for 8. Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif
COVID-19: An important tool in unlocking the Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
lockdown. The American Journal of Tropical 9. Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan
Medicine and Hygiene, p.tpmd200359. Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta : p.
4. Devi P, (2020). Hubungan Antara Pengetahuan 131-132: 138-140
Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan 10. Yanti, dkk. (2020). Community Knowledge,
Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Attitudes, and Behavior Towards Social
Covid-19 di Ngronggah Rekam Medis Dan Distancing Policy As Prevention Transmission of
Informasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan, Covid-19 in Indonesia. Jurnal Administrasi
Universitas Duta Bangsa. Kesehatan Indonesia, 8(2),4.

11. Wawan, A dan M. Dewi. (2010).Teori dan 14. Winarno. (2012). Kebijakan Publik, Teori Proses
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku dan Studi Kasus, Yogyakarta : Caps.
Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika. 15.Febriyandi, (2020). Penanganan Wabah Covid
12. Sulistyaningtyas. (2020). Informasi Wabah Virus 19 dengan Pendekatan Budaya. Diakses 26
Covid-19: Kuasa Pengetahuan dan Kelas Sosial, september 2020, dari Kemendikbud website:
https://sinta.ristekbrin.go.id/covid/penelitian/deta https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbkepr
il/80, publish : 2020. i/penanganan-wabah-covid-19-dengan-
13.Purnamasari. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan pendekatan-budaya
Perilaku Masyarakat Kabupaten Wonosobo 16. Wang, (2020). Handbook of 2019-nCoV
Tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, pneumonia control and prevention, (China:
10(1), 33–42. Retrieved From Hubei Science and Technology Press).
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/view/ 17. Edie H. (2020). Penanggulangan COVID-19.
1311/783 Jakarta: Rakyat Merdeka Books.

Anda mungkin juga menyukai