Anda di halaman 1dari 60

BUKU SAKU

Super Tax Deduc on untuk Mitra Vokasi

Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri,


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Copyright © 2020
1. Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Suryo Utomo, Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan.
3. Budi Hartawan, Direktur Jenderal Pembinaan Pela han dan Produk vitas, Kementerian Tenaga
Kerja.
4. Eko SA Cahyanto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, Kementerian
Perindustrian.

Dr. Inaya , M.Si, Departemen Ilmu Administrasi Fiskal, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Indonesia.

1. Ahmad Saufi, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Gunawan Pribadi, Asisten Depu Fiskal, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
3. Yulius, Asisten Depu Peningkatan Produk vitas Tenaga Kerja, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.
4. Asril, Asisten Depu Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
5. Yunirwansyah, Direktur Peraturan Perpajakan II, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian
Keuangan.
6. Si Kus a , Direktur Bina Pemagangan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pela han dan
Produk vitas, Kementerian Ketenagakerjaan.
7. Iken Retnowulan, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri,
Kementerian Perindustrian.
8. M. Bakrun, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Henri Tambunan, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
10. Rudi Djumali, GIZ Indonesia.

1. Theresia Sembiring, Tim Akselerasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.


2. Dita Kustarini, Tim Akselerasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
3. Junita Sutedjo, GIZ Indonesia.
4. Saryadi, S.T., M.B.A., Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
5. Drs. Agus Susilo Hadi, M.Si., Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
6. Drs. M. Nuch Rahardjo, M.Pd., Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
7. Yudil Cha m, S.K.M., Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
8. Dra. Yulia Sri Nurhidaya , M.Si, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
9. Sulis o Muk Cahyono, S.E., M.B.A., Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
10. Murwendah, S.I.A., M.A., Muhammad Ihwan Alfiansyah, Daffa Abyan, Geovanny Vanesa Paath,
Dikara Falsafi Haqqillah - Departemen Ilmu Administrasi Fiskal, Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Indonesia
11. Tim Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2020–2024 menempatkan
pendidikan vokasi pada posisi strategis dalam penyiapan Sumber Daya Manusia yang dapat
mendukung upaya peningkatan produk vitas bangsa. Guna mewujudkan hal tersebut, dukungan
dan penguatan peran dari seluruh pemangku kepen ngan adalah suatu keniscayaan yang harus
diwujudkan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi berkomitmen untuk mewujudkan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia
usaha, dunia industri, dan dunia kerja, dengan meluncurkan berbagai program yang salah satunya
adalah mendorong
mendo pelibatan industri dalam peyelenggaraan pendidikan vokasi.
Terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 128/PMK.010/2019
tentang Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto Penyelenggaraan Kegiatan Prak k
Pemagangan dan/atau Pembelajaran dalam rangka Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu atau yang sering kita kenal dengan is lah Super Tax
Deduc on, diharapkan dapat menarik dunia usaha dan dunia industri yang juga merupakan Wajib
Pajak Badan Dalam Negeri untuk meningkatkan peran secara luas dan berkelanjutan dalam
pelaksanaan kemitraan dengan pendidikan vokasi. Direktorat Jenderal Pendidkan Vokasi bekerja
sama dengan Pusat Kajian Governansi, Kebijakan Publik dan Bisnis (Puska Gov) FIA Universitas
Indonesia telah melakukan kajian guna mengevaluasi pemanfaatan Super Tax Deduc on oleh wajib
pajak. Satu tahun sejak terbitnya Peraturan Menteri Keuangan tentang Super Tax Deduc on
tersebut, par sipasi dunia usaha dunia industri yang juga merupakan Wajib Pajak telah
menunjukkan peningkatan, namun peningkatan tersebut masih menyisakan tantangan perlunya
upaya yang lebih intensif untuk memberikan pemahaman kepada satuan pendidikan vokasi dan
mitra industrinya dalam pemanfaatan Super Tax Deduc on. Buku Saku Super Tax Deduc on ini
merupakan salah satu upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk menjawab tantangan
tersebut.
Buku ini dapat terselesaikan atas dukungan dan kolaborasi yang sangat baik dari seluruh
pemangku kepen ngan yang berasal dari: Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Direktorat Jenderal Pajak – Kementerian
Keuangan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pela han dan Produk vitas - Kementerian Tenaga
Kerja, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian, Kamar
Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, GIZ Indonesia serta m dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi Kemendikbud.
Kami berharap buku ini dapat meningkatkan pemahaman pihak dunia usaha dunia industri
dan satuan pendidikan vokasi tentang konsepsi dan pemanfaatan Super Tax Deduc on yang pada
akhirnya dapat mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan vokasi guna mewujudkan
Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia.

Jakarta, 30 Desember 2020


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi,

Wikan Sakarinto, P.hD.


Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

arapan Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 204 membutuhkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan berdaya saing nggi. Namun, jalan menggapai harapan
tersebut daklah mudah karena kondisi SDM kita saat ini masih dihadapkan pada sejumlah
tantangan yang perlu segera diatasi. Tantangan tersebut antara lain masih ngginya angka
pengangguran lulusan SMK/MAK/Perguruan Tinggi Program Diploma, ngkat pendidikan tenaga
kerja yang rendah, dan masih ngginya mismatch antara kompetensi lulusan sekolah/perguruan
nggi dengan kebutuhan industri/dunia kerja yang dapat mengurangi daya saing Tenaga Kerja
Indonesia. leh karena itu, penyesuaian antara proses pembentukan kompetensi dan kebutuhan
industri harus segera dilakukan.
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) diharapkan untuk berpar sipasi ak f dan
memberikan dukungan dalam proses pencapaian kesesuaian ini, di antaranya, melalui
penyelenggaraan kegiatan prak k kerja, pemagangan atau pembelajaran bagi siswa
kejuruan/mahasiswa vokasi, guru/pendidik, serta penduduk usia kerja di Indonesia. Bentuk
dukungan seper ini diharapkan dapat membuat lulusan program vokasi memiliki kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan industri/dunia kerja sehingga pada akhirnya nan dapat
meningkatkan daya saing Tenaga Kerja Indonesia.
Pemerintah tentu sangat mendorong DUDI untuk merealisasikan bentuk dukungan
tersebut. Sebagai bentuk dukungan pemerintah, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor
4 Tahun 2019 (Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010), yaitu melalui
pemberian pengurangan penghasilan bruto paling nggi sampai dengan 200 dari jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang menyelenggarakan kegiatan prak k
kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia berbasis kompetensi tertentu. Insen f pajak seper ini dikenal dengan is lah Super
Tax Deduc on Vokasi (membebankan biaya lebih dari yang dikeluarkan).
Ketentuan lebih lanjut pemberian insen f ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 128/PMK.10/2019 yang mengatur tata cara pemberian insen f. Dalam peraturan ini,
disebutkan bahwa DUDI perlu menggandeng mitra kegiatan vokasi dalam sebuah perjanjian kerja
sama. Adapun fokus kompetensi yang didorong, berdasarkan peraturan ini, melipu 12 jenis
kompetensi pada ngkat SMK/MAK, 2 8 jenis kompetensi pada ngkat Perguruan Tinggi
program diploma vokasi, serta 8 jenis kompetensi pada Balai a han Kerja. Ragam jenis
kompetensi ini mencakup berbagai sektor termasuk manufaktur, kesehatan, agribisnis, pariwisata,
industri krea
k f, ekonomi digital dan pekerja migran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penulisan dan penerbitan Buku Saku Super Tax Deduc on ini. Semoga Buku Saku ini dapat
memudahkan DUDI dalam memahami dan memanfaatkan fasilitas Super Tax Deduc on Vokasi,
serta semakin banyak pihak yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan dan pela han
vokasi untuk mewujudkan Indonesia Maju.

Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Januari 2021


Direktur Jenderal Pajak,

Ditandatangani secara elektronik


Suryo Utomo
Kondisi ketenagakerjaan masa pandemi ovid-19 berdasarkan data BPS jumlah angkatan
kerja pada Agustus 2020 sebanyak 138,22 juta orang, naik 2,3 juta orang dibanding Agustus
2019. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Par sipasi Angkatan Kerja (TPAK)
juga naik sebesar 0,24 persen poin. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar
,0 persen, meningkat 1,84 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2019. Penduduk yang
bekerja sebanyak 128,4 juta orang, turun sebanyak 0,31 juta orang dari Agustus 2019. apangan
pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian (2,23 persen
poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan
poi
(1,30 persen poin). Sebanyak , 8 juta orang ( 0,4 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik
4, 9 persen poin dibanding Agustus 2019. Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah
penganggur dan persentase pekerja paruh waktu naik masing-masing sebesar 3, persen poin
dan 3,42 persen poin. Terdapat 29,12 juta orang (14,28 persen) penduduk usia kerja yang
terdampak ovid-19, terdiri dari pengangguran karena ovid-19 (2, juta orang), Bukan
Angkatan Kerja (BAK) karena ovid-19 (0, juta orang), sementara dak bekerja karena
ovid-19 (1, juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena
ovid-19 (24,03 juta orang).
Berdasarkan kondisi tersebut maka jumlah penganggur lulusan SMK mendominasi, salah
satu penyebabnya adalah lulusan SMK belum memiliki keahlian yang dibutuhkan di pasar kerja. Ini
merupakan salah satu tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK
agar dapat terserap di dunia industri. Selain itu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah adalah
,82 pekerja lulusan SD/SMP ke bawah, dari jumlah orang yang bekerja , 0 adalah pekerja
informal, hasil peneli an McKinsey pada bulan September 2019 bahwa akan ada 23 juta
pekerjaan yang akan hilang terdampak oleh otoma sasi era industrial 4.0 dan sebanyak 238 ribu
pekerja ter-P K per tahun serta bonus demogra .
pe
Tantangan lain yang dihadapi oleh pemerintah saat ini adalah adanya kesenjangan antara
kualitas lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri. Saat ini dunia
usaha/dunia industri telah memasuki era baru yang disebut sebagai era industri 4.0 yang
menekankan kepada adanya proses yang terotoma sasi. al ini disatu sisi tentu menimbulkan
e siensi yang luar biasa dari segi biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya. Untuk mengatasi tantangan tersebut maka pada periode kedua pemerintahan
Presiden Joko Widodo, presiden telah menetapkan pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi
prioritas pembangunan tahun 2020-2024. Pembangunan SDM sesuai dengan RPJMN tahun
2020-2024 adalah menciptakan manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Manusia yang
berkualitas dan berdaya saing adalah manusia yang sehat, cerdas, adap f, inova f, terampil, dan
bermartabat.
Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan
mengurangi angka pengangguran, antara lain melalui Pemagangan, karena Pemagangan adalah
bagian dari sistem pela han dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang
dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Pemagangan sebagai jembatan yang diyakini mampu mengatas kesenjakngan antara kebutuhan
pasar kerja dengan kompetensi yang dimiliki calon tenaga kerja. Melalui pemagangan peserta
akan mendapatkan pengalaman kerja pada dunia kerja yang sesungguhnya, membentuk sikap
mental, perilaku kerja serta kompetensi yang sesuai dengan pasar kerja, sehingga hal tersebut
menjadi modal yang sangat pen ng bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan atau bekerja
secara mandiri.
Program pendidikan dan pela han vokasi dapat berjalan dengan baik apabila takeholder
yang terlibat didalamnya dapat menjalankan perannya masing-masing secara tepat. Pemerintah
melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 0 Tahun 2020 yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan pemagangan dalam negeri.
Sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam peningkatan kompetensi tenaga
kerja Indonesia adalah terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128 Tahun 2019
merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah agar semakin banyak perusahaan yang
menyelenggarakan program pemagangan. Dengan adanya PMK 128/2019 ini perusahaan yang
menyelenggarakan program pemagangan dapat memperoleh insen f berupa pengurangan pajak
maksimal hingga 200 . Tentunya serangkaian peraturan ini masih harus disosialisasikan kepada
perusahaan maupun dinas yang membidangi ketenagakerjaan di daerah agar implementasinya
dapat berjalan maksimal.
dap
Inisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah melakukan penyusunan buku
saku Super Tax Deduc on Program Vokasi sangat kami apresiasi dan dukung secara penuh, karena
sejalan dengan upaya pemerintah khususnya Kementerian Ketenagakerjaan dalam meningkatkan
kualitas calon tenaga kerja menuju Indonesia kompeten melalui program pemagangan. Kami
berharap dengan adanya buku saku ini dapat memberikan gambaran secara singkat, padat, jelas,
dan menyeluruh kepada perusahaan mengenai syarat, tata cara, dan dokumen yang harus
dipersiapkan sehingga perusahaan yang telah menyelenggarakan program pendidikan dan
pela han vokasi pemagangan dapat memanfaatkan fasilitas Super Tax Deduc on ini. Secara
pel
umum, dengan adanya penyampaian informasi melalui buku saku ini maka informasi mengenai
program pemagangan dapat diketahui secara luas sehingga semakin banyak perusahaan yang
menyelenggarakan pendidikan dan pela han vokasi pemagangan.

Direktur Jenderal
Perkenankan kami dalam kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih dan
penghargaan nggi kepada pemerintah terkait dengan kebijakan perpajakan dengan menerbitkan
peraturan tentang "Super Tax Deduc on", guna mendorong perusahaan dan industri swasta untuk
mengembangkan program-program pendidikan dan pela han vokasi dan program riset dan
pengemangan di perusahaan/industri di Indonesia, sehingga dapat mempercepat upaya untuk
meningkatkan kualitas dan ketrampilan serta daya saing SDM/tenaga kerja Indonesia, yang pada
gilirannya juga akan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja kita dan perekonomian Indonesia
pada umumnya.
umum
Sebagaimana kita ketahui bahwa pemerintah telah menargetkan Indonesia akan menjadi
salah satu negara maju pada tahun 2045. Selain itu, Indonesia akan mengalami bonus demografi
mulai tahun 2025, dimana jumlah usia produ f berkisar sekitar 270 juta jiwa atau 65% dari total
penduduk Indonesia. Bonus Demografi dengan jumlah usia produk f yang besar tersebut dapat
menjadi bencana apabila dak ditangani secara efisien, sis ma s dan masal, dengan
mempercepat pengembangan program-program pendidikan dan pela han vokasi dan
program-program riset dan pengembangan, dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing
SDM/tenga kerja Indonesia.
SDM
Sangat menggembirakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa
peraturan pemerintah untuk memberikan insen f bagi perusahaan/industri yang melakukan
kegiatan dibidang pendidikan dan pela han vokasi dan program riset dan pengembangan,
diantaranya adalah: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45/2019 yang mengatur "super
deduc on tax" Indonesia; Permen. Keuangan No. 128/PMK.010/2019, yang mengatur "Wajib
Pajak Badan yang mengeluarkan biaya prak k kerja, pemagangan atau pembelajaran untuk
pengembangan kompetensi tertentu", dimana pemerintah akan mengurangi penghasilan bruto
perusahaan hingga 200 persen dari biaya program vokasi yang dikeluarkan; dan Permen.
Keuangan No. 153/PMK.010/2020, yang mengatur Wajib Pajak Badan yang melakukan kegiatan
peneli an dan pengembangan, dimana pemerintah akan mengurangi penghasilan bruto
peruahaan paling nggi 300 persen dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan peneli an
dan pegembangannya.
Kadin sangat mengapresiasi dan mendukung kebijakan perpajakan pemerintah yang
memberikan insen f kepada perusahaan untuk mengembangkan program pendidikan dan
pela han vokasi dan program riset dan pengembangan. Kadin percaya bahwa apabila
peraturan-peraturan di atas dapat terlaksana dengan baik akan membantu pemerintah untuk
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, khususnya tenaga kerja Indonesia,
baik di pasar dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam hubungan ini, Kadin berharap agar
pemerintah segera mensosialisasikan secara luas kebijakan ini, sehingga dapat dipahami dan
dilaksanakan di ngkat
ngk perusahaan.

Terima kasih.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia


Ketua Umum,
Salah satu faktor pengungkit untuk mewujudkan keunggulan sumber
daya manusia Indonesia adalah pendidikan, termasuk pendidikan vokasi
yang merupakan salah satu subsistem pendidikan nasional
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Pada ngkat global, amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 sejalan dengan Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals atau SDGs).

Dalam implementasinya, pendidikan vokasi saat ini masih menghadapi


sejumlah tantangan, antara lain kualitas lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) maupun politeknik dak selalu memenuhi kualifikasi
penyedia kerja (Nadia, 2019). Hal ini terlihat dari ngginya persentase
lulusan SMK yang menganggur. Saat ini pemerintah melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia antara
lain melalui penguatan link and match antara dunia pendidikan dan Dunia
Usaha/Dunia Industri.
Usaha/

Upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan pada


ins tusi pendidikan vokasi membutuhkan kerja sama ga pemangku
kepen ngan utama yaitu ins tusi pendidikan vokasi, pemerintah dan
Dunia Usaha/Dunia Industri sebagai pengguna lulusan yang sejalan
dengan konsep triple helix (Etzkowitz & Leyesdorff, 2000). Dalam
perspek f triple helix, ke ga pemangku kepen ngan bekerja sama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan peran masing
masing.

Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia


Industri (DUDI), Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyusun buku saku ini sebagai upaya sosialisasi sekaligus
untuk mendorong terwujudnya kemitraan DUDI dalam penyelenggaraan
pendidikan vokasi. Penyusunan buku saku ini juga didukung oleh
pemangku kepen ngan pendidikan vokasi, seper Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan,
Keme
Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, KADIN, dan
GIZ.

1
Pemerintah mendorong keterlibatan Dunia Usaha/Dunia
Industri dalam mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia
melalui kebijakan insen f perpajakan yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah epublik Indonesia Nomor Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 12 /PMK.010/2019 tentang
Me
Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto atas Penyelenggaraan
Kegiatan Prak k Kerja, Pemagangan, dan/atau Pembelajaran
dalam angka Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu.

Dalam peraturan tersebut, pemerintah memberikan fasilitas


pengurang penghasilan bruto sebesar 200 , yang dibagi dalam
dua tahap. Pertama, fasilitas pengurangan penghasilan bruto
sebesar 100 bagi perusahaan yang menyelenggarakan program
pela han dan pendidikan vokasi. Kedua, persentase pengurang
penghasilan bruto tambahan hingga maksimal 100 jika
perusahaan memenuhi sejumlah ketentuan berikut (1) telah
melakukan kegiatan prak k kerja, pemagangan atau pembelajaran
berbasis kompetensi tertentu (2) memiliki perjanjian kerja sama
(3) dak dalam keadaan rugi fiskal saat pemanfaatan fasilitas dan
( ) telah menyampaikan Surat Keterangan iskal.

Dalam implementasinya, kebijakan Super ax Deduc on


Kegiatan Vokasi belum berhasil menarik jumlah ajib Pajak untuk
memanfaatkan skema insen f yang sebenarnya sangat menarik
ini. Sampai dengan bulan Juli 2020, dari sekitar 1, juta ajib
Pajak PPh Badan hanya sekitar 1 ajib Pajak Badan yang telah
menda ar melalui SS dan memenuhi persyaratan. Padahal
kebijakan ini diran ang untuk memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yaitu industri, pemerintah, ins tusi Pendidikan vokasi dan
masyarakat.

2
Buku saku Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi ini ditujukan
untuk

ajib Pajak Badan Dalam Negeri


Pengelola pendidikan vokasi
Pemangku kepen ngan lainnya

sebagai pedoman maupun sumber informasi mengenai program


Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi.

Kebijakan insen f Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi dilakukan berdasarkan


peraturan perundang-undangan berikut

1. Peraturan Pemerintah epublik Indonesia Nomor Tahun 2019 tentang


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam
Tahun Berjalan.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 /PMK.010/2019 tentang Pemberian


Pengurangan Penghasilan Bruto atas Penyelenggaraan Kegiatan Prak k Kerja,
Pemagangan dan/atau Pembelajaran dalam angka Pembinaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu.

Terkait dengan kendala regulasi pada implementasi kegiatan vokasi seper berkenaan
dengan usia siswa yang masih di bawah umur dan dak boleh diperkerjakan, maka
akan segera diterbitkan Peraturan Dirjen Pendidikan Vokasi untuk menjadi payung
hukum yang menetapkan bahwa keberadaan siswa pada kegiatan prak k kerja adalah
bagian dari kegiatan pendidikan vokasi.

3
Super Tax Deduc on adalah yang
diberikan oleh pemerintah bagi industri yang terlibat dalam
melaksanakan pada sesuai
dengan regulasi yang berlaku.

Insen f yang diberikan berupa


dengan biaya yang dipergunakan untuk menyelenggarakan
program-program sesuai dengan regulasi yang berlaku

4
Kebijakan insen f Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi dapat
dimanfaatkan oleh ajib Pajak Badan Dalam Negeri, seper industri
atau pelaku usaha serta kegiatan lainnya yang sejenis yang
mengeluarkan biaya untuk menyelenggarakan
1. kegiatan prak k kerja
2. pemagangan, dan/atau
3. pembelajaran.
dalam rangka pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
yang berbasis kompetensi tertentu.

Prak k kerja atau pemagangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk


menguasai keterampilan dan/atau keahlian pada bidang tertentu,
yang dilaksanakan di tempat usaha ajib Pajak sebagai bagian dari
kurikulum pendidikan kejuruan atau vokasi.

Apabila kegiatan pemagangan dan/atau prak k kerja dak


dilaksanakan di tempat usaha ajib Pajak, maka biaya yang
dikeluarkan atas prak k kerja dan/atau pemagangan
Super Tax Deduc on

5
1. Siswa, pendidik, dan/atau tenaga kependidikan (staf pendukung dalam
penyelenggaraan pendidikan) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 1

2. Mahasiswa, pendidik, dan/atau tenaga kependidikan di Program Diploma


pada pendidikan/pela han vokasi

3. Peserta pela han, instruktur, dan/atau tenaga kepela han (staf pendukung
dalam penyelenggaraan pela han) di Balai La han Kerja 2 dan/ atau

. Perorangan dak terikat hubungan kerja dengan pihak manapun yang


dikoordinasikan oleh instansi yang menyelenggarakan urusan pada bidang
ketenagakerjaan di ngkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, atau
pemerintah kabupaten/kota sebagaimana diatur dalam Permenaker No.
Tahun 2020.

1 Penger an Tenaga Pendidik adalah tenaga


profesional yang bertugas meren anakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pela han, serta melakukan
peneli an dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan nggi
berdasarkan Pasal 39 ayat (2) Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, sedangkan penger an Tenaga
Kependidikan adalah adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan Pendidikan sesuai
dengan Pasal 1 angka Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

2 Definisi ini menga u pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja epublik Indonesia Nomor Kep-30/Men/1999 tentang
Pedoman Pembinaan Lembaga Pela han Kerja Swasta. Instruktur La han Kerja (ILK) adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi keterampilan dan atau keahlian tertentu sehingga mampu memberikan pela han kerja kepada peserta
pela han dalam bidang atau kejuruan tertentu. Tenaga Kepela han Lainnya (TKL) adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi yang mampu mengadministrasi pela han, pengelola atau manajer lembaga pela han, peren ana pela han,
penyelia pela han, pemasar program pela han, peran ang kurikulum pengelola sarana pela han, konsultan pela han

6
Kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh pihak yang ditugaskan oleh
ajib Pajak untuk mengajar di
1. Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan
2. Perguruan nggi Program Diploma pada pendidikan vokasi, dan/atau
3. Balai La han Kerja

Kompetensi yang dimaksud melipu kompetensi yang diajarkan kepada


peserta didik pada sektor-sektor sebagaimana terlihat pada tabel berikut

Sumber Badan Kebijakan iskal, 2019

7
Kurikulum disusun bersama Pembelajaran dari DUDI berbasis Peningkatan jumlah dan
dan berstandar DUDI yang pro ect based learnin untuk peran guru/pengajar/dosen
berfokus kepada penguatan mela h hard skill so skill, dan yang ahli di bidangnya dari
aspek so skills dan karakter karakter kesiapan kerja yang DUDI.
keberkerjaan. kuat.

Magang/prak k kerja Ser fikasi kompetensi bagi Guru/dosen/pengajar


industri minimal 1 semester. lulusan dan guru/dosen/pengajar mendapatkan update
sesuai standar dan kebutuhan teknologi dan trainin dari
DUDI. DUDI se ara ru n.

iset terapan bermula dari Komitmen serapan lulusan Beasiswa atau Ikatan Dinas
kasus atau kebutuhan nyata oleh DUDI. dari DUDI untuk
di DUDI dan masyarakat siswa/mahasiswa serta
sebagai basis teachin donasi dari DUDI bagi
industr teachin actor pendidikan vokasi.

8
Pengurangan biaya pada Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi terbagi menjadi dua tahap yaitu

Pemberian pengurangan penghasilan bruto sebesar 100 dari jumlah biaya


yang dihitung , baik khusus kegiatan vokasi maupun komersial, yang
dikeluarkan untuk menunjang kegiatan prak k kerja, pemagangan, dan/atau
pembelajaran.

Pemberian pengurangan sebesar yang pertama dapat diberlakukan


kepada ajib Pajak Dalam Negeri yang melaksanakan
kegiatan-kegiatan prak k kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran.

Pemberian penghasilan bruto dari


jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan prak k kerja,
pemagangan, dan/atau pembelajaran, namun biaya yang diakui dan
dibebankan hanya digunakan untuk kegiatan vokasi.

Penghitungan tambahan pengurangan penghasilan bruto dihitung


mendapatkan penghasilan ne o pada tahun berjalan sehingga menjadi

9
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut

Telah melakukan kegiatan prak k kerja, pemagangan dan/atau


pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia yang berbasis sebagaimana
dimaksud dalam lampiran pada PMK Nomor 12 /PMK.01/2019.

Terbuk telah terdapat Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara pihak


ajib Pajak dengan instansi pendidikan yang dimaksud, yakni
a) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), Perguruan nggi Program Diploma pada pendidikan
vokasi, Balai La han Kerja (BLK), ataupun
b) Instansi yang menyelenggarakan urusan pada bidang
ketenagakerjaan di ngkat pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota yang ditujukan

saat
pemanfaatan tambahan pengurangan penghasilan bruto dan

Telah menyampaikan dari Direktorat


Jenderal Pajak (DJP) yang berisikan informasi mengenai kepatuhan
ajib Pajak selama masa dan tahun pajak tertentu untuk memenuhi
persyaratan memperoleh pelayanan atau dalam rangka pelaksanaan
kegiatan tertentu.

10
Tidak semua biaya yang dikeluarkan Wajib Pajak untuk kegiatan vokasi
akan mendapatkan fasilitas insen f Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi.
Pengaturan biaya yang mendapat fasilitas vokasi dikelompokkan menjadi
dua yaitu:

(1) Penyediaan fasilitas fisik khusus;


(2) Biaya instruktur atau pengajar;
(3) Barang dan/atau bahan;
(4) Honorarium atau sejenis; dan
(5) Biaya Ser fikasi Kompetensi.

(1) Biaya instruktur atau pengajar; dan


(2) Barang dan/atau bahan.

:
Apabila terdapat pengeluaran biaya di luar sektor-sektor ataupun dak
ditujukan bagi peserta pada pendidikan atau ins tusi, maka atas pengeluaran
biaya tersebut dak dapat dimanfaatkan insen f Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi.

11
Se ara lebih terperin i, pengelompokkan biaya yang diperbolehkan
menjadi pengurang adalah sebagai berikut:

Biaya Rincian Keterangan


Penyediaan asilitas 1. Tempat pela han 1. ika masa manfaat kurang dari 1 tahun, maka
isik 2. Biaya penunjang akan dihitung dari biaya yang sesungguhnya
fasilitas fisik dikeluarkan.

ontoh: 2. ika memiliki masa manfaat lebih dari 1


listrik, air, bahan bakar, biaya tahun, tambahan pengurangan penghasilan
pemeliharaan, dan lain-lain bruto akan dihitung dari biaya penyusutan
atau amor sasi sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.

3. Pemanfaatan tempat pela han yang dak


sepenuhnya dialokasikan untuk kegiatan
magang (komersial), biaya akan dikenakan
se ara proporsional berdasarkan aktu
pemanfaatan dalam kegiatan magang.

4. Pemanfaatan penunjang fasilitas fisik yang


dak sepenuhnya dialokasikan untuk
kegiatan magang (komersial), biaya akan
dikenakan se ara proporsional sesuai
pemanfaatan dalam kegiatan magang.

5. Tidak bisa diberikan jika mendapat fasilitas


pajak yang berupa ax a o ance dan
n e en a o ance

. Penggunaan fasilitas fisik yang sama dengan


yang digunakan dalam kegiatan komersial
dak dapat menjadi tambahan pengurang
penghasilan bruto.

. Tambahan pengurangan dapat diberikan


selama dak menyebabkan rugi fiskal.

Penyediaan 1. nstruktur prak k kerja 1. Tambahan pengurangan dapat diberikan


nstruktur 2. nstruktur magang selama dak menyebabkan rugi fiskal.
3. nstruktur kegiatan
pembelajaran 2. Tambahan pengurangan dihitung dari biaya
yang sebenarnya dikeluarkan.

Sumber: irektur Peraturan Perpajakan , 2 2 .

12
Biaya Rincian Keterangan

Penyediaan barang 1. Kegiatan prak k kerja 1. Tambahan pengurangan dapat diberikan


2. Kegiatan magang selama dak menyebabkan rugi fiskal.
3. Kegiatan pembelajaran
2. Tambahan pengurangan dihitung dari biaya
yang sebenarnya dikeluarkan.

3. Penggunaan barang yang sama dengan yang


digunakan dalam kegiatan komersial dak
dapat menjadi tambahan pengurang
penghasilan bruto.

Honorarium dan iberikan kepada: 1. Tambahan pengurangan dapat diberikan


Pembayaran 1. Sis a selama dak menyebabkan rugi fiskal.
Sejenis 2. ahasis a
3. Peserta la h 2. Tambahan pengurangan dihitung dari biaya
4. Perorangan yang dak yang sebenarnya dikeluarkan.
terikat hubungan kerja
dengan pihak manapun 3. Pemberian honorarium dak akan mendapat
5. Tenaga pendidik/pela h tambahan pengurangan penghasilan bruto,
jika diberikan kepada peserta yang
mempunyai hubungan:
1. keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat,
2. usaha, dan/atau
3. kepemilikan atau penguasaan, dengan
pemilik, komisaris, direksi, dan/ atau
pengurus dari Wajib Pajak.

Ser fikasi Kompe si iberikan kepada: 1. Tambahan pengurangan dapat diberikan


1. Sis a selama dak menyebabkan rugi fiskal.
2. ahasis a
3. Peserta la h 2. Tambahan pengurangan dihitung dari biaya
4. Perorangan yang dak yang sebenarnya dikeluarkan.
terikat hubungan kerja
dengan pihak manapun
5. Tenaga pendidik/pela h
. embaga yang ber enang
melakukan ser fikasi
kompetensi sesuai
perundang-undangan

Sumber: irektur Peraturan Perpajakan , 2 2

13
PT membuat Perjanjian Kerja Sama dengan S K A pada bulan September 2 1 , dan mulai
kegiatan prak k kerja dimulai sejak bulan ktober sampai dengan esember 2 1 selama
hari. Berikut ini adalah data-data PT :

i ai aa R

Sumber: irektur Peraturan Perpajakan , 2 2

Berdasarkan data tersebut, maka pemanfaatan insen f dapat dilakukan dengan pembebanan
sebagai berikut

314.500.000,00
Sumber: irektur Peraturan Perpajakan , 2 2

14
37.500.000,00
25.000.000,00 x 90 hari/120 hari = 18.750.000,00 x 2
mesin = 37.500.000,00

Catatan:

24.000.000,00

32.000.000,00 x 90 hari/120 hari= 24.000.000,00

32.000.000,00 = 24.000.000,00

100.000.000,00

20.000.000,00
10.000.000,00
30.000.000,00
10.000.000,00
231.500.000,00
ntuk memperjelas penghitungan Penghasilan Kena Pajak dengan menggunakan
skema Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi, berikut ini diberikan ilustrasi kasus pada
PT dengan menggunakan enam kondisi yang berbeda-beda.

16
17
18
ntuk mendapatkan insen f Super Tax Deduc on Kegiatan
Vokasi, khususnya tambahan pengurangan penghasilan
bruto 1 Wajib Pajak harus memenuhi beberapa
er yaratan a ini tra . amun jika hanya ingin
memanfaatkan eng rangan eng a i an r t yang
e e ar i a a tersebut yang se ara akuntansi
digunakan untuk enent an eng a i an net maka
a er e en i er e yaratan a ini tra .

19
Klik “da ar/masuk” pada oss.go.id/portal
Apabila Anda belum memiliki akun, dapat melakukan penda aran
akun/registrasi terlebih dahulu. Jika sudah melakukan registrasi, Anda dapat
masuk dengan menggunakan username dan password yang sudah teregistrasi.

Anda akan masuk ke dalam website dengan tampilan sebagai berikut:

Klik tombol radio bu on pada pilihan

Anda akan dialihkan untuk mengisi data perusahaan sebagai berikut:

Setelah mengisi form, klik tombol “lanjut”

20
Anda akan dialihkan kepada website yang berisi dokumen-dokumen persyaratan
yang harus dilengkapi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri, antara lain:
a) Data Pemohon

b) Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang masih berlaku

(SKF dapat diajukan permohonan melalui djponline.pajak.go.id)

c) Data Kerja Sama

Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dapat menambahkan data kompetensi tertentu
dengan mengisi Form Kompetensi. Caranya dengan meng-klik pilihan “Tambah
Kompetensi” pada bagian “Kompetensi”. Setelah data diisi, data dapat disimpan
dengan meng-klik “Simpan”.

d) Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang masih berlaku

21
22
Apabila SS dak dapat atau belum siap digunakan maupun terjadi gangguan atau
e saat penggunaannya, pemberitahuan dapat dilakukan secara i e dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

enyampaikan pemberitahuan kepada D P melalui Kepala Kan il D P yang


memba ahi KPP tempat Wajib Pajak Badan Dalam Negeri terda ar dengan
ormat surat sebagai berikut:

Ke ka pemberitahuan secara i e telah diterima secara lengkap dan benar


oleh Kepala Kan il D P yang memba ahi KPP tempat Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri terda ar, Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dinyatakan telah memenuhi
kriteria dan dapat memanfaatkan fasilitas tambahan pengurangan penghasilan
bruto.

23
Apabila Anda sudah memperoleh insen , terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan sebagai bentuk pertanggungja aban penerima insen , antara lain:

enyampaikan laporan biaya ak itas kegiatan prak k kerja, pemagangan


dan atau pembelajaran se ap tahun kepada D P melalui Kepala KPP terda ar
paling lambat pada bulan April bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh
Badan tahun pajak setelah mendapatkan insen . aporan biaya ak itas dapat
menggunakan ormat berikut ini:

24
Tambahan penghasilan bruto dak dapat diberikan pada Wajib Pajak:
. Tidak membuat Perjanjian Kerja Sama.
. elakukan kegiatan yang dak sesuai dengan rencana kompetensi yang
diajarkan dalam Perjanjian Kerja Sama.
. Tidak menyampaikan pemberitahuan.
. Tidak menyampaikan laporan setelah berakhir jangka aktu atau menyampaikan
laporan, namun dak memenuhi ketentuan.

Kementerian dan atau dinas dapat melakukan e aluasi e ek itas pemberian


pengurangan penghasilan bruto yang diterima Wajib Pajak. Adapun kementerian
dan atau dinas tersebut adalah:
. Kementerian atau dinas daerah pro insi yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang pendidikan
. Kementerian Agama
. Kementerian atau dinas daerah pro insi kota di bidang ketenagakerjaan
. Kementerian yang menjadi pembina sektor dari Wajib Pajak

aluasi tersebut dilakukan atas:


. Kesesuaian program yang diselenggarakan
. Keahlian dari instruktur dan pengajar kegiatan
. Peningkatan kompetensi peserta
. Penyerapan tenaga kerja

asil e aluasi disampaikan kepada D P melalui Direktur Peraturan Perpajakan .

Saat dinilai dak e ek , tambahan pengurangan penghasilan bruto dak diberikan


kepada Wajib Pajak untuk tahun-tahun pajak berikutnya.

25
alaman udul o er
emuat in ormasi tentang nama ins tusi pendidikan dan program yang diajukan.

alaman den tas dan engesahan


Berisi in ormasi ringkas tentang nama dan alamat lengkap perguruan nggi dan
program studi, nama dan alamat e i Ketua Pelaksana program.

omitmen emimpin embaga endidikan okasi


alaman ini berisi pernyataan dari Pemimpin embaga Pendidikan okasi
pengusul yang memuat tentang kesanggupan melaksanakan program secara
akuntabel, kesediaan untuk mengiku aturan pemerintah yang terkait dengan
pengadaan, kesanggupan penyediaan dana pendamping, dan
pengelolaan pelaporan keuangan Program Kemitraan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.

a ar si

ingkasan kseku f
arus memuat in sari proposal sebagaimana dijelaskan pada substansi Bab - .

endahuluan
a. encana trategis erguruan inggi embaga endidikan okasi
Bagian ini memuat in ormasi ringkas tentang rencana strategis pengembangan
ins tusi yang saat ini dijalankan dan dijadikan landasan untuk penyusunan
pengembangan unggulan spesi k program studi.

b. engembangan eunggulan pesi k rogram emitraan


Bagian ini memuat in ormasi mengenai kejelasan lembaga pendidikan pengusul
untuk me ujudkan keunggulan spesi k program studi yang terkait dengan
kemitraan.

andasan emikiran engembangan rogram er a ama


Bagian ini memuat alasan-alasan dan jus kasi tentang program dan anggaran yang
diusulkan, dengan memper mbangkan konsep e sibi it s st i bi it dan
t e bi it

ndikator iner a
Bagian ini memuat indikator kinerja yang harus rele an dan atau merupakan
pengembangan dari indikator Program Kemitraan embaga pendidikan okasi dan
dunia industri.

26
ab ancangan ekanisme dan elaksanaan egiatan
Bagian ini berisi penjelasan tentang:
(i) organisasi pelaksana kegiatan, baik di ngkat ins tusi maupun di ngkat program
studi yang terlibat,
(ii) mekanisme koordinasi,
(iii) mekanisme monitoring dan e aluasi internal.

ab sulan rogram
a atar elakang
Penjelasan mengenai akar masalah yang telah berhasil diiden kasi pada pelaksanaan
Program Kemitraan.

b andasan emikiran engembangan rogram er a ama


Penjelasan mengenai landasan pemikiran, argumentasi (alasan-alasan) tentang
mengapa usulan kegiatan ak itas ini pen ng dilakukan. Salah satu argumentasi yang
dapat digunakan adalah bah a program ini merupakan pilihan yang tepat untuk
menguatkan program studi khususnya dalam mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan.

c u uan
Penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan ini dan dampak yang
diharapkan.

d ancangan ekanisme dan elaksanaan egiatan


raian mengenai rincian, tahapan, dan langkah-langkah kegiatan ak itas (sub-sub)
yang akan dilaksanakan, secara ringkas dan jelas dalam bentuk narasi untuk mencapai
tujuan yang ditargetkan.

e umber da a ang dibutuhkan


Penjelasan bagian ini dibuat berdasarkan rancangan, mekanisme, dan pelaksanaan
kegiatan ( i t d). Pada bagian ini dijelaskan sumber daya beserta sumber pendanaan
yang dibutuhkan untuk melakukan se ap sub-kegiatan ak itas.

f ndikator rogram
raian mengenai indikator kinerja yang akan dicapai dengan program ini. ndikator
kinerja merupakan alat ukur pencapaian tujuan ak itas.

g ad al elaksanaan
Pada bagian ini dijelaskan rincian jad al yang realis k dan logis sesuai dengan tahapan
pelaksanaan kegiatan sebagaimana diuraikan dalam mekanisme dan rancangan.

h eberlan utan
Pada bagian ini dijelaskan hasil Program Kemitraan dalam bentuk keberlanjutan
program, keman aatan dan kontribusi menjadikan program studi unggulan.

ab ekapitulasi ad al dan nggaran ampiran


Bagian ini mencakup:
a) jad al rincian program dan ak itas,
b) anggaran.
27
Wajib Pajak yang dapat mengajukan permohonan SKF adalah
Wajib Pajak Berstatus Pusat, bukan Wajib Pajak Berstatus
Cabang.

Wajib Pajak Berstatus Pusat yang selanjutnya disebut Wajib Pajak


Pusat adalah Wajib Pajak yang terda ar di KPP dan memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan kode ( ga) digit
terakhirnya adalah .

Wajib Pajak Berstatus Cabang yang selanjutnya disebut Wajib


Pajak Cabang adalah Wajib Pajak yang terda ar di KPP yang
memiliki NPWP sama dengan Wajib Pajak Pusat untuk kode
(sembilan) digit pertama dan dengan kode ( ga) digit
terakhirnya selain .

28
a. elah men ampaikan:
) Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh Badan untuk (dua) Tahun
Pajak terakhir dan
) SPT asa Pajak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk ( ga) asa
Pajak terakhir untuk Wajib Pajak Pusat dan atau Wajib Pajak Cabang
apabila ada.
ang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan telah menjadi ke a ibann a.

b. idak mempun ai utang pa ak (pokok pajak terutang beserta sanksi


administrasi, berupa bunga, denda, dan atau kenaikan) di KPP terda ar,
baik bagi Wajib Pajak Pusat maupun Cabang atau

emiliki utang Pajak, tetapi atas keseluruhan utang pajak telah


mendapatkan i in untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak
dan

c. idak sedang dalam proses penanganan ndak pidana di bidang


perpa akan dan atau ndak pencucian uang yang berasal dari ndak
pidana di bidang perpajakan berdasarkan pemeriksaan buk permulaan
secara terbuka, penyidikan, atau penuntutan.

Batas aktu peman aatan SKF untuk


memperoleh pelayanan atau
pelaksanaan kegiatan tertentu dari SK yang diperoleh Wajib Pajak dak
SKF
Kementerian embaga atau pihak lain menghilangkan e enang D P untuk
dapat digunakan dalam jangka aktu menetapkan besaran pajak terutang,
(bulan) sejak tanggal diterbitkan. melakukan penagihan utang pajak,
dan atau mengenakan sanksi pidana
sesuai dengan ketentuan peraturan
SK dapat digunakan oleh Wajib
SKF perundang-undangan perpajakan.
Pajak Pusat maupun Wajib Pajak
Cabangnya.

29
Pengajuan permohonan dapat diakses melalui laman
Direktorat enderal Pajak p djponline.pajak.go.id

akukan pengisian ormulir permohonan pada menu


Kon rmasi Status Wajib Pajak (KSWP). Permohonan
secara i e dak membutuhkan lampiran dokumen
apapun.

SK akan diterbitkan otoma s apabila permohonan yang


SKF
disampaikan telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Apabila permohonan yang disampaikan dak sesuai


dengan ketentuan, maka secara otoma s akan
diterbitkan surat penolakan.

30
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id

Pengajuan permohonan SKF dilakukan secara tertulis ke KPP


atau KP2KP yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala KPP tempat permohonan diajukan (tempat permohonan
diajukan dak terbatas pada KPP tempat Wajib Pajak terda ar).

Pengajuan dilakukan dengan mengisi formulir permohonan serta


melampirkan dokumen berupa fotokopi akta pendirian atau
dokumen pendukung lain yang menunjukkan pimpinan ter nggi
atau pengurus yang diberikan wewenang untuk menjalankan
kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan perpajakan.

Wajib Pajak atau oleh kuasa/pihak yang ditunjuk sesuai


ketentuan perpajakan dapat mengajukan permohonan secara
tertulis melalui KPP/KP2KP selain tempat Wajib Pajak terda ar,
maka permohonan dilengkapi dengan dokumen pendukung
lainnya, yaitu:
1. Fotokopi SPT Tahunan Pajak Penghasilan minimal melipu
lnduk SPT; dan
2. Lampiran yang memuat data pengurus Wajib Pajak.

Formulir permohonan ditandatangani oleh:


- Wajib Pajak Orang Pribadi yang bersangkutan; atau
- Pimpinan ter nggi Wajib Pajak Badan atau pengurus yang
diberikan wewenang untuk menjalankan kegiatan perusahaan
yang berkaitan dengan perpajakan.

31
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id

Penerbitan SKF dilakukan dalam jangka waktu paling lama


3 ( ga) hari kerja setelah permohonan diterima.

32
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id

Apabila permohonan Wajib Pajak dak memenuhi


ketentuan, maka akan diterbitkan surat penolakan dalam
jangka waktu paling lama 3 ( ga) hari kerja. Petugas Loket
Tempat Layanan Terpadu (TPT) akan menyampaikan alasan
penolakan secara detail kepada Wajib Pajak/kuasa/pihak
yang ditunjuk di KPP tempat Wajib Pajak terda ar.

33
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id

Kementerian/Lembaga atau pihak lain dapat melakukan


pemeriksaan kembali SKF yang sudah diterima Wajib Pajak
berdasarkan kode verifikasi yang tercantum, melalui
1. Laman milik DJP di h ps://djponline.pajak.go.id yang
langsung dapat diperoleh secara otoma s
2. Menelpon Kring Pajak di (021) 1500200
3. KPP/KP2KP

34
Pendidikan Vokasi sebagai salah satu pemangku kepen ngan dalam
pelaksanaan program kerjasama dengan industri dapat memberikan
dukungan se daknya melalui dua acara yaitu:

Membantu dalam proses penyusunan Perjanjian Kerjasama


sebagai salah satu persyaratan dalam proses mengurus
pemberitahuan untuk memanfaatkan Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi. Pendidikan vokasi bekerja sama dengan industri
yang menjadi mitra dapat bekerja sama untuk merumuskan jenis
kompetensi yang diajarkan, memberikan data-data dan informasi
yang akurat tentang jumlah peserta prak k kerja dan/atau
pemagangan serta memberikan data-data/informasi lainnya yang
dibutuhkan dalam penyusunan Perjanjian Kerja Sama.

Membantu dalam proses revisi Perjanjian Kerja Sama jika


terdapat perubahan-perubahan dalam Perjanjian Kerja Sama.

Membantu menyediakan data-data yang akurat sebagai bahan


untuk menyusun laporan biaya ak vitas kegiatan prak k kerja,
pemagangan dan/atau pembelajaran se ap tahun.

Memberikan informasi tentang Super Tax Deduc on Kegiatan


Vokasi kepada mitra industri yang belum memanfaatkan Super Tax
Deduc on Kegiatan Vokasi.

35
Apabila Wajib Pajak Badan Dalam Negeri telah memenuhi persyaratan berupa
Perjanjian Kerja Sama dengan ins tusi pendidikan vokasi dan dak mengalami rugi
fiskal, dapat memanfaatkan Coaching Clinic yang merupakan program dari
Kementerian Bidang Koordinator Perekonomian yang berkolaborasi dengan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian
serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), yang mendatangkan narasumber
serta coach dari Direktorat Jenderal Pajak. Pada Coaching Clinic, perusahaan akan
memperoleh informasi prosedur pemanfaatan Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi
mempe
pada Sesi Pleno Paparan Umum, dan Sesi Konsultasi online bagi masing-masing
perusahaan yang membutuhkan informasi lebih dalam tentang prosedur pemanfaatan
serta penghitungan manfaat/tax saving-nya. Dalam rangka menyesuaikan dengan
kondisi Coaching Clinic yang diselenggarakan secara daring, Surat Pemberitahuan dak
lagi menjadi prasyarat untuk dilaksanakan kegiatan tersebut.

Selain itu, Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dapat mengunjungi website oss.go.id.
untuk menghubungi admin mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi,
seper :

Konsultasi terkait OSS secara umum dapat menghubungi Call Center “Tanya OSSI”
atau menghubungi nomor BKPM di 0807 100 2576

Bantuan teknis perizinan: info@bkpm.go.id

Bantuan teknis sistem: helpdesk.oss@bkpm.go.id

Konsultasi tatap muka langsung BKPM dapat mengisi pada tautan berikut
h p://antrian.bkpm.go.id/penda aran/sercives/3509

Anda juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi dengan:
1) Menghubungi Kring Pajak dengan nomor 1500200
2) Mengakses secara langsung pada laman www.pengaduan.pajak.go.id

36
Kriteria pemeriksaan Wajib Pajak diatur dengan PMK tentang tata cara
pemeriksaan yang berlaku. Selama pengajuan STD dak diatur dalam hal
tersebut, maka fasilitas STD Wajib Pajak bukan menjadi alasan dilakukan/ dak
dilakukan audit. Namun demikian, Wajib Pajak harus tetap memperha kan
peraturan di Pasal 9 PMK No. 128/PMK.010/2019 terkait dengan kewenangan
DJP untuk dak memberikan fasilitas terhadap Wajib Pajak. Informasi lebih
lanjut bisa menghubungi Kring Pajak 1500200 atau mengunjungi laman
www.pengaduan.pajak.go.id atau menghubungi Layanan Konsultasi Pajak di
ww
BKPM.

Fasilitas ini diberikan dengan dasar PMK No. 128/PMK.010/2019 terkait


kegiatan magang dengan SMK. Perjanjian Kerja Sama yang sudah ada harus
disesuaikan dengan Pasal 7 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019, Kemudian
perusahaan dapat menda arkan diri pada aplikasi OSS dengan syarat sudah
memiliki SKF. SKF dapat diperoleh secara online melalui laman
www.djponline.go.id. Jika semua persyaratan PKS dan SKF sudah ada, maka
perusahaan dapat mengunggah melalui OSS dan no fikasi akan dikirimkan
kemudian.

Pelaksanaan magang dak melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan karena


program magang merupakan bagian dari program pendidikan yang diatur pula
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

37
Untuk kegiatan vokasi yang mendapatkan fasilitas hanya atas
kompetensi tertentu yang diatur di Lampiran A PMK No.
128/PMK.010/2019. Untuk sektor manufaktur perlu dipas kan
kompetensi tercantum dalam PMK tersebut dan jika termasuk, maka
perusahaan berhak mendapatkan fasilitas.

Subjek Pajak fasilitas Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi tercantum dalam
Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019. Selama
kompetensi yang diajukan sesuai dengan Lampiran A pada PMK No.
128/PMK.010/2019, maka perusahaan dapat mengajukan permohonan
fasilitas Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi.

Bisa dilakukan kapan saja. Permohonan STD diajukan melalui OSS di


website www.oss.go.id.

38
Tidak perlu, Surat Keterangan Fiskal cukup diajukan pada saat awal
permohonan melalui OSS.

Untuk program ini dapat dimanfaatkan jika kondisi fiskal perusahaan


tahun berjalan dak dalam keadaan rugi.

Untuk mengetahui tunggakan pajak, pertama silahkan datang ke kantor


pajak pusat di mana NPWP perusahaan terda ar, dan bertemu dengan
Account Representa ve khususnya di bagian konseling untuk membahas
mengenai tunggakan pajak perusahaan dan solusi yang harus dilakukan.

39
Permohonan dapat diajukan melalui OSS secara daring, dengan
mengunggah dokumen Perjanjian Kerja Sama, dan Surat Keterangan
Fiskal melalui OSS. Apabila permohonan melalui daring dak
dimungkinkan, maka permohonan dilakukan secara luring dengan format
permohonan pada Pasal 7 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019.

Se ap perusahaan memiliki akun yang diberikan oleh OSS. Perusahaan


mengajukan STD menggunakan akun tersebut, dimana mekanisme
penggunaan OSS di bawah naungan BKPM.

Tidak ada surat keputusan yang terbit. Informasi yang diberikan DJP
jika Wajib Pajak dapat memanfaatkan insen f Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi hanya diberikan melalui no fikasi OSS.

Tidak ada verifikasi dokumen fisik, hanya dilakukan verifikasi dokumen


persyaratan secara formal melalui OSS.

40
Perusahaan wajib memiliki PKS yang ditandatangani oleh Wajib Pajak dan ins tusi
yang ditunjuk sebagaimana diatur dalam PMK No. 128/PMK.010/2019. PKS
dibuat untuk se ap kegiatan dan dengan se ap ins tusi.

Agar dapat memanfaatkan fasilitas STD, maka PKS harus sesuai dengan Pasal 7
ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019 yang mengatur syarat minimal dokumen
PKS.

Semua MoU atau PKS dapat diajukan permohonan insen f Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi dengan catatan PKS harus sudah sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019. Untuk
pengajuan insen f harus dilakukan per PKS, dak dapat dilakukan sekaligus.

Sejak tanggal persetujuan permohonan insen f ditetapkan oleh DJP melalui OSS.

41
Pada dasarnya filosofi insen f ini adalah untuk membantu pemerintah dalam
rangka menciptakan link and match antara dunia usaha/ kerja dengan dunia
pendidikan. Dari sisi Wajib Pajak, insen f ini ditujukan untuk memberikan
potongan pajak bagi perusahaan.

Dalam konteks di atas, jika yayasan sudah berdiri sendiri, berbadan hukum,
memiliki laporan keuangan komersial dan NPWP sendiri, maka yayasan tersebut
dianggap diberikan mandat oleh perusahaan untuk mempersiapkan Sumber
Daya Manusia yang dapat direkrut langsung oleh perusahaan. Selain itu, jika
yayasan tersebut merupakan en tas yang terpisah dari perusahaan, maka harus
ditentukan apakah PKS dibuat antara yayasan dengan pihak sekolah atau
perusahaan dengan pihak sekolah. Jika PKS dibuat antara yayasan dengan
sekolah, maka kegiatan kerja sama dak ada hubungannya dengan perusahaan,
se
namun bukan berar fasilitas ini dak dapat digunakan oleh yayasan. Dalam hal
ini, perlu diperha kan bahwa pihak yang mengajukan permohonan harus
memperha kan pelaksanaan kegiatan vokasinya. Kegiatan prak k kerja atau
magang harus dilakukan oleh Wajib Pajak di tempat usaha Wajib Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) PMK No. 128/PMK.010/2019.

Untuk pembuk an insen f Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi, perusahaan


dapat membukukan fasilitas pengurangan pajak 100% pertama dengan sistem
keuangan perusahaan, sedangkan 100% lainnya harus tertuang dalam laporan
yang ada pada lampiran PMK No. 128/PMK.010/2019. Mekanisme
pelaporannya seper apa tergantung perusahaannya, namun untuk pembuk an
fasilitas harus dilakukan dengan mengisi lampiran yang diatur dalam PMK No.
128/PMK.010/2019.

Perorangan yang dak terikat hubungan kerja dengan pihak manapun harus
dikoordinasikan oleh instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan di Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, atau
Pemerintah Kabupaten/Kota.

42
Hal tersebut dak diperbolehkan karena dak sesuai dengan PMK No.
128/PMK.010/2019. PKS harus dibuat antara perusahaan dengan
instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan atau dengan Balai La han Kerja milik pemerintah.

Ser fikasi kompetensi bagi peserta maupun pendidik/ pela h, tenaga


kependidikan atau pela han dan/ atau instruktur yang merupakan
peserta prak k kerja dan/atau pemagangan harus dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan melakukan ser fikasi kompetensi
sesuai peraturan perundang-undangan.

Jika mengacu pada peraturan perundang-undangan, yang


diperkenankan memberikan ser fikasi kompetensi adalah lembaga
yang memiliki wewenang untuk melakukan ser fikasi. Jika perusahaan
ingin menjadi lembaga ser fikasi, maka perusahaan harus melakukan
konsultasi dan menda arkan diri ke Badan Nasional Ser fikasi Profesi
(BNSP) dengan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.

43
Pada dasarnya, ser fikasi kompetensi bagi peserta maupun pendidik/pela h,
tenaga kependidikan, atau kepela han dan/ atau instruktur yang merupakan
peserta prak k kerja dan/ atau pemagangan harus dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan melakukan ser fikasi kompetensi sesuai peraturan
perundang-undangan. Jika Badan Ser fikasi yang dimaksud memenuhi
ketentuan tersebut, maka insen f ini dapat dimanfaatkan atas biaya tersebut.

Tidak perlu. Dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) dapat dicantumkan klausul PKS
yang menyatakan bahwa “kegiatan ser fikasi dilakukan oleh Badan Ser fikasi.”
Dengan demikian, biaya ser fikasi menjadi satu kesatuan dengan PKS.

Pada dasarnya untuk biaya yang dapat dibiayakan diatur jelas dalam Pasal 7 dan
Lampiran PMK No. 128/PMK.010/2019. Dalam hal ini, terdapat biaya yang
dapat sepenuhnya dibiayakan atau biaya yang hanya secara parsial dapat
dibiayakan. Sebagai contoh, untuk biaya listrik, harus dipisahkan mana biaya
listrik yang digunakan untuk kegiatan vokasi dan di luar kegiatan vokasi (misalnya
terkait dengan produksi perusahaan). Selain itu, salah satu contoh biaya yang
dapat sepenuhnya dibiayakan adalah biaya instruktur dan uang saku untuk
peserta magang.

44
Tidak ada masalah selama Wajib Pajak dapat membuk kan dalam
pelaporannya.

Rincian biaya boleh dibuat berdasarkan es masi, namun angka rill/


realisasi harus dicantumkan pelaporan.

Tidak ada batasan jumlah peserta selama jumlah yang dicantumkan


diatur dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). Selain itu, perlu diperha kan
kompetensi yang diajarkan harus sesuai dengan kompetensi yang
tercantum dalam PKS, dan pelaporan terkait biaya pemagangan yang
dikeluarkan harus dilaporkan se ap tahunnya.

Boleh, selama mesin tersebut dipakai khusus untuk kegiatan vokasi,


dan dak digunakan untuk kegiatan lainnya seper kegiatan produksi/
komersial.

45
Proporsional penghitungan biaya hanya dapat diterapkan pada ak va
penunjang. Sebagai contoh adalah biaya listrik dan air. Biaya tersebut dihitung
berdasarkan biaya satuan yang logis. Pada akhirnya, biaya-biaya yang
disebutkan akan diperiksa pada saat pengajuan insen f dilakukan, apakah
sesuai dengan standar biaya pada umumnya dan bersifat logis.

Tidak, selama penghasilan tersebut di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak.


Jika penghasilan diberikan selama lebih dari satu tahun, atas penghasilan
tersebut harus dilaporkan dalam laporan PPh Pasal 21 karena penghasilan
tersebut dianggap sebagai pendapatan.

Biaya tersebut dapat dimasukkan dalam biaya lain-lain, selama dalam jangka
waktu yang tercantum pada Perjanjian Kerja Sama (PKS). Apabila biaya
tersebut dikeluarkan di luar jangka waktu PKS, maka insen f ini dak dapat
dimanfaatkan atas biaya tersebut.

Perlu dibedakan antara kegiatan vokasi dengan kegiatan CSR. Sebaiknya


kegiatan CSR dak dicantumkan dalam PKS yang dibuat untuk memperoleh
insen f ini, mengingat ketentuan mengenai CSR diatur dengan ketentuan yang
berbeda.

46
Ya, pelaporan dilakukan di kantor pajak setempat paling lama
bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan. Untuk dokumen
pendukung sebaiknya disimpan dan ditujukan pada saat pemeriksaan.

Format pelaporan diatur dalam lampiran PMK No.128/PMK.010/2019.


Dalam hal ini, pelaporan wajib dilakukan, namun dokumen pendukung
berupa kuitansi dak perlu dilampirkan. Dokumen pendukung harus
disimpan dengan baik oleh Wajib Pajak sebagai buk dan dokumentasi
kegiatan jika terdapat hal-hal yang perlu diverifikasi oleh petugas pajak.

Tidak ada format laporan yang dapat diunduh. Wajib Pajak dapat
menyesuaikan format laporan sebagaimana diatur dalam PMK
No.128/PMK.010/2019.

47
Perkembangan dunia industri yang secara langsung berpengaruh
terhadap dibutuhkannya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas, menjadi salah satu urgensi adanya kebijakan Super Tax
Deduc on Kegiatan Vokasi. Kebijakan ini merupakan upaya pemerintah
dalam mens mulus perkembangan industri agar berperan dalam
pengembangan SDM di Indonesia, khususnya pada pendidikan vokasi
melalui berbagai program kegiatan prak k kerja, pemagangan, dan/
atau pembelajaran berbasis kompetensi tertentu. Oleh karena itu, bagi
industri yang ikut serta dalam pengembangan SDM tersebut akan
mendapatkan insen f pajak atas biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan program terkait.

Pemberian insen f ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk


menciptakan sinergi antara industri dengan pendidikan vokasi.
Kebijakan ini menjadi wujud dari implementasi Program Nawacita II,
yaitu membangun Indonesia melalui pembangunan SDM. Dengan
demikian, adanya kebijakan Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi ini
diharapkan dapat mendorong pengembangan SDM sebagai kunci
untuk membuat Indonesia semakin maju. Oleh karena itu, Buku Saku
Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi disusun sebagai panduan bagi
Supe
stakeholders terkait yang ingin memanfaatkan insen f ini.

Anda mungkin juga menyukai