Dr. Inaya , M.Si, Departemen Ilmu Administrasi Fiskal, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Indonesia.
1. Ahmad Saufi, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Gunawan Pribadi, Asisten Depu Fiskal, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
3. Yulius, Asisten Depu Peningkatan Produk vitas Tenaga Kerja, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.
4. Asril, Asisten Depu Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
5. Yunirwansyah, Direktur Peraturan Perpajakan II, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian
Keuangan.
6. Si Kus a , Direktur Bina Pemagangan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pela han dan
Produk vitas, Kementerian Ketenagakerjaan.
7. Iken Retnowulan, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri,
Kementerian Perindustrian.
8. M. Bakrun, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Henri Tambunan, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
10. Rudi Djumali, GIZ Indonesia.
arapan Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 204 membutuhkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan berdaya saing nggi. Namun, jalan menggapai harapan
tersebut daklah mudah karena kondisi SDM kita saat ini masih dihadapkan pada sejumlah
tantangan yang perlu segera diatasi. Tantangan tersebut antara lain masih ngginya angka
pengangguran lulusan SMK/MAK/Perguruan Tinggi Program Diploma, ngkat pendidikan tenaga
kerja yang rendah, dan masih ngginya mismatch antara kompetensi lulusan sekolah/perguruan
nggi dengan kebutuhan industri/dunia kerja yang dapat mengurangi daya saing Tenaga Kerja
Indonesia. leh karena itu, penyesuaian antara proses pembentukan kompetensi dan kebutuhan
industri harus segera dilakukan.
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) diharapkan untuk berpar sipasi ak f dan
memberikan dukungan dalam proses pencapaian kesesuaian ini, di antaranya, melalui
penyelenggaraan kegiatan prak k kerja, pemagangan atau pembelajaran bagi siswa
kejuruan/mahasiswa vokasi, guru/pendidik, serta penduduk usia kerja di Indonesia. Bentuk
dukungan seper ini diharapkan dapat membuat lulusan program vokasi memiliki kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan industri/dunia kerja sehingga pada akhirnya nan dapat
meningkatkan daya saing Tenaga Kerja Indonesia.
Pemerintah tentu sangat mendorong DUDI untuk merealisasikan bentuk dukungan
tersebut. Sebagai bentuk dukungan pemerintah, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor
4 Tahun 2019 (Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010), yaitu melalui
pemberian pengurangan penghasilan bruto paling nggi sampai dengan 200 dari jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang menyelenggarakan kegiatan prak k
kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia berbasis kompetensi tertentu. Insen f pajak seper ini dikenal dengan is lah Super
Tax Deduc on Vokasi (membebankan biaya lebih dari yang dikeluarkan).
Ketentuan lebih lanjut pemberian insen f ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 128/PMK.10/2019 yang mengatur tata cara pemberian insen f. Dalam peraturan ini,
disebutkan bahwa DUDI perlu menggandeng mitra kegiatan vokasi dalam sebuah perjanjian kerja
sama. Adapun fokus kompetensi yang didorong, berdasarkan peraturan ini, melipu 12 jenis
kompetensi pada ngkat SMK/MAK, 2 8 jenis kompetensi pada ngkat Perguruan Tinggi
program diploma vokasi, serta 8 jenis kompetensi pada Balai a han Kerja. Ragam jenis
kompetensi ini mencakup berbagai sektor termasuk manufaktur, kesehatan, agribisnis, pariwisata,
industri krea
k f, ekonomi digital dan pekerja migran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penulisan dan penerbitan Buku Saku Super Tax Deduc on ini. Semoga Buku Saku ini dapat
memudahkan DUDI dalam memahami dan memanfaatkan fasilitas Super Tax Deduc on Vokasi,
serta semakin banyak pihak yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan dan pela han
vokasi untuk mewujudkan Indonesia Maju.
Direktur Jenderal
Perkenankan kami dalam kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih dan
penghargaan nggi kepada pemerintah terkait dengan kebijakan perpajakan dengan menerbitkan
peraturan tentang "Super Tax Deduc on", guna mendorong perusahaan dan industri swasta untuk
mengembangkan program-program pendidikan dan pela han vokasi dan program riset dan
pengemangan di perusahaan/industri di Indonesia, sehingga dapat mempercepat upaya untuk
meningkatkan kualitas dan ketrampilan serta daya saing SDM/tenaga kerja Indonesia, yang pada
gilirannya juga akan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja kita dan perekonomian Indonesia
pada umumnya.
umum
Sebagaimana kita ketahui bahwa pemerintah telah menargetkan Indonesia akan menjadi
salah satu negara maju pada tahun 2045. Selain itu, Indonesia akan mengalami bonus demografi
mulai tahun 2025, dimana jumlah usia produ f berkisar sekitar 270 juta jiwa atau 65% dari total
penduduk Indonesia. Bonus Demografi dengan jumlah usia produk f yang besar tersebut dapat
menjadi bencana apabila dak ditangani secara efisien, sis ma s dan masal, dengan
mempercepat pengembangan program-program pendidikan dan pela han vokasi dan
program-program riset dan pengembangan, dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing
SDM/tenga kerja Indonesia.
SDM
Sangat menggembirakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa
peraturan pemerintah untuk memberikan insen f bagi perusahaan/industri yang melakukan
kegiatan dibidang pendidikan dan pela han vokasi dan program riset dan pengembangan,
diantaranya adalah: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45/2019 yang mengatur "super
deduc on tax" Indonesia; Permen. Keuangan No. 128/PMK.010/2019, yang mengatur "Wajib
Pajak Badan yang mengeluarkan biaya prak k kerja, pemagangan atau pembelajaran untuk
pengembangan kompetensi tertentu", dimana pemerintah akan mengurangi penghasilan bruto
perusahaan hingga 200 persen dari biaya program vokasi yang dikeluarkan; dan Permen.
Keuangan No. 153/PMK.010/2020, yang mengatur Wajib Pajak Badan yang melakukan kegiatan
peneli an dan pengembangan, dimana pemerintah akan mengurangi penghasilan bruto
peruahaan paling nggi 300 persen dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan peneli an
dan pegembangannya.
Kadin sangat mengapresiasi dan mendukung kebijakan perpajakan pemerintah yang
memberikan insen f kepada perusahaan untuk mengembangkan program pendidikan dan
pela han vokasi dan program riset dan pengembangan. Kadin percaya bahwa apabila
peraturan-peraturan di atas dapat terlaksana dengan baik akan membantu pemerintah untuk
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, khususnya tenaga kerja Indonesia,
baik di pasar dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam hubungan ini, Kadin berharap agar
pemerintah segera mensosialisasikan secara luas kebijakan ini, sehingga dapat dipahami dan
dilaksanakan di ngkat
ngk perusahaan.
Terima kasih.
1
Pemerintah mendorong keterlibatan Dunia Usaha/Dunia
Industri dalam mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia
melalui kebijakan insen f perpajakan yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah epublik Indonesia Nomor Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 12 /PMK.010/2019 tentang
Me
Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto atas Penyelenggaraan
Kegiatan Prak k Kerja, Pemagangan, dan/atau Pembelajaran
dalam angka Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu.
2
Buku saku Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi ini ditujukan
untuk
Terkait dengan kendala regulasi pada implementasi kegiatan vokasi seper berkenaan
dengan usia siswa yang masih di bawah umur dan dak boleh diperkerjakan, maka
akan segera diterbitkan Peraturan Dirjen Pendidikan Vokasi untuk menjadi payung
hukum yang menetapkan bahwa keberadaan siswa pada kegiatan prak k kerja adalah
bagian dari kegiatan pendidikan vokasi.
3
Super Tax Deduc on adalah yang
diberikan oleh pemerintah bagi industri yang terlibat dalam
melaksanakan pada sesuai
dengan regulasi yang berlaku.
4
Kebijakan insen f Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi dapat
dimanfaatkan oleh ajib Pajak Badan Dalam Negeri, seper industri
atau pelaku usaha serta kegiatan lainnya yang sejenis yang
mengeluarkan biaya untuk menyelenggarakan
1. kegiatan prak k kerja
2. pemagangan, dan/atau
3. pembelajaran.
dalam rangka pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
yang berbasis kompetensi tertentu.
5
1. Siswa, pendidik, dan/atau tenaga kependidikan (staf pendukung dalam
penyelenggaraan pendidikan) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 1
3. Peserta pela han, instruktur, dan/atau tenaga kepela han (staf pendukung
dalam penyelenggaraan pela han) di Balai La han Kerja 2 dan/ atau
2 Definisi ini menga u pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja epublik Indonesia Nomor Kep-30/Men/1999 tentang
Pedoman Pembinaan Lembaga Pela han Kerja Swasta. Instruktur La han Kerja (ILK) adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi keterampilan dan atau keahlian tertentu sehingga mampu memberikan pela han kerja kepada peserta
pela han dalam bidang atau kejuruan tertentu. Tenaga Kepela han Lainnya (TKL) adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi yang mampu mengadministrasi pela han, pengelola atau manajer lembaga pela han, peren ana pela han,
penyelia pela han, pemasar program pela han, peran ang kurikulum pengelola sarana pela han, konsultan pela han
6
Kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh pihak yang ditugaskan oleh
ajib Pajak untuk mengajar di
1. Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan
2. Perguruan nggi Program Diploma pada pendidikan vokasi, dan/atau
3. Balai La han Kerja
7
Kurikulum disusun bersama Pembelajaran dari DUDI berbasis Peningkatan jumlah dan
dan berstandar DUDI yang pro ect based learnin untuk peran guru/pengajar/dosen
berfokus kepada penguatan mela h hard skill so skill, dan yang ahli di bidangnya dari
aspek so skills dan karakter karakter kesiapan kerja yang DUDI.
keberkerjaan. kuat.
iset terapan bermula dari Komitmen serapan lulusan Beasiswa atau Ikatan Dinas
kasus atau kebutuhan nyata oleh DUDI. dari DUDI untuk
di DUDI dan masyarakat siswa/mahasiswa serta
sebagai basis teachin donasi dari DUDI bagi
industr teachin actor pendidikan vokasi.
8
Pengurangan biaya pada Super ax Deduc on Kegiatan Vokasi terbagi menjadi dua tahap yaitu
9
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut
saat
pemanfaatan tambahan pengurangan penghasilan bruto dan
10
Tidak semua biaya yang dikeluarkan Wajib Pajak untuk kegiatan vokasi
akan mendapatkan fasilitas insen f Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi.
Pengaturan biaya yang mendapat fasilitas vokasi dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
:
Apabila terdapat pengeluaran biaya di luar sektor-sektor ataupun dak
ditujukan bagi peserta pada pendidikan atau ins tusi, maka atas pengeluaran
biaya tersebut dak dapat dimanfaatkan insen f Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi.
11
Se ara lebih terperin i, pengelompokkan biaya yang diperbolehkan
menjadi pengurang adalah sebagai berikut:
12
Biaya Rincian Keterangan
13
PT membuat Perjanjian Kerja Sama dengan S K A pada bulan September 2 1 , dan mulai
kegiatan prak k kerja dimulai sejak bulan ktober sampai dengan esember 2 1 selama
hari. Berikut ini adalah data-data PT :
i ai aa R
Berdasarkan data tersebut, maka pemanfaatan insen f dapat dilakukan dengan pembebanan
sebagai berikut
314.500.000,00
Sumber: irektur Peraturan Perpajakan , 2 2
14
37.500.000,00
25.000.000,00 x 90 hari/120 hari = 18.750.000,00 x 2
mesin = 37.500.000,00
Catatan:
24.000.000,00
32.000.000,00 = 24.000.000,00
100.000.000,00
20.000.000,00
10.000.000,00
30.000.000,00
10.000.000,00
231.500.000,00
ntuk memperjelas penghitungan Penghasilan Kena Pajak dengan menggunakan
skema Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi, berikut ini diberikan ilustrasi kasus pada
PT dengan menggunakan enam kondisi yang berbeda-beda.
16
17
18
ntuk mendapatkan insen f Super Tax Deduc on Kegiatan
Vokasi, khususnya tambahan pengurangan penghasilan
bruto 1 Wajib Pajak harus memenuhi beberapa
er yaratan a ini tra . amun jika hanya ingin
memanfaatkan eng rangan eng a i an r t yang
e e ar i a a tersebut yang se ara akuntansi
digunakan untuk enent an eng a i an net maka
a er e en i er e yaratan a ini tra .
19
Klik “da ar/masuk” pada oss.go.id/portal
Apabila Anda belum memiliki akun, dapat melakukan penda aran
akun/registrasi terlebih dahulu. Jika sudah melakukan registrasi, Anda dapat
masuk dengan menggunakan username dan password yang sudah teregistrasi.
20
Anda akan dialihkan kepada website yang berisi dokumen-dokumen persyaratan
yang harus dilengkapi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri, antara lain:
a) Data Pemohon
Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dapat menambahkan data kompetensi tertentu
dengan mengisi Form Kompetensi. Caranya dengan meng-klik pilihan “Tambah
Kompetensi” pada bagian “Kompetensi”. Setelah data diisi, data dapat disimpan
dengan meng-klik “Simpan”.
21
22
Apabila SS dak dapat atau belum siap digunakan maupun terjadi gangguan atau
e saat penggunaannya, pemberitahuan dapat dilakukan secara i e dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
23
Apabila Anda sudah memperoleh insen , terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan sebagai bentuk pertanggungja aban penerima insen , antara lain:
24
Tambahan penghasilan bruto dak dapat diberikan pada Wajib Pajak:
. Tidak membuat Perjanjian Kerja Sama.
. elakukan kegiatan yang dak sesuai dengan rencana kompetensi yang
diajarkan dalam Perjanjian Kerja Sama.
. Tidak menyampaikan pemberitahuan.
. Tidak menyampaikan laporan setelah berakhir jangka aktu atau menyampaikan
laporan, namun dak memenuhi ketentuan.
25
alaman udul o er
emuat in ormasi tentang nama ins tusi pendidikan dan program yang diajukan.
a ar si
ingkasan kseku f
arus memuat in sari proposal sebagaimana dijelaskan pada substansi Bab - .
endahuluan
a. encana trategis erguruan inggi embaga endidikan okasi
Bagian ini memuat in ormasi ringkas tentang rencana strategis pengembangan
ins tusi yang saat ini dijalankan dan dijadikan landasan untuk penyusunan
pengembangan unggulan spesi k program studi.
ndikator iner a
Bagian ini memuat indikator kinerja yang harus rele an dan atau merupakan
pengembangan dari indikator Program Kemitraan embaga pendidikan okasi dan
dunia industri.
26
ab ancangan ekanisme dan elaksanaan egiatan
Bagian ini berisi penjelasan tentang:
(i) organisasi pelaksana kegiatan, baik di ngkat ins tusi maupun di ngkat program
studi yang terlibat,
(ii) mekanisme koordinasi,
(iii) mekanisme monitoring dan e aluasi internal.
ab sulan rogram
a atar elakang
Penjelasan mengenai akar masalah yang telah berhasil diiden kasi pada pelaksanaan
Program Kemitraan.
c u uan
Penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan ini dan dampak yang
diharapkan.
f ndikator rogram
raian mengenai indikator kinerja yang akan dicapai dengan program ini. ndikator
kinerja merupakan alat ukur pencapaian tujuan ak itas.
g ad al elaksanaan
Pada bagian ini dijelaskan rincian jad al yang realis k dan logis sesuai dengan tahapan
pelaksanaan kegiatan sebagaimana diuraikan dalam mekanisme dan rancangan.
h eberlan utan
Pada bagian ini dijelaskan hasil Program Kemitraan dalam bentuk keberlanjutan
program, keman aatan dan kontribusi menjadikan program studi unggulan.
28
a. elah men ampaikan:
) Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh Badan untuk (dua) Tahun
Pajak terakhir dan
) SPT asa Pajak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk ( ga) asa
Pajak terakhir untuk Wajib Pajak Pusat dan atau Wajib Pajak Cabang
apabila ada.
ang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan telah menjadi ke a ibann a.
29
Pengajuan permohonan dapat diakses melalui laman
Direktorat enderal Pajak p djponline.pajak.go.id
30
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id
31
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id
32
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id
33
Permohonan secara manual dilakukan apabila Wajib Pajak
dak dapat menggunakan layanan/mengakses laman
situs web h ps://djponline.pajak.go.id
34
Pendidikan Vokasi sebagai salah satu pemangku kepen ngan dalam
pelaksanaan program kerjasama dengan industri dapat memberikan
dukungan se daknya melalui dua acara yaitu:
35
Apabila Wajib Pajak Badan Dalam Negeri telah memenuhi persyaratan berupa
Perjanjian Kerja Sama dengan ins tusi pendidikan vokasi dan dak mengalami rugi
fiskal, dapat memanfaatkan Coaching Clinic yang merupakan program dari
Kementerian Bidang Koordinator Perekonomian yang berkolaborasi dengan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian
serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), yang mendatangkan narasumber
serta coach dari Direktorat Jenderal Pajak. Pada Coaching Clinic, perusahaan akan
memperoleh informasi prosedur pemanfaatan Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi
mempe
pada Sesi Pleno Paparan Umum, dan Sesi Konsultasi online bagi masing-masing
perusahaan yang membutuhkan informasi lebih dalam tentang prosedur pemanfaatan
serta penghitungan manfaat/tax saving-nya. Dalam rangka menyesuaikan dengan
kondisi Coaching Clinic yang diselenggarakan secara daring, Surat Pemberitahuan dak
lagi menjadi prasyarat untuk dilaksanakan kegiatan tersebut.
Selain itu, Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dapat mengunjungi website oss.go.id.
untuk menghubungi admin mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi,
seper :
Konsultasi terkait OSS secara umum dapat menghubungi Call Center “Tanya OSSI”
atau menghubungi nomor BKPM di 0807 100 2576
Konsultasi tatap muka langsung BKPM dapat mengisi pada tautan berikut
h p://antrian.bkpm.go.id/penda aran/sercives/3509
Anda juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi dengan:
1) Menghubungi Kring Pajak dengan nomor 1500200
2) Mengakses secara langsung pada laman www.pengaduan.pajak.go.id
36
Kriteria pemeriksaan Wajib Pajak diatur dengan PMK tentang tata cara
pemeriksaan yang berlaku. Selama pengajuan STD dak diatur dalam hal
tersebut, maka fasilitas STD Wajib Pajak bukan menjadi alasan dilakukan/ dak
dilakukan audit. Namun demikian, Wajib Pajak harus tetap memperha kan
peraturan di Pasal 9 PMK No. 128/PMK.010/2019 terkait dengan kewenangan
DJP untuk dak memberikan fasilitas terhadap Wajib Pajak. Informasi lebih
lanjut bisa menghubungi Kring Pajak 1500200 atau mengunjungi laman
www.pengaduan.pajak.go.id atau menghubungi Layanan Konsultasi Pajak di
ww
BKPM.
37
Untuk kegiatan vokasi yang mendapatkan fasilitas hanya atas
kompetensi tertentu yang diatur di Lampiran A PMK No.
128/PMK.010/2019. Untuk sektor manufaktur perlu dipas kan
kompetensi tercantum dalam PMK tersebut dan jika termasuk, maka
perusahaan berhak mendapatkan fasilitas.
Subjek Pajak fasilitas Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi tercantum dalam
Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019. Selama
kompetensi yang diajukan sesuai dengan Lampiran A pada PMK No.
128/PMK.010/2019, maka perusahaan dapat mengajukan permohonan
fasilitas Super Tax Deduc on Kegiatan Vokasi.
38
Tidak perlu, Surat Keterangan Fiskal cukup diajukan pada saat awal
permohonan melalui OSS.
39
Permohonan dapat diajukan melalui OSS secara daring, dengan
mengunggah dokumen Perjanjian Kerja Sama, dan Surat Keterangan
Fiskal melalui OSS. Apabila permohonan melalui daring dak
dimungkinkan, maka permohonan dilakukan secara luring dengan format
permohonan pada Pasal 7 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019.
Tidak ada surat keputusan yang terbit. Informasi yang diberikan DJP
jika Wajib Pajak dapat memanfaatkan insen f Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi hanya diberikan melalui no fikasi OSS.
40
Perusahaan wajib memiliki PKS yang ditandatangani oleh Wajib Pajak dan ins tusi
yang ditunjuk sebagaimana diatur dalam PMK No. 128/PMK.010/2019. PKS
dibuat untuk se ap kegiatan dan dengan se ap ins tusi.
Agar dapat memanfaatkan fasilitas STD, maka PKS harus sesuai dengan Pasal 7
ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019 yang mengatur syarat minimal dokumen
PKS.
Semua MoU atau PKS dapat diajukan permohonan insen f Super Tax Deduc on
Kegiatan Vokasi dengan catatan PKS harus sudah sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (3) PMK No. 128/PMK.010/2019. Untuk
pengajuan insen f harus dilakukan per PKS, dak dapat dilakukan sekaligus.
Sejak tanggal persetujuan permohonan insen f ditetapkan oleh DJP melalui OSS.
41
Pada dasarnya filosofi insen f ini adalah untuk membantu pemerintah dalam
rangka menciptakan link and match antara dunia usaha/ kerja dengan dunia
pendidikan. Dari sisi Wajib Pajak, insen f ini ditujukan untuk memberikan
potongan pajak bagi perusahaan.
Dalam konteks di atas, jika yayasan sudah berdiri sendiri, berbadan hukum,
memiliki laporan keuangan komersial dan NPWP sendiri, maka yayasan tersebut
dianggap diberikan mandat oleh perusahaan untuk mempersiapkan Sumber
Daya Manusia yang dapat direkrut langsung oleh perusahaan. Selain itu, jika
yayasan tersebut merupakan en tas yang terpisah dari perusahaan, maka harus
ditentukan apakah PKS dibuat antara yayasan dengan pihak sekolah atau
perusahaan dengan pihak sekolah. Jika PKS dibuat antara yayasan dengan
sekolah, maka kegiatan kerja sama dak ada hubungannya dengan perusahaan,
se
namun bukan berar fasilitas ini dak dapat digunakan oleh yayasan. Dalam hal
ini, perlu diperha kan bahwa pihak yang mengajukan permohonan harus
memperha kan pelaksanaan kegiatan vokasinya. Kegiatan prak k kerja atau
magang harus dilakukan oleh Wajib Pajak di tempat usaha Wajib Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) PMK No. 128/PMK.010/2019.
Perorangan yang dak terikat hubungan kerja dengan pihak manapun harus
dikoordinasikan oleh instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan di Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, atau
Pemerintah Kabupaten/Kota.
42
Hal tersebut dak diperbolehkan karena dak sesuai dengan PMK No.
128/PMK.010/2019. PKS harus dibuat antara perusahaan dengan
instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan atau dengan Balai La han Kerja milik pemerintah.
43
Pada dasarnya, ser fikasi kompetensi bagi peserta maupun pendidik/pela h,
tenaga kependidikan, atau kepela han dan/ atau instruktur yang merupakan
peserta prak k kerja dan/ atau pemagangan harus dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan melakukan ser fikasi kompetensi sesuai peraturan
perundang-undangan. Jika Badan Ser fikasi yang dimaksud memenuhi
ketentuan tersebut, maka insen f ini dapat dimanfaatkan atas biaya tersebut.
Tidak perlu. Dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) dapat dicantumkan klausul PKS
yang menyatakan bahwa “kegiatan ser fikasi dilakukan oleh Badan Ser fikasi.”
Dengan demikian, biaya ser fikasi menjadi satu kesatuan dengan PKS.
Pada dasarnya untuk biaya yang dapat dibiayakan diatur jelas dalam Pasal 7 dan
Lampiran PMK No. 128/PMK.010/2019. Dalam hal ini, terdapat biaya yang
dapat sepenuhnya dibiayakan atau biaya yang hanya secara parsial dapat
dibiayakan. Sebagai contoh, untuk biaya listrik, harus dipisahkan mana biaya
listrik yang digunakan untuk kegiatan vokasi dan di luar kegiatan vokasi (misalnya
terkait dengan produksi perusahaan). Selain itu, salah satu contoh biaya yang
dapat sepenuhnya dibiayakan adalah biaya instruktur dan uang saku untuk
peserta magang.
44
Tidak ada masalah selama Wajib Pajak dapat membuk kan dalam
pelaporannya.
45
Proporsional penghitungan biaya hanya dapat diterapkan pada ak va
penunjang. Sebagai contoh adalah biaya listrik dan air. Biaya tersebut dihitung
berdasarkan biaya satuan yang logis. Pada akhirnya, biaya-biaya yang
disebutkan akan diperiksa pada saat pengajuan insen f dilakukan, apakah
sesuai dengan standar biaya pada umumnya dan bersifat logis.
Biaya tersebut dapat dimasukkan dalam biaya lain-lain, selama dalam jangka
waktu yang tercantum pada Perjanjian Kerja Sama (PKS). Apabila biaya
tersebut dikeluarkan di luar jangka waktu PKS, maka insen f ini dak dapat
dimanfaatkan atas biaya tersebut.
46
Ya, pelaporan dilakukan di kantor pajak setempat paling lama
bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan. Untuk dokumen
pendukung sebaiknya disimpan dan ditujukan pada saat pemeriksaan.
Tidak ada format laporan yang dapat diunduh. Wajib Pajak dapat
menyesuaikan format laporan sebagaimana diatur dalam PMK
No.128/PMK.010/2019.
47
Perkembangan dunia industri yang secara langsung berpengaruh
terhadap dibutuhkannya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas, menjadi salah satu urgensi adanya kebijakan Super Tax
Deduc on Kegiatan Vokasi. Kebijakan ini merupakan upaya pemerintah
dalam mens mulus perkembangan industri agar berperan dalam
pengembangan SDM di Indonesia, khususnya pada pendidikan vokasi
melalui berbagai program kegiatan prak k kerja, pemagangan, dan/
atau pembelajaran berbasis kompetensi tertentu. Oleh karena itu, bagi
industri yang ikut serta dalam pengembangan SDM tersebut akan
mendapatkan insen f pajak atas biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan program terkait.