Bab I - V
Bab I - V
SKRIPSI
NANA SARINDA
NIM : 09C10104122
Nana Sarinda Hubungan AntaraDukungan Orang Tua, Teman Sebaya dan Iklan
Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMA Negeri 1 Samatiga.
Dibawah bimbingan Baharuddin, SKM, M.Kes dan Maiza Duana, SKM.
Merokok merupakan masalah yang sangat sulit diselesaikan hingga saat ini. Pada
siswa SMA Negeri 1 Samatiga dengan jumlah siswa169 orang dengan siswi
berjumla 74 orang serta siswanya berjumlah 94 orang yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 66 orang dimana sebagiannya merokok
baik pada saat jam istirahat sekolah maupun jam pulang sekolah.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan anatara orang tua, teman sebaya
dan iklan merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga
Aceh Barat.
Popilasi berjumlah 66 dengan sampel dalam penelitian ini adalah 66 siswa SMA
Negeri 1 Samatiga Aceh Barat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan metode Total Sampling.
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 34 responden dukungan orang tuanya baik
61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya
tidak baik 68,8% merokok dengan peluang nilai OR 3,554. Dari 33 responden
yang teman sebayanya baik 69,7% tidak merokok, sedangkan dari 33 responden
yang temansebanya tidak baik 75,8% merokok dengan nilai OR7,188. Dari 36
responden yang iklan merokoknya baik 61,1% tidak merokok, sedangkan dari 30
responden yang iklan merokoknya tidak baik 70% merokok dengan nilai
OR7,3,667.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan semua variabel independen (orang tua,
teman sebaya, iklan merokok) mempunyai hubungan dengan perilaku merokok
dimana Pvalue < α (0,05).
Kepada SMA Negeri 1 Samatiga agar dapat mengadakan pendidikan khusus
tentang bahayanya merokok dan kepada siswi SMA Negeri 1 Samatiga agar lebih
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dengan menghindari
merokok.
Kata Kunci: Orang Tua, Teman Sebaya, Iklan Merokok dan Perilaku Merokok
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya Dan Iklan Merokok Dengan Perilaku
Merokok Pada Siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat”. Skripsi ini adalah
untuk memenuhi slah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Kesehatan
luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis inin
dalam menyusun skripsi ini dan kepada Ibu Maiza Duana, SKM, selaku
4. Kepada Ibu Marniati, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu
merokok bagi para siwa, dan peraturan tersebut tidak membuat para siswa
berhenti merokok namun ada saja yang merokok di luar perkarangan sekolah.
hubungan Anatara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya dan Iklan Rokok Dengan
perilaku merokok pada siswa SMA Negeri Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
sebaya dan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri
Barat.
mereka.
5) Faktor Farmokologis
sejak dihisap. Cara kerja bahan komplek. Pada dosis sama dengan yang
si suatu sisi tetapi juga relaksasi di sisi lainnya. Efek ini tergantung
bukan saja pada dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga pada
suasana hati (mood) dan situasi. Oleh karena itu bila kita sedang marah
atau bosan, bahan ini akan merangsang dan memacu semangat. Dalam
2.2 Rokok
2.2.1 Pengertian
Rokok adalah hasil olahan terbungkus yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok adalah silender dari kertas berukuran
2000).
5.1 Kesimpulan
dengan nilai Pvalue lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,025 dan nilai OR
3,554.
nilai Pvalue lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,001 dan nilai OR 3,554.
nilai Pvalue lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,023 dan nilai OR 3,554.
5.3 Saran
kesehatan.
tingginya.
DAFTAR PUSTAKA
tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapt menumbuhkan kanker.
Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan
pembalut rokok dan bahan organic lain yang terbakar(Pemerintah RI, 2003
kabon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang tidak
bewarna, zat yang mengikat hegmolobin dalam darah, membuat darah tidak
(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen(O2) dengan
adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenetik. Rokok
memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin, yang setah dibakar 25 persennya akan
masuk kedalam darah. Namun, jumlah kecil ini hanya menumbuhkan waktu 15
P Value = 0,023 ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang
signifikan antara iklan merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA
Dilihat dari nilai OR 3,667 maka dapat diartikan bahwa iklan merokok
yang baik memiliki peluang 4 kali tidak merokok dari pada ikalm merokoknya
tidak baik.
4.3 Pembahasan
dengan perilaku merokok terlihat dari hasil uji chi square di dapat nilai P Value =
0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hbungan yang
signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok pada siswa SMA
Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014 ini disebabkan orang tua yang
seseorang anak elihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya dan masih kurangnya
yang dibakar, dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir
bermacam-macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif dalam hal-
hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau.
orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui
sebagai orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat
sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah
satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku
remaja.pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang
kecenderungan semakin tinggi dukungan orang tua, maka semakin tinggi perilaku
siswa ditinjau dari dukungan orang tua. Pada dukungan orang tua tidak mendukung
dukungan orang tua kurang mendukung terdapat 12 responden dan memiliki perilaku
responden yang teman sebayanya tidak baik 75,8% merokok. Semakin banyak
temannya yang baik maka semakin banyak siswa yang tidak merokok begitu juga
pertemanan mereka ditunjuk harus memiliki perilku yang sama maka dari itu
banyak dari SMA Negeri 1 Samatiga siswanya merokok karena mengikuti teman
dan tidak dianggap keren jika tidak mengikuti teman yang merokok.
remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer socialization, dengan arah pengaruh
sebaya maka seorang remaja akan dituntut berperilau sama dengan kelompoknya,
sesui dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tdin, 2002).
persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin, dan ras.
merokok siswa ditinjau dari dukungan teman sebaya. Pada dukungan teman
responden yang iklan merokoknya baik 61,1% tidak merokok sedangkan dari 30
responden yang iklan merokoknya tidak baik 70% merokok. Di perkuat dengan
hasil uji chi square di dapat nilai P Value = 0,023 dan ini lebih kecil dari α= 0,05
sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara iklan merokok dengan perilaku
merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014. Iklan
dimasa sekarang ini sangatlah membuat konsumen tertarik iklan televisi misalnya
hampir sepanjang hari ditayangkan iklan merokok maka dari itu tidak ada batasan
bagi mereka untuk merokok karena ketertarikan terhadap iklan di Televisi yang
sebagai duatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut
per hari, dengan adanya tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan
melalui intnsitas merokok, waktu merokok, dan funsi merokok dalam kehidupan
ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan rokok
merokok siswa ditinjau dari dukungan iklan rokok . Pada dukungan iklan rokok
tidak mendukung perilaku merokok terbanyak adalah rendah dan sedang masing-
responden (19%).
Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut
a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai
uji“Pearson Chi-Square”
bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel
membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (Ho ditolak)
TINJAUAN PUSTAKA
sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok
yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara
yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Seperti halnya
perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor
terpengaruh oleh teman sebaya). Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku
sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai
6
7
tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari,
dengan adanya tambahan distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau
(Bustan, M.N., 2000) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari isapan
perokok atu asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active smoker) adalah orang
yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya
pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok (Pasive
Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.
Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap
perokok, terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok
aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
intensitas merokok membagi jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari, yaitu:
8
sering yaitu merokok lebih 31 batang tiap harinya dengan selang merokok
setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah
11-21 batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai bangun
sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur
pagi.
Menurut Tomkins cit Wismanto dan Sarwo (2007) ada 4 tipe perilaku
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Dalam hal ini dibagi
adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah
efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi
tetapi karena benar-benar sudah kebiasaan rutin. Pada tipe orang seperti ini
a) Tahap Preparatory
merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan, sehingga
b) Tahap Initiation
Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
disebabkan dari faktor dalam diri (internal) juga disebabkan faktor dari
lingkungan (eksternal).
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Merokok juga memberi image
yang dialami pada perkembangannya yaitu pada masa ketika mereka sedang
terhadap perilaku merokok remaja adalah keluarga atau orang tua, saudara
dalam hal-hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura
sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Pada masa ini
Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah satunya adalah pola
asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh
2) Teman Sebaya
3) Iklan Rokok
Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan media luar ruang
telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan
1) Faktor Psikologis
lepas dari kegelisahan dan juga untuk mendapatkan rasa percaya diri. Oleh
karena itu individu perokok yang bergaul dengan perokok lebih sulit untuk
2) Faktor Biologis
rokok.
13
1) Faktor Genetik
studi statistik tak dapat memberi perbedaan yang cukup besar antara
pribadi orang yang merokok dan yang tidak. Oleh karena itu tes-tes
observasi dilapangan.
minat belajar dan kurang patuh pada otoritas. Asosiasi ini sudah secara
14
minum teh dan kopi dan sering juga menggunakan obat termasuk
Banyak dari perilaku ini sesuai dengan sifat kepribadian extrovert dan
Dua teori yang paling masuk akal adalah bahwa merokok itu adalah suatu
adanya suatu rasa rendah diri yang tak nyata. Ahli lainnya berpendapat
merokok.
4) Faktor Sensorimotorik
sambil mengamati asap rokok, aroma, rasa dan juga bunyinya semua
mereka.
5) Faktor Farmakologis
Nikotin mencapai otak dalam waktu singkat, mungkin pada menit pertama
sejak dihisap. Cara kerja bahan ini sangat kompleks. Pada dosis sama dengan
yang didalam rokok, bahan ini dapat menimbulkan stimulasi dan rangsangan
di satu sisi tetapi juga relaksasi di sisi lainnya. Efek ini tergantung
bukan saja pada dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga pada
suasana hati (mood) dan situasi. Oleh karena itu bila kita sedang marah
atau bosan, bahan itu akan merangsang dan memacu semangat. Dalam
2.2 Rokok
2.2.1 Pengertian
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok adalah silinder dari
baku tembakau dan cengkeh hanyalah indonesia, dengan sebutan rokok kretek
menggunakan kertas, misalnya rokok kretek dan rokok putih, daun nipah, pelepah
tongkol jagung atau disebut rokok klobot, dan dengan tembakau sendiri disebut
rokok cerutu. Lapisan pembungkus rokok kretek dibuat dua lapis sehingga
lapisan luar tidak tembus oleh minyak cengkeh sehingga warna rokok tetap putih.
Rokok biasanya terdiri dari rokok dengan atau tanpa filter. Filter digunakan untuk
menyaring bahan-bahan yang berbahaya yang didalam asap rokok yang dihisap
2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok,
yaitu:
a. Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.
Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang
lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian
otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh
dalam waktu 15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI,
b. Tar
Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,
tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan kanker.
Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan
pembalut rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah RI, 2003
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang tidak
berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak
(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2) dengan
adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Rokok
memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin, yang setelah dibakar 25 persennya akan
masuk kedalam darah. Namun, jumlah kecil ini hanya membutuhkan waktu 15
delapan kali lebih besar terkena kanker dibandingkan mereka yang hidup sehat
yang mungkin saja tidak terjadi dalam waktu singkat namun memberikan perokok
1) Impotensi
2) Osteoporosis
Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen
lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80 persen lebih lama untuk
penyembuhan.
3) Pada Kehamilan
keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena karbon
4) Jantung koroner
5) Sistem Pernapasan
rokok untuk membunuh sel rambut getar (silia) di saluran pernapasan. Ini
adalah awal dari bronkitis, iritasi, batuk. Sedangkan untuk jangka panjang
bronkitis kronis.
Perilaku Merokok
Husen dalam Wismanto dan
Budi (2007)
1. Faktor psikologis
3. Faktor biologis
- Genetik
- Kepribadian
- Kejiwaan
- Sensorimotorik
- Farmakologis
Dari kerangka teori yang menjadi masalah perilaku merokok pada lokasi
penelitian adalah pengaruh dari orang tua, teman sebaya dan iklan merokok, maka
dari itu penulis mengambil orang tua, teman sebaya dan iklan merokok sebagai
Orang Tua
Iklan Merokok
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif Analitik dengan desain Cross
Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua,
teman sebaya dan iklan merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 dalam Notoatmodjo (2005)
apabila populasi kurang dari 100 maka tehnik dalam penentuan sampel
berdasarkan kelas :
21
22
Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak sekolah SMA
tersebut.
No Variabel Definisis Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Dukungan Sikap orang tua Wawancara Kuesioner 1. Baik > 50% Ordinal
Keluarga dan membimbing 2. Tidak baik <
serta dorongan 50%
orang tua kepada
siswa
2 Teman Perilaku teman Wawancara Kuesioner 1. Baik > 50% Ordinal
Sebaya siswa dan 2. Tidak baik <
pergaulannya 50%
23
2. Teman Sebaya
3. Iklan Merokok
4. Perilaku Merokok
1. Editing, yaitu : penulis memeriksa kembali data-data yang diperoleh baik dari
kesesuaian.
3. Transfering yaitu menyusun total nilai dari variabl –variabel penulisan yang
diberikan.
master tabel.
2001).
25
a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai
uji“Pearson Chi-Square”
bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel
membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (Ho ditolak)
dengan status sekolah Negeri yang beralamatkan di Jalan T. Daud Suak Timah,
berjumlah 37 tenaga pengajar dimana 33 orang (98%) berstatus PNS dan 4 orang
(2%) lagi berstatus guru honorer. Jumlah siswa pada tahun 2013/2014 berjumlah
152 siswa.
Menguasai Iptek”.
berikut:
26
27
sekolah
masalah keilmuan
budaya daerah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tangga 16-19 Mei 2014
Tabel 4.1 : Data Distribusi Dukungan Orang Tua Pada Siswa SMA Negeri 1
Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 34 51,5
2 Tidak Baik 32 48,5
Total 66 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)
28
baik sebanyak 34 (51,5%) dan dukungan orang tuanya tidak baik sebanyak 32
(48,5%).
Tabel 4.2 : Data Distribusi Teman sebaya Pada Siswa SMA Negeri 1
Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 33 50,0
2 Tidak Baik 33 50,0
Total 66 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)
sebaya baik sebanyak 33 (50%) dan teman sebayanya tidak baik sebanyak 33
(50%).
Tabel 4.3 : Data Distribusi Iklan merokok Pada Siswa SMA Negeri 1
Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 36 54,5
2 Tidak Baik 30 45,5
Total 66 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)
merokok baik sebanyak 36 (54,5%) dan iklan merokoknya tidak baik sebanyak 30
(45,5%).
Tabel 4.4 : Data Distribusi Perilaku merokok Pada Siswa SMA Negeri 1
Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Tidak Ada 31 47,0
2 Ada 35 53,0
Total 66 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)
29
(47%).
dependen. Penguji ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang
Tabel 4.5. Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Perilaku merokok Pada
Siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
Dukungan Keracunan Pestisida
Orang Tua Tidak ada Ada Total
n % n % n % P OR
Baik 21 61,8 13 38,2 34 100 0,025 3,554
Tidak baik 10 31,3 22 68,8 32 100 (1,284-9,840)
Jumlah 31 47,0 35 53,0 66 100
Sumber: data primer (diolah tahun 2014)
orang tuanya baik 21 (61,8%) tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang
dukungan orang tuanya tidak baik 22 (68,8%) merokok. Dari hasil uji chi square
di dapat nilai P Value = 0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga
terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku
merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
Dilihat dari nilai OR 3,554 maka dapat diartikan bahwa dukungan orang
tua yang baik memiliki peluang 4 kali tidak merokok dari pada dukungan orang
Tabel 4.6. Hubungan Teman sebaya dengan Perilaku merokok Pada Siswa
SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
Teman Keracunan Pestisida
sebaya Tidak ada Ada Total
n % n % n % P OR
Baik 23 69,7 10 30,3 33 100 0,001 7,188
Tidak baik 8 24,2 25 75,8 33 100 (2,420-21,347)
Jumlah 31 47,0 35 53,0 66 100
Sumber: data primer (diolah tahun 2014)
teman sebayanya tidak baik 25 (75,8%) merokok. Dari hasil uji chi square di
dapat nilai P Value = 0,001 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya
hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan perilaku merokok pada
Dilihat dari nilai OR 7,188 maka dapat diartikan bahwa teman sebaya yang
baik memiliki peluang 7 kali tidak merokok dari pada teman sebayanya tidak baik.
Tabel 4.7. Hubungan Iklan rokok dengan Perilaku merokok Pada Siswa
SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.
Iklan rokok Keracunan Pestisida
Tidak ada Ada Total
n % n % n % P OR
Baik 22 61,1 14 38,9 36 100 0,023 3,667
Tidak baik 9 30,0 21 70,0 30 100 (1,310-10,260)
Jumlah 31 47,0 35 53,0 66 100
Sumber: data primer (diolah tahun 2014)
Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 36 responden yang iklan rokoknya
baik 22 (61,1%) tidak merokok sedangkan dari 30 responden yang iklan rokoknya
tidak baik 21 (70%) merokok. Dari hasil uji chi P Value = 0,023 ini lebih kecil
31
dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan antara iklan merokok
dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun
2014.
Dilihat dari nilai OR 3,667 maka dapat diartikan bahwa iklan merokok
yang baik memiliki peluang 4 kali tidak merokok dari pada ikalm merokoknya
tidak baik.
4.3 Pembahasan
dengan perilaku merokok terlihat dari hasil uji chi square di dapat nilai P Value =
0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hbungan yang
signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok pada siswa SMA
Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014 ini disebabkan orang tua yang
seseorang anak elihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya dan masih kurangnya
sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok
yang dibakar, dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir
bermacam-macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif dalam hal-
hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau.
orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui
sebagai orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat
sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah
satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku
remaja.pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang
kecenderungan semakin tinggi dukungan orang tua, maka semakin tinggi perilaku
siswa ditinjau dari dukungan orang tua. Pada dukungan orang tua tidak mendukung
dukungan orang tua kurang mendukung terdapat 12 responden dan memiliki perilaku
responden yang teman sebayanya tidak baik 75,8% merokok. Semakin banyak
33
temannya yang baik maka semakin banyak siswa yang tidak merokok begitu juga
pertemanan mereka ditunjuk harus memiliki perilku yang sama maka dari itu
banyak dari SMA Negeri 1 Samatiga siswanya merokok karena mengikuti teman
dan tidak dianggap keren jika tidak mengikuti teman yang merokok.
remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer socialization, dengan arah pengaruh
sebaya maka seorang remaja akan dituntut berperilau sama dengan kelompoknya,
sesui dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tdin, 2002).
persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin, dan ras.
merokok siswa ditinjau dari dukungan teman sebaya. Pada dukungan teman
responden yang iklan merokoknya baik 61,1% tidak merokok sedangkan dari 30
responden yang iklan merokoknya tidak baik 70% merokok. Di perkuat dengan
hasil uji chi square di dapat nilai P Value = 0,023 dan ini lebih kecil dari α= 0,05
sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara iklan merokok dengan perilaku
merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014. Iklan
dimasa sekarang ini sangatlah membuat konsumen tertarik iklan televisi misalnya
hampir sepanjang hari ditayangkan iklan merokok maka dari itu tidak ada batasan
bagi mereka untuk merokok karena ketertarikan terhadap iklan di Televisi yang
sebagai duatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut
per hari, dengan adanya tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan
melalui intnsitas merokok, waktu merokok, dan funsi merokok dalam kehidupan
ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan rokok
merokok siswa ditinjau dari dukungan iklan rokok . Pada dukungan iklan rokok
tidak mendukung perilaku merokok terbanyak adalah rendah dan sedang masing-
responden (19%).
36
BAB V
5.1 Kesimpulan
dengan nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,025 dan nilai OR
3,554.
nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,001 dan nilai OR 3,554.
nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,023 dan nilai OR 3,554.
5.3 Saran
kesehatan.
tingginya.
36